It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Setelah beberapa hari di Bandung semenjak kematian Sisy kakakku, belum ada langkah yg pasti aku tempuh untuk membalas dendam. Mungkin karena aku sedikit takut dengan ide gila yg Mirna berikan.
*Kriiiiiiing Kriiiiiiing ( bunyi telepon )
Rupanya bunyi telepon itu telah menyadarkanku dari lamunan ini. Aku melihat nama panggilan dari handphonku ternya Mirna.
"Ya halo,,,ada apa Mir ?
"Farid,,bisa datang ke rumahku sebentar" tanya Mirna
"Ada apa Mir,,,pasti kamu akan membicarakan ide gila mu lagi kan !" Jawabku ketus
"Apa kamu bilang ? Ide gila ?" Jawabnya sedikit kesal dan sedih
Aku hanya terdiam mendengarkan perkataan Mirna selanjutnya.
"Kamu tau Farid,,hanya ide itulah yg paling masuk diakal, tidak membunuh seperti yg kamu inginkan"
Aku tetap diam mendengarkan nya lagi.
"Aku tidak memaksa mu melakukan ini, namun jika seandainya kamu ingin Sisy merasakan kebahagiaan di akhirat sana maka temuilah aku hari ini. Dan satu yg perlu kamu ingat Farid,,Kebenaran selalu membutuhkan pengorbanan" kata Mirna sambil menutup telepon.
Hmm,,Ya Allah apa yg harus aku lakukan? Berilah jalan yg benar kepada hamba. Aku menutup mataku dan membayangkan saat-saat Sisy dan aku masih anak-anak dulu. Kami saling berlarian mengejar kucing peliharaan kami. Sampai akhirnya bayanganku memperlihatkan jasad Sisy yg sedang terbaring tak berdaya. Oh Sisy kakakku sayang,,kenapa ada orang yg tega berbuat ini kepadamu. Mirna berkata benar, aku tidak boleh membiarkan kejahatan Rio tanpa ada balasannya. Jika aku membiarkan dia hidup bebas, maka akan ada Sisy-Sisy lainnya yg menjadi korban Rio. Ini tidak benar, aku harus berbuat sesuatu untuk Rio walaupun jalan yg ku tempuh banyak kerikilnya.
Akupun langsung pergi menuju rumah Mirna, dan setelah sampai disana Mirna langsung mengajaku ke pekarangannya.
"Jadi hal apa yg merubah pikiranmu sehingga kamu datang kesini" sindir Mirna
"Maafkan aku Mir,,aku berada di dua sisi yg berbeda. Namun setelah aku mengurai kata-katamu , akhirnya aku paham apa yg kamu maksud." Jawabku lirih
Lalu Mirna pun mengusap rambutku tanda sayang.
"Farid,,kamu tidak sendiri, aku akan selalu mendukungmu"
"Terima kasih Mir,," jawabku
Setelah beberapa menit berlalu Mirna mengeluarkan sesuatu dari dompetnya.
"Farid ini adalah kartu nama temanku yg bekerja di agensi model. Besok kamu datang ke alamat itu dan temui hendra" intruksi Mirna kepadaku
Akupun membaca kartu nama yg Mirna berikan.
"Untuk apa ini Mirna ?" Tanyaku heran
"Ya Farid,,besok kamu pergi ke agensi itu untuk melamar menjadi seorang model."
"Apa model,,,? Aku tidak tertarik untuk menjadi seorang model Mir,," tanyaku kesal
"Tapi itu harus Farid, karena Rio berada di dalam bidang itu. Untuk memancing seekor ikanpun kamu harus pergi kesungai. Untuk memburu harimau kamupun harus pergi ke hutan"
"Hmm,,kamu sungguh cerdik Mirna,,tapi aku hanya laki-laki biasa, tidak tampan dan juga sexy. Jauh untuk menjadi seorang model" kataku sambil menghela nafas
"Oh tidak,,coba aku lihat wajahmu rid,,,,hmm cukup tampan menurutku. Akan lebih tampan lagi jika kacamata ini dilepas" jawab Mirna sambil melepas kacamataku.
Sontak saja aku terbelalak karena keadaan mataku yg minus 2.
"Apa-apaan kau ini Mir,," marahku
"Farid,,kamu tidak mungkin menggunakan kacamata ini ketika ingin menjadi seorang model" mirna berkata
"Ayolah Mirna,,aku tidak bisa melihat dengan jelas tanpa kacamata itu. Jadi lupakanlah idemu untuk menjadikanku seorang model."
