It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Terus ji,. Kuliti mereka,. cincang, jadi'in sate,,
Gleeeeeee
Mutmutmut
Tumtutmtutm
Bamabamabammmm
Speechless!
@ularuskasurius @obay @4ndh0 @congcong @nero_dante1 @beepe @boyzfath @DiFer
apdett
"Uhh........"
Dimana aku....?
Kepalaku, rasanya sakit sekali.
Tubuhku juga terasa remuk, seakan aku baru saja dipaksa bekerja seharian tanpa istirahat.
Aku menjangkau kacamataku.
Dimana kacamataku?
ah, itu dia.
Kujulurkan tanganku, mengambil kacamata yang diletakkan di atas lemari kecil disamping kasur.
Begitu pandanganku menjadi jelas, aku menatap ke arah sekelilingku.
Ini bukan kamarku.
Sebuah selimut yang menupi tubuhku aku sibakkan, dan aku melangkah turun dari kasur.
"Hmm....?"
Aku menginjak sesuatu yang lembut di bawah sana.
Lembut dan hangat,
Apa itu?
Aku melirik ke bawah, dan segera menjerit kaget.
"B... BENNY....!"
Aku terkesikap melihat tubuh yang membeku dalam kondisi mata terbelalak dan mulut membuka dalam kengerian luarbiasa.
Kulayangkan pandanganku ke seluruh ruangan.
Semua anggota gankku tampaknya dalam kondisi yang sama, mata terbelalak, dan mulut dalam posisi berteriak histeris, mereka semua bergelimpangan di berbagai tempat.
Di lantai, diatas meja belajar, tergantung di atas tali, di bawah kolong kasur.
Tapi tampaknya hanya aku yang tertidur di atas kasur dengan layak, bahkan dalam kondisi diberikan selimut.
Kenapa?
Entahlah.
Aku kembali bergidig, mencoba mengingat apa yang telah terjadi, tapi pikiranku terasa kosong, semua ingatan tentang apa yang teradi seakan sudah dihapus dari memoriku.
Sekuat apapun aku mengingat, tidak ada ingatan apa apa, tidak ada memori apapun tentang yang sudaah terjadi pada kami.
Aku melirik ke sekelilingku, tampak seakan ada pembantaian besar di sini.
Ya, pembantaian besar besaran sebuah gank anak rantau oleh seorang bishounen kejam bernama Yujii.
Oh, Yujii!
Aku melirik ke sekelilingku.
Kemana dia?
Apa dia pulang?
Aku segera berdiri. perlahan lahan aku melangkahi tumpukan semi mayat ini, berusaha mencapai pintu keluar, dan kuharap ga akan satupun dari mereka tiba tiba bangkit dan menyerangku kayak di film Resident Evil.
Klek!
Aku mendongakkan kepalaku, melihat ke segala arah.
Ruang tengah Benny tampak lengang, tak ada seorangpun di sini.
Berarti Yujii tidak ada disini?
"Nnnhh...."
Instingku segera memperingatkanku saat suara desahan pelan terdengar di telingaku.
"Yujii....?"
Aku berjalan perlahan, memicingkan mataku.
Saat ini aku jelas harus melindungi nyawaku sendiri.
Siapa tahu Yujii masih dendam dan mengintai di suatu tempat, dan begitu aku muncul dia akan menerkam dan membunuhku, siapa tau kan??
"Hhh... Nnhhh......"
Desahan itu kembali muncul, aku segera mengarahkan konsentrasiku ke ruang depan, tempat suara itu berasal.
Perlahan aku melongokkan kepalaku, melirik ke ruangan tengah.
Aku segera bernafas dengan lega saat aku melihat Yujii sedang tertidur di ruang tamu depan rumah Benny.
Dia meringkuk membuat bola dari tubuhnya, wajahnya tampak tenang, dan tampak sangat manis.
Entah apa yang ada dipikiranku, hingga akhirnya aku duduk di hadapannya dan memandangi wajah tertidurnya.
Manis.
Sungguh manis.
Sebenarnya tidak pantas kalau dia dibilang cantik.
