BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Tak Selamanya

1121315171827

Comments

  • waaaahhhhh lanjuuttttt
  • "Cocok? Kurasa tidak"
    Yoshi membantah keras kata
    kata ku, aku tersenyum kecut
    kalian berdua sebenarnya ada
    hubungan apa? Kekasihkah
    atau hanya sebatas teman?
    Menundukkan kepala menatap
    lantai keras di bawah kaki ku,
    rasanya kepala ku pening
    sekali jika memikirkan ini.
    "Sya? Ada apa?"
    Yoshi menyibak poni ku ada gurat kecemasan di wajahnya,
    aku menepis tangannya pelan
    Yoshi kaget saat tangannya
    ku singkirkan untuk menyentuh
    kening ku.
    "Aku tidak apa apa. Kalian
    makanlah dulu.."
    aku duduk di atas kasur dan
    mulai merapihkan sprei yang
    terlihat berantakan, menyusun
    beberapa bantal dan guling
    yang berserakan di lantai.
    Menghela nafas berat berulang
    kali mencoba menetralisirkan
    perasaan sesak yang kini semakin mengganjal di hati
    ku.
    ****

    Sungguh terlalu letih jika
    ku harus berlari mengejar
    waktu.
    Tiada ruang untuk ku sekedar
    melepas lelah yang semakin
    menggerogoti diri.
    Peluh membanjiri sekujur tubuh
    yang lemah tanpa pertahanan.
    Matahari seakan memanaskan
    jiwa yang gersang akan keputus asaan.
    Jika memang harus ku hentikan
    saat ini pun akan ku lakukan.
    Hati pun tak bisa bertahan
    lama karna sangat mudah
    kau hancurkan saat ku seorang
    diri tanpa siapa pun disini.
    .
    .
    .
    Kost, 15.00 pm.