"Haha,,,itu persoalan kecil Farid,,kamu akan menggantikan kacamata ini dengan lensa kontak" jawab Mirna tersenyum"
Mendengar itu aku hanya bisa mencibirkan bibirku saja, tanda aku sudah pasrah dengan apa yg akan dilakukan Mirna kepadaku.
Setelah cukup lama berbincang, Mirna mengantarku membeli sepasang lensa kontak yg cocok dengan kedua mataku. Lalu akupun dibawa ke barber shop langganannya yg semuanya kaya banci.
"Waw,,Mirna yey bawa siapa ini, bikin eike kesengsem" tanya tukang cukur banci yg sangat menyebalkan itu
"Yey mau tau aja deh,,alias kepo. Pokoknya eike minta yey permak abis ini rambut cowok ampe keliatan cool en cuco booo" jawab Mirna sambil tersenyum kepadaku.
"Ok deh siap yeti,,.eike laksanakan. Mas ikut eike kesebelah sini" kata tukang cukur itu kepadaku.
Sekitar 1 jam sudah aku di make over di salon itu, akhirnya aku keluar dan menemui Mirna.
"Ini kamu Farid ?" Tanya Mirna seakan-akan tidak percaya
"Kenapa Mir,,? Kamu terkejut melihat aku berubah menjadi tampan ? Tanyaku
"Hmm,,iya Rid,,kamu seperti artis film, tampan dan sexy"
"Ah,,,ada-ada saja kamu tuh,,,ayo kita pulang" ajaku
"Hehe,,ayo " timpal Mirna sambil menepuk pantatku
Sepanjang perjalanan pulang aku hanya diam saja menatap keluar kaca mobil.
"Ada apa Farid,,,kenapa kamu diam saja?" Tanya Mirna sambil menyetir mobil.
"Aku hanya sedih tidak percaya Mir,,aku berubah hanya untuk membalas dendam" jawabku
"Jangan begitu rid,,seharusnya kamu bahagia, tinggal selangkah lagi kamu akan bertemu Rio dan membalas dendam sesuai keinginan mu"
"Apa maksudmu Mir,,?" Apakah aku harus bahagia dengan merubah orientasi sex ku demi balas dendam?" Kataku sambil lirih
Kemudian Mirna memarkirkan mobilnya disisi jalan.
"Kadang kita tidak bisa menerima kenyataan hidup rid,,namun sesungguhnya akan ada kebahagiaan di balik penderitaan" kata Mirna meyakinkanku
"Kau berbicara tentang kehidupan Mir,,? Tapi apakah kamu tau bahwa Allah akan mengutukku dengan merubah orientasi sex ku"
Mirna langsung terdiam mendengar perkataanku itu dan mengalirkan air mata tanpa suara tangisan.
"Tapi sudahlah walaupun begitu, aku tau Allah punya rencana untukku"
Mirna mentup wajahnya yg menangis tak tertahan dengan kedua tangannya.
"Tapi sudahlah Mirna,,rencana yg telah kamu buat akan aku lanjutkan. Aku tidak mau dukungan yg kamu berikan akan menjadi sia-sia sepupuku" sambil membuka kedua tangannya yg menutup wajahnya
"Aku turun disini saja" kataku
"Tapi rid,,,diluar hujan deras" jawab Mirna
"Hujan akan mengalir membasuh dosa-dosaku terdahulu, karena mulai besok aku akan dipenuhi dengan dosa-dosa baru" jawabku sambil keluar mobil
Aku berjalan menuju kearah pulang disertai hujan yg deras dan air mataku. Sisy,,maaf kan adikmu doakan aku selamat sampai terpenuhi balas dendamku ini.
Malam ini aku mencoba melakukan sholat sunat Tahajud, meminta petunjuk kepada Allah. Aku bersimpuh memohon ampun untuk apa yg akan aku lakukan.
Entah karena aku sedikit gaduh atau apa sehingga ibuku mendatangi kamarku.
"Ada apa Farid,,apakah kamu ada kesedihan sehingga meminta petunjuk kepada Allah ?" Tanya ibu yg menghampiriku
"Eh mamah,,kenapa bangun?"
"Jawab saja nak pertanyaan mamah ini?" Sambil menatapku khawatir
Sesungguhnya aku tidak tega mencurahkan perasaanku ini kepada Ibu.
