It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Dalam rangka mendapatkan sepatu basket untuk si Wandi, kami meluncur ke retail adidas terdekat dalam waktu yang cepat karena rata-rata toko tutup jam 10 malam di kawasan mall. Karena aku sudah janji dan jasa Wandi cukup banyak hari ini. Moga saja dengan sepatu basket yang baru lagi maka prestasi basket Wandi makin menjulang. Meskipun ke tiga bibi itu tidak setuju, terpaksa acara makan malam jadi nomor dua. Setelah itu si Wandi bisa ke luar dari rombongan keluarga dan dia balik dengan taxi.
"awas elu ya, ini adalah hari terakhir elu malak keponakan gue" ancaman tante Hana
"aiss sana kamu pulang ! kami mau lanjutin dengan acara makan-makan" bi surti juga agak kurang senang dengan cara Wandi
"ya udah, ada informasi ya ada harga ! senang berbisnis dengan ente ! selamat malam Daya" si Wandi mohon pamit dan dia sangat senang telah dapat sepatu baru impiannya.
Menu restoran ini ku rasa tidaklah senikmat kenangan sore ini di rumah Jala. Lain halnya dengan tiga orang bibi-bibi ini, mereka melampiaskan rasa lapar mereka dengan cara meludeskan semua hidangan di atas meja seraya berkata
"kamu jadian ya sama si tukang palak ?" selidik tante Hana
"amit-amit, elu kalo ngomong yang bener dong babe" protes bibiku
"kenapa ? mungkin saja kali babe tanpe pengawasan dari kita" sergah tante Hana lagi. Aku hanya senyum-senyum mendengar diskusi ini
"ga mungkinlah, keponakan gue suka orang yang bersifat tukang palak" alasan dari bibiku
"aiss cerita apa ini, ga mungkin lah ! jarang dia datang ke rumah ! kalaupun datang bibi awasi ga boleh masuk kamar den Daya" keterangan dari bi Surti sambil komat-kamit menghabiskan makanan dalam piringnya
"jawab dong Daya !" desak tante Hana
"bawel kamu ah, apa yang harus dijawab den Daya ? kalo jadian itu sama cewek cantik" bi Surti ga mau kalah
"tuh dah dijawab bi Surti" kataku dengan ekspresi mengangkat bahu artinya silahkan disimpulkan aku ga ada hubungan apa-apa dengan Wandi
"wah lega jadinya ! tapi makasih ya udah menuhi undangan makan malam dari tante" kata tante Hana
"iya sama-sama tante" balasku
"makasih loh Daya, kue tadi benaran enak !" kata bibiku yang tentunya suka makanan seperti itu yang biasa dimakan mereka di Palembang sana.
"yo wes, udah kenyang, udah ludes, ayo balik ! bibi mau nyiapin bahan nasi goreng spesial pagi besak yang akan diracik bu Hana" kata bi Surti
"wah resep baru ya Tante ?" tanyaku
"wkwkwk, kira-kira gitu deh, coba aja besok!" canda bibiku yang merasa bahagia melihat kemajuan bakat ibu-ibu dari kekasihnya
"benaran enak ? kalau ga jangan kawatir ! persediaan pop mie ku masih banyak" balasku
"enak lah den ! sudah ah jangan milih-milih makanan. Tuh lihat orang di luar sana belon tentu bisa makan !" saran bijak sana dari bi Surti
aku terhentak ! kata-kata bi Surti ada juga benarnya ! makanan ya makanan ga boleh milih-milih
Hingga jam 2 malam itu, aku masih merangkai dengan detil tautan percakapan dan kegiatan yang ada dalam naskah drama itu. Takut ada yang kelupaan sehingga cerita terasa putus. Ku baca berulang kali. Syukurlah setiap kali ku ulang membaca, aku masih dapat feel ceritanya. Itu artinya bahwa ceritanya utuh tidak terputus.
"duh keponakan tante yang ganteng, jadi aneh super rajin ! ayo tidurlah dah larut malam" perintah tante Hana. Tante ini kelihatannya saja tomboy, tapi jiwa ke ibuannya lebih ada. Kalo bibiku cantik, tapi cendrung cuek. Cocok banget mereka berdua ini.