    Levi sudah pulang sekarang hanya ada aku dan Yoshi disini,
    tak ada yang berniat untuk
    berbicara salah satu diantara
    kami pun hanya diam tanpa
    ada kontak mata.
    Aku memainkan ponsel di tangan ku, menghilangkan bayang bayang yang terjadi
    siang itu, aku menyibukkan diri
    dengan memainkan game yang
    ada di ponsel ku.
    "Sya.."
    aku mendongkakkan kepala
    memandangnya yang berada
    di depan ku.
    "Maaf.."
    ia meraih tangan ku lalu
    meremasnya kuat, sorot matanya semakin sendu.
    "Untuk apa?"
    jawab ku sekenanya, sungguh
    mood ku benar benar tidak
    baik sekali untuk membicarakan
    hal itu.
    "Aku dan Levi hanya teman"
    "Lalu hubungannya dengan ku
    apa? Untuk apa kamu sampai
    menjelaskannya seperti itu"
    "Aku hanya takut ada salah
    paham saja diantara kita"
    ia mendudukkan dirinya di sebelah ku, memeluk lututnya
    dan menenggelamkan kepalanya
    disana.
    Aku mencoba tersenyum, aku
    menaruh ponsel ku disisi bantal
    kemudian ku angat tangan kiri ku untuk mengelus lembut
    kepalanya.
    "Buat ku tersakiti atau pun
    terluka sama saja Shi, mungkin
    jika aku ada di posisi seperti
    itu yang bisa ku lakukan hanya
    mengusap dada dan bersikap
    merelakan meskipun terkadang
    semua hal yang terjadi itu
    sebuah kenyataan yang sangat
    menyedihkan sekali pun.."
    "Maksud mu?"
    Yoshi mengerutkan keningnya,
    aku tersenyum kecil menatap
    wajahnya.
    "Aku akan selalu terima dengan
    apa yang sudah di gariskan
    tuhan untuk ku Shi, sekali pun
    itu menyakitkan.."
    ucap ku pelan.
  • :(( aihhhh smngat syaa
  • Sedih amat ya,,,,
  • BRUGHHH.
    Yoshi menindih tubuh ku, menatap ku tajam matanya berkilat penuh amarah
    saat kata kata itu meluncur keluar dari bibir ku.
    "Yos.. Hey sadar.."
    tubuh ku menggeliat tak nyaman saat tatapan matanya
    yang memandang ku berbeda,
    tangannya mencengkram kedua
    tangan ku erat.
    "Yoshi.. Sakit"
    sepertinya pergelangan tangan
    ku memerah akibat cengkraman
    tangannya, aku meringis pelan.
    "Aku ingin jujur Sya.."
    ia mencondongkan tubuhnya
    pada ku, wajahnya hanya berjarak beberapa senti saja.
    "Apa..."
    aku menatap lekat bola matanya, disana hanya terpantul
    bayangan ku.
    "Aku mencintaimu.."
    ucapnya jujur, mengerjapkan
    mata tak percaya, nafas ku
    seperti tertahan di tenggorokan
    mendengar perkataannya.
    "Percayalah, Levi hanya masa
    lalu ku. Dia bukan siapa siapa
    lagi.."
    Mata ku berkaca kaca, ada
    setetes embun jatuh menetes
    jatuh ke bantal yang menjadi
    sandaran kepala ku.
    "Benarkah? Apa semua itu benar?"
    kata ku terisak pelan, jebol sudah pertahanan ku menahan
    air mata ini sejak tadi.
    Yoshi menganggukkan kepala
    lalu melepaskan cengkramannya
    pada kedua tangan ku.
    Aku menutup wajah ku dengan
    sebelah tangan ku, terserah
    jika saat ini aku di tertawai
    olehnya aku tidak peduli yang
    jelas rasanya hati ku senang
    sekali ternyata cinta ku terbalas.
    "Haha.. Cengeng"
    ia tertawa menyingkirkan
    tangan ku yang menghalangi
    pandangannya pada wajah ku.
    "Berisik.."
    aku memukul bahunya pelan,
    sudut bibir ku terangkat ada
    sebuah senyuman tulus disana
    yang aku tunjukkan hanya
    untuknya.
    "Kamu gak becanda kan?"
    "Tidak, itu tulus dari hati ku"
    ia tersenyum, tiba tiba bibirnya
    menekan bibir ku lembut. Aku
    mengerang kecil saat lidahnya
    menjilat bibir bawah ku.
    Aku merespon tandanya dengan
    membuka mulut ku, memberi
    izin lidahnya memasuki rongga
    mulut ku mengeksplor di dalam
    mulut ku.
    Menutup kedua mata menikmati
    yang ia berikan, tangan kirinya
    menyangga badannya di sisi
    kepala ku sedangkan tangan
    satunya ia masukkan di balik
    kaos yang ku pakai.
    Yoshi memagut bibir ku rakus,
    tangan kanannya terus bekerja
    memilin dan menarik puting
    ku yang sudah mengeras.
    "Akhh.."
    aku melepaskan ciuman itu dan
    menjerit kecil saat tangannya
    mencubit keras permukaan
    kulit di dada ku, peluh pun
    membasahi tubuh ku yang
    semakin panas oleh aktivitas
    kami.
    Yoshi melepas kaosnya dan
    melemparnya ke sembarang
    tempat, kini terpampanglah
    dadanya yang putih, matanya
    menatap liar tubuh ku yang
    pasrah atas kendalinya.
    Ia melepas kaos ku dengan kasar lalu tangannya mengelus
    tonjolan pada selangkangan ku.
    Aku menutup mata ku erat
    bibir ku terbuka menjerit lirih
    saat tangannya menggenggam
    erat benda yang sudah tegak
    di balik celana boxer ku.
    "Akhhh, Shi.. Hahh"
    yoshi menjilat daun telinga ku
    mencoba menenangkan ku yang
    ketakutan karna ini pertama kalinya untuk ku.
    "Teruskan?" bisiknya.
    Tangannya mengurut benda ku
    yang terus saja mengeras akibat rangsangannya pada alat vital ku.
    Aku mengangguk ragu, yang
    bisa ku lakukan hanya memeluk
    tubuhnya erat.
  • *tutup mata
    hadeh, tangan gemeter bikin
    adegan beginian..
    Maaf kalau rada kaku ya.. ==;
  • awww..... #tutup mata pake lima jari yg kebuka
    lanjutinnnnn....
  • Ohh... Dah masuk adegan panas nih... Kamera mana kamera..
  • deg2 an kalo baca sex scene.......i love it........ :\"> ....... :bz
  • arghhh . . .kentang nie, bru dipucuk embun embun, mampet balik lagi , ckckck
  • yg deg2an sblah manany @YANS FILAN , hahah, kmu admin BCG ntu yah?taw bkan,
  • 19.00 Pm.



