It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
) ) )
Lanjut gannnn....
penasaran...cptan diapdet lg yak... :-D
#ngarang bebas
itu slh satu pemerannya ada yg pake nama aku,, tp karakternya bukan aku banget! jd gmana gitu... -_-
@ularuskasurius @obay @4ndh0 @congcong @nero_dante1 @beepe @boyzfath
apdett
Semua tampak kecokelatan, pandanganku tampak bagaikan efek sephia pada kamera, aku berdiri di depan pagar putih, menatap ke arah jalan.
"Lagi lagi kamu disini...?"
Aku mengangguk.
"Kamu mau menunggu sampai kapan?"
"Sampai mereka datang."
"Masuklah, ini makananmu...."
"Tidak, aku akan makan disini...."
Wanita tua berdaster bunga itu hanya menghela nafasnya dengan kesal.
"Tak bisakah kamu menyerah? Mereka sudah menunggumu, kamu ga bisa terus disini...."
"Ga, aku sudah berjanji menunggu mereka disini, jadi aku akan tetap disini....."
Wanita tua itu kembali mengeluh sebal.
"Istirahatlah, kalo kamu terus menerus tidur di pos satpam kamu pasti sakit, ayo, masuk...."
"JANGAN SENTUH AKU! AKU AKAN TETAP DISINI! MEREKA BERJANJI AKAN DATANG!"
"Yujii-san sudahlah, kalau begini terus kamu bakal drop, berhentilah, kamu harus..."
"DIAAAMMMMMMM!!!!!!"
Bruak!
Dadaku terasa sesak, aku duduk dengan tiba tiba, terbangun dari tidurku.
Lagi lagi, mimpi itu.
Kenapa mereka tidak pernah pergi dari kepalaku.
Aku meremas wajahku, dadaku kembang kempis, dan tubuhku basah oleh keringat
Apa ini.
Air mata?
Sial.....
Lagi lagi, lagi lagi karena mimpi itu!
Mau sampai kapan airmataku dikuras seperti ini!
perutku bergejolak, membuat rasa mual di tubuhku.
Aku tidak bisa menahannya lagi, dan segera berlari ke toilet.
"Huek... Ugh..."
seluruh isi perutku berdesakan meninggalkan tenggorokanku, meluncur bebas ke dalam toilet.
Aku menarik nafasku, dan menekan tombol penyiram toilet.
Sampai kapan....
Mau sampai kapan aku terus begini....
Aku mengelap cairan berasa amis yang mengalir melewati mulutku.
cih, lagi lagi....
Aku mengambil air dan membersihkan mulutku, dan segera membuka pintu kamar mandiku untuk menuju ke kamar.
Pukul 2 malam.
Terlalu dini, aku harus tidur lagi.
Esok adalah hari yang menegangkan untukku.
Aku harap semuanya akan berjalan sesuai rencanaku
***
"Yujii....."
Aku sedang bermain dengan sebuah mobil kayu, mobil kayu lusuh dengan roda kecil.
Aku menoleh ke arah wanita itu, dan tersentak.
Seorang wanita dengan rambut berombak, tersenyum padaku dengan pakaian yang sangat kukenal.
"M... Mama....?"
Wanita itu tersenyum dan mengangguk, kemudian ia berjongkok dan merentangkan kedua tangannya.
Aku mundur beberapa langkah, seakan tak percaya dengan yang kulihat.
Brak.
Aku terjatuh, aku mengangkat kedua tanganku.
Mungil?
aku melirik ke arah kaca di jendela.
Sosok anak kecil berambut panjang segera membalas tatapanku.
Tubuhku begitu kecil.
Aku menatap ke depanku, ibuku berjongkok, ia tersenyum dan duduk seakan menungguku.
"Mama...."
Aku tidak bisa menahan airmataku, dan segera memeluknya dengan kencang.
"Iya, ini mama, maaf, mama begitu lama meninggalkanmu, kamu kangen mama..?"
aku mengangguk, menarik cairan yang sudah keluar dari hidungku.
"Ya, sudah, jangan menangis...."
Aku menatapnya, tapi wanita itu merubah wajahnya, kekuatiran tampak di wajahnya.
"Sudah waktunya kamu pergi, sebentar lagi kau harus bangun...."
Ujarnya seraya melepaskan tanganku, dan berdiri, kemudian pergi meninggalkanku.
"Mama....?"
"MAMA....!"
Aku berteriak kencang dan mencoba mengejarnya, tapi kami seakan dipisahkan oleh lorong panjang yang semakin memanjang.
"HAH!"
Mataku segera terbuka.
