It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
mn ni mikinya, kebo blm terpuruk ya?
Mau bikin blog?boleh juga tuh..tp jgn lupa update disini Ɣ∂..
Tidak henti-hentinya gue ketukkan sol sepatu gue keatas aspal. Gue lihat kekanan-kekiri. Lagi kenangan hari itu timbul dibenak gue. Kenangan penyesalan yang kemudian membawa gue hari ini.
Gue lihat jam tangan gue waktu sudah menunjukkan jam empat kurang lima belas. Sekali lagi gue melihat kekanan-kekiri untuk memastikan sosok yang sudah gue tunggu hampir sejam datang, tapi sayangnya bukan seperti yang gue harapkan justru sesosok badan tinggi besar yang muncul. Gue menghela napas dalam.
Gue perhatikan sosok tinggi besar itu. Rasanya gue mengenal sosok itu. Gue berusaha mengingat siapa orang itu. Bohlam dikepala gue menyala, ya gue tahu siapa orang itu, dia adalah Gugun kakaknya Noval.
Kenapa kak Gugun ada disini dan dari wajahnya terlihat sekali dia sedang marah besar. Gue mereguk ludah. Kak Gugun menatap gue tajam dan dia melangkah dengan cepatnya menuju gue. Gue punya firasat buruk.
Gue tersenyum simpul kepada kak Gugun dan bermaksud menyapa, "Ha-"
Sebuah tinju melayang tepat kewajah gue. Gue terpental kebelakang cukup jauh. Pipi gue terasa sakit dan pandangan gue mengabur. Disaat gue berusaha berdiri, tapi sebelum gue berhasil kak Gugun mencengkeram kerah baju gue dan ditariklah badan gue.
"Bangsat, enggak cukup elo nyakitin Tiara," Ucap kak Gugun bengis. "Apa yang elo mau dari Tiara sekarang huh? Kalau lo mau masih hidup tinggalin Tiara sekarang juga."
Gue pegang tangan kak Gugun untuk melepaskan pegangannya dari kerah baju gue.
"Kenapa? gak bisa ngomong lo sekarang."
"Urusannya sama kakak apa?"
"Mau tahu lo? ok," Kak Gugun mengangkat tangannya dan mengepalkannya.
Gue pejamkan mata gue..., "Kak jangan!!!" Teriak seseorang.
Gue buka sebelah mata dan gue melihat Tiara yang berlari kearah gue. Gue bisa bernapas lega.
Tiara menarik kak Gugun. "Kak cukup!"
"Tapi Tiara-"
"Gak ada tapi-tapi, Tiarakan udah bilang Tiara akan selesaikan semuanya dengan Kebo, so kak Gugun tolong dong percaya sama Tiara."
Kak Gugun ragu-ragu untuk sesaat, tapi akhirnya dia lepaskan juga genggamannya meskipun dia melepaskannya dengan kasar, mau gak mau gue terjatuh keras.
"Ok, tapi kalau kamu kenapa-kenapa panggil aku secepatnya. Aku tunggu disana." Kak Gugun berjalan menjauhi gue dan Tiara.
"Pasti sakit banget tuh," Ucap Tiara sembari membantu gue berdiri.
"Apa masih perlu ditanya?" Jawab gue ketus.
"Hehe..., sorry." Tiara membantu gue berjalan menuju bangku taman terdekat.
Dengan susah payah gue berhasil duduk. "Kak Gugun kenapa sih?" Gue melihat kearah kak Gugun yang berdiri tak terlalu jauh sambil menatap gue tajam.
"Hmm..., gak cuma khawatir doang. Lumayan nih bakal bengkak, sampai rumah dikompres Bo," Tiara menyentuh pipi gue.
"Issshhhh..., sakit Tiara," Desis gue.
"Sorry,"
"Khawatir soal apa?"
"Soal aku."
Gue menaikkan alis sebelah, "Kenapa kak Gugun khawatir soal kamu?"
Tiara menghela napas, "Dia khawatir kalau-kalau kamu nyakitin aku lagi, lebih dari yang sudah kamu lakukan."
Gue mengkerutkan dahi.
"Kamu ngajak aku kesini karena ada yang mau kamu omonginkan?"
Gue mengangguk pelan.
"Ya udah sekarang ngomong."
Sebelum kemari gue sudah mempersiapkan kata-kata yang gue rangkai supaya Tiara memaafkan gue, tapi sekarang kata-kata itu menguap entah kemana. Yang tertinggal sekarang hanya rasa sesak didada gue.