"ya udah tante, aku rapiin yang ini, dan segera cuci muka dan gosok gigi" kata ku
"siiip gitu lebih baik, selamat tidur Daya" ucap tante Hana
Jam lima pagi aku terbangun dengan sendirinya. Rasa nasi goreng bikinan tante Hana jadi penyemangatnya, hahahah. Lalu segera ku berlalu ke kamar mandi. Setelah selesai, ku pakai seragam sekolah, sisir rambut, pake pelindung kulit, dan sedikit wewangian. Semoga aku dipuji lagi oleh Jala pagi ini.
Beres, aku turun ke ruang tamu, dan ? kok sepi ? hahahah ada yang janji bikin nasi goreng. Di dapur hanya terlihat bahan yang telah dipotong-potong bi Surti
"mana tante Hana pak ?" tanyaku pada pak supir
"loh bukannya mereka bangun biasanya jam 09.00" jawab pak supir
"hahahah" aku ketawa
"berangkat sekarang den ?" ajak pak supir
"iya pak, tapi kita ke rumah yang kemaren itu ya pak, jemput teman" saranku pada pak supir
"siap den" jawabnya
Sewaktu aku membuka pintu mobil, dari kejauhan terlihat Jala menenteng kantung hitam. Ia menuju ke arahku dan wajahnya mengisyaratkan tanda tanya, ada apa lagi aku datang ke sini ?
"selamat pagi Jala" sapa ku
"selamat pagi" jawabnya ragu-ragu
"ayo masuk, kita berangkat ke sekolah ya" ajakku
"iya" jawabnya pendek ! pertanyaan pada bibirnya tidak terucap, padahal dia ingin tahu jawabannya. Beginilah kalau anak pemalu penuh pertimbangan
"nah kalo yang ini, cocok nih jadi pacar aden" saran pak supir
wajah Jala melotot kaget
"jangan melotot gitu den ! ganteng-ganteng gitu banyak cewek dan cowok yang naksir den daya den" kata pak supir lagi
"oh gitu ya pak ?" jawab Jala
"hahah jangan dengarkan dia Jala, hanya bercanda" saranku
Sesampainya di kelas, kami meletakkan tas dan peralatan tulis pada meja yang beda, karena pagi ini kami harus duduk dengan pasangan yang berbeda
"kenapa lihat-lihat Jala ?" tanyaku
"ah tidak, kamu rapi sekali pagi ini" puji Jala, ohhhhhh makasih Jala
"hahah, untung belon ada anak-anak, kalo mereka dengar bisa bahaya kita Jala" kataku
"wah kamu bisa saja" jawab Jala
"nah kita antar makanan ini ya Jala, sambil kenalan dengan ibu kantin" kataku pada Jala
"ok aku ikut saja" jawab Jala
Di kantin kami disambut oleh Ibu penjaganya dengan senang hati dan beruha untuk adil pada makanan ini. Jumlahnya tidak banyak jadi diharapkan anak-anak lain yang mencoba bukan dari kelas ku lagi.
Kami setuju
Biar tidak merepotkan, hasil penjualan langsung ditransfer ke rekening. Sistem kantin kami sudah begitu majunya dalam hal admistrasi dan manajemen keuangan. Jala sangat kagum dan tambah semangat untuk membantu mamanya berjualan demi sekolahnya dan perawatan kesehatan adiknya.
