It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Tiba-tiba, kudengar suara pintu terbuka. Sosok Kak Dirga muncul dari balik pintu.
“Ngapain lo diluar! Cepet masuk!” katanya dengan nada tinggi.
Aku mengangkat sebelah alisku. Kakiku terasa berat untuk melangkah.
“Gue nggak akan bunuh lo, apalagi perkosa elo!” ujarnya lalu kembali.
Aku nyengir, kemudian berjalan menghampirinya. Kak Dirga duduk disofa putih. Aku mengikutinya dan menghempaskan bokongku di sofa yang berhadapan denganya.
“Langsung saja!” kataku sedikit membentak. “Lo, yang ngehack FB gue!”
“IYA,” jawabnya tegas.
Ya, tuhan. Kenapa engkau ciptakan sifat manusia seperti ini. Enak bener dia ngomong ‘Iya’ tanpa muka merasa berdosa.
Aku menghela nafasku berulang kali– menahan amarahku. “Apa salah saya sama kamu! Kalo saya punya salah , demi tuhan saya minta maaf!” kataku sedikit keras.
PLAKKK!
Dia menggampar pipiku. Wajahku memerah, entah kenapa, tiba-tiba air mataku mengalir. Segera kuseka air mataku dengan jari-jariku.
Kulihat ekspresi mukanya berubah. Matanya melihat iba ke arahku.
“Lo inget kejadian beberapa minggu yang lalu. Hari pertama lo ospek! Inget kejadian dari lo berangkat ke rumah sampe tiba di kampus!”
Aku mencerna ucapanya dalam otakku. Aku menuruti perintahnya. Segaera kuputar memori otakku. Mencari data dalam otakku, tentang kejadian saat itu.
-FLASHBACK-
Tepat pada pukul 2 pagi aku baru pulang ke kos, setelah semalaman lembur mempersiapkan alat-alat ospek besok di kampus. Sambil berjalan meunuju kos kutahan mataku yang tinggal beberapa watt. rasanya sudah tidak tahan ingin sekali cepat memejamkan mata. Setelah tiba di kos dengan mata tinggal beberapa watt saja langsung tancap tidur.
Aku mengerjap-ngerjapkan mata. kulihat jendela kamar.
“Sudah terang!” gumamku belum yakin. Kemudian kulihat jam tangan sudah menunjukkan pukul enam lewat, hampir jam tujuh. Serentak saja aku terkejut kalau ternyata sudah jam enam lewat. Apa lagi nanti juga harus cepat pergi ke kampus untuk ospek. Wah bisa gawat kalau seperti ini ! bisa kena cacian, kalo telat.
Tepat pukul tujuh aku langsung berangkat ke kampus. Dengan langkah seribu kupercepat langkahku menuju tempat pangkalan angkot. Disini banyak sekali calon penumpang yang mau naek. Tapi angkotnya dari tadi belum ada yang muncul. Tiba-tiba sebuah angkot melaju melewatiku dan berhenti agak jauh dari tempatku berdiri. Sontak, aku langsung berlari mengejar angkot. Semua orang berebut masuk, kebanyakan mahasiswa dan ibu-ibu yang baru pulang beli sayur.
Aku menyerobot masuk kedalam angkot. Tapi, seseorang terus berdiri di depan pintu, badanya membelakangiku. Seolah dia menghalangiku masuk. Dia sepertinya sedang kesusahan mencari tempat duduk di dalem. Dengan reflek, kutarik baju orang tersebut hingga dia keluar dari angkot. Sepertinya dia terjatuh. Salah sendiri, emangnya dia doang yang mau naek. Lelet banget juga jadi orang. Aku ingat kata pepatah, kalo kita yang nggak makan, kita yang akan dimakan. Daripada gue yang telat dateng, di hari pertamaku. Soalnya firasatku mengatakan, ini adalah angkot terakhir yang dateng sebelum jam 7.
“Eh, lo harus tanggung jawab!” teriak seseorang yang kudorong tadi. Tapi perlahan angkot mulai berjalan.
“Kalo jodoh juga, bakalan ketemu lagi!” kataku sambil tertawa terbahak-bahak. Kataku dari dalam mobil. Aku sengaja memalingkan wajahku, agar dia nggak ngeliat muka gue. Gue juga nggak tahu muka dia, hanya sekilas melihat. Tapi sepertinya dia masih muda. Seumuran denganku.
Setelah turun dari angkot, aku menyodorkan uang tanpa melihat jumlahnya. Entah lebih, entah kurang. Lalu aku berlari menuju lapangan kampus.
-FLASHBACK END-
“SEKARANG LO INGET!” bentaknya lagi.
“I..,Iya,” kataku ragu. “Apa hubunganya denganmu?”
“GUE ORANG YANG LO DORONG!”
“WHATTT!!!!”
“DAN LO TAU APA YANG LEBIH PARAH!”
Aku menggeleng.
