It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
iyaa, flashback cuma buat mempertegas isi cerita, biar gak bingung jg sama konflik awal yg terjadi knp Nathan sampai benci Tristan
Hari ini hari terakhir ujian semester. Dan juga hari ini menjadi hari yang selama ini aku tunggu-tunggu. Karena hari ini aku akan memberitahukan semua yang selama ini kurencanakan kepada Nathan. Sedikit perubahan skenario terjadi. Awalnya aku yang akan menyampaikan langsung kepadanya. Namun, kuminta teman-temanku merekamku melalui kamera dan videonya akan diberikan kepada Nathan. Kumatikan handphoneku agar tidak ada gangguan pada proses rekaman nanti.
Rio : tan, gimana jadi nih rekam videonya?
Gue : siaap bos!
Leo : kenapa gak lo omongin ke homo itu langsung?
Ken : iya tan, kan klo ngomong langsung gak usah ribet kek gini
Gue : jujur aja sih gue gak tega ngomong langsung
Rio : hah? Apa gue gak salah denger nih, seorang Tristan yang dicap playboy seantero sekolah gak tega nyakitin hati homo kecil kek Nathan
Leo : iya tan, lo kan udah sering nyakitin hati cewe sekolah ini, mutusin mereka seenaknya, kok sekarang malah jadi gak tegaan gini
Ken : atau jangan-jangan lo naksir beneran sama dia ya tan?
Aku terdiam. Aku bingung harus menjawab apa. Dalam hati kecilku aku bahkan tidak ingin hal ini terjadi. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Aku harus siap dengan semuanya.
Gue : ya enggaklah, enak aja lo, gue masih normal
Leo : nah klo gitu kenapa gak ngomongin langsung aja daripada ribet begini
Gue : ooh jadi lo pada gak mau bantuin gue nih ceritanya
Rio : eh eh bukan gitu tan, yaudah lo duduk disana, kita rekam dari sini ya, suara lo agak kencengan dikit.
Aku akhirnya melakukan rekaman ini. Aku mengakui semua yang kulakukan kepadanya. Kebohongan, kepalsuan, kepura-puraan bahkan kukatakan padanya bahwa aku hanya menjadikannya bahan taruhan dan bahkan tak ada perasaan apapun padanya. Tanpa sadar diakhir kalimat aku mengucapkan permintaan maaf pada Nathan.
Rio : eh eh stop stop kok pake acara minta maaf segala, emang mau lebaran
Leo : iya nih Tristan lebay banget masa pake acara minta maaf segala
Ken : tau lo tan, malu ama badan tuh, masa minta maaf sama homo
Rio : yaudahlah gampang, ntar bisa gue edit belakangnya, gue cut, yang jelas sekarang rekamannya udah selesai
Rekamanku langsung ditransfer menjadi bentuk kepingan CD dan kukirimkan langsung ke rumah Nathan. Biar dia bisa melihat ini tanpa aku harus melihat ekspresi sedihnya yang aku bahkan tak tega membayangkannya. Maafkan aku tan.
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
<Nathan POV>
Sudah hampir sebulan ini aku tak berkomunikasi dengan kak Tristan. Kesibukannya menghadapi Ujian Nasional menjadi alasan belakangan ini kita jarang bertemu. Aku sendiri juga sibuk menghadapi ujian semesteran. Jadi memang kami tidak mempunyai waktu untuk sekedar pergi bersama karena jadwal ujian yang ketat. Tapi sebulan lalu kak Tristan berjanji akan mengajakku ke pantai senggigi di lombok. Aku sudah tak sabar bisa berada disana bersama Tristan. Pasti pemandangannya begitu bagus dan romantis. Dan disana pula rencananya aku akan menanyakan keseriusan kak Tristan padaku. Kurasa waktu enam bulan ini sudah cukup bagi kita berdua untuk mengenal pribadi satu sama lain. Aku sudah tak sabar menunggu momen tersebut, pasti begitu intim dan romantis. Aku kemudian kembali melanjutkan belajarku.
Hari ini hari terakhir aku menjalani ujian semesteran. Sudah terbayang bagaimana manisnya pemandangan pantai senggigi. Dan yang membuat jadi lebih spesial adalah kehadiran Tristan disampingku. Malaikat tampan dan baik hati yang dikirimkan tuhan untuk menemaniku mengisi kesendirianku selama ini. Aku coba menelpon Tristan. Namun selalu mailbox. Hmm mungkin dia sedang sibuk. Aku langsung menuju gerbang sekolah dan menyetop taksi. Biasanya setelah pulang sekolah Tristan selalu mengantarku pulang. Tapi sebulan belakangan ini kesibukan masing-masing membuat frekuensi pertemuan kita drastis berkurang. Setelah sampai rumah aku langsung masuk kamar dan beristirahat. Tak tau berapa lama aku tidur tapi saat ini aku terbangun karena ketukan di pintu kamarku. Ternyata itu mbok iyem, pembantuku yang mengantarkan sebuah kotak CD kiriman seseorang.
"Mas Nathan, bangun mas, ada kiriman paket nih!"
"Dari siapa mbok?"
"Ndak tau mas, mbok ndak ngerti!"