"Jala hari ini aku akan sibuk, pas istirahat kamu kumpul ya sama teman-teman akrabku yang lain ! kalau kamu mau" saranku
"aku kurang nyaman Daya. aku ga ngerti pembicaraan kalian ! terlalu mewah bagiku" kalimat jujur dari Jala
"malah mereka yang tertarik dengan pribadi kamu Jala, karena kamu anak baru jadi ada unsur menariknya" saranku
"seperti apa misalnya ?" tanya Jala mulai nyaman dengan pembicaraanku ga gugup lagi
"seperti: mengapa kamu ganteng, mengapa kamu ga punya cewek" kataku
"eeeh ? sampe segitu ? aku ada cewek lagi" jawab Jala
"beneran ?" tanyaku menyelidik
"di Surabaya dulu" katanya
"wah cerita masa lalu" balasku
"ya cerita masa lalu, sekarang aku baru dalam tahap beradaptasi di Jakara" jawab Jala
Keasyikan berbincang dengan Jala yang begitu cakep pagi ini dalam mataku, datang seorang teman cewek kelas kami, namanya Natasya. Anaknya lugu dan cukup manis. Ekspresinya tertutup oleh ke briisikan cewek cantik kelas kami
"Daya, katanya kue bikinan mama Jala ada di kantin, aku dah datang sepagi ini, kata bu kantin kuenya dah ludes ! aneh ya ?" komen Natasya
"waaahhh" aku terperanjat
"ga adil" kata Natasya
"mungkin dah ada yang lebih dulu datang" jawab Jala dengan wibawanya
"oh gitu ya, hmmmm" Natasya malu-malu melihat wajah cakep Jala pagi ini
Aku tak berkedip memandang kejadian ini, malah si Jala santai aja ! waduh ga bener ini lama-lama si Jala bikin patah hati beberapa cewek lugu. Bagaimana ya harusnya ? mungkin gini: di atas bibir Jala diletakin kumis palsu dan di dekat telinganya ditempel jambang palsu. Terus giginya Jala yang putih, diikat dengan kawat gigi, terakhir Jala dipasangin kaca mata tebal dengan gagang bewarna hitam, hmmm sempurna culunnya.
Jam istirahat di kantor guru, aku lihat bu guru Bahasa Indonesia melambaikan tangan menyuruh saya agar cepat datang menghadap
"sudah ibu terima loh email kamu, bagus bangat ide ceritanya Daya. Ibu ngucapin terima kasih ya Daya telah mau mendalami beberapa buku dan gambaran pada mama Jala" puji bu guru
"makasih bu" kataku
"nah kalau gitu, kerjaan ibu ga terlalu berat dalam mengeditnya, ntar sore kita diskusi ya. Ibu ada jam ngajar di bimbel hari ini" kata beliau
"iya ibu, saya tunggu disana" balasku
Datanglah bu guru bahasa Inggris yang cantik itu
"Daya, aku dapat loh dari Dinata" sambil memanasi aku, ibu itu menggigit kue lezat bikinan mama Jala
"hahah ternyata dia, kue itu juga untuk menaklukkan cewek cantik angota pinky-mambo" informasi dariku
"oh ketua geng pinki-mambo itu Dinata ya ?" tanya bu guru itu
"iya, ibu belum tahu ya ?" tanyaku
"sudahlah bu, urusan ABG jangan terlalu ikut campur" kata bu guru Bahasa Indonesia itu
"loh ibu belum tahu ya ? Ibu yang cantik ini kan juga masih ABG" jawabku sedikit berstrategi
Ibu itu sedikit berfikir, lalu meluncur tawa keras nya
"kamu itu ya, suka sekali bikin kesel aku" dia protes, tapi masih juga tetap mengunyah yang ada dalam mulutnya.
Ku akhiri jam sekolah hari ini. Berjalan berdua dengan Jala adalah hal yang membahagiakan siang ini. Jala mau ke SMA sebelah menemui pamannya, jadi sekalian aku temanin. Habis ini aku ada jadwal les dan selanjutnya akau akan diskusi dengan ibu yang membimbing penulisan naskah drama.
tiiiiiiiit tiiiiiiit klakson mobil
"ditunggu malah pergi seenaknya" protes dari pak supirku
"eh maaf pak, ada keperluan di SMA depan jalan itu" jabaku
"jadi, gimana?" tanya pak supir itu lagi
"jemput jam 4 sore ya pak" saranku
"iya, di lokasi bimbel atau dimana ?" tanyanya lagi
"bimbel" jawabku
Jala berbelok ke kiri saat aku mau langsung ke lokasi bimbel
"katanya ada yang haus ?" kata Jala
"takut ganggu acara kamu dengan pamanmu" balasku
"habis minum itu acaranya" jawab Jala
"ada yang mau traktir nih ?" pancingku
"kalau Daya mau" jawabnya
"kamu sebut namaku ? oh gitu dong Jala" wajahku merah bersemi
"oh ga boleh sebut nama ya ?" Jala bertanya
"boleh Jala, badanku panas dingin kalau kamu sebut namaku" jawabku
Jala merangkul pundakku sesaat dan melepaskannya, dia kelihatan gemes dengan ucapanku. Selanjutnya kami berjalan menuju kantin sekolah tetangga ini. Tubuh jala tidak berparfum, tapi aku nyaman dengan kehangatan aroma tubuhnya. Baru sekarang aku bertemu teman seperti ini.