    PUK PUK PUK PUK PUK.
    Aku merasakan sebuah tangan
    besar menepuk nepuk pipi ku
    keras, aku mengerjapkan kedua
    mata ku membiasakan sinar
    lampu di dalam kamar yang
    menyala, aku mengucek mata
    ku yang sayu akibat efek dari
    bangun tidur.
    "Sya, kamu sudah bangun kan?"
    suara itu dekat sekali dengan
    sisi wajah ku, badan ku terlonjak ke samping.
    "Eh? Yoshi? Dari jam berapa tadi aku tidur?"
    Yoshi menolehkan wajahnya
    melihat jam dinding.
    "Sepertinya sih setelah Levi
    pulang kamu langsung tidur"
    "Ha? Masa sih? Terus yang tadi
    kita lakukan apa?"
    aku menatapnya polos, lalu
    yang aku dan yoshi lakukan
    berciuman dan err semacamnya
    itu apa?
    Yoshi mengerutkan keningnya
    bingung, wajahnya ia tundukkan ke bawah celana
    yang ku pakai.
    "Spreinya basah"
    jarinya menunjuk cairan putih
    berlendir di sekitar sprei yang
    ku duduki, wajah ku pucat
    saat itu juga menyadari jika
    ternyata aku melihat cairan
    seperti sperma yang menempel
    menodai kain sprei.
    Aku dengan cepat berdiri dari
    duduk ku kemudian dengan beringasnya menarik kain sprei
    itu lalu berlari menuju kamar
    mandi.
    "Arghhhhhh....."
    teriak ku frustasi, memalukan
    kenapa hal seperti ini harus
    ku perlihatkan di depannya, dan
    dan jadi yang kami lakukan
    itu hanya mimpi ku saja.
    Yoshi menggedor pintu kayu
    kamar mandi dengan keras, aku
    menutup wajah ku dengan sebelah tangan ku, sungguh
    wajah ku saat ini tidak bagus
    sekali untuk ku perlihatkan di
    depannya, memalukan arggh!
    Aku terus merutuk kejadian
    memalukan itu, kenapa kenapa
    itu hanya mimpi sih.
    "Sya, hei buka pintunya.."
    "........"
    aku diam, aku tak mau bersuara atau membalas sautannya, aku malu jika berbicara di depannya. Apa
    yang harus ku katakan?
    Masa iya kau harus bilang yang
    sebenarnya jika dia lah obyek
    fantasi liar ku didalam mimpi. Tidak bunuh saja aku
    sekarang juga dari pada aku
    harus menanggung malu berkata jujur seperti itu.
    Aku menatap seonggok kain
    yang ternoda cairan berlendir
    itu kemudian memasukannya
    dengan kasar kedalam ember.
  • Ternyata cuma mimpi... :D
  • Author Pov.
    KLEK.
    Pintu kayu itu terbuka menampilkan sosok Rasya yang
    terlihat kacau setelah bangun tidur, Yoshi menatapnya heran
    aneh melihat mimik wajah
    temannya yang muram.
    "Sudah?"
    tanya Yoshi dengan senyuman
    kecilnya, tangannya ia angkat
    membelai lembut helaian rambut hitam Rasya.
    Rasya makin menundukkan
    wajahnya semakin dalam, pipinya memerah menahan malu.
    "Tidak apa apa. Aku tidak akan
    bilang pada siapa pun "
    tangannya tetap setia mengusap helai demi helai
    rambutnya, Rasya hanya diam.
    "Ayo"
    Yoshi menarik tangan Rasya
    membawanya kembali masuk
    ke dalam kamar sekaligus
    tempat biasa mereka makan
    bersama.
    Yoshi menghela nafas berat
    melangkahkan kakinya menuju
    lemari besar dan mengambil
    sprei baru untuk di pasangkan
    pada kasurnya, Yoshi menepuk
    pelan permukaan kasurnya dan
    memasangkan sprei baru itu.
    "Kamu tau, sewaktu kamu
    tidur bibir mu terus saja
    mengigau.."
    yoshi terkekeh pelan mencoba
    mencairkan keheningan di
    dalam ruangan, Rasya melirik
    sekilas wajah orang di depannya diam diam.
    "Sudahlah, tak apa. Aku akan
    melupakan kejadian itu dan
    pura pura tidak melihat"
    "Tapi ngomong ngomong siapa
    orang yang menjadi objek
    mu di dalam mimpi itu?"
    pertanyaan Yoshi dengan suksesnya membuat Rasya menjadi salah tingkah.
    "A..aku tidak tau, semuanya
    terlihat samar samar"
    Yoshi mengucapkannya dengan
    terbata bata, Yoshi tersenyum
    kecil lalu tangannya mengacak
    helaian rambut pemuda di depannya.
    "Haha, pasti perempuan cantik"
    seru Yoshi mantap, Rasya
    menatanya lalu mengangguk
    ragu.
    "Sudah ku duga, kita makan
    malam sekarang ini sudah jam
    7 lewat"
    Yoshi berdiri melepas celana
    santainya dengan jeans pendek
    selutut.
    "Kita kemana?"
    tanya Rasya pelan tanpa memandang Yoshi, Yoshi
    terkekeh pelan.
    "Bakso, katanya di sekitar
    sini ada tempat makan bakso
    yang paing enak.."
    Yoshi menarik tangan Rasya
    keluar dari dalam kamar kost,
    ia menepukkan kepalanya.
    "Sebelum itu, kamu coba ganti
    celana mu dulu. Tidak mungkin
    kan kau keluar dengan keadaan
    celana yang basah.."
    "Ah. Iya baiklah"
    dengan cepat Rasya masuk
    kembali kedalam dan mengganti celananya dengan yang baru.
Sign In or Register to comment.