It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
bnyk bnr lnjtnya...
sampai sedtik dh selesai bacanya....
heheheee...
********
Kelvin Pov.
Tangan ku bergerak menyentuh
kain yang membalut tubuh ku,
menaikannya perlahan sebatas
pusar. Mata ku melirik sekilas
bagaimana tatapan mata Deka
melihat aksi nekat ku yang
memalukan ini.
"Nafsu banget lu liatinnya"
celetuk ku asal, terlihat sekali
matanya tidak berkedip sedetik
pun saat tangan ku mencoba
menyibaknya ke atas.
"Berisik. Udah cepet naikin"
aku menaikkan baju ku dan
mengikatnya ke pinggul, terlihatlah otot perut ku yang
terbentuk berkat hasil latihan
ku selama ini.
"Begini?"
aku memperlihatkan ikatan baju
ku di pinggul ku padanya, deka
menahan nafasnya lalu menatap
ku lama.
"Kenapa? Ini bener kaga?"
aku meninggikan suara ku dia
mengerjapkan matanya dan
menganggukan kepala.
"Huh" aku mendengus kecil,
menarik tutup lipstiknya lalu
menatapnya tajam, aku berdoa
dalam hati semoga teman teman ku tidak ada yang melihat ku dalam keadaan ku
yang memalukan begini.
"Geu bukan lelaki sejati lagi
kalau begini.." ucapku lirih
dengan suara yang memelas.
"Hahaha.." aku mendengar
suara tertawanya, ia menahan
tawanya dengan membekap
mulutnya dengan satu tangan.
"Gue hajar kalau lu berani
ketawa lagi.." umpat ku.
"Ok ok, sudah kalau begitu"
ia mengambil lipstik itu dari
tangan ku lalu membuangnya
ke tempat sampah. Mata ku
berkedip sekali tak percaya
dengan apa yang dia lakukan.
"Kok di buang?" tanya ku.
"Gue kasian sama lu. Yah anggap ja itu cuma lelucon"
"Gue ga butuh belas kasian lu
ya. Dasar sombong.."
aku berjongkok dan mencari
keberadaan lipstik yang tadi
di lempar olehnya, deka menarik tangan ku.
"Udahlah, lupain itu gue cuma
becanda ko"
aku menepis tangannya mata ku merah nafas ku tersenggal
tangan ku terkepal kuat.
"Becandaan lu gak lucu.."
"Sorry.." ia menatap ku datar,
nada suaranya terkesan acuh
tidak ada rasa bersalah apapun
saat mengatakan kata maaf.
Aku membenarkan baju
yang mengekspos perut ku.
"Mahluk gak punya hati.."
aku membalikkan tubuhku cepat dan mengambil tas besar
yang tergeletak di bangku besi.
Melangkahkan kaki dengan gusar meninggalkan area taman
kota sekaligus orang brengsek
itu, dari arah belakang dia
memanggil nama ku sekaligus
mengejar langkah kaki ku yang
lebih dulu meninggalkan taman.
"Kelvin.." ia menyergap tangan
ku, tubuh ku masih dalam
posisi membelakanginya.
"Sorry, bukan maksud gue buat
permainin lu tapi.." kalimatnya
menggantung tetapi aku tetap
diam.
"Tapi.. Gue cuma pengen kenal
lu secara dekat.."
aku membalikkan badan alis ku
terangkat menatapnya sinis.
"Apa? Gue ga salah dengerkan"
"Yang lu dengar itu semuanya
benara Vin.." genggaman tangannya pada pergelangan
tangan ku mengerat.
Aku menyipitkan kedua mata ku memandangnya curiga, ia
membalas tatapan ku dari sorot
matanya terlihat sekali yang dia
ucapakan itu memang benar.
Aku menghela nafas berat lalu
memijit kening ku rasanya aneh
melihatnya yang seperti ini, entah aku harus percaya atau
tidak.
"Terserah, gue mau pulang"
deka tersenyum tipis mendengar jawaban ku.
"Gue anter ya.." dia merogoh
saku celananya mengambil kunci dia menarik tangan ku
menggiring ku ke tempat
dia memparkirkan mobilnya.
@Just_PJ, @anan_jaya, @Fazlan_Farizi, @Henry_13
maaf lama, lagi mager lanjutin
cerita.. Nanti aku up lagi..
@kimoy, @Zhar12, @idhe_sama
@ElninoS
(ˇ_ˇ'!l) ƗƗaaaaaϑeeeeeeƗƗ
(ˇ_ˇ'!l) ƗƗaaaaaϑeeeeeeƗƗ
(ˇ_ˇ'!l) ƗƗaaaaaϑeeeeeeƗƗ
****
Evan Pov.
Jam pulang sekolah....
Seluruh murid berhamburan
keluar saat jam pelajaran usai,
aku memberesken semua alat
tulis beserta buku pelajaran dan
memasukkannya ke dalam tas
selempang ku.
"Evan.."
Bisik Kelvin pelan, aku menatap
wajahnya yang menekuk kesal.
"Kenapa Lu?"
aku menepuk wajahnya, Kelvin
menghindarinya dengan mudah.
"Gue lagi kesel ya, jangan tambah kesel lagi deh sama
ulah lu"
ia mendengus kecil, lalu
memasukkan semua buku pelajaran kedalam tasnya.
"Haha, tumben mood lu buruk? Ada apa nih?"
aku terkekeh pelan kemudian
mendudukan kembali dia atas
bangku yang sama dengan Kelvin.
"Ada cowo rese kemaren"
"Ha? Cowo rese?"
tanya ku penasaran, ia hanya
menganggukan kepalanya.
"Lebih tepatnya orang brengsek, dia ajakin gue taruhan main
basket dan sialnya malah gue
yang kalah.."
"Wah, kok bisa sih lu kalah?"
"Ga tau juga deh, lagi apes kali atau sial mungkin.."
ia menggeruti tak jelas saat
menceritakannya, aku tersenyum
kecil memandangnya.
"Yeh malah ketawa, dasar kunyuk lu.."
aku terkekeh pelan, lalu bangkit
berdiri dari duduk ku.
"Mau kemana lu?"
tanyanya dengan ekspresi wajah
bego, aku menyeringai kecil.
"Pulang, kalau lu mau disini
terus ya silahkan.."
aku melangkahkan kaki ku
keluar kelas dan pergi lebih dulu meninggalkannya seorang
diri di dalam kelas yang sepi.
Aku mendengar suara langkah
kaki dari arah belakang ku aku
tau pasti Kelvin mengejar ku
tapi tidak ada suara panggilan
darinya hanya suara sepatu dan
lantai saja.
"Heh, Bego cepet pulang atau
gue tinggal lu disini.."
aku membalikkan tubuh ku
menghadap seseorang yang tadi
berjalan di belakang ku.
"Evan.."
sosok orang yang mendekati ku
tadi ternyata bukan Kelvin tapi
justru orang lain yang saat ini
tidak ingin aku temui.
Aku menatapnya terkejut, nafas
ku tertahan di kerongkongan dan tubuh ku mematung.