BERSAMBUNG
Selamat Datang Kak Darwin
Selamat Datang Kak Bayu
Pelajaran Kimia di bimbel ini kuserap dengan baik. Untuk semester ini topik pelajaran fisikalah terasa sungguh sangat berat.
Kalau kelas X kemaren, pelajaran Kimia yang aku rasa agak berat.
Setelah bimbel kimia itu, maka sekarang waktunya untuk turun ke ruangan guru. Aku akan berdiskusi untuk perbaikan naskah drama yang ku tulis.
Ibu Bahasa Indonesia yang kutunggu belum selesai mengajar jadi aku duduk dulu untuk menunggu di depan ruangan staf pengajar bimbel ini.
Rasanya baru membaca beberapa kalimat dari skema peristiwa yang kutulis, si Ibu sudah nongol
"bertemu kembali kita nih Daya" si ibu senyum ramah
"eh ibu dah selesai ngajar" balasku
"iya Daya, ayo masuk" ajak Ibu tersebut
kami menuju meja beliau dan duduk pada bangku yang sudah tersedia. Selanjutnya si ibu membuka tasnya dan mengeluarkan kertas berupa hasil print. Terlihat pada print an itu ada skema yang ku buat ada juga setumpuk kerta berisi kaliamat dialog, waduh, rajin banget si ibu
"nah hanya ini yang bisa ibu tolong Daya" kata beliau
"wah ini sudah banyak sekali bu bukan sekedar hanya" aku senyum pada si ibu
"bakatmu untuk meng entertaint suatu kejadian perlu ibu puji didukung oleh dialog yang baik, maka ibu yakin deh" kata si ibu terpotong
"yakin apa bu ? kan jurinya pihak luar ?" kataku
"ya... itu, seorang yang berkecimpung di bidang sastra bisa merabalah Daya, mana karya yang dibuat dengan hati, dan mana karya yang dibuat dengan kesombongan" kata bu guru itu
"oh gitu ya bu" jawabku
"iya gitu Daya, jadi satukan file ini dengan baik, kasih cover yang cantik dan dibundle. Rangkap tiga ya. Besok Ibu dah bisa kirimkan semua karya pada tim juri" kata ibu yang sangat perhatian pada nasibku, hahahhh
Hal hasil. kegiatan yang menyenangkan di malam hari seperti dinner, ngobrol, dugem, dan lain-lain tidak ku hiraukan. Hanya satu yang ku fikirkan, besok aku harus kumpul naskah ini.
Aku yakinkan betul hasil print nya berkualitas bagus untuk tiga rangkap. Sempurna, dan akupun bisa bersiap-siap untuk tidur. Kuatur alarm jam 5 pagi.
Tepat jam 5 pagi, aku bergegas ke halaman belakang. Disana pak supir biasanya duduk-duduk menghirup udara pagi karena udara di halaman belakang cukup segar.
Bibiku menanam banyak aneka pohon perdu dan bunga daerah tropis.
"selamat pagi pak, ayo ikut olah raga pak" sapa ku
"selamat pagi den, barusan tadi jam setengah empat olah raga dengan bini" katanya setengah gila
"olah raga senggama itu namanya" protesku
"eh jangan keras-keras ada bi surti dengar" saran pak supir
"ape elu ! gue dengar kok" sambil berlarian bi surti keluar kamar cepat sekali dia memepet tubuhku dan mencubit mulutku
"ya elah bi, aku cuma ngomongin definisi, kok marah betulan ?" kataku protes dicubit, lalu bi surti menghajar pak supir tidak terima anaknya diajar ngomong jorok.
