It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hari itu, kami meditasi bareng di salah satu meditation center, lalu setelahnya nongkrong.
Makan di Pecenongan, lalu beralih duduk duduk ngobrol berdua di Taman Suropati.
Menyenangkan. Karna bukan di restoran fast food, minim pengamen, dan pedagang yang ada gak terlalu padet.
Malam itu jadi malam yang lucu, imut dan menggemaskan. Karna ceritanya, juga karna dianya.
Kayak yang gue ceritain di tulisan gue sebelumnya, Bembi sering muji muji gue. Bilang gue cute dan lain lainnya.
Setelah ketemu untuk ketiga kalinya pun, gue gak menangkap indikasi kalau dia bohong atau "modus". Sebaliknya, gue justru mikir kalau dia suka sama gue (di level yang seharusnya baru tercapai setelah lama kencan). Gue ceritain ini ke temen kantor gue, Merry.
Dan ketika kencan ke empat kami di Taman Suropati itu, gue nodong dia langsung.
"Aku udah ceritain ini ke Merry, tapi aku pikir kamu juga perlu tau biar kebenarannya lebih jelas. Aku mikir kamu mulai ada rasa suka sama aku. Is it true?"
Gue suka sama reaksi dia.
Dia badannya besar, gemuk (gak gemuk gemuk banget sih), bewokan, dan agak imut. Liat reaksi dia yang salting, malu malu gitu, bikin dia makin keliatan imut, lucu dan menggemaskan. Ini jadi hal yang baru, karna temen kencan gue selama ini gak pernah ada yg begitu.
"Kenapa kamu bisa bilang gitu?" dia tanya sambil sedikit senyum senyum.
"Ya abis kamu muji muji terus via teks. Aku emang pernah bilang kalau bukan kamu aja yang pernah muji aku, tapi mereka mereka yang muji aku tuh gak kayak kamu gini intensitasnya".
Dan kemudian dia mengiyakan bahwa memang benar, dia suka sama gue (setelah gue "tantang" untuk muji gue langsung saat itu juga, dan dia penuhi, sambil malu malu gemesin).
Gue jelasin kalau gue merasa rasa sukanya agak kecepetan, mengingat di Taman Suropati ini aja baru kencan ke empat kami, tapi gue pun bilang gue memaklumi, karna gue juga pernah gampang suka sama orang, dan bahwa sekarang (pada saat itu maksudnya), gue juga mulai mengalami sedikit ketertarikan sama dia.
Lalu gue juga menjelaskan seperti apa aturan main gue. Bahwa gue bisa aja masih jalan sama yang lain, juga bobok bobok manja sama yang lain. Toh gue kenalan sama dia juga pas masih jalan sama orang lain. Gue bisa brenti ketika ada komitmen atau ketika diminta brenti.
Ketika agak hening, gue kemudian nanya dia lagi mikirin apa.
"Lagi tiba tiba overthinking aja"
"Overthinking soal apaan?"
*Hening bentaran*
"Ceritain aja lagi. Aku pun orangnya kan dulu overthinking dan masih berproses untuk jadi lebih baik. Mungkin aku bisa paham", kata gue.
"Aku khawatir sama kamu nantinya hubungan jadi platonis kayak sama yang sekarang".
Jadi dia ini sebenernya deket sama orang untuk waktu yang cukup lama tapi gak jadian jadian. Kalau dikasih perhatian orangnya menjauh, kalau dicuekin malah dateng dateng terus.
"Tenang aja. Aku orangnya teges kok. Kalau emang gak mau jadi pacar, yaa nanti aku akan sedikit mengurangi bentuk komunikasi. Gak flirting flirting lagi misalnya. Atau kalau itu gak cukup untuk bikin kamu move on, yaaa aku akan mengurangi chatting di whatsapp. Kalau emang mau, yaaa udah mau aja. Haha", jawab gue.
Lalu dia ketawa tawa lagi.
Gue juga kemudian bilang, apa pun yang dia pikirkan, yang berkaitan dengan gue, sebaiknya diomongin aja. Even itu buah dari overthinking. Gue pernah ada di posisi dia (dan itu masih baru baru aja juga ) maka gue pasti akan ngerti. Ketika dia punya skenario yang melibatkan gue, yang terlalu jauh di masa depan, maka gue akan coba "melengkapi" skenario itu. Tapi dengan satu dua kemungkinan logis, bukan satu kepastian.
"Mumpung aku terbuka. Orang lain belum tentu lhoo ada yang kayak aku gini", kata gue.
