It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ehehe mereka harus belok #plak
thanks sob
thanks ya
bikin penasaran aja neh !
lanjuuuuuut !
udah pasti lah .
)
soalnya aku suka kentang hehe nanti ada kejdian kok next2
maaf yak
"Puncak gunung ini adalah tempat terbaik di kota ini, kita bisa melihat pemandangan secara menyeluruh bukan. Kota terlihat kaya kota semut.." Reval mengangguk, dia duduk memeluk lututnya. Fadil duduk di samping Reval, "Eh lu barusan kenapa? Gue baru kali ini lihat penampakan aneh. Lu kesurupan kunti ya? Serem amat.." Reval menoleh membuat Fadil jadi kikuk, "Aku gak tau... Memang apa yang barusan terjadi?" tanya Reval polos. "Heh? Lu gak sadar kalau lu ngerusak hutan barusan?" "Ungh.. Aku?" "Iyaa elo, barusan lo ngamuk-ngamuk. Serem gue.." Reval hanya mengangguk innocent, dia menyendarkan kepalanya di bahu Fadil, "Aku lelah.." desisnya pelan. Fadil mengusap kepala Reval. Memeluk gemas bahunya dan menciumi kepala Reval. "Aku jadi mau ML, sudah dua bulan gak ML.." desis Reval.. "Dafuq... Gila lu, jadi dua bulan lalu pernah gituan? Gue aja gak pernah!" teriak Fadil heboh. Reval hanya mengangguk imut, dia terus menatap Fadil lama-lama, Fadil langsung memerah, "Napa lu liatin gue? Jangan bilang kalau lu mau gituan sama gue?" Reval kembali mengangguk yang membuat Fadil ternganga. Fadil mencoba melirik Reval, menatap anak itu dalam-dalam. Dia mendekatkan wajahnya perlahan, bibir mereka bersentuhan, Fadil meremas pinggangnya dengan gemas dan melumat bibir kenyal itu perlahan, "Enghh.. Emmm Yuda..." desis Reval. Fadil langsung menjauh, "Gue ngerti sekarang.. Gue gak akan ML sama orang yang hatinya ada di tempat lain..." Fadil berdiri tapi Reval menahan tangannya, "Kamu mau biarin aku sedih sendirian?" lirih Reval dengan suara pilu. Fadil kembali duduk, "Coba deh lo ceritain masalah lo, kali aja kita bisa sharing.." Reval menceritakan semuanya lengkap tanpa terlewatkan bahkan kejadian yang membuatnya harus pindah ke Indonesia. Fadil memeluk erat tubuh reval, dia berusaha memberikan masukan masukan moril supaya Reval tidak berlarut-larut di dalam masalahnya, itu terlalu membahayakan jika jiwa kegelapannya kembali muncul. Tak terasa mereka mengobrol hingga langit mulai kuning, langit begitu indah dilihat dari kejauhan, "Gue antar lo pulang ya? Paman lo pasti khawatir." "Gak mau.. Aku mau tinggal sama kamu saja." Fadil menangkup kedua pipi Reval, "Lain kali boleh, tapi sekarang kondisinya gak kondusif. Paman lo pasti khawatir, bokong mungil lo gak boleh nakal.." ucap Fadil lembut sambil mencolek pipi Reval. "Haah.. Iya iya, tapi nanti bilangi Yuda ya jangan marahin aku.."
