BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Your Lips Are Mine!

2456710

Comments

  • baguss, cuma bahasanya agak kaku aja heheeh kayanya kalo pake bahasa yag lebih kasual ceritanya bakal lebih ngalir lagi,, Lian patah hati nih yeee, ayo Lian maju terus go go go L.I.A.N
  • Lanjutkan, ok kok storynya
  • eldurion wrote: »
    Lanjutkan, ok kok storynya

    RT
  • mention aku ea low updeat...
    makasih

    RT
  • ish,, @blackshappire ikut-ikutan aja
  • masdabudd wrote: »
    ish,, @blackshappire ikut-ikutan aja

    :D maap atuh @masdabudd , td lg di jalan jd males ngetik panjang2...hehee
  • edited December 2013




    TIGA


    Pagi ini masih seperti biasanya, belum ada seminggu sekolah ini kembali aktif dalam proses KBM, jadi mungkin mulai minggu depan sekolah ini akan kembali aktif seperti biasanya. Pulang ke rumah sepagi inipun tidak di perbolehkan, meski aku tak ada kegiatan disini. Akhirnya aku hanya bermain gitar bersama Yoshi di depan kelasku.

    Aku bermain gitar yang dibawa Yoshi kesekolah sambil menceritakan kisahku semalam. Ya, hanya dia orang yang kupercaya. Maka dari itu, dia tahu segala hal tentangku yang bahkan orang tuaku pun tak tahu.

    “Jadi kamu pikir.. orang yang menyelamatkanmu adalah Nino?” tanyanya tidak yakin.

    Kuhentikan jemariku memetik gitar. “Hmm, begitulah,” kataku tak yakin pula.

    “Kalau begitu, bukannya itu sebuah takdir?”

    Aku menggeleng. “Itu bukan takdir. Itu hanyalah kebetulan,” ujarku datar.

    “Itu orangnya,” Yoshi menunjuk pada Nino yang sedang duduk di lapangan basket yang tak jauh dari kelasku.

    Aku tertawa. “Pulang saja yuk, gerbang di depan sepertinya sudah di buka,” ujarku lalu beranjak dari tempatku duduk menuju gerbang sekolah.

    “Eh, dari berita yang kudenger sih, banyak banget orang yang nggak suka sama Viny disekolah. Orangnya sok polos, katanya sih gitu,” ujar Yoshi sambil berjalan mengikutiku dari belakang.

    Aku menghiraukan perkataannya dan tetap berjalan kedepan. Toh, aku tak punya masalah sebelumnya dengan Viny, jadi aku tak harus menyimpulkan bahwa Viny orang seperti itu meski aku kurang suka juga padanya.

    Aku menghentikan langkahku. “Lihat deh! Lucu ya..” ujarku sambil tertawa melihat kejadian di depanku.

    “Itu Kak Andra kan, yang tinggal dirumahmu juga? Para adik kelas sepertinya sedang menggodanya meskipun mereka sedang MOS,” balas Yoshi sambil tertawa juga. “Mereka berebut tanda tangan dari Kak Andra, tapi sampe nempel-nempel gitu, haha.”

    “Playboy seperti dia,” tukasku lalu melanjutkan langkahku.

    “Sepertinya tidak. Dia memang populer, tapi yang aku tahu sih, dia belum pernah pacaran. Hanya mereka saja yang mengaku-ngaku kalau pernah pacaran sama Kak Andra,” balas Yoshi.

    “Seperti itukah kenyataanya?” tanyaku tak yakin.

    ***

    Aku menyelesaikan makan malamku sendiri. Semua orang dirumah sudah pada makan deluan, bukannya mereka tak mengajakku untuk makan bersama, tapi karena tadi aku sedang menyelesaikan tugasku. Sedangkan orang tauku sedang tidak ada di rumah. Seperti biasa, mereka selalu mengunjungi nenekku yang berada di kampungk. Biasanya mereka akan berada disana hanya satu malam, minggu sorenya sudah pulang.

    “Yan, Besok ada waktu luang nggak?” tanya Nino yang mengejutkanku ketika aku sedang meneguk air putih.

    “Hmm, iya.. memang kenapa?” tanyaku balik.

    “Mau barberque-an?”

    “Huh?”

    “Untuk memperingati kami mulai tinggal disini. Acara makan-makan untuk kita agar lebih akrab,” jelasnya.

    “Ok baiklah,” ujarku sambil tersenyum.

    Untuk sesaat aku lupa.. Aku lupa bahwa dia bukanlah orang yang ditakdirkan untukku.

    ***

    Pagi-pagi sekali kami sudah sibuk mengeluarkan barang-barang untuk piknik di halaman rumah. Cuacanya juga sangat mendukung, soalnya masih jam 8 pagi, jadi matahari belum terlalu terik.

    “Sasa! Susunlah benda-benda yang telah kami keluarkan,” ujar Kak Ades pada Mbak Sasa karena melihatnya hanya duduk-duduk saja, sama sekali tak membantu.

    “Aku tak cocok pada benda-benda berat seperti itu,” balasnya sambil melilit-lilitkan rambutnya pada jari telunjuknya.