"silahkan diulang ya, bibi kasih cabe mulutmu" peringatan sadis dari bi surti
"hahahh" ketawa pak supir
"bapak sih ngajar yang ga bener. Oh ya pak aku minta tolong minta bundle in tugas sekolah. kalau dah selesai kasihkan ke pak penjaga sekolah" kataku pada pak supir
"ongkos jalannya ada ga?" balasnya
"ada dong" jawabku
"asik, aden emang baik hati" katanya
"hahah ga ada puji memuji pagi hari, aku mandi dulu ya pak dan kita langsung berangkat" balasku
Tibalah waktunya berangkat sekolah. Saat meninggalkan pintu pagar yang dijaga pak satpam aku berpapasan dengan pembantu rumah sebelah yang masuk ke gang untuk membeli sayur segar setelah asik ngobrol dengan pak satpam.
"napa bapak cemburu ? dah ada bini juga ! biarlah dia sama pak satpam masih bujang juga" saranku
"bujang apa ? dah tiga tuh bininya" katanya
"asal belum ada surat nikah ya tetap dianggap ga ada bini pak" balasku
"tau ah ! kita belok ke rumah pacar aden ?" kata supir itu tidak sopan
"hati-hati kalau ngomong pak ntar diaminin malaikat" saranku
"seneng aden kan kalau iya jadian dengan dia ?" pancing pak supir
"ya seneng sih pak, hahahh" balasku
"tuh kan ! semua ada pacar saya aja yang ga punya pacar" memelasnya ucapan pak supir
"bapak serius suka sama pembantu sebelah ?" desakku
"iya" jawabnya
"mau ditolongin ?" tawaranku
"ga ah den, saya dengan cara saya sendiri" jawabnya
"cieeeeeee, cinta mati nih ye ceritanye" goda ku
Akhirnya kami sampai di depan gang rumah Jala, si anak ganteng ini sudah senyum-senyum dari jauh. Kapan ya Jala ga lagi ganteng di mataku ?, hahah ga mungkin itu
"selamat pagi Jala, silahkan masuk" sapaku
"eh nak Jala di depan saja, jangan pamerkan betul saya ini supir" saran pak supir
"oh baiklah pak" kata Jala dengan polos
sableng juga pak supir ini
"waduh, sirik ya orang pacaran ? sini Jala sini dekat aku, kubilangin tante Hana kamu pak" panas banget hatiku digituin
"aduh ada apa ini ?" Jala kaget
"ayo Jala, dia lagi panas aja lihat gebetannya ngobrol dengan satpam, hahahah" kataku
"oh gitu" Jala jadi manyun berfikir
Menjelang turun di depan pagar sekolah, ku kasihkan uang jalan yang ku janjikan sama pak supir
"nih 350 ribu cukupkan ? silahkan atur waktu kencannya" aku kasihkan uang itu ke tangan pak supir
"wah makasih den, ini moda dasar nih untuk mengambil perhatian si imah yang molek" teriak pak supir
"selamat berjuang pak, ditunggu sebelum jam 10 hasil bundelannya" kataku
Sekarang giliranku yang memuji Jala
"pagi ini Jala cakep banget, dan akan jadi cakep selamanya di mataku" katau dengan lirih
wajah Jala berubah, dan senyumnya tidak dapat disembunyikannya
"terima kasih Daya" balasnya dengan lambat karena ada segerombolah anak kelas X lewat di depan kami.
"sama-sama Daya, kita langsung ke Ibu kantin ya" ajakku
"Iya kita langsung saja, karena mau pelajaran Kimia lagi" persetujuan Jala
"belum bikin PR Kimia kan ?" tanya Jala
"hehehh tahu aja kamu, aku ada tugas lain tadi malam" jawabku
"aku ga nawarin loh, tapi kalau mau lihat PR ku dengan senang hati silahkan lihat Daya" kata Jala dah bisa ngegombal juga dia hahahah
"ya harus gitu, kalau ga maka akan ada perampokan. Pilih yang mana ?" candaku
"hahah kamu" jawab Jala
"aku kan dah sering ke rumah mu, maka sore ini kamu ke rumahku ya ?" ajakku pada Jala
"hmmm boleh saja, tapi takut negerepotin" sopan-santun dari Jala
"ga kok, kamu bisa kenalan dengan seluruh penghuni rumah" tawaranku
Pelajaran kimia berlangsung alot, seluruh materinya sudah ku pelajari di bimbel malah dengan tingkat soal yang lebih rumit lengkap degan rumus-rumus smart nya.
