BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Tak Selamanya

1111214161727

Comments

  • @Beepe: bukan mksdnya pelit
    tapi cari jalan ceritanya lagi yang susah.. Kan nulis cerita
    juga sambil mikir bang..
    @tyo_ary: hhh syukur deh bang,
    aku kira kesannya terlalu lebay
    klu ada puisi begituan..
    @4ndh0: aaa maaf salah ketik
    nama mas bro, ngetiknya buru2
    soalnya.. ==v
    sorry deh bikin kaget hehe
    @Ren_S1211: mbak lanjutin
    cerita mu dong mbak.. :(
    *pngn baca lg
    @rulli_arto: aslinya ga romantis
    ko bang haha
  • Tubuhnya masih ia sandarkan
    pada pagar pembantas, tangan
    kami masih saling bertautan.
    Terkadang tangannya ia goyang
    goyang perlahan entahlah apa
    yang sedang ia lakukan sebenarnya, tapi aku diam saja
    terserahlah apapun yang dia lakukan asalkan itu bisa membuatnya kembali seperti
    Yoshi yang biasa.
    "Kamu kenapa tiba tiba keluar
    dari kamar?" tanya ku.
    Matanya memandang pada ku
    tak lupa dengan senyumannya
    yang meneduhkan.
    "Tidak apa apa, hanya malas
    saja jika ada oranng lain"
    "He? Maksud mu orang lain
    itu Levi ya?"
    "Mungkin"
    "Kamu ko jadi pendiam kalau
    bertemu dengan dia?"
    "Entahlah, mungkin aku hanya
    merasa tidak nyaman saja terlalu dekat dengannya"
    "Lho? Lalu apa yang bisa membuat mu nyaman?"
    aku mengedipkan mata ku
    sambil memandangnya.
    "Kamu.." jawabnya spontan.
    Aku menunjuk diri ku sendiri
    dengan tangan ku.
    "Aku??"
    ia menganggukkan kepalanya
    lalu menampilkan seringaian
    tipisnya, pipi ku merona lalu
    menutup setengah dari wajah
    ku menggunakan salah satu
    tangan ku yang tak di genggam olehnya.
    Aku menolehkan wajah ku
    ke arah lain menyembunyikan
    wajah ku yang memerah.
    Aku mendengar suara kekehan
    pelan dari bibirnya, melirikkan
    mata ku melihatnya sesaat.
    "Jangan buang muka begitu kalau sedang bicara dengan orang. Tidak sopan."
    aku mendengus geli mendengar
    ia berbicara bijak seperti itu.
    "Ya Pak guru.."
    aku tertawa pelan, selanjutnya
    ia kembali mengacak acak helaian rambut ku dengan
    gemasnya.
    "Uuh, jadi berantakan nih"
    aku memprotes perlakuannya itu, tapi ia hanya tersenyum saja lalu merapihkan rambut ku.
    "Ke dalam yuk.." ajak ku.
    "Buat?" tanyanya.
    "Tidur, aku ngantuk.."
    aku menguap kecil mengusap
    wajah ku pelan.
    "Tapi kan..."
    aku menarik tangannya ke dalam kosan, ia menurut diam
    saat aku menyeretnya masuk
    kedalam.
    Aku membaringkan tubuh ku
    disamping Levi yang sedang
    tertidur pulas, Yoshi pun melakukan hal yang sama seperti ku ia merebahkan dirinya pada kasur.
    "Tidur sama sama saja ya.."
    aku memiringkan tubuh ku
    menghadapnya, ia mengangguk
    cepat dan menutup kedua
    matanya dengan kedua tangan
    yang membungkus tubuh ku.
    Aku tersenyum kecil selalu
    begini kan akhirnya, sesuatu
    hal yang kecil tapi sangat
    manis untuk di ingat selalu.
    Aku menutup mata ku dan
    kembali tertidur masuk ke dalam dunia mimpi bersamanya.
  • Sandarkan jiwa mu yang lelah
    pada pundak ku, kan ku basuh
    segala lara dalam peluh mu.
    Genggam aku disaat kau layu,
    eratkan jemari mu bersama
    dengan langkah ku.
    Rasakan diri ku memenuhi segala hembusan dalam nafas
    mu, simpan aku selalu dalam
    palung jiwa mu.
    Kan ku hapus semua air mata
    kesedihan saat kau tak mampu
    untuk menghilangkannya.
    Resapi kehangatan ku ketika
    tubuh ini membungkus mu
    dalam kedamaian.
    Mimpikanlah selalu diri ku
    untuk selalu menjaga mu dalam
    setiap tidur dan malam mu.


  • kapan dilanjut nih
  • Kenapa selalu nanggung gini....

