It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Nah itu ada di part selanjutnya Ki....Sabar ya...
Iya Nih...sekalian jalan-jalan ke Prague.
Bentar lagi mau di upload part 24 nya
Terimakasih.... ">
Bentar lagi mau di upload part 24
Siap.....
Agam kayaknya cinta banget sama Reskha...
Pendek-pendek sih ceritanya, tapi mau di upload lagi loh....
Heheheheh...
Waduh....lempar-lempar tusuk konde kalau gitu.
Nah...Andi bakal kasih restu atau ngga, ada di part selanjutnya
Selamat siang all Readers.... Selamat makan siang juga.
Moga-moga part 24 bisa menambah semangat makan siangnya..
Amin....(Dapat pahala euy authornya, hehehehehe....)
Hari ini adalah ulang tahun Reskha.
Setelah selesai kuliah aku menyempatkan diriku untuk membelikan sebuah jam tangan yang kubeli di salah satu toko jam yang berada di jalan Prof. Dr. Ir. Herman Yohannes.
Untuk membukus kadonya, aku hanya berjalan kaki beberapa langkah menuju jalan Sagan. Tokonya bernama Kadoku yang memberikan jasa pembukusan kado dengan kertas-kertas yang sangat unik.
Kupilih bungkus kado berwarna kuning dengan lilitan pita yang disimpul di tengah mirip sebuah bunga mawar.
Aku memilih warna kuning karena mempunyai arti muda, gembira dan imajinasi. Selain itu juga, warna kuning merupakan warna persahabatan. Aku ingin Reskha menjadi seseorang yang bisa mendapingiku selamanya.
Saatnya untuk menjemput Reskha dari kosnya. Kulajukan mobilku menuju jalan Parangtritis melewati jalan Sutomo kemudian berbelok ke kanan menuju jalan Sultan Agung.
Walaupun jalanan di Jogjakarta tidak terlalu besar seperti di Jakarta, namun sangat jarang terjadi kemacetan yang parah. Sehingga aku hanya membutuhkan waktu 20 menit sudah tiba di depan kos Reskha.
Setelah kuhubungi dia melalui ponselku, beberapa saat kemudian Reskha keluar dari mulut jalan kecil yang mengarah menuju kos nya.
“Selamat ulang tahun ya Kha…”
“Makasih ya Mas Agam…”
“Mas Agam mau makan dimana ?”
“Saya yang bayar ya…Tapi jangan yang mahal-mahal Mas…”
“Loe maunya dimana Kha ?”
“Emmmm….dimana ya Mas…?”
“Mas Agam suka makanan vegetarian ngga ?”
“Memangnya ada di sini Kha ?”
“Ada Mas, di jalan Prawirotaman.”
“Namanya Milas Resto.”
“Saya pernah sekali makan di situ.”
“Ok deh….gue ngikut aja.”
“Loe yang kasih arahan jalan ya…”
“Iya Mas….”
Kemudian kulajukan mobilku menuju jalan Parangtritis, dan Reskha menyuruhku berbelok ke kanan, menuju jalan Prawirotaman IV. Tidak jauh lokasinya dari kos nya Reskkha. Setelah mobilku terparkir, aku dan Reskha beranjak dari mobil menuju Milas Resto.
Dari luar hanya terlihat sebuah benteng yang tidak begitu terawat, namun setelah memasuki resto ini, terdapat gazebo-gazebo di tengah taman yang sangat indah dan terawat.
Jika dilihat dari tempatnya, aku tidak yakin kalau tempat ini menjual makanan dan minuman yang murah, tetapi dugaanku salah. Harga makanan dan minuman yang paling mahalpun hanya di bandrol tidak lebih dari 20ribu rupiah saja.
Memang benar apa yang dikatakan Reskha, menu di resto ini hanya menyajikan berbagai macam makanan yang bebas dari daging dan dimasak hanya dari bahan-bahan organik saja.
“Kha…loe yang pesan aja ya…”
“Mas Agam ngga suka ya…”
“Suka semua Kha, tapi ini kan ulang tahun loe.”
“Jadi harus loe sendiri yang pesan.”
“Iya Mas…”
Reskha memesan Milas vegie curry dan nasi briyani, untuk minumannya dia memesan 2 gelas orange jus.
Tidak beberapa lama, pesanan kami sudah terhidang di meja makan.
“Kha…ini porsinya ngga salah ?”
“Kenapa memangnya Mas ?”
“Satu porsi bisa makan untuk berdua. Besar banget.”
“Iya Mas…Murah lagi harganya.”
“Loe tau ngga singkatan dari Milas ?”
“Gue tadi baru baca di menunya.”
“Emmmm…..”
“Ngga tau Mas.”
“Saya ngga baca.”
“Milas itu singkatan dari Mimpi Lama Sekali.”
“Hehehehhe…”
“Yang bener Mas, kok lucu singkatannya.”
“Beneran Kha…”
“Tapi gue sendiri ngga ngerti maksud dari singkatan itu.”
“Loe pinter banget cari tempat untuk makan Kha..”
“Hehehehe….Ini juga kebetulan aja Mas…”
“Yuk Mas….kita makan.”
“Eh tunggu dulu.”
“Gue bawa mie panjang umur.”
“Loe harus makan dulu mie nya.”
“Haa…..Saya baru denger ada mie panjang umur.”
