It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Lanjut ya....
Lanjut ya ke part 29….
Hari ini aku sangat senang sekali, karena tadi malam aku sudah mendapatkan ijin tidak masuk kerja pada tanggal 1 April. Tidak lupa juga aku memberitahukan kepada Mas Agam.
Aku ingin segera berlibur ke kota Bandung. Pasti sangat menyenangkan, terutama aku bakal naik kereta api.
Tapi masih ada yang mengganjal dalam hatiku. Sudah lebih dari satu minggu aku tidak bertegur sapa dengan Andi. Dan dua hari terakhir ini, Andi sudah tidak pernah muncul di depan kamar mandi ketika aku selesai Mandi.
Minggu pagi ini Mas Agam mengajakku ke sanmor untuk sarapan pagi. Rencananya Mas Agam akan menjemputku pada pukul 8 pagi. Sebenarnya sudah aku tolak untuk menjemput di depan kosku, tetapi Mas Agam memaksa akan menjemput di kosku.
Seperti biasanya, aku mandi pada pukul 6 pagi. Setelah selesai mandi, aku memandang kamarnya Andi yang tidak jauh dari kamar mandi ini. Tidak ada sedikitpun aktivitas di dalam kamar tersebut. Lampunya pun masih padam. Mungkin Andi masih terlelap. Lama sekali aku memandang, dan memikirkan kapan Andi akan menegurku kembali.
Sambil mengehelai nafas aku berbalik badan dengan maksud untuk kembali ke kamarku.
Brak…..!!!
Aku menabrak sesuatu sehingga badanku terpelanting kebelakang. Lebih tepatnya seseorang yang kutabrak.
Belum sempat aku melihat siapa yang kutabrak, orang itu mengeluarkan suara dengan lantang.
“KALAU JALAN LIAT KEDEPAN !!!”
“Eh..iy…iyaa….”
“Maaf Di…”
“Sa…saya ngga lihat.”
“NGAPAIN KAMU LIAT KAMARKU ?”
“Eh…iy…ngga kok Di….”
“MASUK KAMAR !!!”
“Aku mau ngomong sama kamu.”
“Iy….iya…Di….”
“Am…ampun.”
Aku benar-benar ketakutan saat ini. Kenapa tiba-tiba Andi sudah ada di belakangku ?
Tanganku ditarik kasar oleh Andi menuju kamarku.
Setelah sampai di kamarku, aku disuruh duduk di atas kasurku, dan dia berdiri tepat di hadapanku.
“Sejak kapan kamu berhubungan dengan Agam !!!”
Andi saat ini sangat berbeda dengan Andi yang kukenal. Aku harus menjawab pertanyaannya yang dilontarkan dengan penegasan.
“Eh….an..anu.”
“Ba..baru seminggu lebih.”
“BOHONG !!!”
“Jawab yang jujur !!!”
“Eh…iy…iya Di.”
“Ta…tapi sa…saya takut Di.” Ucapku sambil menundukkan kepalaku.
Matanya Andi menatapku sangat tajam. Aku sama sekali tidak berani memandang wajahnya, apalagi sampai bertatapan mata.
“Sekarang jawab yang jujur.”
“Kamu udah pernah ciuman dengan Agam ?”
“Ud…udah Di…”
“Udah pernah berhubungan intim sama Agam ?”
“Ka..kalau itu belum pernah.”
“Yakin belum pernah ?”
“Sum..sumpah Di, saya ngga bohong.”
Aku bagaikan terpidana yang siap menghadapi putusan hakim. Mataku terasa hangat. Aku tak kuasa menahan air yang mengalir dari sudut mataku.
Semakin kucoba untuk menahan airmata ini, semakin berguncang tubuhku. Ingin rasanya aku terbenam ke dalam perut bumi ini.
Aku merasakan ada yang mengusap kepalaku. Rupanya Andi telah berdiri sangat dekat sekali denganku.
“Ma…maaf ya Di…”
“Sa..saya salah.”
Andipun memeluk tubuhku. Tangisku pun pecah dalam pelukannya.
“Ya udah jangan nangis.”
“Aku ngga suka kamu berhubungan dengan Agam.”
“Dia ngga pernah bisa setia dengan siapapun.”
“Ta..tapi….”
“Iya, aku tau.”
“Kamu baru jadian kan sama dia?”
“Memangnya kamu suka sama Agam ?”
Aku hanya mengangguk saja, tanpa berani menjawab.
“Sebelum terlambat, lebih baik kamu putuskan saja ya…”
“Ngga mau Di…” ucapku disela tangisku
“Sa..saya suka banget sama Mas Agam.”
“Ntar kalau dia menyakiti perasaan kamu bagaimana ?”
“Rasanya akan juah lebih sakit dibanding sekarang kamu putus dengannya.”
“Atau perlu aku yang bilang sama Agam sekarang juga ?”
“Ja…jangan Di.” Ucapku sambil memeluk erat tubuhnya.
“Andi jangan nyuruh Mas Agam putusin saya…..”
Tubuhku saat ini lebih terguncang dibanding beberapa saat yang lalu. Aku tidak ingin dipisahkan dari Mas Agam.
“Ya udah…jangan nangis lagi.”
“Aku ngga tega lihat kamu nangis begini.”
“Ta…tapi Andi jangan marah sama saya.”
“Saya takut sekali.”
“Iya Reskha…”
“Maafin aku ya…”
“Kamu boleh pacaran dengan Agam, tapi ada syaratnya.”
“Syaratnya apa Di ?”
“Tunggu Agam datang kesini ya, baru aku kasih tau syaratnya.”
“Iy..iya Di…”
“Tapi syaratnya jangan berat-berat ya…”
“Aku ngga mau kehilangan Mas Agam”
“Iya Reskha…”
“Aku tau banget perasaan kamu sekarang seperti apa.”
“Udah ya jangan nangis melulu.”
“Kamu udah makan belum “
Aku hanya menggelengkan kepalaku saja.
“Mau aku beliin sarapan ngga ?”
“Sa…saya sudah janji mau sarapan di sanmor sama Mas Agam.”
“Dia mau jemput kesini atau ketemu disana ?”
“Mas Agam mau jemput saya Di.”
“Kebetulan kalau begitu.”
“Nanti kalau ada Agam, panggil aku di kamar ya…”
“Iya Di…”
“Tapi Andi jangan marah terus sama saya…”
“Andi juga jangan menjauh dari saya…”
“Iya Reskha..”
“Maafin aku ya dengan sikapku selama ini.”
“Aku janji ngga akan menjauh dari kamu.”
“Makasih ya Andi….” Ucapku sambil memeluk tubuhnya.
Nyaman, tentram dan damai kembali kurasakan dalam kehangatan pelukan Andi.
***
nyebelin andi nya
hayooo reskha jgn mw putus ma mas agam
lucu banget punya pacar kayak dia, sayang kalau punya pcr yg player bisa kurus kering
mas @bi_ngung yakin situ lugu...? :-/
predikat lugu udah saya yg punya...
ya kan bang @pokemon ?
iya lugu dan manis
tapi @bi_ngung ngaku2 lugu tu padahal...........................................
ugh...!! kata manis nya itu loh yg ga gua suka :-((
bang @pokemon tau kata itu paling gua benci... hadeh
jgn disini bang @bi_ngung
malu di lapak orang...