Setelah dari Taman Suropati, gue ajak dia ke kosan, then we had sex.
Gue merasa hubungan seksual sama dia itu beda.
Sabtu malemnya, gue ketemu lagi, dan gue omongin langsung.
Gue sempet mikir kalau dia kayak gak lepas. Kayak ada sesuatu di dalam pikiran dia waktu kami having sex.
Katanya sih gak ada.
Tapi lalu dia bilang,
"aku hampir keceplosan ngomong sesuatu yang terlalu cepat untuk diucapkan".
"I know. I can feel it", kata gue.
Itu salah satu yang gue rasa bikin sedikit beda.
Selama ini, yang gue rasakan ketika having sex, partner sex gue emang suka sama badan gue. Tapi hanya sebatas itu.
Ketika gue merasa ada perasaan yang terlibat, kayak sama dia waktu malem minggu lalu, gue merasa itu bukan hal yg biasa.
Anehnya, bukan hal yang baik, setidaknya sekarang.
Mungkin gue merasa jadinya pecah fokus.
Gue merasa, saat having sex, "hati" sebaiknya jangan ikut terlibat. Well, boleh aja, setelah atau sebelumnya. Jadi gue merasa hubungan sex dan hubungan romantis itu sebaiknya gak jadi satu.
(Ini bukan berarti di ranjang trus jadi kelewat liar ya).
Atau mungkin lebih tepatnya romantis di level tubuh, tapi.... tetep be now.
Yaaahh ini pun bisa jadi overthinking atau over sensitive nya gue aja sih, cause when he kissed me, I feel like not only he love my lips, but he wanna kiss me again tommorow, next week, next month.
I love your lips, so I kiss you. Begitu aja buat gue cukup sebenernya.
Aahh but I could be wrong though.
Soalnya detail yang di atas ini sebagian besar baru kepikiran ketika gue tulis. Next time bakalan gue tanya langsung.
Nah real problem sendiri, yang bener bener ada di pikiran gue (bukan yang gue pikir ada di pikiran dia) itu adalah gue belum terbiasa. 2 Gebetan gue sebelum dia itu punya physical quality yang gue suka. Yang satu, he has a RIDICULOUSLY soft skin. Aluuuussss banget. Plus gak gampang keringetan. Pas dia di kosan gue aja dia kedinginan gue nyalain kipas, padahal gue ngerasa gerah. Bahkan ketika orang ini berkeringat, keringetnya dingin, dan bikin jadi makin enak dipeluk.
Gebetan satunya lagi, dia juga agak gendut sama kayak Bembi, tapi dia ini orangnya super bersih (well, ini bukan berarti si Bembi kotor dan jorok). Terakhir bobok bobok manja ya sama dia ini. Udah beberapa kali selama sebulan. Kayak yang gue ceritain sebelumnya, ciuman sama dia enak karena dia selalu ngajak sikat gigi dulu.
Ternyata enaknya bukan hanya karna sikat gigi dulu, tapi, lebih spesifik lagi, karna pasta giginya.
Waktu sama Bembi, kami juga sikat gigi dulu sebelum having sex, tapi pake pasta gigi biasa. Rasa mintnya agak agak aneh ternyata. Nah sama gebetan sebelumnya, pasta giginya itu pasta gigi rempah rempah sama ada daun sirihnya. Jadi gak terlalu kuat mintnya, dan gak mengandung detergen.
Having sex sama dia juga enak karna adem. Kosannya ada AC. Kalaupun dia keringetan, keringetnya gak bau. Gue sih menduga karna sabunnya.
Gue bukannya gak suka sama Bembi, tapi karna udah beda orang lagi, gue butuh penyesuaian.
Detail yang ini, dia udah gue kasih tau semuanya.
Terkesan ribet sih, tapi gue gak mau mendustai pikiran gue sendiri, dan gue menghargai dia, makanya dia juga harus tau apa yg gue pikirin tentang dia.
Gue pun mikir hal tersebut di atas setelah having sex selesai.
Pas masih having sex, I just observed. Gue menyadari ada rasa awkward. Gue sadari aja, tapi gak gue proses. Baru setelah having sex gue coba mikir kenapa gue tadi merasa awkward, dan di ataslah jawabannya.
Setelah itu, kami ngundang temen kami. Temen kantor gue yg juga kenal Bembi. Ceritanya double date. Ngobrol random apa aja sampe pagi. Bener bener pagi. Jam 6 lebih. Sampe akhirnya CFD mulai.