"Mimpi...?"
Aku bergumam pada diriku sendiri, airmataku kembali mengalir melewati mataku.
Lagi lagi aku bermimpi aneh....
Aku melirik jam di meja belajarku.
Jam 6....
Sudah pagi. Jadi ini maksudnya aku harus bangun?
Kurapikan wajahku, dan segera aku berdiri, menyambar handuk yang tergantung di towel hanger di pojokan ruangan.
Hari sabtu ya....
Ahh, akhirnya hari ini datang juga.
Bukan, aku bukan menunggu saat malam inisiasiku di The Triumph yang bahkan aku sendiri tidak setuju untuk bergabung.
Tapi karena aku hari ini sudah memantapkan hatiku.
Memantapkannya untuk memberanikan diri menyatakan perasaanku pada cewek yang sudah hampir setengah tahun aku sukai, dan aku dekati.
Semoga semuanya berjalan seperti yang aku inginkan.
***
Aku meletakkan tasku dalam keheningan.
Sekeliling kelasku masih kosong.
Tentu saja, karena sekarang masih pukul setengah tujuh, dan tentu saja siswa lain mungkin masih asik bergumul dengan air di kamar mandinya masing masing.
Aku menarik nafas berkali kali.
Aku sengaja berlomba dengan Gege tadi pagi untuk mencapai kamar mandi duluan agar aku bisa sampai di sekolah pagi.
Walaupun secara teknis istilah "berlomba" itu mungkin kurang tepat.
Hmm
Aku cuma menjeratnya dengan tali lasso karena dia hampir saja merebut kamar mandi terakhir, kemudian mengikatnya dan menggantungnya di dapur kost.
Aku yakin sekarang Ayu atau Veve sekarang pasti sudah mengevakuasinya dan membiarkannya mandi.
Anak yang selalu menarik kesabaranku.(?)
Seiring dengan tarikan nafas terakhir, aku segera berjalan ke arah kelas X-3, dan wajah manisnya segera menyambutku.
"Lily..."
Gadis yang sedang asik membaca itu segera mendongak dan tersenyum saat ia melihatku.
"Yujii, pagi..."
Dadaku segera berdegup kencang saat ia tersenyum padaku.
Dengan susah payah aku mengulas senyuman, Ia kembali tersenyum manis, membuat jantungku meraung dengan senang.
"Hai, Lily, umm, aku ada yang mau kubicarakan...."
Cewek itu segera melipat kedua tangannya di atas meja, dan memasang wajah ingin tahu.
"Apa itu? Ayo bicara!"
ujarnya masih dengan senyuman yang melelehkan jantungku.
"Aku... Aku... Aku suka sama kamu! Kamu mau jadi pacarku...?!"
Aku memaki diriku sendiri.
Kenapa aku bertanya dengan nada memerintah sih?!
Lily tampaknya sangat terkejut, ia segera menurunkan wajahnya.
"Kamu, kamu serius...?"
Aku mengeraskan wajahku dan mengangguk yakin, memastikan kalau aku sungguh sungguh dengan kata kataku.
1 menit
2 menit
3 menit
Cewek itu akhirnya mengangkat kepalanya.
"Aku ga bisa jawab sekarang...."
Aku tersenyum, dan mengangguk padanya.
"Aku mengerti, aku tunggu kamu sampai pulang sekolah untuk jawabanku...."
Lily menggigit bibirnya, ia mengangguk, dan aku segera pergi meninggalkannya.
Dia perlu waktu utuk berpikir kan?
aku harus bersabar dan menunggunya....
==========================================================
Marco's View
"Cie! Yujii! Kamu betulan nembak si Lily?!"
Aku melengos sebal mendengarnya.
Ini adalah orang ke 3 dari kelas X-2, dan orang ke 21 yang bertanya padanya dari tadi pagi sampai istirahat kedua ini.
Totaal semua adalah 21 belum termasuk 39 orang seisi kelasku, dan itu terbagi menjadi 9 orang anak kelas X-3, 3 anak kelas X-2, 5 orang anak X-4, 1 orang anak X-1 dan 3 orang kakak kelas, dan semuanya menanyakan pertanyaan yang sama, kecuali dengan variasi kata yang berbeda.
Tampaknya ketenaran Yujii memang tidak bisa disaingi, bahkan kakak kelas yang aku pun tak menyadari kalau dia sekolah disini datang, dan memberikan simpatinya.
Ck.
Rasanya sekarang disini jadi kayak meja reservasi pengantin, karena orang bergantian datang dan bertanya.
