It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Jgn nanggung atau stop d tengah jalan... #maksagataudiribgtsh... maaf ya... Heee
Dikirain panjang sepanjang anu nya? anu tiang listrik hahaha
Ini cerita gak αϑα cerita cintanya ya?? Wah kayanya full thriller
@masdabudd kan udah dibilang di awal kl emang cm apdet dikit
@arieat iya, emang ga panjang kok ini ceritanya
@adhi48 arigatou... ^:)^
@greenbubles heee? tiang listrik punya anu juga??
@tyo_ary iya, semoga gak maksa ya endingnya. tapi kalo gak dipaksakan ya gimana.. #apasih
@andhi90 cerita cintanya udah banyak di story lainnya, biar ada warna baru aja,hehehe
@4ndh0 ini udah ditambahin
@Dhika_smg @oxygen_full ini dilanjut
Apdet ya!
Mohon kripik maicihnya ^:)^
Hari ini kami membolos sekolah untuk menyelidiki tentang Laso. Dan sekarang aku bersama Ferro duduk bersisian di dalam gerbong kereta yang akan membawa kami ke kota dimana Laso sebelumnya pernah tinggal.
"Kayanya kamu pengen tahu banget tentang anak baru itu? Emang udah tahu sekolahnya dia?"
"Aku sudah nanya ke bu guru" aku menjawab sembari memasukkan kripik kentang ke dalam mulutku.
"Emang kenapa sih sama anak baru itu? Penting banget ya emangnya sampai harus mengintai ke sekolah lamanya..?"
"Umm..
Sulit dijelaskan.. Hanya saja ada hal yang mengganggu pikiranku.."
"Apa itu?"
"Umm.. kamu ingat anak kelas tiga yang mati bunuh diri itu? malamnya dia mendatangiku dan meminta bantuan padaku."
"Apa? dia mendatangimu minta bantuan? maksudmu hantunya dia?" Ferro terkejut mendengar berita ini. Ferro kawan dekatku dari kecil, sudah lama dia tahu aku bisa berkomunikasi dengan makhluk astral, tapi kejadian yang seperti ini baru pertama kalinya. Jadi tak heran kalau dia kaget mendengarnya.
"Iya, aku rasa kematiannya ada hubungannya dengan Laso.
Kamu tau sendiri kan, kejadiannya bersamaan dengan waktu masuknya Laso ke sekolah kita..
Dan sosok bertudung yang melayang di dekat balkon lantai 2 itu, aku rasa semua itu saling berkaitan.."
"Kenapa tidak bilang dari kemarin!
Aku sudah berpikir yang macam-macam aja ketika kamu sepertinya tertarik dengan anak baru itu.." Ferro menghela nafasnya lega.
"Maksudmu?" aku bingung dengan kalimat terakhirnya.
"Ah? Eh, gak, gak ada maksud apa-apa kok! Sini bagi kripiknya!"
Ferro merebut bungkus keripik dari tanganku dan memakannya cepat, wajahnya merah dan tingkahnya menjadi aneh. Ada apa dengan anak ini...?
* * * * * *
"Laso?
Oh, orang yang menyeramkan itu kan?"
"iya, yang badannya tinggi dan wajahnya tirus itu"
"Dia suka baca buku ilmu sihir. Dan jarang berbicara dengan teman lainnya. Makanya dia dijauhi oleh semua orang."
"Ilmu sihir?"
"Iya.."
"Umm..
Maaf kalo boleh tahu, apakah di sini lokasi sekolah yang murid-muridnya pernah bunuh diri itu?"
"Bukan, itu di sekolah XX , tapi ada gosip yang bilang itu gara-gara kutukannya Laso. Sekolahnya tidak terlalu jauh dari sini kok, cm beberapa blok dari sini.
Eh, sudah dulu ya, aku mau pergi duluan, ada les tambahan"
"Ah iya, makasi atas informasinya ya!" aku melambaikan tanganku pada salah satu siswa di sekolah lama Laso. Setelah turun dari kereta tadi kami langsung menuju sekolah ini, dan siswa tadi adalah orang ke tujuh yang kami tanyai dan akhirnya mau meladeni kami.
"Udah ni Co? sekarang kita pulang?" Ferro yang dari tadi hanya diam, membuka suara. Aku berpikir dan mengelus daguku.