Kami lalu cari sarapan. Jalan dari Sarinah ke bundaran HI.
Pas lagi jalan, gue kadang ngerangkul dia.
Lalu kadang dia ngerangkul gue.
Pas jalan balik ke Sarinah lagi pun begitu
(Dari dini hari dia duduk di sebelah gue itu juga, dia udah ngelus ngelus punggung gue sih).
We did some physical contact in public.
Sesuatu yang belum pernah gue lakukan.
"This is a new thing. A new nice thing. Aku belom pernah lho, gandengan atau rangkulan di depan publik gini"
"Oh ya?"
Kami jalan sampe parkiran motor Sarinah.
"Mikirin apa?" Kata dia.
Ugh! Gue paling susah untuk akting lagi gak mikirin sesuatu kalau udah mulai ngantuk.
"Gak mikirin apa apa"
"Masa?"
*hening sebentar*
"Sebenernya sih, waktu tadi Merry ngajakin pulang, trus aku jawab 'nanti duluuu, masih kangen sama Bembi', itu aku gak becanda" (karna gue ngomongnya pake nada becanda dan ketawa tawa setelahnya).
"Haha. Iya aku tau kok".
Lalu tibalah waktunya untuk pisah jalan. Dia order Grab, gue harus ke parkiran motor. Gue gak anterin karna arah tempat tinggalnya berlawanan arah sama kosan gue.
Awalnya kami salaman doang.
Lalu sambil senyum malu malu, gue merantangkan tangan.
Minta dipeluk.
Lalu kami berpelukan dan kami pun pulang
Trus abis itu koko koko di parkiran ngeliatin gue. Gaydar gue bilang sih dia binan juga. Dari outfit sama gesturenya.
Padahal yang straight aja gak ada yg menatap aneh. Hahahahaha.
Well, hampir seminggu jalan 4x sama Bembi ini gue merasakan hal baru dan berbeda (in a good way).
Ada diri gue yg bisa gue liat ada di dia.
Juga menyenangkan gimana gue bisa bahas hal hal teknis sama dia.
Jadi gak cuma ngalir, tapi juga ngobrol gimana alirannya, ada apa aja di dalam aliran itu, seberapa cepet ngalirnya, aliran seperti apa yang disukai dan diinginkan.
Gue juga merasa ada kehangatan ketika deket sama dia.
Kehangatan yang belum pernah gue rasain sebelumnya.
Rasa rasanya juga sedikit romantis.
Sedikit ngerasa aneh sih.
Biasanya gue merasakan romantisme dari buku yang gue baca dan film atau serial tv yg gue tonton (itu rasanya cukup kuat loohh).
Mengalaminya langsung di dunia nyata itu.... a little weird. But a nice and warm weird.
Jadi, apa ini pertanda akan segera beranjak ke pelaminan tahap yang lebih serius? Pacaran misalnya? Honestly, I have no idea. Sekarang ini gue baru bener bener tau dan ngerasain hal yang sama ketika gebetan lama gue nolak gue "gak siap menjalani relationship".
Cause it's too soon? Not sure.
Mungkin karna gue belum pernah pacaran, so I still have no idea how to proceed this kind of situation.
Dan gue pun sangat mempercayai intuisi gue.
Intuisi gue bilang, sekarang sekarang ini bukan saat yang tepat untuk mikir ke arah sana.
Tapi bisa jadi, gue akan berpikir ke arah sana dalam waktu yang gak lama.
Yang jelas, untuk sekarang, gue menikmati apa yang ada. Sangat. Dan gue masih ingin untuk menikmati proses ini sedikit lebih lama lagi
Thanks Beruang Gemesh
gw pernah ditembak pas kencan kedua, dan itu juga ga gw anggep kecepetan
tapi, mungkin krn gw kelewat imut sih
Lu pernah ditembak pas kencan kedua?
Masa sih?
Ceritain dong~
@LittlePigeon
Siapa orangnya, di mana, kejadiannya gimana~
@LittlePigeon
@LittlePigeon
Sukaaa banggeeeeettt!!
Hahahaha.
Thank you oommm @Adrian69
jadi iri deh, hihi.
"Bi, aku mau kita pacaran".
Yaaahh gimana doonngg namanya binan labil
Lalu kami pun pacaran sekarang.
Yeay!~
*Detailnya ntar kapan kapan lagi aja
moga2 langgeng ampek kakek2 n punya anak
Thank you mas Ahsin @LittlePigeon