Kasihan Yujii, daritadi dia cuma menundukkan kepalanya, menjawab semua pertanyaan dengan anggukan atau gelengan, dan tidak keluar untuk makan maupun minum.
Tampaknya urusan tembak menembak ini benar benar menyerap semua keberaniannya.
Aku sampai ikut berharap lonceng pulang segera berbunyi, agar Yujii segera mendapat jawabannya dan tidak lagi harus deg degan begini.
Aku kasihan, sampai sampai aku sendiri merasa tersiksa oleh rasa kasihanku
Wajahnya tampak pucat, tangannya terus bergetar, seharian dia hanya menghabiskan waktunya untuk melamun, dan beberapa kali dia harus ditegur guru karena lamunannya menarik perhatian para predator berkepala botak itu.
"Hei, Yujii, sudahlah, kamu mau gugup sampai kapan...?"
Yujii menoleh ke padaku, tersenyum, menggeleng dan kembali menunduk.
"Yujii...?"
Menoleh, tersenyum, mengangguk, menunduk.
"Kamu ga kenapa kenapa kan?"
Menoleh, tersenyum, mengangguk, menunduk.
"Ada yang bisa aku bantu....?"
Menoleh, tersenyum, mengeleng, menunduk.
ck
Konslet pasti ini anak.
Aku menghela nafasku, rasanya kasihan, tapi juga jengkel rasanya kalau melihatnya begini.
Aku mengambil headphone dari dalam tasku, kemudiann memasang lagu dengan volume maksimal.
Aku menyeringai sejenak, dan
Plop
Aku memasangkan kedua headset itu di telinganya.
Tidak ada reaksi.
Aku menatapnya dengan heran.
Gila, dia ga ada reaksi.
Atau headsetku yang rusak?
Kucabut headset itu dari telinganya, dan memasangnya di telingaku.
*(^*&%^&&*$
NYARING GILA!
Bisa mati aku kalau diulang lagi!
sekali lagi aku melihat ke arahnya.
"Yujii! Duduk! Berdiri! Berikan tangan!"
Yujii mengikuti semua perintahku, tapi tetap dengan pandangan kosong.
Dia bahkan berguling saat aku memberikan perintah berguling, membuat teman teman sekelasku menatapnya dengan heran.
Tetap ga ada reaksi juga.
HUH!
Sudahlah, tak ada gunanya menyadarkannya kalau sudah begini.
*****
"KRIIIIINGG! KRIIIIING! KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING!"
Suara loncengan klasik berbunyi kencang, dan segera disambut dengan sorakan murid murid kecuali teman sebangkuku
Yujii tersentaak hebat, dan wajahnya segera memucat saat mendengar bunyi lonceng itu.
Aku hanya menghela nafas.
Susah ya jadi orang yang belum pernah pacaran.
Mau nembak cewek aja panas dingin seharian.
"Ayo keluar, terima jawabanmu...."
Aku mengamit tangannya, Yujii mengangguk, dan segera berdiri.
Dengan gerakan kaku dia pergi keluar dari kelas.
Diluar kelas teman teman satu gank ku sudah berdiri ramai, mereka memberikan dukungan, dan tampaknya itu cukup membuat Yujii tenang.
Yah, at least gank ini ada gunanya juga. Bisa jadi pemandu sorak dadakan.
"Dia datang..."
Tampaknya berita penembakan itu sudah menyebar ke seantero sekolah, karena tampaknya seisi sekolah dan beberapa guru ikut berdiri di sekitar kami saat Lily datang dengan langkah malu malu.
Yujii mengeraskan wajahnya, ia segera maju dan menghampiri Lilly.
Kedua makhluk cantik itu berdiri berhadapan, mereka saling tersenyum salah tingkah.
"Yujii...."
ujar cewek itu, membuat Yujii mendongakkan kepalanya, tinggi mereka hampir sama ternyata.
Yujii tersenyum
Aku menaikkan kacamataku yang melorot, ikut tegang bersama seisi gankku, yang sebagian menenangkan Gege yang tampak terpukul atas kejadian ini.
Hmm, kenapa wajah dan tangannya penuh bekas tali laso?
Apa jangan jangan Yujii lagi?
Berarti tadi pagi mereka-
"Maaf aku ga bisa nerima kamu..."
aku terperangah mendengar jawaban Lily.
Dia menolak cowok yang menjadi rebutan satu sekolah baik cewek maupun cowok?!
Dia bercanda!
Yujii hanya tersenyum tipis, dan sontak koor "Huuuu!" menyambut Yujii.
Pasti malu sekali.
Yujii menundukkan wajahnya, sementara Lily sudah pergi meninggalkannya.
