It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Sudah ngantuk Yo" tanya Mas Rudy pada ku
"Belum mas" jawab ku "Mas kalau sudah mengantuk tidur saja duluan"
"Mas juga belum mengantuk"
"Mas boleh aku tanya sesuatu"
"Apa Yo, tanya aja tidak ada lagi yang mas sembunyikan dari Priyo"
"Orang tua mas sudah tau kalau mas gay"
"Mungkin"
"Loh kok gitu mas" tanya ku heran
Ia diam sebentar "Mas sudah tidak tinggal dengan mereka, sejak mereka bercerai dua belas tahun yang lalu"
"Mas tinggal sendiri Yo, sejak mas masuk universitas"
"Lalu yang membiayai kuliah mas siapa"
"Ya mas sendiri lah, mas sempat jadi pedagang asongan di kereta, jadi tukang parkir, jadi kurir surat, macem macem lah, yang penting mas bisa biayain kuliah mas, buat bayar kontrakan, makan dan sisa nya di tabung"
"Tidak menggangu waktu kuliah mas"
"Nga lah, mas kan ngambil kelas khusus karyawan, jadi kuliah nya cuma sabtu dan minggu"
"Nga cape mas" tanya ku sambil tiduran
Ia lalu menyandarkan tubuh nya ke sandaran kursi yang sedang ia duduki
"Mas Kok sekarang mas bisa punya perusahaan sendiri sampai punya ratusan karyawan"
"Awal nya sih tidak seperti sekarang Yo, mas cuma dagang kecil kecilan, ada untung sedikit mas tabung, tapi sering nya sih tabungan nya mas jebol lagi, kalau ada keperluan dadakan" kata nya sambil tertawa kecil
"Dan untung lah mas di pertemukan dengan insan insan yang luar biasa, saat mas kuliah"
Aku mencoba mencerna cerita Mas Rudy, dengan seksama tentu nya
"Saat waktu luang sebelum atau sesudah kuliah, kami sempatkan waktu buat diskusi menggali potensi bisnis yang menguntungkan, bukan sededar mencari keuntungan pribadi, tapi juga bisnis yang bisa menciptakan lapangan kerja"
"Itu ada campur tangan dari keluarga mas" tanya ku
"Sama sekali nga ada"
"Wah aku salut dengan mas, aku jadi tambah semangat buat menjalani hidup" kata ku sambil tersenyum
"Tapi mas masih ketemu orang tua mas"
"Perasaan mas pada ke dua orang tua mas apa sekarang"
"Biasa saja, mas nga punya rasa apa apa"
"Pernah nga mas punya perasaan rindu pada mereka berdua, pengen ketemu gitu"
"Kaya nya nga pernah tuh, mereka juga nga pernah menanyakan kabar mas, mungkin mereka juga sudah bahagia dengan keluarga baru mereka"
"Mas jangan marah yah" kata ku "kalau boleh tau mengapa mereka bisa bercerai"
Aku lalu mulai membayangkan kejadian yang terjadi di rumah Mas Rudy
"Yo, kenapa kok kamu bengong begitu nanti mulut kamu kemasukan buaya loh"
"Mas anak nomor dua dari tiga bersaudara"
"Saudara mas yang lain ikut siapa mas"
"Mereka semua ikut mama"
"Oh" hanya itu suara yang keluar dari dalam mulut ku
"Udah ah, kita cari topik yang lain aja ya, cape ngomongin keluarga terus" kata nya, kemudian Mas Rudi minum air mineral botolan
"Oke bos" kata ku
"Hayo, martabak nya masih setengah tuh, ayo habiskan sekarang" kata Mas Rudy
"Ah males mas, aku sudah sangat kenyang" kata ku
"Siap, siap ngapain mas" tanya ku pura pura bego
"Siap di hukum ya, sini bibir nya mas cium" kata nya sambil memonyongkan bibir nya
"Cium doang, siapa takut"
"Bener nih" kata mas Rudy
"Lah kan mas yang buat peraturan nya"
"Ikhlas nga kalo mas cium bibir nya"
"Ikhlas mas, dunia akhirat" jawab ku, aku kemudian mendekatkan kepala ku kepinggir ranjang di mana Mas Rudy berada, lalu aku tutup ke dua mata ku, aku sedikit grogi
Mas Rudy memegang belakang kepala ku lembut, aku bisa merasakan hangat nya nafas nya dan perlahan bibir kami saling bersentuhan ,ia melumat bibir ku
Mendadak aku mencium bau nikotin di bibir dan nafas nya
Huek, jadi hilang semangat ku, dan seperti nya dia tau aku kehilangan selera, dalam hitungan detik aku segera dorong kepala nya menjauh, dan aku juga menarik kepala ku
"Kenapa Yo, ada yang salah"
"Maaf mas, aku kurang suka dengan bau mulut mas, maaf ya mas, jangan tersinggung" kata ku, sedikit cemas
"Oh, nga papa, memang mas belum gosok gigi setelah makan siang tadi, bau ya ?
"Bukan bau itu mas, aku nga suka bau bekas asap rokok yang masih tersisa di nafas dan mulut mas"
"Begitu ya"
"Iya mas, bukan nya aku nga suka sama orang yang merokok, tapi tadi sumpah aku eneg banget, pengen muntah, lagian mas pake ngerokok segala" kata ku "Oh iya mas kan banyak uang" kata ku
"Bukan begitu yo" kata mas Rudy "Mas udah kecanduan, jadi susah buat menghentikan kebiasaan itu"
"Terserah mas deh" kata ku
"Iya deh, nanti kalau mas mau nyium Priyo, mas sikat gigi dulu, kalo perlu mas bawa obat kumur"
"Hei siapa juga yang mau di cium lagi sama mas" kata ku, pada hal dalam hati, sangat mengharap
"bener nga mau lagi"
"Bener, aku kapok, abis mulut mas bau kaya comberan" kata ku sambil tertawa
"Lah yang bilang mulut aku wangi siapa" tanya ku "Orang aku belum gosok gigi dari tadi pagi sih, salah sendiri minta cium sama orang sakit"
"Apa ? " kata mas Rudy "Nga papa deh mas suka bau nya" ia kemudian tertawa
"ih mas jorok"
"Biarin jorok, yang penting ganteng" kata nya kepedean
"Mas aku mau martabak nya dong, tolong ambilin" kata ku "Laper lagi nih, abis mas ngajakin ngerumpi melulu"
"Loh barusan bukan nya Priyo bilang udah kenyang"