It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Selamat mencari, karena hidayah itu sesungguhnya dicari dengan sungguh-sungguh dan tawakal. Allah tidak menurunkan hidayah begitu saja
Semoga segera menemukan jawabannya
tolong baca lagi postingan pembuka threadku di atas
matur suwun sanget
lagian itu bukan debat. diskusi.
Allah di agama Yahudi adalah adaptasi dari Aten, Dewa Matahari di Mesir. Dari politheisme Mesir menjadi monotheisme Yahudi. Difasilitasi oleh tokoh legendaris yg dikenal sebagai Moshe, Moses, Musa. Dari situ berkembang terus menjadi berbagai pemikiran keagamaan tentang Allah yg maha begini dan maha begitu. Menjadi berbagai versi monotheisme atawa yg dikenal sebagai agama-agama samawi dan ribuan alirannya.
T = Kesadaran kita sebelum kita lahir ada dimana?
J = Sebaiknya anda tanyakan kepada orang yg belum lahir?
Dan tidak perlu merasa bersalah kalau ternyata tidak bisa. Kalau anda tidak bisa, berarti tidak ada orang yg bisa. Tidak perlu merasa bersalah juga walaupun anda tanyakan itu kepada saya. Kalau anda merasa bersalah, maka dibilang anda berdosa. Kalau tidak merasa bersalah tidak berdosa. Cara mengelolanya dengan berpikir, apakah perlu merasa berdosa? Apa perlu merasa tertimpa karma jelek dari kehidupan lalu?
Hukum karma bisa dikonsepkan sebagai pengertian bahwa apa yg orang pikirkan, maka itulah yg akan terjadi. Kalau berpikir jelek, maka akan jadi jelek. Berpikir bagus, maka akan jadi bagus. Itu bisa, tanpa perlu pakai konsep reinkarnasi dan pernak-perniknya. Sayangnya, bahkan yg seperti itu juga suka lupa mengajarkan bahwa yg berperan penting adalah frekwensi gelombang otak dimana hal itu harus dilakukan. Dalam gelombang otak biasa, pikiran baik maupun jelek tidak akan berpengaruh. Cuma akan membawa hasil apabila dalam gelombang otak meditasi mendalam.
Karma hanya istilah bagi yg mau pakai, sebagian besar orang di dunia malahan tidak kenal istilah karma. Yg ada aksi dan konsekwensi. Apapun tindakan yg diambil ada penyeimbangnya, konsekwensinya. Bisa dianggap baik atau buruk tergantung dari sudut mana anda memandangnya. Dan yg seperti ini boleh bilang tidak pernah dibahas di dalam agama-agama monotheisme, yaitu yg percaya kepada Allah. Mungkin karena tidak tahu.
Kebanyakan orang Indonesia belum tahu kalau mereka yg menjalani peran sebagai pemimpin agama atau guru spiritual cuma manusia biasa, sama-sama tidak tahu. Mereka cuma meneruskan apa yg diajarkan oleh pendahulunya. Pendahulunya juga begitu, sama tidak tahunya. Tidak ada yg benar bertemu dengan malaikat kecuali orang yg mengalami halusinasi. Sekarang juga ada, merasa bertemu malaikat, leluhur dan semacamnya. Cukup banyak yg konsultasi dengan saya tentang itu, baik langsung maupun lewat inbox.
Saya merasa seperti orang dari kebudayaan Barat yg diterjunkan di masyarakat Timur yg penuh dengan takhayul. Yg ditanyakan hal remeh-temeh, dan semuanya saya jawab. Saya jawab gaya orang Barat karena, maklumlah, saya reinkarnasi. Bisa tahu apa yg terjadi ribuan tahun lalu, seperti pembuatan agama monotheis yg pertama. Kalau anda masih kurang jelas juga bahwa agama dibuat oleh manusia, maka masih bisa tunggu satu tahun lagi. Tidak ada batas waktu untuk lulus. Kalau tahun ini belum lulus maka masih bisa diperpanjang satu tahun lagi. Dan seterusnya.
T = Maksudnya?
J = Agama adalah pelembagaan imajinasi manusia, dibuat dan tidak muncul begitu saja. Makanya bisa berubah. Dibuat oleh manusia, dan diubah oleh manusia juga. Kalau belum jelas bisa tambah setahun lagi. Ada juga yg seumur hidup tidak bisa lulus. Untuk bocoran, bisa saya tuliskan disini bahwa Musa jelas-jelas disebutkan keluar dari Mesir. Bawa apa dia dari Mesir? Oh, bawa Dewa Matahari Mesir yg bernama Aten, dan dibaptisnya kembali menjadi Allah. Begitulah menurut Sigmund Freud, seorang Yahudi lainnya. Yahudi juga, sama seperti Musa. Bedanya, Sigmund Freud hidup lebih dekat ke masa kita. Di awal abad ke 20 M. Cuma seratus tahun lalu saja. Cukup dekat, dan lebih gaul dibandingkan Musa yg hidup 3500 tahun lalu.
by: Leonardo Rimba
cona saya edit dulu pembuka post nya
makasih sarannya.
maaf kan daku....khilaf...