Andai gue bukan pengecut, andai gue jujur, andai gue gak pernah menyeret-nyeret Tiara kedalam permasalahan gue....
"Eh, Bo? Kamu kok nangis?"
Gue nangis? Gue menyadari pelupuk mata gue berair. "Gak tahu Tiara, mungkin karena aku banyak dosa terutama sama kamu."
"Iya emang. Baru nyadar?"
"Tiara, aku serius."
"Iya, aku juga serius. Kamu bohongkan soal kamu suka sama aku," Jantung gue berdegup kencang. "Dan sebenarnya ada orang lain yang kamu suka. Terus hari ini kamu mau putusin akukan?"
Gue terdiam. "Kamu tahu?" Tanya gue pelan.
Tiara menghela napas, "Bolehlah orang bilang aku cewek super, tomboy, gak feminim dan lain sebagainya, tapi yang orang-orang lupa aku ini cewek tulen. Sebagai seorang cewek sudah pasti aku punya insting yang tinggi apalagi kalau udah berhubungan dengan cowok yang aku suka."
"Jujur aku suka dan sayang banget sama kamu Kebo sejak kita SMP. Sewaktu kamu ngedeketin aku dan menyatakan cinta jujur aku kaget bercampur senang, tapi jauh didalam benak gue, gue meragukan kejujuran kamu."
Gue tertunduk lesu.
"Tapi aku yang sudah kepalang dimabuk cinta gak sama sekali mempedulikan suara hati aku yang berkata 'jangan Tiara', sampai akhirnya aku dibuat kecewa oleh kenyataan."
"Maaf Tiara," Pinta gue lirih.
"Lo pikir kata maaf bakal ngurangin rasa sakit gue?"
Gue terdiam.
"Kata maaf gak akan mengobati rasa sakit yang gue rasain, tapi yang gue butuh sekarang kejujuran lo Bo. Gue butuh tahu apa yang elo rasakan sebenar-benarnya supaya gue mengerti alasan kenapa elo sampai tega berbuat begini sama gue, lalu gue bisa move on."
Gue terdiam sejenak, merenungi kata-kata Tiara. Kejujuran hanya cara satu-satunya gue untuk memperbaiki segalanya. Gue menghela napas panjang. "Kamu benar Tiara aku menyukai orang lain, tapi persoalannya cinta gue itu gak mungkin."
"Gak mungkin kenapa?"
"Gak mungkin karena akan akan ada banyak batas kewajaran yang akan gue lewati kalau sampai gue menyatakan perasaan gue. Gue terlalu sayang sama dia untuk menyeret dia kedalam kubangan yang sama. Dia terlalu berharga buat gue. Dia bagaikan pelangi buat gue, mewarnai hidup gue yang hanya hitam putih."
"Terus untuk itu lo berbuat begini."
Gue mengangguk pelan. "Gue hanya ingin melindungi dia Tiara. Hanya itu."
"Terus apa yang udah lo dapet sekarang?"
"Penyesalan dan gue kehilangan dia Tiara," Gue udah gak bisa membendung segalanya. Airmata gue berderai dengan derasnya tanpa tahu cara menghentikannya.
Tiara merangkul gue dan mendekatkan kepala gue kepundaknya. "Mencintai seseorang memang berat, tapi lebih berat lagi kalau kita melepaskan rasa itu begitu saja tanpa memperjuangkannya."
Tangis gue semakin meledak.
"Kebo, gue udah memaafkan lo jauh sebelum lo mengucapkannya karena gue terlalu mencintai lo, tapi kalau lo masih bersikeras meminta maaf sebagai balasannya lo raih cinta lo itu, karena buat gue kebahagiaan lo adalah kebahagiaan gue juga."
Gue peluk erat tubuh mungil Tiara. Ditubuh mungil ini terdapat jiwa yang mampu menerangkan kegelapan. "Terima kasih Tiara."
"Sama-sama, jadi sekarang apa rencana lo?"
Gue menggeleng-gelengkan kepala.
"What's?!" Tiara melepaskan pelukan gue. "Ah bener banget lo sih jadi cowok terlalu, setelah semua ini lo gak ada rencana sama sekali?"
"Bukannya gue gak ada rencana, tapi dia benar-benar menutup jalan bagi gue buat ketemu dia."
"Gitu yah," Ucap Tiara menerawang, lalu melihat kearah Kak Gugun.
