It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Moga-moga ceritanya cepet kelar. Tapi yang sekarang masih bersambung kok...
Mungkin lagi ada pencucian benda pusaka, jadi bau kemenyan. Memang Jogja kan masih mistis banget
Untuk part ini masih menceritakan tentang Reskha ya....
Sudah beberapa hari ini Andi selalu bersikap tak acuh terhadapku. Walaupun setiap aku selesai mandi, Andi selalu mengejutkanku dengan cara berdiri di depan pintu kamar mandi, namun aku tidak pernah berhasil berbicara dengannya. Dia langsung masuk ke dalam kamar mandi yang telah aku gunakan.
Eh…..
Kamar mandi sebelah kan kosong. Kenapa dia selalu menunggu aku selesai mandi, dan selalu sekses membuatku kaget.
Sama seperti kejadian hari ini. Setelah selesai mandi, aku merasa yakin jika Andi ada di depan pintu kamar mandi.
Perlahan aku buka pintu kamar mandi ini.
Lega….
Tidak ada Andi yang berdiri di depan pintu kamar mandi. Sebelum aku keluar dari kamar mandi ini, aku mengambil peralatan mandiku yang kutaruh di pinggir bak mandi.
“Wuuuuaaaaaa !!!!!”
Jantungku berasa mau copot.
Andi tiba-tiba sudah ada di depan pintu kamar mandi. Untuk yang kesekian kalinya aku sukses dibuat kaget olehnya.
“Di…..”
“APA !!!”
“CEPET KELUAR.”
“AKU MAU MANDI”
“Eh…iy..iya Di….”
Dengan tergesa-gesa aku keluar dari kamar mandi.
Braaakkkk !!!!
Untuk kedua kalinya Andi sukses membuatku terkaget-kaget.
Kulirik kamar mandi sebelah. Kosong, tidak ada seorangpun yang menggunakan kamar mandi itu. Sampai kapan Andi menunjukkan kemarahannya kepadaku.
Aku benar-benar merindukan Andi yang selama ini aku kenal.
Walaupun hatiku merasa sangat sedih dengan sikap Andi seperti itu, namun aku tetap bersyukur karena masih ada dua orang yang masih baik terhadapku. Gilang selalu bilang kalau aku adalah teman terbaik untuknya.
Aku semakin bersemangat mengerjakan tugasku dan tugasnya Gilang untuk memasukkan data NAB harian ke delam Journal, dan setiap minggu selalu aku pindahkan ke flash disk. Dua minggu sekali aku akan memberikan flash disk ku kepada Gilang untuk di copy di rumahnya.
“Lang…ini sudah saya masukkan datanya ke flash disk.”
“Kamu copy ya.”
“Besok flash disknya dikembalikan lagi.”
“Makasih ya Kha….”
“Kamu memang temanku yang paling baik.”
Benarkan apa yang aku bilang. Gilang selalu berbicara jika aku adalah teman terbaiknya. Aku merasa sangat bahagia jika dia berucap seperti itu.
“Eh Kha….”
“Kamu kerja ngga sore ini ?”
“Kerja Lang…”
“Memangnya kenapa ?”
“Kamu udah punya pacar belum ?”
“Emmmmm…..”
Aku bingung harus bilang apa kepada Gilang. Jika aku bilang sudah, dia pasti akan tanya siapa pacarku. Dan selanjutnya sudah bisa dipastikan, dia ingin mengenal pacarku. Tapi kalau bilang belum punya, aku takut kalau dia merasa dibohongi jika suatu saat tahu kalau aku sedang menjalin hubungan dengan Mas Agam yang notabene kakaknya sendiri.
“Be….belum Lang.”
“Me..memangnya kenapa ?”
“Kok kamu grogi gitu sih ?”
“Pasti ada sesuatu hal yang kamu sembunyikan…”
“Ehh..iy…ngg…ngga kok.”
“Iya atau ngga ?”
“Duh…ngga ada yang disembunyikan kok.” Dengan cepat aku harus bersikap biasa di depan Gilang.
“Awas loh kalau ada yang disembunyikan.”
“Aku ngga suka kalau sampai kamu ngga jujur.”
“Eh…iy….iya Lang.”
Aku sama sekali tidak berani untuk membela diri lagi. Lebih baik diam saja.
“Kamu mau ngga aku kenalin.”
“Siapa tau aja cocok sama kamu.”
“Eh…si…siapa Lang ?”
“Kenapa sih kamu kok gugup gitu.”
“Aduh…kenapa ya.”
“Kamu sih pake ancam saya.”
“Saya kan jadi takut Lang.”
“Tapi selama kamu ngga bohong, aku kan ngga akan marah sama kamu Kha….”