#tapi masa iya? aku bilang inspirasi yang diolah...
masak aku bilang hasil dari olahan sendiri?
salah satunya kali?
#iya, bener... aku khilaff maaf x_x
Tumben bijak, eRTe ahhh~ lol
it roams either on land or water, but
still, it never be able to fly.
An aircraft may seem so gallant when
it scratches out the skies, but it's too
great to pass an alleyway.
That's why they are created
separately in order to ease the
infinite mobilization of ours.
Just like human beings, they are
designed differently that we'll be
wondered when finding ourselves
more inspired by another human
being in our helpless lives, and vice-
versa.
That's how God endows harmony on
this earth..."
*hasil pemikiran gue tentang hakikat kesempurnaan
maaf kalo ngingetin...
tp aku udah nulis diatas
Adalah orang mati
Takut sering sekali menjadi dasar
Untuk orang yang tidak mau berfikir
Tinggal dalam kubangan kemapanan
Tidak mendengar hati nurani, suara alam, budi pekerti
Tenggelam dalam dogma
Mati....
Diskusi langsung di meja makan, sampai di grup BBM khusus keluarga, berjalan dengan panas. Tentu mereka yang panas dan sesak setelah kusingkap sedikit demi sedikit tirai yang selama ini menutupi jati diriku terkait keyakinan. Terpaksa kusibak tirai itu karena bosan dengan cara mereka mengintip dan memancing-mancing aku untuk berkata jujur.
Berkali-kali aku meyakinkan mereka, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
"Anggaplah gua Aminah, ibu Muhammad, atau Abu Thalib, pamannya. Yang tetap mencintai dan mendukung Muhammad, namun tak bisa berikrar untuk berada di keyakinan yang sama dengan beliau", ujarku pada adikku yang tak henti-hentinya mengolokku sebagai penyembah Alien.
"Gua gak nyangka elu seberani ini. Gak takut juga sama Allah atas apa yang elu pikirkan. Titik balik elu apa sih kalo gua boleh tau? sampe bisa rela meninggalkan semua yang elu yakini selama ini?" tanya kakakku yang paling kritis dan lumayan asik untuk diajak mengobrol.
"Maksudnya?" tanyaku.
"Penyebabnya apa? Kalo gak salah kan, DewiLestari pindah keyakinan setelah ibunya meninggal dan dia masih belum menerima kematian ibunya itu. Rasa kecewanya itu membuat pikiran dia kemana-mana sampe akhirnya pindah agama," ujarnya.
"Masa sih DewiLestari begitu? Gak mungkin kayaknya," kataku.
"Iya deh kalo gak salah. Nah, elu tuh apa penyebabnya? Kalo gak salah elu mulai agak-agak menyimpang setelah si *** mantan cewek elu itu nikah kan? Itukah penyebabnya?" pancingnya.
"Hah? Karna si ***? Ya enggak lah. Gua sih bodo amat dia mau nikah atau ngapain kek, gak ngaruh. Kenapa elu jadi berpikir itu karena si ***?"
"Karena setelah si *** itu nikah, elu gak keliatan nyari-nyari cewek lagi. Gak pacaran," katanya.
"Gua emang gak mau aja nyari cewek dan pacaran lagi," kataku. Padahal setelah itu aku beberapa kali berpacaran, dengan laki-laki.
"Lagian beda lah kasus gue sama Dee, karna gua kan gak pindah agama," kataku mengalihkan isu pacaran.
"Ya intinya sama aja, meninggalkan keyakinan yang selama ini elu pegang," katanya.
"Gak ada kok, gak ada titik balik apa-apa. Ini murni karena pemikiran gua sendiri yang gua biarkan bekembang dan gak gua batasi pake prinsip-prinsip agama atau iman yang sebelumnya jadi pembatas," kataku.
"Gak mungkin kalo gak ada penyebabnya," ujarnya meragu.
"Ya intinya gua bosen aja dengan kontradiksi yang ada dalam agama, yang menurut gua gak relevan dengan fakta-fakta yang ada di kehidupan ini," kataku. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.
"Gua sama sekali gak menyangka elu udah menyimpang sejauh ini. Dan kalo udah kayak begini, nyeramahin elu tuh cuma jadi sesuatu yang percuma. Maksud gua, gak ada lagi yang bisa gua lakukan selain mendoakan elu," katanya.
"Hahaha, ya jangan gitu lah, kesannya gua tuh udah jadi orang yang bejat dan jahat sampe harus didoain segala," kataku.
"Udah. gak akan ada habisnya kalo berdebat. Dia tuh cuma lagi futur, kita doakan saja semoga cepat dapat hidayah," kata mamaku, menimpali.
Futur..
Bagiku, baik futur ataupun hidayah, hanya transformasi pikiran manusia yang sebetulnya memang mudah untuk mengalami perubahan. Untuk mereka yang memang haus akan kebenaran sejati.
Gambar lingkaran yang kanan menunjukan bagaimana keadaan pikiran kita tanpa dibatasi apapun. Kebenaran datang dari berbagai arah, dan kita membiarkannya masuk dan keluar silih berganti.
"Your mind is the gatekeeper of life, and sometimes it lets a little true life in, but most of the time it does not."
Sumber: The Present