    “Kalau begitu.. Mbak Sasa akan melakukan yang terbaik saat masak, kan?” tanyaku sambil tertawa.

    “Tidak. Hanya suami masa depanku yang boleh melihatku memasak,” jawabnya yang membuatku memtuar bola mataku.

    “Jadi kamu nggak cocok dengan apapun?” ejek Kak Ades yang membuatku meledakkan tawaku.
    “Selamat pagi!” ujar Viny yang tiba-tiba sudah berada di halaman rumahku.

    Aku terkejut melihat kedatangannya. Lagian Nino bilang ini hanya acara orang rumah saja, kenapa dia mengajak orang luar. Benar-benar sesuatu, batinku.

    “Pagi! Kamu sudah datang? Sini! ayo gabung!” ujar Nino bersemangat.

    Kamipun mulai memasak dan saling berbagi tugas. Mbak sasa membuat minuman, Kak Ades, memotong beberapa ekor ikan dan daging. Nino dan Andra sedang membakar ikan dan daging yang telah di bersihkan dan dipotong oleh Kak Ades. Sedangkan aku dan Viny sedang memotong beberapa sayuran sebagai tambahannya.

    “Andra.. ada orang yang Kamu sukai?” ujar Nino pada Andra. Aku menolehnya sesaat, kemudian melanjutkan pekerjaanku.

    “Ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba bicara seperti itu?” balas Andra sambil tertawa.

    “Maksudku.. aku tahu banyak gadis yang menyukaimu di sekolah, tapi aku belum pernah medengar sebaliknya,” sindir Nino.

    “Hanya belum menemukan yang sedang aku cari saja,” jawab Andra dengan santai.

    “Akan indah.. bila jatuh cinta pada seseorang,” ucap Nino. Aku menolehnuya, kulihat dirinya yang sedang menatap Viny dari samping.

    Disebelahnya kulihat juga Andra dan saat itu mata kami bertemu. Dia buru-buru melihat kearah yang lain. Aku menghela nafasku, lalu kembali fokus pada pekerjaanku lagi.

    Setelah hampir satu jam kami bekerja keras, akhirnya makanan yang telah kami buat bersama selesai juga. Kamipun duduk bersama di tikar yang sudah di gelar di bawah pohon mangga.

    “Ini pacarmu yang kamu ceritakan? Dia lebih manis daripada yang kubayangkan loh, No,” ujar Kak Ades.

    “Haha, hei jangan berbuat genit padanya!” balas Nino sambil tertawa.

    “Ninooo,” ujar Viny manja sambil mengenggam kepalan tangan Nino.

    “Jangan hanya makan daginya, kamu harus makan sayurannya juga,” ujar Viny pada Nino.

    “Aku tidak mau.”

    “Bell peppers?”

    “Tidak suka!”

    “Telur rebus?” tawar Viny lagi.

    “Sangat tidak suka!” jawab Nino sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali.

    “Itu tidak baik! Kamu orang yang sangat pemilih,” ujar Viny sambil tersenyum masam.

    “Mesranyaa,” ujar Mbak Sasa sambil ikut tertawa.

    Apakah mereka harus menunjukkan ini di depanku, pikirku. Aku menghela nafas pelan lalu menggigit bibir bawahku. Kenapa kamu merasa sesak? Itu bukan bibir yang kamu cari! Batinku.

    Setelah acara makan-makan selesai, yang berlangsung menyenangakan dengan kami saling banyak bercanda, kami semua membereskan barang-barang yang kami pergunakan tadi. Setelah itu barulah kami bisa bersantai-santai di hari minggu ini.

    Nino mengantar Viny pulang, meski kutahu Viny bisa pulang sendiri tanpa harus diantar seperti itu. Sangat menyebalkan bukan.

    Kulihat Andra pergi ke arah halaman belakang rumahku, aku mengikutinya karena merasa penasaran.

    “Ada yang salah? Kenapa kamu pergi kesini?” tanyaku pada Andra yang sedang memperhatikan tanaman anggur yang di rawat oleh ayah.

    “Tidak ada alasan khusus,” balasnya sambil tersenyum.

    “Kudengar dari ibu, kamu dan Nino itu sepupu ya?”

    “Iya..” jawabnya singkat.

    “Ngomong-ngomong, Nino dan Viny pacaran sudah berapa lama?” tanyaku hati-hati.

    “Hmm.. sejak.. sekitar saat aku lulus dari SMP,” jawabnya.

    Aku menghela nafasku. Lalu menoleh pada Andra yang sedang memperhatikanku dengan tatapan anehnya lagi.

    ***
  • makasih mention y lanjuttt kk yg lebih panjang ya hehheehehe :p
  • kesannya kaku bgt yah...
    tp gpp lah, ttp lanjut yah :)
  • meniggalkan jejak... mention ya :D
  • andra jatuh cinta ma kamu tu :D
  • bibir yg kamu cari bibirnya andra tuh ian !!!
    lanjut gpl! yg panjang! #pembacaBawel
Sign In or Register to comment.