    Up lg ...
  • Jahat nya dirimu tante,,, kenapa aku gak di mention,,
  • Yoshi Pov.
    Tubuh ku menggeliat kecil saat
    di rasakan ada sebuah sentuhan
    asing pada bibir ku, ada tangan
    yang menahan belakang kepala
    ku dengan erat.
    Kedua mata ku pun membuka
    perlahan menatap sayu sosok
    wajah seseorang yang kini
    sedang mencium bibir ku rakus,
    aku yang belum sepenuhnya sadar mulai menikmati ciuman
    panas yang menghabiskan
    pasokan udara di dalam
    paru paru ku.
    Tangan ku mencengkram tubuh
    berlapis kemeja putih gading ini, eh kemeja? Bukankah
    Rasya tidak memakai kemeja
    saat di kost lalu ini siapa?
    Kedua mata ku melebar saat
    tau ternyata sosok seseorang
    yang mencium ku ini bukanlah
    Rasya melainkan orang lain.
    Aku melepaskan diri dari pelukannya, menatap wajahnya
    yang tersenggal senggal akibat
    ciuman panas kami tadi, aku
    bangkit dari rebahan ku sosok
    di samping ku pun melakukan
    hal sama seperti ku.
    "Sialan! Apa yang lo lakukan
    hah?!
    Aku menggosok gosokkan bibir
    ku menggunakan tangan ku
    menghapus sisa saliva yang
    masih menempel.
    "Aku hanya mencium mu Yoshi,
    sudah itu saja tidak lebih.."
    jawabnya ringan, mata ku
    menatap tajam padanya ada
    perasaan marah dan kesal.
    Mata ku mengedar liar mencari
    sosok Rasya yang semula tidur
    di samping ku kini sudah tidak
    ada di tempatnya.
    "Rasya bangun duluan, tadi aku
    suruh dia keluar mencari makanan.."
    aku melihat dari ekor mata ku
    ada seringaian tipis yang bermain di bibirnya, menghela
    nafas berat lalu berjalan ke arah kamar mandi.
    Aku menatap cermin sesaat
    lalu menghapus bekas ciuman
    itu menggunakan air sebanyak
    mungkin, pintu kamar mandi
    di belakang ku pun terbuka
    menampilkan sosok tampan
    berperawakan tinggi berkulit
    putih bersih itu.
    Matanya menatap pantulan
    bayangan ku pada cermin,
    langkah kakinya mendekat pada
    ku tangannya merangkul seluruh tubuh ku.
    "I miss u Chi.." bisiknya pelan.
    Tubuh ku yang sempat meronta
    dari pelukannya pun akhirnya
    mereda, ada sebuah rasa yang
    membuncah saat ia mengatakan
    kata kata itu.
    Pelukannya pada tubuh ku
    semakin mengerat, hangat pelukan dari aroma tubuhnya
    membuat ku lupa akan rasa
    kesal ku, akhirnya sebuah
    pelukan pun mendarat pada
    tubuhnya.
    Ada rasa bersalah di dalam hati
    ini, entah pada siapa? Tetapi
    kerinduan ku pada sosok yang
    saat ini sedang memeluk ku
    mengalahkan rasa bersalah dalam diri ku.
    Kami saling berpelukan di dalam kamar mandi sempit ini
    sampai sebuah suara membuat
    kami mengagetkan kami dan
    melepaskan pelukan hangat ini.
    "Yoshii.."
    suara itu begitu lirih saat memanggil nama ku, matanya
    sayu dan ada guratan luka di sana, Tubuh ku menegang
    saat itu juga mata ku tak bisa
    lepas memandangnya yang sedang menatap ku sendu.
  • lagiiiiiii....
  • Huft... Oshi gk bisa jg diri...

    Kasian Rasya... :(
  • Kan bener si levi mantan nya yoshi,,
  • Rasya Pov.

    Aku menemukan mereka berdua
    sedang berpelukan dengan mesranya di dalam kamar mandi, sebenarnya aku terkejut sekali tetapi apa hak ku untuk
    memprotes mereka, toh aku bukan siapa siapa disini.
    Aku menatap sayu mereka
    berdua, tak ada kata kata yang
    keluar dari bibir ku mungkin
    diam adalah solusi terbaik saat ini.
    "Rasya.."
    tanya Yoshi pelan, suaranya parau terlihat sekali dia merasa
    tak enak tertangkap basah oleh
    ku sedang berpelukan.
    Aku tetap diam tak ada satu
    patah kata pun yang terucap,
    membalikkan tubuh dan melangkah pergi dari hadapan
    mereka, aku menaruh makanan
    yang ku beli ke atas meja.
    Tangan itu mencegah ku untuk
    segera pergi dari tempat ini,
    entahlah rasanya panas sekali
    melihat mereka berdua begitu,
    aku menyentuh dada kiri ku
    yang terasa sakit, seperti ada
    pisau tajam yang menggores
    perih disana.
    Aku menghadapkan tubuh ku
    padanya, ia menatap ku sayu.
    "Kenapa?"
    aku memaksakan diri untuk
    tersenyum di depannya, terlihat
    biasa saja seperti Rasya yang
    ceria.
    "Kamu ga marah kan?"
    "Haha, marah kenapa? Justru
    aku senang melihat kalian akur
    begitu.."
    mata ku menyipit memberikan
    senyuman lebar untuk mereka
    berdua.
    "Rasya benar Shi, harusnya kamu bersyukurkan kita tidak
    perang dingin lagi seperti
    biasanya.."
    Ucap Levi di sertai dengan senyumannya yang ramah.
    "Aku sedang berbicara dengan
    Rasya bukan dengan mu"
    ucap Yoshi ketus, aku memandang mereka berdua
    secara bergantian lalu senyum
    kecil terbentuk di bibir ku.
    "Kalian cocok sekali" ^^
  • Stresssssssssssssssssssssss:/ *guling2... Mau dukung yg manaaaaaaaaaaaaaaaaa bingung
  • Pasti sakit deh jadi si rasya,,
  • Klo di kasih lagunya cakra khan cocok gak yaaa ?

    Harus pisah.. :D
Sign In or Register to comment.