Took. Took... Took.. Yuda berlari ke arah pintu dan membuka pintu dengan cepat, "Lo kemana aja sih Reval!" teriak Yuda. "Gue boleh bicara berdua sama lu?" ucap Fadil memotong. "Lo siapa?" "Gue Fadil, temen Reval..." Yuda menatap Fadil dingin walau Fadil tersenyum tipis, "Hmm masuk.." Fadil menepuk bahu Reval, "Mendingan lo ke kamar aja.." yaa sesuai perintah Reval langsung berlari ke kamar. Mereka duduk di sofa biru milik Yuda, "Sebelumnya gue minta maaf karena ngajak Reval bermain sampai malam begini, ini pun dengan susah payah gue ngajaknya pulang.." "Hm.." balas Yuda dingin. "Apa lo tau yang terjadi pada Reval saat dia marah? Ada jiwa setan yang menguasai dia. Harusnya lo bisa lebih jaga mood dia." "Hah? Gak usah membual yang aneh aneh loh.. Kebanyakan nonton film lo." "Terserah lo lah, Yuda. Gue cuma ngasih peringatan..." Fadil bangkit dan berjalan ke arah pintu namun dikejar Yuda. "Eh lo gak ngapa-ngapain ponakan gue kan?" "Gak usah khawatir, dia masih save.. Gue bukan orang yang kaya gitu. Lagi pula hatinya masih lengket sama lo." Fadil pergi menjauh, masih terngiang kata-kata 'Lagi pula hatinya masih lengket sama lo..' Yuda bersendar di kursi, dia bingung. Sebenarnya mulai ada perasaan aneh yang menguasai hatinya tapi dia menolak kenyataan itu mentah-mentah. Dia selalu berusaha untuk tidak memanfaatkan keponakannya. Dia memang bukan orang baik, tapi paling tidak dia mau berusaha menjadi paman yang baik untuk seorang keponakan, bukan merusaknya. Namun disisi lain kenyataan mengatakan dia ingin memiliki Revaldy, dia gelisah dan bingung. Dia berjalan menuju kamar, terlihat Reval tidur menyamping memeluk guling. Yuda duduk di sisi kasur, "Gue minta maaf Rev, gue gak ada niat kasar sama lu.." Reval membalik tubuhnya dan memeluk dada Yuda, "Janji gak akan jahat lagi?" "Gue usahain, makanya lu jangan nakal..." Yuda berbaring perlahan, Reval merebahkan kepalanya di dada Yuda, hatinya bersorak girang akhirnya bisa baikan lagi dengan paman kecenya itu. Tangan Reval kembali nakal, bermain disekitar perut Yuda, dia menyingkap baju Yuda dan memainkan jarinya di pusar Yuda. Yuda terpejam, nafasnya berat rasanya ini cobaan yang kembali mengusiknya. Tangan Reval turun menyusup kedalam celana Yuda, "Reval... Emmmh.." Benda di dalam sana menggeliat naik, Reval tertawa merasakan kejantanan Yuda yang mulai menegang. Reval mencium leher samping Yuda, yang dibully hanya berkeringat dingin. Reval bangkit, dia membuka resleting celana Yuda dan menurunkan celananya. Reval mengocok cepat penis Yuda dengan cepat. "Cute penis.." desis Reval, Yuda menggigit bibirnya tak mampu menolak sensasi itu. Reval memasukkan kejantanan Yuda ke dalam mulutnya, menghisap dengan kencang dan menaik turunkan kepalanya dengan cepat. 'Oh shit... Dia ahli dalam blowjob rupanya..' rintih Yuda dalam hati. Yuda memejamkan matanya menikmati kejantanannya di dalam ruangan lembab nan hangat itu, hatinya dan kejantanannya berdenyut girang. Reval semakin gemas, dia menggigit pelan penis itu, "Aaakhh.. Jangan pakai gigi, sakit.. Eummmh..." Reval hanya tersenyum polos, "Habisnya menggemaskan, mau aku makan rasanya.." Wajah Yuda merah padam mendengar itu. Reval melepas celananya dengan cepat, saat dia ingin menduduki kejantanan Yuda, Yuda langsung menangkap tubuh Reval dan mendekapnya. "Sudah malam, sebaiknya kita tidur.." desis Yuda sambil menarik selimut. Reval yang kesal menggembungkan pipinya namun ia membenamkan wajahnya di dada Yuda, merasakan kehangatan mereka. Saling bergesekan hingga akhirnya tertidur. TBC Pasti nanti ada yang koment gak realistis, aneh bla bla bla.. Padahal hulk film kelas dunia saja penontonnya woles. Bukankah menulis itu bebas mengeluarkan imajinasi. Maaf bukannya melarang kalian mengkritik, cuma kasih warning aku kalau kritik yg sopan karena aku bakal sensitif bgt kalau ada yg koment ini gak realistis. I know it.
haha terlalu cepat buat belah duren :-P
baru dngar tuh istilah kacau in the good way. Bcg itu mantan page gue..