"PERGI PERGI PERGI! INI BUKAN TONTONAN! APA YANG KALIAN SORAKIN?!! KALIAN MAU DIGAMPAR HAA?!"
Teriakku dengan marah, anggota gank yang lainpun ikut membubarkan kerumunan orang yang masih menyoraki Yujii dengan riuh.
Sialan!
Mereka ga punya perasanya!
Sebuah tangan menarikku saat aku akan mengayunkan tinjuku pada kakak kelas yang menyorakinya dengan keras.
Aku menoleh.
"Yujii....?"
"Sudahlah Marco..."
Yujii tersenyum datar, wajahnya tampak memerah menahan perasaannya.
"Sudahlah...."
Yujii menggeleng mencegahku.
Semua anggota gankku masih mencoba menenangkan kerumunan yang tak henti menyorakinya.
"Aku, pulang dulu....."
Yujii membalik tubuhnya dan pergi dalam diam.
"Yujii...!"
Aku memanggilnya, tapi sedikitpun dia tidak menggubris panggilanku.
"Benny, cukup, Yujii sudah pergi..."
Semua anggota gankku segera berhenti berkelahi, dan menatap hening pada sosok Yujii yang perlahan menjauh.
"Yujii......"
============================================
"Kasihan Yujii, sampai dipermalukan seperti itu...."
Benny menjentik tutup botol Cola sampai terbuka, aku dan teman temanku mengangguk, kemudian meminum cola dari kaleng di tanganku.
"Keterlaluan mereka semua, padahal aku baru mau hajar!"
Geram Janto sambil mengeraskan kepalannya, tampak begitu kesal.
"Sudahlah, kita masih gank kecil, lebih baik jangan cari onar dulu, paling tidak sampai kita dikenal."
Benny menelan habis cola miliknya, kemudian kembali memesan sebotol lagi pada penjaga kantin.
"Anj*** mereka semua, mati aja Cvk!"
Rutuk Gege dengan geram.
"Sudahlah, Ge, Yujii juga yang menyuruh kita mundur, toh kita ga ada masalah, ngapain kitaa bermasalah..."
Ujarku, kemudian segera berdiri dan menyandang tasku.
"Aku pulang sekarang, nanti malam ada acara inisiasi kan, aku tadi sms Yujii, katanya dia bakalan datang, jadi nanti kita hibur disana aja...."
semua orang berpandangan, kemudian mengangguk bersamaan.
Kuangkat dan kulambaikan tanganku sambil berjalan pergi, berjalan ke parkiran belakang sekolah.
"Ha, akhirnya Yujii dapat malu di depan seisi sekolah..."
Eh...?
Aku merapatkan diriku ke dinding.
Lily?
Cewek itu cuma mengangguk dengan wajah sedih, seorang lelaki bertubuh gempal merangkulnya.
Anton?
Bukannya itu Anton kerabat jauh Yujii...?
Apa maksud permbicaraan mereka?
Kenapa Anton terlihat senang sekali?
"Tentu saja, aku yang menyebarkan berita itu ke seisi sekolah saat kau memberitahuku, sayang! Cowok itu ga pantas untukmu, mukanya aja lebih cantik darimu. Aku lebih pantas kan...?"
Anton tertawa senang, aku mengeraskan kepalan tinjuku.
Aku tidak suka dengan apa yang aku dengar!
Selama ini Lily ternyata ada hubungan dengan Anton?!
Dan dia mempermainkan Yujii!
Licik!
"Tapi kamu ga perlu memanggil seisi sekolah kan..."
"Biar dia tahu rasa! Biar orang tahu apa akibatnya melawan Anton!"
BRANG!
Aku menendang kotak sampah yang ada disampingku, dan melangkah keluar.
Mereka tampak terkejut.
Aku berjalan terus sambil memperhatikan mereka.
Mereka hanya membatu dan menatapku dengan pandangan ngeri
"Seharusnya sampah ini bersyukur bisa ditaksir Yujii"
Ucapku dengan geram sambil berjalan melewati mereka yang hanya diam.
Tanpa menoleh aku masuk ke dalam mobilku, dan mengemudikannya dengan kasar keluar dari sekolah.
Apa yang harus aku katakan ke Yujii?
Kenyataan yang menyakitkan kalau cewek sampah itu sudah mempermainkannya?
Tidak.
Yujii tidak perlu perduli pada sampah itu lagi!
#berharap dikasih bonus update! wkwkwk
ngmong2 @totalfreak kmna ya??? baca cerita ini jg gak ya?
itu perawat latahnya koplak deh... )
ntar summon ya @silverrain