"Tidak ada apa-apa mah,,Farid hanya berdoa mudah-mudahan Farid diterima bekerja besok"
"Kamu mau bekerja di Bandung nak?" Tanya ibu
"Iya mah,,Farid memutuskan untuk tinggal di Bandung bersama mamah dan ayah"
"Syukurlah nak,,mamah senang mendengarnya, akan sepi jika rumah ini tidak ada kamu, apalagi Sisy sudah tidak ada" sambil berbinar mata ibu
"Iya mah,,Farid janji akan ada terus di rumah ini"
"Kalau begitu kamu tidur dulu nak, biar besok fit untuk wawancaranya" suruh ibu
Kemudian Ibu pun meninggalkan aku untuk beristirahat.
____________________________________________________
PAGI YG CERAH
Persiapanku untuk wawancara hari ini hanya berbekal CV dan penampilan terbaiku. Aku memakai minyak rambut yg menjadikan rambutku super cool. Dan tak hanya itu, akupun menyemprotkan parfum setengah botol biar diluar sana menyadari kedatanganku.
Setelah berjuang melawan arus kemacetan kota Bandung, akhirnya aku sampai juga ketempat tujuan yakni di jln Dago. Tiba di sebuah gedung yg aku tuju, langsung aku parkirkan motor tiger hitamku. Sambil berjalan aku menuju tempat reception.
"Mbak,,saya mau ketemu dengan pak Hendra" kataku pada petugas itu
"Maaf mas dari mana ? Apa sudah ada janji sebelumnya?
"Bilang saja mbak,,temannya Mirna mau bertemu dengan pak Hendra" jawabku
"Iya mas,,silakan tunggu sebentar"
Sekitar 10 menit berlalu kemudian petugas itu menyuruhku untuk masuk ke ruangan pak Hendra.
Lalu akupun masuk keruangan yg di maksud.
"Farid ya,," kata pak Hendra
"Iya pak saya Farid"
"Ok silakan duduk,,boleh lihat CV nya" pinta pak Hendra
Kalau aku perhatikan pak Hendra kira-kira berusia 35 tahunan, mukanya bersih mungkin mantan model juga dulunya.
"Farid punya bakat apa saja nih?" Tanya beliau dengan sedikit santai
"Hmm,,apa ya,,?" Sambil bingung untuk menjawab apa
"Loh ko bingung?"
Aku cuma diam saja karena aku tidak punya bakat apa-apa selain tidur.
"Farid bisa nyanyi ?, dance ?, akting ?, atau catwalk ?" Tanyanya sinis
Ya Allah apa yg harus aku jawab saat ini, padahal ini adalah awal untuk perjuanganku, tidak mungkin aku langsung kalah sebelum berperang.
"Ya pak,,saya bisa semuanya, nyanyi, dance, akting, dan catwalk" kataku sedikit menantang walaupun itu hanya isapan jempol saja.
"Waw,,keren sekali, dengan begitu berarti kamu orang yg multi talent"
Aku hanya diam, diam dan diam mematung.
"Ok Farid,,saya melihat kamu ada sedikit aura untuk sukses, wajah kamu yg qiut dan sedikit cool bisa menjadi modal utama kamu. Disamping bakat yg kamu punya nanti akan terasah sendirinya."
Sekali lagi aku hanya diam dan mendengarkan pak Hendra berbicara.
"Besok pagi kamu datang lagi kesini untuk pemotetran" "baik pak siap" jawabku
"Oh iya Farid,,sampaikan salamku kepada Mirna, tidak salah dia mengirimkan orang setampan kamu"
Aku hanya tersenyum dan keluar dari ruangan itu, lalu menuju pulang kerumah,
Setiba di rumah aku segera menelepon Mirna untuk menceritakan saat aku di interview tadi pagi.
"Mirna,,aku sudah menjalankan rencana awal kita. Pak Hendra menyuruhku untuk datang ke agensi lagi besok pagi"
"Wah bagus donk,,berarti semakin terbuka jalan untuk bertemu dengan Rio" jawab Mirna
"Iya mungkin" jawabku asal
"Lah ko kamu gak semangat rid,,,? Rio pasti ada di gedung itu ko, kan dia Dirut di perusahaan itu "
"Iya Mir"
"Ok deh mungkin kamu lagi kecapean ya,,sok atuh istirahat dulu ya" kata Mirna kepadaku
Akupun menutup teleponnya karena sudah cukup pembicaraan ini,
Sebaiknya aku memang beristirahat yg cukup untuk menjalankan sesi pemotretan besok.
lanjuuuuuuuuttt!!^^/
sisy bunuh diri karena hamil dan rio tidak mau tanggung jawab.
kalo salah silahkan koreksi mas arkan