It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
*******
Taman, 16.00 pm.
Kelvin Pov.
Duk Duk Duk Duk Duk Duk.
Aku terus menggiring bola kesana kemari menghasilkan
pantulan yang keras antara
bola dan lapisan semen.
Aku mengayunkan kedua
tangan ku memasukkan bola
ke dalam ring basket, aku
tersenyum kecil melihat bola
yang berhasil aku masukkan.
Aku menghembuskan nafas
berat mengusap peluh di
kening ku, kaki ku melangkah
ke tempat duduk panjang
yang ada di taman ini.
Mendaratkan pantat ku di atas
tempat duduk yang terbuat
dari besi tua yang sudah
lumayan berkarat, aku
membuka resleting tas besar
yang memang sengaja aku
bawa dari rumah sebelum
pergi kesini.
Tangan ku mengambil sebotol
air mineral membuka tutupnya
dan meneguk setengah dari
isinya, tenggorokan terasa
sejuk saat air dingin masuk
ke dalam kerongkongan.
Aku menengadahkan kepala
ku ke atas dan menyiram sedikit kepala ku dengan air
mineral yang masih tersisa.
Aku menggoyangkan kepala
ku ke kanan dan ke kiri menghilangkan sedikit sisa air
yang masih mengalir pada
wajah ku.
"Huft, sejuk.."
aku mengambil handuk kecil
mengusapkannya pada wajah
beserta leher ku, mata ku
memandang liar sekeliling area
taman kota yang sepi.
Hanya ada beberapa orang
saja yang berlalu lalang di
taman, menghembuskan nafas
panjang menghilangkan rasa
letih setelah bermain basket.
Aku menutup kedua mata ku
sebentar menikmati angin yang
yang berhembus menerpa
wajah ku, aku mengerinyitkan
alis ku saat telinga ku tak
sengaja mendengar suara
pantulan bola basket yang
beradu dengan lantai semen.
Aku membuka kedua mata ku
melihat siapa seseorang yang
sedang bermain basket di
sekitar taman ini selain aku.
"Lu kan? Ngapain lu disini"
aku menatap sinis seseorang
yang sedang asyik memantulkan bola basket dan
memasukkannya ke dalam
ring, lelaki itu hanya diam
tidak memperdulikan pertanyaan ku padanya.
Aku mendengus kemudian
melangkah mendekati pemuda
tersebut dan merampas bola
basket yang berada di
genggaman tangannya.
"Gue tanya lu ya, jawab sedikit
bisa kan. Atau jangan jangan
telinga lu tuli.." desisku.
Lelaki itu menatap ku dia
hanya mengedikkan kedua bahunya, dan menarik bola
basket yang berhasil aku
rampas darinya. Dia kembali
memantulkan bolanya dan
melakukan shoot.
"Shit!"
sesaat aku terpana dengan
tehnik gayanya bermain bola
basket, saat dia memasukkan
bola di tangannya ke dalam
ring, pemuda itu menatap ku
malas.
"Gue disini atau bukan,
menurut gue itu bukan urusan lu untuk tau kan.."
ucapnya santai, aku memutar
kedua bola mata ku bosan.
"Terserah" ucapku.
@mahardhyka, @ElninoS,
@Henry_13, @Just_PJ
@darkrealm, @anan_jaya,
@omarovBaru, @marukochan
Hahahahahahahahahahaha....
Thx ya jeunx dah di mantion,,,,,
atau aq aj yng slah persepsi?
********
Kelvin Pov.
Aku menatapnya bosan, sedang
apa dia disini membuat mood
ku menjadi turun saja.
"Kenapa lu mandangin gue terus?"
aku mendengus pelan ke arahnya.
"PeDe lu ketinggian.."
Dia menyeringai kecil, aku
membalikkan tubuhku mendekati bangku panjang dan
mendudukkan diri ku lagi.
"Udah berapa kali kita ketemu
secara kebetulan begini?"
Dia bertanya tanpa memandang
ku sama sekali, aku diam tidak
peduli dengan kata katanya.
Dia menghentikan mendrible
bolanya kemudian menatap ku.
"Hey, sekarang siapa yang tuli"
dengusnya, dia siap siap melakukan dunk.
"Lu ngomong sama gue?"
aku menunjuk diriku sendiri.
"Menurut lu? Siapa lagi disini
selain kita berdua.."
dia melirik ku sekilas, melayangkan bola ke dalam
ring.
"Banyak ko bukan kita berdua
ja disini, ada kursi ada meja
ada kolam ada pohon.."
Deka menghadapkan tubuhnya
ke arah ku, keningnya berkerut
mendengar ocehan ku.
"Lu waras atau gak?"
serunya sinis, aku mengedikkan
kedua bahu ku tak ambil
pusing dengan semua kata
kata kasarnya.
"Gue kan gak bilang benda
mati, tapi manusia yang
ada di taman ini ya cuma kita
berdua.."
"So? Gue harus jawab wow gitu?"
aku memutar kedua mata ku
bosan, Deka mendecakkan lidah
tak suka.
Aku merogoh isi tas ku
mengambil handphone yang
menganggur, aku mengetik
pesan singkat untuk seseorang.
"Alvian tau lu disini?"
tanya ku membeo tapi mata
ku fokus menatap layar hp.
"........" tak ada balasan atau pun
suara dari orang yang bersangkutan.
Aku mendongkakkan wajah ku
memandang laki laki tinggi
di depan ku ini.
"Berdiri..." ucapnya dengan
mengacungkan bola basket
ke arah ku.
"Ngapain?" tanya ku bingung.
"Kita tanding, siapa yang kalah dia harus dapat hukumannya.
Bagaimana?"
aku melihat seringaian tipis
pada wajahnya, kening ku
berkerut memandang mimik
wajah menantangnya.
"Malas" balasku seadanya.
"Takut? Ternyata bukan laki
laki ya.."
kening ku berkedut mendengar
ucapannya yang seolah
meremahkan kelelakian ku
sebagai pria.
Aku berdiri memasang wajah
sedatar mungkin di depannya.
"Ok, yang kalah harus terima
untuk di pecundangi.."
aku tersenyum licik, dia mendengus kecil.
"Ok, hukumannya adalah.."
Deka menyeringai dengan
mata yang memandang ku
tajam.