Aku mengambil kotak CD itu. Tak tertulis apapun di cover CD itu. Hanya tertulis buatku dari seseorang yang tak kukenal. Hmm aku langsung menyalakan CD player dan memutarnya. Video dimulai dari aktivitas seseorang yang disorot dari arah jauh. Kuamati dengan seksama. Ternyata itu Tristan. Hmm aku baru tau sekarang bahwa ini adalah kejutan dari Tristan buatku. Aku senang, ternyata Tristan tipikal pria yang suka memberi kejutan. Tipe pria yang bisa membuatku luluh. Aku terus menyaksikan scene demi scene di video itu hingga satu scene dimana Tristan seperti sedang akan memberikan testimoni
[Hai, kapanpun kamu liat video ini tan, aku cuma mau bilang bahwa cepat atau lambat kamu harus tau hal ini. Suatu hari saat MOS siswa sekolah ini, teman2 gank aku memberikan tantangan buatku untuk bisa memacari salah satu cowok di sekolah ini. Reputasiku sebagai cowok yang hampir memacari seluruh siswi cantik di sekolah ini diuji. Pesonaku terhadap para siswi itu sudah tidak diragukan lagi. Tapi teman2ku ingin mengetahui apakah pesonaku juga bisa berpengaruh pada siswa pria. Jadi mereka memberikan tantangan padaku. Saat MOS itulah aku melihatmu, dan kurasa kamu adalah orang yang tepat buatku menjadi kelinci percobaan. Aku diberi waktu 6 bulan untuk bisa tetap terus bersama kamu tapi jujur selama ini aku sangat benci harus berdekatan sama homo kayak kamu. Aku jijik sama homo. Dan selama ini aku harus berjuang sekuat tenaga menghilangkan perasaan jijik itu. Sekarang waktunya sudah mencapai akhir. Sebentar lagi aku akan memenangi taruhan dan kuharap hubungan kita berdua tidak akan berlanjut karena semua ini hanyalah kepura-puraan semata. Aku sama sekali tidak pernah sayang sama kamu. Aku juga tidak peduli apakah kamu suka aku atau tidak. Yang terpenting adalah aku bisa melewati tantangan ini dan mendapatkan hadiahnya. Dan kuharap kamu tidak akan pernah coba untuk menghubungiku lagi karena aku tidak akan pernah mau berhubungan dengan kamu lagi]
Tanganku bergetar. Airmataku jatuh dan saat ini aku merasa seperti orang yang sangat bodoh. Aku begitu mempercayai orang yang selama ini hanya mempermainkanku. Aku bahkan rela melakukan segalanya untuk orang yang hanya menjadikanku sebagai bahan taruhan. Aku sangat tidak mengerti apa yang terjadi. Aku memandang wallpaper handphone yang memajang photo kita berdua. Dan dengan refleks aku melempar handphoneku ke dinding hingga pecah dan rusak. Aku ingin teriak namun suaraku terpendam oleh rasa kekecewaan yang sangat tinggi. Aku sangat menyayangi Tristan, tapi mengapa ia membalasnya dengan cara seperti ini. Aku langsung teringat kak Daniel. Rasa sukaku pada Tristan membutakan panca indra dan nalarku sehingga aku tidak mempercayai omongan kak Daniel yang ternyata adalah sebuah fakta. Aku ingin teriak, menjerit, melepaskan semua rasa kesal dan kecewaku terhadap Tristan. Aku menangis.
~tan, aku tunggu di hotel xxxx kamar ****, aku akan jelasin semua yang ada di video itu, aku mohon kamu mau datang kesana, please demi hubungan kita~
Begitu bunyi SMS yang membangunkanku. Mataku sembab, bengkak dan merah. Kuraih jam weker dan kulihat jarum jam menunjukan pukul 7 malam. Untuk apa Tristan mau menemuiku di hotel malam begini. Aku bangkit dari ranjang dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Kutatap wajahku. Kusut, begitu rapuh dan tak berdaya. Mataku tampak bengkak dan merah. Aku tak tau harus melakukan apa tapi sejurus kemudian aku sudah di kompleks depan rumah. Mencari taksi. Kurasa semuanya harus cepat diakhiri. Aku ingin mendengarkan hal ini langsung dari mulut Tristan. Setelah sampai di hotel aku terkejut. Ini ternyata hanya hotel kecil. Aku bingung mengapa Tristan mau menemuiku di tempat seperti ini. Sejurus kemudian aku sudah berada di depan kamar sesuai dengan petunjuk dari SMS Tristan. Kuketuk pintunya, berkali-kali namun tidak ada jawaban. Aku membuka pintunya, ternyata tak dikunci. Aku masuk dan mencari keberadaan Tristan. Namun kurasa tak ada seseorang di kamar ini selain diriku. Aku tak tau apa yang akan Tristan lakukan padaku di ruangan kamar hotel ini. Tapi yang jelas aku akan meminta kejelasan atas semua yang terjadi hari ini.
@amira_fujoshi
@arbata
@jokerz
@angelofgay
@telur_ungu
@Kim_Kei
@Ricky89
@kikyo
@obay
@farizpratama7
@aicasukakonde
Bukannya hpnya si Nathan udah dibanting y? Pasti punya hp lain dia y? hehehe.. Lanjut...!!!
sebenerny bukanny udh mainstream ya utk jaman skrg ini tiap org atleast pny handphone dua
satu buat komunikasi sama pacar cewe, satu lg buat hubungin pacar cowo #eehhh hahahaha