Aku ga habis fikir sama Jala, meski tidak kenal dengan rumus-rumus smart dia bisa dengan cepat menjawab soal, kadang-kadang aku kalah sama dia.
Memang pada dasarnya Jala sangat cerdas. Sanubarinya tulus, mungkin karena itu dia cepat berfikir karena tidak memikirkan yang macam-macam dan tidak perlu.
Pada jam istirahat, setelah mohon pamit sama Jala, aku langsung berlari menuju pak penjaga sekolah.
Terlihat wajah Jala yang ga nyaman aku tinggalkan, dia harus beramah tamah dengan geng cewek cantik super brisik. Belum pernah aku lihat Jala keluar pada jam istirahat, disamping pada dasarnya dia adalah anak pemalu juga Jala tidak nyaman dengan keramaian.
"Daya... tadi ada titipan dari supirmu" kata pak penjaga sekolah
"iya pak, boleh saya ambil?" kataku
"sudah diambil Ibu bahasa Inggris yang cantik" kata bapak itu
"loh kok bapak kasihkan ? itukan milik saya" protesku
"kalau berkas lomba, milik panitia dong" dia ga mau kalah
"oh iya, tapi aku dah janji bahwa aku harus menyerahkan sama ketua panitia langsung" jawabku
"jangan gitulah, itu namanya KKN, kata Ibu yang cantik itu juga begitu" balasnya
"oh gitu ya ?" aku sama sekali ga ngerti tata cara timbang-menimbang perasaan orang lain
Aku segera berlarian ke ruang guru, sebelum jam istirahat habis
Suasana hening, guru-guru ada berdiri saat aku masuk
"selamat ya Daya, maaf kami kalau kurang sopan selama ini" kata guru agamaku
"Maafin saya ya dek" si Ibu yang cantik memelukku sambil terisak
Ibu guru Bahasa Indonesia kesayanganku mengelap air matanya
Aku semakin bingung
Di meja kulihat ada tiga bundle yang sangat rapi, cover di atas bundel itu tadi ku ketik
"CERITA INI ADALAH SEBUAH JALAN YANG KUBANGUN UNTUK MENJEMPUT MAMAKU, KEMBALILAH MAMA DAN TEMANI AKU DALAM SANDIWARA KEHIDUPAN"
Berdasarkan Kisah Nyata dari seorang Daya Volta
Mataku juga bekaca-kaca jadinya
Aku segera mundur dari pelukan Ibu guru yang cantik itu dan yang selalu perhatian pada aktivitasku. Kalau tidak aku akan malu harus ikut menangis.
Ini adalah jam pelajaran Fisika, sudah hampir dua bulan aku selalu disuruh berdiri oleh beliau. Aku juga tidak tahu kesalahanku apa ? kalau pagi aku emang suka terlambat, karena tidur kemalaman penuh dengan aktivitas malam. Tetapi kalau sesi siang aku juga harus dihukum berdiri, aku tidak tahu jawabnya apa. Mungkinkah hukuman itu berlaku seminggu ?
Aku sudah berdiri di depan kelas, kalau terlambat sedikit saja, maka teman-teman sekelas juga kena semprot oleh bapak Fisika itu. Seorang bapak berumur 36 tahun, berkumis, kulit agak hitam, perut penuh dan sedikit gembung
Lokal juga jadi sepi, tak ada yang berani bicara
Jala tidak tahan dengan apa yang sebenarnya terjadi dan kali ini ia bersuara sangat berwibawa
"mengapa Daya disuruh berdiri di depan kelas ? kali ini dia tidak terlambat" pertanyaan mendasar dari Jala
semua diam
tidak ada yang menjawab
Dan masuklah bapak yang mengajar Fisika itu ke dalam kelas.
BERSAMBUNG
Itu sudah ku spasi kak Rizky, seperti part terakhir di atas cukup lah ya spasinya