It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@kimo_chie, tenang... Penderitaan Tong tidak akan berlarut2...
Sunee tiba di rumah Mew. Sudah lebih dari 3 tahun sejak terakhir sewaktu Sunee meminta Mew menjauhi Tong. Hati Sunee tak menentu bagaimana ia harus berbicara denga Mew kali ini. Kali itu Aex sudah pulang pagi sebelumnya.
"Eh... Tante Sunee, silaken masuk. Tumben mampir tante... Udah lama gak mampir" Mew dengan sopan menyapa ibunda Tong.
"Halo Mew, apa kabarnya Mew?"
"Baik- baik aja Tante. Masuk- masuk Tante..."
"Makasih..."
Sunee ragu untuk sesaat, lalu terlihat senyum yang terkesan di paksakan, lalu menghela nafas, membuat Mew bingung, salah apa lagi kali ini dia.
Mew merasakan badannya semakin tegang, tak nyaman dengan kata- kata yang keluar dari lawan bicaranya. Dia bingung, sudah lebih dari 3 tahun tak bertemu Tong, tapi ibunya tiba- tiba membicarakan Tong kembali. Sementara di sisi lain, Sunee bingung bagaimana harus merangkai kata- katanya.
"Tante, gimana kabar Tong sekarang?"
Sunee terlihat semakin tertekan, membuat Mew semakin bingung.
"Mew... Saya... Agak bingung bagaimana saya harus bicara..."
Mew semakin tidak mengerti arah pembicaraan Sunee.
"Saya memerlukan pertolongan kamu, Mew..." Sunee sudah terlihat hampir menitikkan air mata.
Mew akhirnya mendengar sendiri dari ibunya, bahwa ia apa yang Tong katakan waktu itu buka bohong, ia benar- benar berusaha menjadi kepala keluarga di umur semuda itu. Sedikit rasa bersalah ia telah meninggalkan Tong untuk Aex.
Mew panik mendengar penuturan Sunee, khawatir tentang apa yang terjadi pada Tong.
"Tante, apa yang terjadi ama Tong?" Mew menatap ke arah Sunee.
"Satu hari ayahnya menemukan dia pingsan diantara jarum- jarum suntik..." Sunee mulai menangis.
"Kami bawa dia ke rumah sakit, setelah di periksa, kami benar- benar kaget..."
"Tante, kenapa dengan Tong?"
"Dia dalam pengaruh narkoba..."
"Tante... Kenapa... Kenapa bisa sampe kayak gini? Apa yadi terjadi ama Tong?"
"Setelah jalani proses rehab dan banyak konseling, akhirnya saya tahu apa yang Tong butuhkan..." sahut Sunee sambil menangis.
Mew merasa bersalah karena telah memilih Aex, membiarkan Tong jatuh sedalam ini.
"Mew, saya sadar sekarang bahwa kalian benar- benar saling mencintai. Saya dulu 3 tahun yang lalu tidak mau menerima ini. Mew... Maafkan tante... Tante telah mengambil kebahagiaan kamu, kebahagiaan Tong."
"Tante, saya sangat mengerti... Gak ada orang tua yang rela punya anak gay. Saya mengerti posisi tante."
"Mew, apa bisa tanp meminta sesuatu dari kamu?" sambung Sunee sambil menangis.
"Saya..."
"Tong sangat amat memerlukan kamu. Mew, saya memohon pada kamu, kembalilah pada Tong. Selama Tong bahagia, saya pun akan ikut bahagia." Sunee mengatakan kata- kata itu di tengah isakan tangisnya. Mew bingung harus menjawab apa. Hatinya telah ia berikan kepada Aex. Pengorbanan Aex pun tidak mudah, harus mengejar Mew yang sangat jauh di garis finish menanti Tong yang tidak pernah muncul. Hatinya bimbang antara Tong dan Aex. Air mata Mew jatuh pada pahanya, lega bahwa Tong ternyata mencintainya begitu rupa.
"Mew... Maafkan tante telah mengambil Tong dari hidupmu. Saya dulu tidak sadar. Mew, kalau pun bukan saya, tapi tolonglah... Paling tidak untuk Tong. Dia benar- benar membutuhkan kamu. Dia menderita hanya untuk kamu, Mew, dia masih mencintaimu, Mew." Sunee berusaha menguasai dirinya.
"Mew, kamu boleh menghukum saya apapun kamu mau, tapi tolong... Jangan kamu hukum Tong... Dia sangat memerlukan diri kamu dan mencintai kamu saat ini."
Kata- kata Sunee menusuk ke dalam hati Mew. Mew tak dapat berbuat apapun selain menangis.
"Tante, aku tidak pernah berniat menghukum Tong, atau siapapun. Tante, saya pasti akan menjenguk Tong."
"Terima kasih Mew, ini saya kasih alamatnya. Kita bisa menjenguknya bersama- sama. Ingat Mew, saya dan ayah Tong akan mendukung hubungan kalian. Saya pamit dulu yah."
Mew bingung. Pertentangan batinnya baru saja di mulai. Beberapa hari berlalu, Mew masih belum tahu bagaimana merangkai kata- kata untuk berbicara dengan Aex, sementara kata- kata Sunee masih terngiang di benaknya.
@yuzz, @rendifebrian, @YANS FILAN, @masdabudd, @blackorchid, @cassieput, @Ricky89, @Dekisugi, @anan_jaya, @arieat, @farizpratama7, @kimo_chie, @Gabriel_Valiant.
back 2 story udah deh mew buat aku aja om bro,