It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
********
Deka Pov.
"Shit!" Kelvin menendang bola
keras menggunakan kakinya,
dari bibirnya keluar umpatan
kasar dan segala sumpah serapah atas kekalahannya.
Sudut bibirku terangkat atas
kemenangan dalam taruhan
ini, aku mengambil bola yang
berada di sudut ring basket
memantulkannya perlahan.
Aku melangkah mendekatinya
yang saat ini sedang membelakangi ku.
"Bagaimana? Kau sudah lihatkan
siapa pemenangnya.."
ucapku sinis, dia menolehkan
kepalanya memandang ku
sengit.
"Cihh, lu bermain curang kan!"
bentaknya keras, kening ku
berkerut mendengar tuduhannya
pada ku, dia masih tidak mau
terima kekalahannya.
"Menurut lu?" tanya ku santai.
"Gue ga terima kekalahan ini,
harusnya gue menang dan
bisa rebut bola itu dari lu.."
"So? Tetap akhirnya gue yang
menangkan?"
aku terkekeh pelan, Kelvin mendengus menatap ku tajam.
"Gak, harusnya gue yang menang tapi hal yang lu lakukan tadi benar benar membuat gue susah untuk
fokus merebut bola dari lu.."
"Memang apa yang gue lakukan?" tanya ku polos.
"Cih. Ga usah pasang muka
polos.." dia menarik kerah
kemeja ku mencengkramnya
kuat kuat, aku menepuk nepuk
tangannya yang berada di baju
ku.
"Ingat, kita harus tetap sportif
jika memang harus kalah ya
lu harus terima.."
"Sikap lu itu benar benar bikin
gue muak, menyebalkan"
desisnya, dia melepaskan genggaman tangannya pada
kerah baju ku. Aku menatapnya
lekat lekat.
"Memang apa yang gue lakukan?" tanya ku.
"....." dia diam, aku menyeringai
kecil sepertinya dia malu
membicarakan hal itu.
********
Flashback..
Author Pov.
"Lu pasti kalah.."
Teriak kelvin dengan semangatnya, Deka menatapnya
malas kemudian melambungkan
bolanya setinggi mungkin.
Dengan gesit Kelvin dan Deka
melompat bersamaan dan
mencoba mengambil bola
yang melambung tinggi di
antar keduanya.
Dengan gesit Kelvin mengambil
bola dan dengan satu sentakan
dia berhasil mendapatkannya
mendribblenya dengan cepat.
Deka yang berada di sisinya
berusaha merebut bola dari
tangan Kelvin, Deka merangkul
pinggang Kelvin yang fokus menatap ring di depannya dan
Kelvin yang lengah pun akhirnya kecolongan dan kini
bola berpindah tangan pada
Deka.
Deka mengedipkan satu matanya pada Kelvin dan membalikkan tubuhnya meloloskan diri dari penjagaan
Kelvin yang mematung diam
melihat kedipan mata Deka.
Deka menggunakan kesempatan
yang ada mendribble bola itu
dengan cepat dan mengangkat
bola itu tinggi tinggi kemudian
menghempaskannya masuk ke
dalam ring.
Flashback End.
********
Deka Pov.
"Memang apa yang gue lakukan
sampai membuat konsentrasi lu
buyar begitu.."
"Sudahlah lupakan itu sangat
memalukan.." ucapnya lesu.
Aku hanya menahan tawa ku
apa dia tak fokus hanya karna
aku mengedipkan mata ku saja
padanya, aku tersenyum kecil.
"Kenapa lu ketawa?"
"Nothing, lebih baik lu persiapin diri lu untuk hukumannya.."
"Apa?" tanyanya penasaran.
"Mudah ko sangat mudah.."
"...... Perasaan gue ga enak"
aku mengambil sesuatu dari
saku celana ku dan menunjukkan barang itu padanya.
"Shit, lo becanda kan.."
matanya membulat, aku hanya
tersenyum tipis.
"Ini kenyataan Kelvin sayang"
aku terkekeh pelan, Kelvin
mengusap wajahnya gusar.
@ElninoS, @anan_jaya
maaf lama up, ini lanjutannya..
@hwankyung69, @Fazlan_Farizi
********
Deka Pov.
"Gezz, kalau bukan karna janji
taruhan ini gue gak akan mau
lakuin hal bodoh begitu.."
Kelvin menatap barang kecil yang berada di tangan ku.
"Haha, kan lu juga yang setuju
toh ikut taruhan ini. Kenapa lu
sewot.."
"Kan lu yang maksa!"
"Gue gak maksa ko, gue kan
cuma menawari taruhan bukan
memaksa lu.."
"Lu memaksa dari kata kata lu
yang halus tapi nyakitin.."
"Oohh.."
aku menatap wajahnya yang
tertekuk kesal, penampilannya
saat ini kacau keringat mengucur deras dari dahi lalu
turun ke leher putihnya.
Baju basket yang menempel
ketat pada tubuhnya serta
dada yang tercetak jelas dalam
balutan baju tanpa lengan.
Ah, aku punya ide agar hukuman ini semakin seru, akan
ku kerjai dia habis habisan.
"Gulung baju lu.."
ucapku dengan nada memerintah.
"Hah?"
"Gulung baju bawah lu sebatas
pusar, lalu lu ikat ujungnya
ke pinggul lu.."
aku menunjuk ke arah bajunya,
dia melototkan matanya tajam
tak terima dengan hukuman yang aku berikan.
"Dan satu lagi.."
aku melempar lipstik merah itu
padanya.
"Sebagai tambahan lu harus pakai itu di bibir dan pipi lu.."
matanya melebar mulutnya
terbuka, ekspresi terkejutnya
benar benar membuat ku ingin tertawa saat itu juga tapi
aku menahannya.
"Wait! Lu gila atau apa"
nadanya meninggi dia meremas
erat lipstik itu sampai berbunyi
seperti suara retakan.
"Sesuai akhir lu harus terima untuk di pecundangi, seperti
kata kata yang lu bilang kan"
"........." dia diam.
Aku tersenyum tipis lebih tepatnya senyum mengejek.
"Takut? Malu?"
tanyaku datar, aku melipat
kedua tangan ku kedada.
Dia memandang geli lipstik
yang ada di tanganya, aku
melangkah mendekatinya kemudian ku rangkul bahunya.
"Ternyata lu bukan laki laki ya"
bisik ku pelan di dekat telinganya, tubuhnya tersentak
lalu memandang wajah ku
tajam, dia menepis tangan ku
yang berada di bahunya.
"Gue bukan pengecut. Ingat itu"
desisnya pelan, aku menatapnya
bosan.
"Terserah, sekarang lu lakukan
yang gue bilang.."
tangannya gemetar saat akan
menggulung bawah bajunya,
dia menelan air ludahnya gugup terlihat sekali ada rasa
malu, kesal dan marah di wajahnya.
@CoffeeBean: udah up ko, sisanya nanti malam aku up..
@Just_PJ: nih lanjutannya..
@marukochan: ini jawabannya..
@yuzz: hush, kata siapa itu.. Haha
@kimoy: sipp udah ko..
@idhe_sama: udah lanjut ko..
:DD