Dia cuma....
Terlalu manis......
.....?
Apa yang kupikirkan?!
Marco!
Kayaknya kamu juga sudah mulai gila!
Orang didepanmu adalah seorang calon pembunuh berdarah dingin yang mungkin bisa menghabisi satu batalyon pasukan bersenjata khusus hanya dengan tangan kosong.
Dan yang lebih buruk
Kau baru saja bilang seorang lelaki itu menarik!
.............
Oke, mungkin yang pertama jauh lebih buruk.
"Hhhnnnhh....."
Otakku langsung memerintahkanku untuk segera berlari pergi, tapi entah kenapa tubuhku tetap ingin berada disini.
Aku terus memperhatikan wajahnya.
Dia tidak lagi tampak tenang,
Dahinya mengerut, dan wajahnya tampak resah.
Aku bisa melihat keringat yang mengalir dari dahinya, ia berkali kali mengerutkan wajahnya.
Dia bermimpi?
Setitik cairan bening menetes dari kelopak matanya yang menutup.
Ia menangis?
Wajahnya tampak begitu resah, penuh ketakutan, kemarahan, dan kesedihan.
Airmata kedua sudah menetes dari wajahnya.
Aku mendekati tubuhnya, tanganku secara lancang maju, mengelus wajahnya.
Halus.
Samar aku bisa mencium aroma vanilla manis di udara, bercampur dengan aroma tubuh.
Aroma Yujii.
Yang entah kenapa membuatku suka membauinya.
Setelah beberapa kali aku menyeka wajahnya, perlahan kerutan kesedihan di wajahnya menghilang.
Aku berhasi?
Wajahnya tampak begitu tenang sekarang.
Ia beberapa kali menggumam, dan menggerakan tubuhnya.
Dan lagi, aroma vanilla itu kembali menggelitik rongga hidungku.
Aku tergelitik untuk mendekatkan wajahku, membaui aroma vanilla yang sedaritadi membuatku begitu tertarik,
Nyaman.
Saat aku menarik nafasku, mendadak Yujii memutar tubuhnya, sehingga wajah kami saling berhadapan.
Saat ini wajahku dan wajahnya hanya terpisah beberapa jari, aroma vanila yang lembut memenuhi hidungku sekarang.
Aku merasakan tubuhku memanas, aku memandangi wajah manis di depanku, dadaku terasa berdegup kencang.
Cup.
Aku sendiri melongo, saat tubuhku mendadak menundukkan dirinya, mengecup bibir Yujii, mempertemukan bibir kami.
Lembut.
Dadaku semakin berdegup kencang, saat aku merasakan bibir lembut itu di bibirku.
Wajahku benar benar panas sekarang.
"Ah.. Hah.... HaH.... hAH....."
Aku segera melepaskan ciuman kami, merasakan nafasku memburu dengan kuat, tak mampu aku kendalikan.
apa apaa ini....
Apa yang baru kulakukan...
Aku menutup bibirku dengan tanganku, mukaku terasa begitu panas.
Pandanganku seakan mengabur sesaat.
Aku ingin melakukannya lagi.
APA?!
apa yang kau pikirkan!
Kamu lebih parah daripada yang lainnya Marco!
Yujii pasti membunuhmu kalau dia tahu!
Kamu sudah punya pacar wanita Marco!
sadar!
Kutampar tampar wajahku untuk menghilangkan tensi yang muncul di dadaku, berusaha menenangkan diriku.
"Marco...."
Deg!
Aku segera mengejang, saat mendengar suara yang memanggilku.
Yujii....?
Dia mengerjap beberapa kali, dan mengucek matanya.
"Kamu sudah bangun...?"
Yujii menguap lebar, dan menggaruk tubuhnya.
Saat ini hanya tanktop junkies abu abu yang dikenakannya, kemeja putihnya dan sweater hitam yang selalu dipakainya tampak digunakannya untuk alas kepalanya.
"Kamu tidur disini? Nanti sakit lagi...?"
Yujii menggeleng, kemudian tampak melamun sesaat.
"Yujii....?"