"Umm.. sudah sejauh ini, sekalian saja kita ke sekolah yang muridnya pernah bunuh diri itu"
"Hemm..okelah, terserah kamu"
* * * * * *
"Aku nggak mau ngomongin soal kasus itu lagi.
Soalnya temanku jadi korbannya" cewek dari sekolah yang muridnya pernah bunuh diri itu menjawab dengan agak ketus saat aku bertanya mengenai kasus itu. Dia menggandeng temannya akan beranjak pergi.
"Maaf! tapi bisa tolong jelaskan satu hal saja!" kataku menahan mereka. Kedua cewek itu menghentikan langkahnya dan berbalik lagi.
"Apakah ada persamaan di antara dua orang yang meninggal itu? atau hal yang aneh gitu?"
"Persamaan?" kata cewe berambut sebahu menoleh ke arah teman di sebelahnya dengan ekspresi agak bingung.
"Umm.. Ah.. mereka pernah pacaran sama kak Marco kan??"
"Aku juga mikir gitu sih, sampai-sampai kak Marco juga sempat diinterogasi ya katanya.."
"Emang ganteng banget sihh kak Marco, pasti banyak lah yang suka sama dia, sampai sampai cowok aja suka sama dia.."
"Uhukk.."
Mendadak Ferro terbatuk, dan bertingkah aneh, aku hanya mengernyitkan alis heran menatapnya. Kenapa juga ini anak..
"Kau oke Fer?"
"Ah ya aku baik-baik aja kok" Ferro menggosok-gosok hidungnya. Kedua cewe itu juga memperhatikan Ferro sambil tersenyum-senyum.
Egghhh...
Dasar cewek..
"Eh, cowo yang suka sama kak Marco itu namanya Kiky kan?"
Kiky?
"Pantas aja.. kak Kiky kan oragnya pendiam, sering melirik kak Marco pas lagi main basket, serem banget.."
"Iya, tapi dia kan sudah pindah, mungkin gak tahan gara-gara selalu diolok-olok sama anak-anak cowo, jeruk kok makan jeruk..hihihii.."
Enngg..... ini cewe-cewe kok jadi malah asik ngerumpiin orang lain sih. Jangan-jangan cowo yang dimaksud itu..
"Ehm, maaf, apa Kiky itu anaknya putih.. trus ada tahi lalat kecil di bawah matanya?"
"Lho? kok tahu? jangan-jangan dia pindah ke sekolahmu ya?" si cewe berkuncir menoleh padaku, dan menyenggol temannya yang senyum-senyum ga jelas ke Ferro.
Apa-apaan sih!
"Emm.. yasudah.. makasih ya sudah memberikan informasi. Yuk Fer!" aku menarik lengan Ferro. Melirik ke belakang ke arah cewe itu melambaikan tangan dengan semangat ke arah Ferro.
Kami berjalan dalam diam.
Umm..
Kak Kiky juga murid pindahan..
Dan di sekolah barunya ini juga ada siswa yang meninggal..
Hahhh....
Mungkin aku terlalu banyak berprasangka...
"Si Laso ternyata seram juga ya, bagaimana kalau beneran dia punya ilmu sihir.. Bisa mati semua siswa di sekolah kita.
Sebaiknya kamu jangan dekat-dekat dengannya lagi Co!"
Ferro menghentikan langkahnya dan memandangku dengan tatapan khawatir.
Aku balas memandang matanya dan tersenyum padanya.
"Kenapa kamu senyum-senyum! Dasar orang gila! senyum-senyum ga jelas!"
Ferro bersungut-sungut dan berjalan mendahuluiku.
Aku masih tersenyum, aku tahu dia gak beneran marah, kulihat dari belakang punggungnya telinganya merah, dan sekilas tadi seulas senyum terlihat di bibirnya.
Aku merogoh kantung celanaku dan mengeluarkan cokelat bar memakannya.
"Lama sekali jalanmu! Dasar Siput!"
Aku tersenyum dan menjajari langkahnya. Mengulurkan cokelatku ke mulutnya dan dia menggigitnya kecil.
"Ayo kita cepat pulang, nanti kemalaman"
@4ndho iya typo nama udah diperbaiki. Maap