It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
\ː̗;)ː̖/
Ɓ∂∂∂gưưưs..!!
_/ \_ euy.......
Bacanye juga asyik tak ter buru!
Enjoy....
aku disini siapa ya? rico tau, orang (hantu) lain?
typo nama! maap maap, makasi udah di koreksi bang @chibipmahu ternyata ada tiga typo nama, ya ampunn..
^:)^
apdet dikit ya, ini nggak panjang kok ceritanya, beberapa apdetan lagi tamat kayaknya
"Rico! nggak perlu mengendap-endap gitu juga kan? ini kan kantin. Mau ngapain sih emangnya??"
Ferro menyilangkan kedua tangan di dadanya, dan mengkerutkan alisnya kesal melihatku berjalan sembunyi-sembunyi di sisi luar tembok kantin.
"Ssstt..... Jangan berisik! Nanti bisa ketahuan Laso..."
"Laso..?"
"Iya, aku lagi pengen jadi detektif"
"Ck, apa-apaan sih, udahlah! aku lapar, mau makan"
Dengan bersungut-sungut Ferro berjalan masuk ke dalam kantin. Memesan makanan kepada ibu kantin dan duduk berhadapan satu meja dengan Laso.
Eh?
Dasar anak kurang ajar!
Kenapa dia malah duduk dekat dengan objek investigasiku sih! Aku meremas rambutku kesal!
Uggghh...
Ferro melirikku yang masih mematung di luar kantin dengan pandangan yang mengatakan -kubunuh kau kalau masih tetap disana- , aku berjalan lunglai menuju mejanya, dan meja Laso...
Aku agak kikuk saat Laso mengangkat wajahnya dan memandangku.
"Errr... maaf, boleh kan kami duduk disini?" aku tersenyum kikuk dan menggaruk belakang kepalaku.
Laso hanya menganggukkan kepalanya sekali sebagai tanda persetujuan dan melanjutkan makannya.
Aku duduk di kursi sebelah Ferro berhadapan dengan Laso.
Sejenak kami semua terdiam.
......
......
"Co, kamu ga pesen makananmu dulu?"
Ferro memecahkan keheningan kami.
"Ah iya, aku pesan makanan dulu" kataku sambil beranjak bangkit dari kursiku.
Uhhh... begitu sudah berhadapan dengan Laso aku malah bingung mau gimana..
"Bu, nasi goreng jumbo spesial dan jus alpukat satu ya!" aku menyebutkan pesanan setelah tiba giliranku di antrian tadi, setelah mendapat jawaban oke dari ibu kantin aku kembali ke bangku tempat kami duduk tadi.
"eh?
Fer? kemana Laso?" tanyaku heran mendapati Ferro yang duduk sendirian sambil memainkan ponselnya.
"Dia sudah selesai tadi saat kamu pergi memesan makanan"
"Oohh..."
hemmhh.. mungkin memang lebih baik begitu, karna rasanya aku akan kehilangan nafsu makanku bila berada satu meja dengannya. Auranya yang terlalu gelap bisa-bisa menghilangkan selera makanku nanti...
"Nasi goreng jumbo spesial, bakso, jus alpukat dan jus jeruk?" ibu kantin mengantarkan pesanan kami.
"iya bener, makasi"
Kami mulai makan dalam diam, berkutat dengan pikiran masing-masing. Padahal tadi ada kesempatan buat ngobrol sama Laso. Aku harus mengorek info tentangnya, siapa tahu dia bisa menjadi sumber informasi dari masalah yang terjadi belakangan ini. Auranya yang seperti Dewa Kematian itu benar-benar mengganggu pikiranku.
"Tahun lalu SMA di kota sebelah juga pernah terjadi serentetan kasus bunuh diri lo..."
"Masa sih? kok aku nggak tahu"
"Iya tuh, di internet dan koran juga dibicarakan kok"
Siswa di belakang kami berbicara dengan dengan teman-teman semejanya.
"Rico, kamu nguping ya?" Ferro melirik ke arahku.
"Ha? gak kok!"
"Halah... tuh kupingmu jadi tambah lebar tuh.." Ferro menunjuk telingaku dengan garpunya.
"Ha?" aku reflek memegang kedua telingaku mendengar ucapan Ferro barusan.
"Pffftttt...
Bwahahahahahaa.... tampangmu tolol banget sih!
Hahahahahaa..." Ferro terbahak sampai-sampai mengelap ujung matanya yang berair.
"Huhh... ga ada yang lucu tau!" aku cemberut merasa dikerjai olehnya.
"Habisnya, gitu banget kamu ngupingnya, sampai-sampai tuh sendok makanmu menggantung gitu. Jarang banget kamu sampe berhenti kalo udah makan.."
"Ssstt... diem dulu deh Fer" aku kembali menguping pembicaraan mereka. Ferro hanya mencibir dan melanjutkan makannya.
"Oiya, kemarin juga ada yang mencoba bunuh diri di kelasnya lo!" kembali siswa itu berbicara dengan temannya.
Ah kalo itu juga aku tau..
"Anak itu bukannya juga suka sama si Raffa ya? cowo centil yang sok cantik itu kan?"
Benar, dia memang Freggie yang centil dan menyebalkan!
"Banyak yang bilang, orang yang menyukai Raffa, ujung-ujungnya malah ingin mati.." siswa itu berbicara dengan nada yang serius.
"Benarkah? mengerikan sekali! jangan-jangan Raffa itu salah satu malaikat pencabut nyawa... Hiiii..." temannya yang lain menanggapi omongan siswa itu dengan serius pula.
Hem?
Begitu ya..
Sepertinya ada persamaan dari dua kasus kemarin.
"Aku udah selesai makan, cepetan diabisin makananmu Co! Jangan nguping mulu!"
"Iya iya.. sabar napa sih"
hap hap hap hap
Sruupppppppp.......
Aku menghabiskan makananku dengan cepat.
"Udah selese nih, ayo balik ke kelas"
Ferro dan aku berjalan keluar kantin, melewati taman belakang sekolah. Aku suka lewat sini, karena taman yang asri dan masih banyak pohon-pohonnya yang rindang.
Ah?
"Fer, cowok yang duduk sendirian di bawah pohon itu bukannya kak Raffa ya?"
"Iya itu dia, ngapain dia duduk disitu sendirian..?"
"Entahlah, mungkin dia masih sedih karna kematian pacarnya".
Kak Raffa..
Mungkin dia juga salah satu korban..
"Fer, besok kita bolos sekolah ya, temani aku ke kota sebelah.."
udah dunk...salah satu hobi ku adalah membaca cepat...
lanjut ya...