Dia tampak tersadar, kemudian kembali menguap dan mengucek matanya.
"Ah, ternyata udah jam 4 pagi, aku mau keluar dulu..."
ujarnya seraya meninggalkanku keluar dari ruang tamu, menuju ke beranda luar.
Hei!
Dasar anak bandel!
udah penyakitan belagu lagi!
Aku segera berlari kedalam, dan mengambil selimut yang tadi aku gunakan, kemudian menyusul Yujii keluar.
Aku hanya menggeleng saat ia meniupkan udara ke tangannya dan menggosok gosokkannya.
Tuh kan, penyakitan aja belagu, makanya ga usah sok deh
"Nih!"
Aku melemparkan selimut kepada Yujii yang menggigil kedinginan disampingku.
"Tuh, tuh, pakai, nanti sakit lagi, masa aku mesti jaga kamu di UKS tiap hari!"
Yujii hanya terhenyak tampak terkejut, tapi kemudian segera tersenyum malu malu.
"Thanks...."
Ia membalutkan selimut itu di tubuhnya, dan merapatkan tangannya di mulutnya.
"Dingin ya?"
Yujii mengangguk, ia semakin merapatkan lipatan tubuhnya.
"Masuk aja kalau dingin jangan sok!"
"Aku lagi mau disini, lebih enak untuk berpikir...."
ujarnya pelan.
"Mereka masih belum terbangun....?"
"Bangun? Mungkin lebih pantas dibilang sadar kali ya? Belum ada, mereka masih pada posisi waktu kamu menghabisi mereka masing masing...."
Yujii hanya melengos kesal, ia semakin merapatkan tubuhnya.
"Untungnya aku sudah bangun, coba aku belum bangun, siapa yang ambilin kamu selimut?! Untung tubuhku kuat ya....?"
Ujarku dengan bangga.
Yujii menaikkan sebelah alisnya, kemudian tertawa lepas.
"Marco, kamu itu ga aku apa apain! Kamu pingsan duluan waktu aku muncul, dan aku juga ga menghajarmu sama sekali!"
Ujar Yujii sambil menyeka airmata yang keluar dari sisi matanya.
Aku menutupi wajahku dengan malu.
Aku pingsan duluan?!
dan dia tidak memukulku sama sekali?!
pantas saja aku sadar, atau tepatnya terbangun lebih dulu!
"Kenapa kamu salah tingah begitu?
Yujii memandangiku dari bola mata besarnya, membuatku semakin merasa malu.
"Jadi, aku ga kamu apa apain...?"
Yujii menggeleng, kemudian tersenyum santai.
"Ga, aku bahkan menidurkanmu di atas kasur kan?"
Wajahku segera memanas, campuran malu dan tersipu.
Mungkin kalau ada telur aku bakal bikin telor ceplok di mukaku sekarang!
"K... Kenapa kamu lakukan itu...? Kenapa kamu ga memukulku...?"
Yujii tersenyum, kemudian menaikkan kelingkingnya.
"Karena kamu teman baikku...."
Jawabnya sambil merekahkan senyumnya, baru kali ini dia menampakkan deretan giginya saaat dia tersenyum.
Aku tertegun
Aku teman baiknya?
dia menganggapku teman baiknya?
Perasaan bersalah segera menyambangi hatiku, membuatku serasa orang yang sangat berdosa.
Apa aku orang yang pantas?
Aku menyembunyikan cerita soal Lily padanya, tapi bukankah lebih baik dia ga tahu...?
"Marco?"
Senyumannya kembali memanaskan hatiku, meningkatkan perasaan bersalah yang sekarang mulai menjerat hatiku.
Tidak, aku harus memberitahunya.
"Yujii, ada yang perlu aku katakan...."
Yujii menoleh dari pandangannya ke arah jalan, mata tajam besarnya segera bertemu dengan mataku.
Aku menarik nafasku sejenak.
Ya, aku harus memberitahunya, dan kalau sesuatu terjadi setelah ini, aku harus bisa menenangkannya.
Dia sahabatku!
"Aku mau bicara soal Lily...."
Yujii tersenyum, ia menghela nafasnya, kemudian kembali menatap jalan.