“Hehehehe…cuma mitos aja Kha.”
“Tapi biasanya kalau ulang tahun, harus ada mie panjang umurnya.”
“Ini juga gue bawain kado buat loe.”
“Asikk…asikk…”
“Eh…saya jadi ngga enak sama Mas Agam.”
“Kenapa memangnya Kha..?”
“Saya ngerepotin Mas Agam melulu.”
“Mestinya Mas Agam ngga usah bawa apa-apa buat saya.”
“Tapi loe seneng kan gue beliin kado.”
“Emmmm…..”
“Seneng banget Mas…”
“Seumur-umur saya belum pernah terima kado ulang tahun.”
“Yang bener Kha ?”
“Masa dari orangtuamu ngga pernah kasih.”
“Kalau di rumahku, ngga ada tradisi ulang tahun Mas…”
“Paling kita syukuran kecil-kecilan aja.”
“Semenjak saya jalan dengan Mas Agam, banyak hal baru yang saya temuin.”
“Saya seneng banget Mas…”
“Makasih ya Mas Agam…”
Aku takjub juga, ternyata ini merupakan kado ulang tahun pertama yang dia terima.
“Mas Agam….Bungkusnya bagus banget.”
“Saya ngga tega untuk buka bungkusnya.”
“Tapi saya mau liat isinya.”
“Masa gue disuruh telanjang di sini Kha ?”
“Eh kalau yang itu mau juga Mas…”
“Hehehehe…”
“Iya, ntar ya.”
“Tapi sekarang buka dulu kadonya.”
“Moga-moga loe suka isinya Kha…”
“Iya Mas….”
“Saya buka ya…”
Reskha kemudian membuka perlahan-lahan bungkus kado pemberianku.
Matanya berbinar-binar ketika mengetahui isi dari bungkusan tadi.
“Mas Agam…Kadonya saya suka banget.”
“Dari dulu saya sudah pengen beli jam tangan.”
“Tapi susah banget ngumpulin uangnya.”
“Loe suka ngga modelnya Kha ?”
“Suka banget Mas.”
“Tapi nanti kalau Mas Agam yang ulang tahun, saya ngga bisa kasih barang yang semahal ini Mas…”
“Itu ngga terlalu mahal kok Kha.”
“Lagian gue ngga perlu kado ulang tahun.”
“Tapi saya usahakan kasih kado spesial buat Mas Agam.”
“Eh Kha….”
“Gue mau ngomong sedikit.”
“Mau ngomong apa Mas ?”
“Kan ini juga udah ngomong…”
“Ini serius Kha…”
“Haaa…..”
“Ada yang salah ya Mas ?”
“Bukan Reskha….”
“Gue minta yang kedua kalinya.”
“Loe mau ngga jadi pacar gue ?”
“Emmmm…..”
Sambil menunggu jawaban yang bakal keluar dari mulutnya, aku perhatikan wajah Reskha yang memerah. Rupanya dia agak sedikit tersipu malu.
“Emmmm apa Kha…”
“Jangan buat gue tegang gini…”
“Emmmm…..Mau Mas.”
“Tapi kalau kita pacaran, memangnya mau ngapain aja ?”
“Ya ampun….”
“Kita kan bisa sayang-sayangan Reskha…”
“Gitu-gituan juga bisa Mas ?”
“Itu sih udah pasti bisa Kha…”
“Hehehehe….”
“Iya deh Mas….Saya mau jadi pacarnya Mas Agam.”
“Tapi loe ngga boleh selingkuh ya…”
“Iya Mas….”
“Mas Agam juga ngga boleh selingkuh dong kalau gitu…?”
“Gue janji ngga akan selingkuh…”
“Ya udah sekarang makan dulu.”
“Iya Mas…”
“Kha….”
“Iya Mas…” ucap Reskha sambil mengunyah nasi Briyani dicampur kuah curry.
“Makannya jangan kecepetan. Blepotan kan mulutnya.” Ucapku sambil membersihkan mulutnya dengan menggunakan tissue.
“Maaf Mas…”
“Kebiasaan….”
“Ngga apa-apa Kha…”
“Yang penting mulutnya jangan sampai blepotan.”
“Iya Mas….”
“Heheheheheh….”
Kamipun menikmati makanan yang telah kami pesan. Walaupun harganya murah, namun kwalitas makanan ini tidak murahan. Benar-benar sangat lezat.
“Kha….abis ini kita ngopi ya…”
“Sekalian ada yang mau kenalan dengan loe Kha…”
“Siapa yang ngajak kenalan sama saya Mas ?”
“Temen kampus gue….”
“Dia penasaran pengen ketemu.”
“Memangnya temen Mas Agam gitu juga.”
“Dia straight Kha…”
“Tapi dia tau kalau gue gay.”
“Dulu gue pernah nembak dia waktu semester awal.”
“Haaa….”
“Diterima atau ditolak Mas ?”
“Ya pastinya ditolak lah…”
“Tapi kita jadi teman baik sampai sekarang.”
“Mau ketemu di mana rencananya Mas ?”
“Enaknya ketemu di dixie aja ya…”
“Iya Mas….”
“Tempatnya juga nyaman disana.”
***
Lagi..
Lagi..
Lagi..
Next part ketemu andi brati ni???
Dtgu segera...
Eng ing eng....
Tengkyu nyak kang dah dimention