@drizzle : jangan" lu berskongkol dgn @lockerA $-)
kagak.. benernya juga... *maafin baim... >.< *
gw diperes eh dituduh sekongkol. sama bang TSnya...T.T
Sini mana duidnya?
gw aja yg ngasih.. XP
*bisik2 ke @lockerA "nanti di prapatan kita bagi dua"*
@pokemon di page sblumnya ane bru apdet
@lockerA : huahahaa, emgnya locky mau diapain ? hayooo,..
lah, lempar batu sembunyi tangan dia... lo sendiri yg bilang setubuh ke si @lockelA, sel.
gw kan cuma mau nungguin di prapatan..XD
Aku tertunduk lemas. “Aku akan ganti,” kataku pelan.
Tiba-tiba Kak Dirga mnecengkram leherku. Aku sulit bernafas sekarang.
“BARANG ITU NGGAK BISA LO GANTI DENGAN UANG, ASAL LO TAU, DI
DALAMNYA ADA TUGAS-TUGAS GUA, CATETAN GUA, DAN LEBIH PARAH FOTO KENAGAN ALMARHUM PAA.....,” suaranya terdengar menjadi serak. Beberpa tetes air bening mulai turun dari matanya. Kak Dirga perlahan melepas cengkramannya.
Aku tersentak kaget, mendengar penjelasannya. Pikirku ini hanyalah sebuah masalah kecil. Tapi sekarang berubah menjadi masalah besar.
“MAAF....MAAF.....MAAF.....MAAF,” ucapku berulang-ulang kali. Aku bingung harus mengatakan apa. Yang terlintas di otakku sekarang hanyalah kata ‘MAAF’.
Kulirik tubuh Kak Dirga. Tiba-tiba sebuah gengaman tangan melayang ke arahku. Untung saja, tubuhku segera melakukan gerak reflek.
BRAKKK!
Tangan Kak Dirga mendarat di Lemari yang terdapat banyak sekali ukiran, yang terletak persis di belakangku. Tetesan darah mulai mengalir dari sela-sela jarinya.
BRAKKK!
Kali ini tangan Kak Dirga mendarat sempurna di pipi kiriku. Tetesan darah dari jari-jarinya membekas di pipiku. Aku hanya terdiam, mendapat perlakuan seperti itu. Kupikir aku memang pantas medapatkannya. Hanya beberapa saat kemudian, nyeri mulai merasuk pada bagian wajahku.
Kak Dirga merebahkan tubuhnya ke sofa. Nafasnya memburu. Darah masih terus mengalir di sela jarinya. Dengan sigap, aku bangkit dari sofa, lalu berjalan menuju kamar mandi dirumahnya. Kuambil air, lalu kuberi es batu yang ada di kulkas. Kuambil handuk yang tergantung di balik pintu kamar mandi. Kalau dipikir-pikir lancang sekali aku. Aku berjalan menghampirinya lalu duduk disebelahnya.
Kutarik tangan kanannya. Kuambil handuk yang sudah kubasahi air lalu kuperas pelan. Perlahan-lahan aku mulai menempelkan handuk basah itu ke jari-jari tangannya. Aku tidak tahu pasti tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. tapi feelingku mengatakan jika tangannya dikompres dengan air dingin mungkin saja jari-jarinya tidak bertambah sakit. kubersihkan luka dan darah-darh yang masih menempel di jarinya dengan handuk. Dia tidak menolak perlakuanku. Kulirik wajanya, kepalanya diangkat, mengahadap langit-langit. Matanya terpejam. Sempat kulihat dia mengulum bibirnya, untuk menahan rasa sakit.
Setelah kupastikan luka dan darahnya sudah bersih, kuambil plester luka yang selalu kusimpan di dompetku. Biasanya kupakai untuk pertolongan pertama atau hanya sekedar akting. Kutempelkan beberapa plester luka di jarinya. Setelah semua selesai, aku berniat untuk pulang. Tapi, sebelumnya aku harus pamit dulu ke Dirga.
“Kak, Saya bener-bener minta maaf atas semua perlakuan saya waktu itu. Saya benar-benar menyesal. Kakak bisa minta ganti rugi padaku. Nomor HP-ku tidak akan kuganti. Jadi, sewaktu-waktu Kakak bisa menghubungiku. Sekarang aku ulang dulu,” kataku. Aku berusaha mengubah suaraku menjadi selembut mungkin.
Kutunggu balasan atas perkataanku tadi. Tapi, tidak ada respon darinya. Posisi tubuhnya masih sama seperti tadi. Punggungya disandarkan disofa, dengan kepala menhadap keatas langit-langit, dan mata yang terpejam.
Aku berdiri di hadapannya. Kulirik jam tanganku. Ternyata, aku sudah cukup lama dirumah ini. Sekarang sudah jam 9 lewat. Sudah beberapa menit aku seperti ini, berdiri menunggu respon darinya. Kuputuskan untuk langsung pulang saja. Kuseret langkah kakiku menuju pintu rumahnya.
“TUNGGU!” katanya lirih.
(td gw juga mau jail ngetik kayak gitu.wkwkwk)
@drizzle hayooo, mongo dibaca, biar lebih jelas, ahhahaha