"Soal hubungannya dengan Anton, benar...?"
Dia sudah mengetahuinya?
selama ini dia sudah tahu kalau mereka memiliki hubungan?!
"Jangan menyalahkan mereka, aku yang salah disitu...."
Tambahnya, ia memanjangkan kakinya, kemudian kembali tersenyum sambil menatap kendaraan yang sudah mulai berlalu lalang di depan rumah.
"Aku sudah tahu, Anton sudah pernah bercerita padaku tentang perasaannya pada Lily, tapi saat itu aku hanya diam, aku tidak memberitahunya perasaanku pada Lily. Dia menceritakan semuanya padaku, jadi kupikir, adil kalau dia melakukan semua ini atas kelancanganku karena tetap mendekati Lily kan...? Mengkhianati kepercayaannya padaku, kupikir ini semua pantas dilakukan olehnya..."
Yujii menerawang jauh, menatap ke arah jalan, tapi aku tahu pikiranny sedang tidak pada tempat ia memandang.
Aku cuma menggaruk kepalaku karena bingung, akhirnya aku memutuskan untuk duduk disampingnya dan merangkul bahunya
"Semua orang berhak merasakan cinta Yujii, dan berhak menentukan sikapnya. Kurasa semua orang pasti mau mempertaruhkan apapun untuk sesuatu yang dianggapnya berharga, jadi menurutku kamu sama berhaknya dengan Anton..."
Yujii tersenyum ia membuka selimutnya, dan membalutkannya ke tubuhku,
Aku merasakan tubuhku dan tubuhnya bersentuhan, begitu juga dengan tangan kami, mengirimkan sensasi aneh ke tubuhku
Apa apaan ini?!
"Kamu kedinginan kan? Daritadi kamu merinding sendiri..."
Ujarnya, tangannya meremas kedua tanganku di dalam selimut, menghangatkan tanganku.
Aku yakin wajahku memerah sekarang.
Aku berani bertaruh!
". . . Then, You held my hand...."
". . . . . . .And pulled me into your world......."
"Thanks... Teman...."
Dua patah kata itu segera membuat Yujii tersenyum, pipinya tampak memerah, entah karena dingin, atau munkin karena dia merasakan kegugupan yang sama denganku?
"Disini rupanya kalian?"
Kami segera menoleh.
Benny, dengan tampang acak acakan, ia memegang segelas kopi, dan memandangi kami sambil sesekali menyeruputnya.
"Kalau kalian mau terus pelukan, aku tinggalkan kalian disini, tapi kalau kalian sudah selesai dengan mesra mesraannya, kalian masih punya profile book anggota gank kita yang perlu kalian isi...."
Benny kemudian masuk kembali ke dalam rumahnya dengan langkah tertatih, sesekali ia mengaduh saat kakinya menyentuh lantai
Rupanya serangan Yujii cukup memberikan efek padanya, dan sepertinya itu akan bertahan sampai beberapa hari kedepan, aku bertaruh.
dan, Profile Book?
That's so girly man!
Sekarang daripada gank anak SMA, ini jadi lebih mirip klub cewek pesolek deh.
mungkin sekarang aku bisa sarankan nama "The Pretty" pada Benny?
Aku segera melepaskan tanganku darinya, dan berdiri, bersiap masuk.
"umm Marco...."
Aku menoleh, Yujii tampak sedikit tersipu, tapi kemudian ia melanjutkan kata katanya.
"Terimakasih, sudah berniat memberitahuku...."
"Teman....."
Aku tersenyum,
"Yeah...."
Seraya mengacungkan jempolku, dan tersenyum lebar.
#pantesan anteng..
suara desahan itu... ane pikir si yujii lagi coli,wkwkwkwk
aduh..
teman jadi cinta ini namanya.... ahuhuhu..
#pelukKenny
lewat tengah malem gini ketawa2 sendiri kayak orang gila. mungkin kalo ada setan yg mau nakutin gw malah jadi speechless., nanya ' bponkh... kamu setres yah?.' kayaknya.
gut gut kurang panjang lg.