Gue mengikuti Tiara. "Tiara, hubungan kak Gugun sama lo apa?" Tanya gue penasaran.
"Dia suka gue," Jawab Tiara ringan.
"Eh?"
"Iya, dia ngedeketin gue dan gak lama akhirnya dia nembak gue."
"Sejak kapan?" Tanya gue gak percaya.
"Udah lama, gak penting juga lo tahu."
"Gak penting gimana? guekan pacar lo," Ucap gue sewot.
Tiara menatap gue aneh. "Mantan," ucap Tiara datar.
"Eh..., iya-iya mantan." Gue salah tingkah.
"Sejak kapan? Kalau gue gak salah inget sejak kompetisi basket tahun lalu. Dia yang samperin gue duluan karena dia bilang dia suka permainan gue dan sejak saat itu kak Gugun jadi mentor gue sekaligus tempat curhat gue."
"Jadi lo cerita semuanya kedia?"
"Iya hampir semuanya."
"Pantesan aja gue kena bogem mentah," Gue mengelus pelan pipi gue yang masih terasa ngilu.
"Haha..., tapi emang bajingan tengik kayak lo emang kudu digituin," Tiara tertawa lepas.
"Sialan lo." Gue manyun.
"Ok deh..., gue musti pulang sekarang kalo enggak nyokap gue mulai dah khotbahnya."
"Emang masih?"
"Masih, malah lebih parah setelah gue pacaran sama lo."
Gue tertawa puas mengingat nyokapnya Tiara yang suka cerewet ngelihat penampilan Tiara yang sama sekali gak kayak cewek.
"Puas lo ketawain gue sekarang, tapi jangan mewek kalau udah ketemu Miki."
Dalam sekejap tawa gue berhenti.
Tiara tersenyum nakal, "Mungkin hari ini atau besok gue akan kirim lo malaikat. Kalau lo udah ketemu Miki salam dari Princess," Tiara mengerlingkan matanya.
Princess? Gue membelalakkan matanya.
"Haha..., baru inget lo? Ok, Prince sampai ketemu lagi besok sekarang gue harus nemuin Knight gue dan menjawab perasaannya," Gue duduk membeku. "Tenang rahasia lo aman sama gue karena kebahagian lo kebahagiaan gue juga," Tiara mengecup kening gue, lalu berlari menuju kak Gugun.
Gue menatap lama punggung Tiara yang kemudian menghilang. Aneh, rahasia gue terkuak, tapi gue merasakan kedamaian. Diwajah gue tersulam senyum simpul.
Terima kasih Princess.
Salam kenal @xchoco_monsterx, keep the story flow naturally ok?
I'm your new reader, follower, fans and what so ever you call it..
Nice to now your story, even I'm a late comers..
In a night I read it from the 1st page till this page..
Ampe kerjaan gw yang mau gw beresin ga jg gw sentuh.. hahaha..
And once again, nice to know you, this story..
@pokemon teganya dirimu
harusnya kebo mengaku dirinya dedemit kali yah?
@abadi37 & @secretrahasia terima kasih udah mampir dan membaca >:D<
@rulli arto masih lama akhirnya jd yg sabar yah B-)
@freakymonster58 sama-sama, n ok
@yunjaedaughter kalo keluarnya sih udah dari dua hari yang lalu, masih didalam kota juga ya cuma gitu susyah ngapdet euy. Oh iya ok makasih, choco jg mikirnya nanti kok abis ini selesai (tahu deh kapan selesainya hehe)
aw...aw...aw thank you @loud_boy43 sudah berkenan meluangkan waktunya untuk membaca lapak ini yang sangat berantakan nan acak kadul.
And nice to know you too, really happy too add one more friend, I hope you'll enjoy the ride and have a blast experience(bener kagak tuh bahasa inggris gw #-o )
p.s: beresin atuh kerjaannya bisa gaswat kalo kerjaannya gak beres gara2 miki sama kebo, makanya biar semangat kerjanya choco kasih ciuman deh
cmungudh cmungudh ea
hahaha..
malah bikin hati ga tenang buat nyelesaiin kerjaan..
mending tidur aja deh, hehe..
masih ada hari esok buat jadi kerja rodi jadi kuli..
ea kk, semangka
chibi...chibi...
haha jd kangen lapaknya @marmoet99 tapi enggak choco kamu harus kuat dari para chibi ok deh kk met mimpi indah ea