It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
bang Ihsan duduk disampingku sekarang, menuangkan air es yang ada di kulkas,
tentunya dengan botol yang lain,
jorok-jorok begini,aku tak akan mau meminum bekas bibir orang lain,meskipun itu abang iparku sendiri,
Rasanya kurang afdhol ya jika bersantai sore seperti saat ini tanpa menonton televisi,
tapi anehnya bang Ihsan tak menyalakannya,
padahal televisi berukuran dua puluh sembilan inci berlayar datar di depan kami sudah berharap dibangunkan dari mati surinya.
Sejenak hanya terdiam,
ku amati pria yang baru saja ku kenal sebagai suami dari kak Nissa ini,
sosoknya masih sama seperti saat kami bertemu di terminal,
masih manis,dengan perawakan lucu,
gigi gingsul di sebelah kiri yang tumbuh menantang diantara deretan gigi lain yang berjajar rapi,
kulit mulus tanpa jerawat berwarna coklat gelap,
oh matanya.
Ah kenapa suami kak Nissa sebegitu detailnya ku jelaskan,
kalian jangan berharap yang macam-macam,karna aku tak ingin macam-macam,
meski di rumah ini suasananya mendukung untuk melakukan sesuatu yang menjurus ke hal yang macam-macam,lho kok bicaraku jadi repot begini ya?
sudah lah lupakan,
aku harus mencari pengalihan.
"ehhheeeem" suara pemanasan tenggorokan, pertanda bahwa akan ada basa-basi dari seseorang,jika kau tak percaya, amatilah seseorang yang melakukan hal yang sama seperti bang Ihsan lakukan tadi, pasti beberapa saat kemudian basa-basi akan mulai digelar
dan benar saja,
"kayak mana rasa-mu di? pertama kali sampek medan?" maksudmu bang? kesan pertama,gitu?
hmmm apa ya,aku tak langsung menjawab,sedikit berpikir dengan intensitas yang juga sedikit keras,
sudah ku bilangkan kinerja otak ku lemah jika diajak bernegosiasi untuk berpikir.
"apa ya bang? mungkin suhu disini sama-sama panas,sama seperti di bengkalis"
diam lagi sesaat.
"ehheem" pasti basa-basi lagi pikirku
"akhirnya ya,sampek juga kau di medan ini"
oh bang Ihsan,suami dari kak Nissaku tersayang,
ku mohon jadikan saja aku manusia yang paling tolol dalam berpikir,
sungguh, aku tak ingin mendaulat dirimu menjadi seseorang yang juga lemah dalam menggunakan otak,
sekali lagi ku mohon, sedikit cerdas lah mencari topik pembicaraan,
Kenapa tak kau tanyakan aku 'eh di,nama lengkapmu apa' atau 'umurmu?' bisa juga kan 'bagaimana teman-temanmu disana,apa mereka merindukanmu?' boleh juga begini bang 'apa kau bosan mendengarku berbicara' aku pasti dapat menjawab dengan mudah, 'namaku Dias Syahputra,hampir sama kan? sama namanya kak Nissa dengan embel-embel Syahputri'
berlanjut ke jawaban berikutnya 'umurku enam belas tahun bang,bulan juli mendatang umurku genap tujuh belas tahun' ,eh salah 'ganjil lah umurku tujuh belas tahun bang' loh kok makin aneh, masa bodoh lah pokoknya umurku segitu,
'dan mitha sudah pasti merindukanku bang' dan kau kan bisa bertanya lagi, 'mitha itu pacarmu ya di?' dangan santai aku jawab lagi ni ceritanya 'bukan bang bukan,dia sahabatku disana' tutupku dengan tertawa kecil,
dan yang terakhir,aku pasti begitu bersemangat untuk menjabarkan betapa membosankannya dirimu untuk saat ini,
dan yang terpenting jangan kau utarakan pertanyaan yang sumpah seperti keripik emping.
"eh iya" mati-matian aku mengutuk pada jawabanku yang tak kalah -kriuk-,
Dan hening lagi.
Aneh, sebelumnya bang Ihsan tak se-kaku ini.
sebelum masuk rumah keakrabannya bisa aku terima,
pasti ada sesuatu dengan ruang tamu ini,
mungkin ada setan -kriuk- yang membuat suasana disini jadi seperti ini,
medan membuatku betah,
tapi tidak dengan kecanggungan ini.
Bunyi detik jam di dinding berdetak dapat ku tangkap begitu jernih,
dari kejauhan raungan suara kendaraan yang melintas di depan gang juga sayup terdengar sampai di ruangan,
dan kami,
masih terdiam,
benar ternyata kesunyian juga bisa membunuh.
Tertolonglah aku dengan teriakan seorang wanita yang berteriak jauh masih diujung halaman,
itu pasti kak Nissa.
Hanya dua manusia yang tahu tentang keberadaan namaku di medan ini,
yang pertama -orang- yang sedari tadi berjuang keras mengajakku bercerita dengan basa-basinya yang memang cukup basi,
berikutnya ya kakakku
"kak Nissa" aku menoleh kearah bang Ihsan yang juga menatapku,
bersamaan kami berdiri menyusul kak Nissa yang sudah tiba di rumah.
"haaay diaaaas" adegan teletubbies pun tak ter-elak-kan,
cium pipi kanan cium pipi kiri,
bang Ihsan tersenyum,
aku sudah hapal senyum geli itu,
pasti bang Ihsan melihat cap bibir berwarna merah numpang parkir di wajahku.
si cantik pemilik tubuh semampai ini lansung memberondong peluru tanya tanpa ampun,
kalau tadi aku bisa mati bosan menjawab pertanyaan bang Ihsan,
nah sekarang aku bisa mati dengan mulut berbusa,sempurna,
kematian yang cukup indah kurasa.
sesi tanya jawab selesai sudah.
basa-basi juga sudah.
sekarang apa lagi?
Mungkin dengan makan malam kecil,di sebuah hunian rumah tangga kecil,
Sebentar ya,kak Nissa menyuruhku mengambil semangkuk air untuk mencuci tangan,
sementara bang Ihsan sedang memanaskan sayur.
Trus kak Nissa?
dia sedang "sibuk" bertelepon di ruang santai keluarga.
mungkin telepon dari seseorang ditempat ia berkerja.
Siap,makan malamnya memang sudah siap,
tapi aku dan bang Ihsan masih menunggu,
tau tidak apa yang kami tunggu?
shuuuuuttt ini rahasia,kami menunggu kak Nissa selesai menelepon.
jika ingin dimention atau unmention,tolong di beri tahu ya,
soalnya aku tak tahu,mood pembaca kan bisa naik turun,
salam : dias
@blackshappire
@mustaja84465148
@adinu
@Tsu_no_YanYan
@reenoreno
@elul
@san1204
@alfa_centaury
@3ll0
@d_cetya
@rezadrians
@autoredoks
Keep mention ya
[IMG]http://eemoticons.net/Upload/Bee 1/34.gif[/IMG]
lagiiiihh><
@3ll0 yay yay captain
@reenoreno *senyum-senyum gaje *kedip-kedip(kelilipan)
@Tsu_no_YanYan mungkin kerasukan roh setan 'kriuk'
@d_cetya liat gak kalo jupe cpikacpiki orang,pasti nyetak tu bibir si semok
@d_cetya like that yeah