“Aku mau ngenalin kamu sama saudaranya Endah.”
“Masih kuliah semester 1.”
"Cantik loh orangnya."
“Eh…iy..iya…”
“Ta..tapi saya kan ngga banyak waktu luang Lang…”
“Pacaran kan ngga mesti setiap saat Kha.”
“Lagian ini juga cuma kenalan aja.”
“Siapa tau aja cocok.”
“Eh…iya deh….”
“Tapi hari ini saya harus kerja Lang.”
“Nanti sore kalau ada waktu luang, aku ajak ke tempat kerjamu ya.”
“Iy…iya deh…”
“Tapi aku malu Lang….”
“Malu kenapa Kha ?”
“Kan ngga disuruh telanjang.”
“Eh…bukan itu maksudnya.”
“Aku kan cuma pelayan restauran aja.”
“Itu kan kerjaan yang halal Kha…”
“Yang penting kamu kan ngga melacur atau mencuri.”
“Eh..iy..iya deh…”
Hanya kata-kata itu yang bisa aku ucapkan, tidak ada lagi kata yang bisa menjadi pembelaan diriku terhadap Gilang.
Bukannya aku tidak mau berpacaran dengan perempuan. Tetapi untuk apa aku harus menutupi statusku dengan cara berpura-pura suka terhadap wanita.
Selain akan memberatkan hidupku, aku juga pasti akan selalu menyakiti wanita itu dengan cara berbohong sana berbohong sini, jika aku akan bertemu dengan Mas Agam.
Dan hal yang paling penting, bagaimana caranya aku membahagiakan wanita itu.
Dengan perhatian ?
Aku ngga punya banyak waktu untuk memperhatikannya.
Dengan Materi ?
Yaaaa….itu lagi. Untuk hidupku saja, pas-pasan.
Lebih baik aku hanya berkenalan saja jika Gilang datang sore ini ke tempat kerjaku.
Tapi untungnya sore ini Gilang tidak memperlihatakan batang hidungnya di tempat kerjaku. Aku juga yakin, mungkin temannya Gilang, tidak mau berhubungan dengan seorang pelayan restauran seperti aku ini.
Setelah selesai berolahraga, Mas Agam biasanya mampir ke tempat kerjaku. Minimal dia hanya minum ice lemon tea saja.
“Kha…Nanti kalau liburnya hari minggu, kita jalan-jalan keluar kota yuk.”
“Mau kemana Mas ?”
“Emmm…enaknya kemana ya ?”
“Mau ke Solo atau mau ke Bandung ?”
“Mau…mau…Mas…”
“Iya Reskha…”
“Loe maunya kemana ?”
“Emmmmm…..”
“Kalau ke Bandung, mahal tiket keretanya Mas.”
“Tapi saya pengen banget naik kereta.”
“Ke Solo aja Mas….”
“Kan tiket keretanya murah banget.”
“Kalau masalah tiket gue aja yang bayar.”
“Kita ke Bandung aja kalau gitu.”
“Saya ngikut Mas Agam aja.”
“Loe kapan libur hari Minggunya ?”
“Tanggal 2 April Mas…”
“Loe bisa minta ijin ngga hari sabtunya ?”
“Nanti saya usahakan ambil cuti ya Mas…”
“Mudah-mudahan aja bisa.”
“Siiipp kalau gitu.”
“Besok, loe kabarin ya bisa atau ngga ambil cutinya.”
“Kalau bisa, kita berangkat Jumat malam aja dari sini.”
“Sampai sana kan sabtu pagi.”
“Iya Mas….Nanti saya tanyakan ke atasan saya.”
“Saya sudah ngga sabar mau naik kereta lagi.”
“Heheheheh…”
"Ya udah, gue pulang dulu ya.”
“Masih banyak tugas yang harus gue kerjain.”
“Iya Mas….”
“Hati-hati ya Mas Agam…”
Setelah Mas Agam berlalu dari hadapanku, aku bergegas menuju atasanku untuk meminta ijin tanggal 1 April.
***
asal kasambet ku nu kasep mah ga papa kang, hehe..
Andi sbnrnya knapa sih ?? Suka bilng suka aja Ndi.. Jgn gitu..
Tengkyu nyak kang dah dimention ;;)
Hehehehe......Salah bergaul bisa masuk jurang.
Ki...Lanjut lagi ya
Statusnya Andi juga masih dipertanyakan. Str8, Bi, atau Gay. Tapi kemungkinan Bi...Sampai part ini, belum pernah dia berhubungan dengan sesama jenis
Sifat anak-anaknya keluar...Biasa lah, mainannya ada yang ambil.
Kenapa Di ?
Kok sedih gitu ?