BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

medan kasih (by : imt17)

1568101116

Comments

  • bang Ihsan gak punya kerjaan ya? kok mau disuruh jd bapak rumah tangga? biasanya suaminya nganggur nih kalo istri macam kak Nisa ini... hmmm kesian bang Ihsan-"-

    makanya selingkuh sama Dias gara2 ini ya??? hmmm jadi kasian kak Nisa...-.- #plinplan mode:on

    ishhh tu tukang ojek keriting eksis ya -'-

    lanjuuuuuttt
  • edited May 2014
    -dibalik sang pemabuk-

    Sepertinya tak ada yang menarik untuk ku ceritakan tentang kegiatanku disekolah, hanya belajar, istirahat untuk jajan di kantin, dan "berbincang-bincang" sedikit bersama si rahmad tentang menu makan siangnya di istirahat kedua sebelum pulang sekolah, katanya ada menu baru di kantinnya namboru boru manurung, "soto ayam suwir",
    sedikit menarik minatku memang,
    bukan keingin tahuanku akan rasa dari si "soto, melainkan si "boru" batak yang bisa memasak masakan jawa, yakin kah rasanya enak?.
    bukan aku tak percaya dengan apa yang dikatakan rahmad tentang masakan namboru manurung, hanya saja aku sedikit jera.
    pernah sekali dia menawarkan aku makan siang sepulang sekolah di pinggir pasar 'brayan', di iming-imingi gratisan aku pun mau.
    semangkuk bakso pun siap tersaji, setelah suapan pertama ku santap, tenyata aku kecewa karna rasa dan cerita bertolak belakang,
    mulai dari itu aku menarik kesimpulan, apa yang dianggap rahmad 'sedap'-ungkapan daerah medan untuk mengatakan,enak- belum tentu benar.

    Hari-hariku membosankan bukan?
    tak kalah bosan jika harus menunggu jeputan dari bang Ihsan, sepertinya bang Ihsan memang 'hobby-nya' terlambat,
    sudah sekian kalinya aku di biarkannya kering menunggu di trotoar jalan seperti ini,
    kali ini juga, satu setengah jam menunggu membuat perutku tak mau di ajak kerja sama untuk bersabar, aku putus kan untuk naik mobil angkutan saja,
    mungkin bang Ihsan memang sedang sibuk akhir-akhir ini,
    dia juga sering tak ada dirumah belakangan, biasanya wujudnya tak kan terlihat setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti biasa,
    menyapu, mencuci, memasak, dan bla-bla-bla, pokoknya semua pekerjaan yang seharusnya istrinya kerjakan semua ia lakoni, terkadang aku ikut kasihan dan mencoba membantu untuk meringankan pekerjaannya.

    Selain itu, pekerjaannya yang serabutan membuat bang Ihsan sedikit kesusahan mengatur jadwal istirahat,
    apa lagi untuk bermanja-manja dengan kak Nissa, itu hal yang langka.

    Sebelum naik angkot, aku sempat mengirim pesan untuk bang Ihsan agar jangan menjemputku lagi, karna aku sudah pulang, tak ada balasannya.

    Setiba di rumah aku tak langsung mengganti seragam,
    ku sampir ransel ke kursi di meja makan,
    ambil piring, nasi dan sayur 'asem' melinjo buatan bang Ihsan, ke ahliannya dalam mengolah masakan boleh ku beri jempol, mungkin terbiasa tugas kak Nissa digantikan olehnya membuat bang Ihsan mahir dalam memasak,
    ya sayur asem ini buktinya. pernah sekali aku terkagum-kagum dengan rasa masakannya, ikan mas 'arsik' khas batak itu di sajikannya dengan cekatan,
    kak Nissa juga sering memuji betapa nikmat semua olahan yang dibuat bang Ihsan.
    kuambil nasi dan sayur secukupnya,
    satu sendok pertama terkunyah, tak ada waktu yang paling nikmat merasakan makanan,ya disaat kau merasa lapar.
    di suapan ke dua hape ku berbunyi,
    panggilan dari kak Nissa rupanya, ada rasa enggan untuk mengangkat.
    mungkin penting, sebaiknya ku angkat saja.

    "halo, ada apa kak?" ku suap nasi lagi, ku kunyah dan sedikit bersusah payah memisahkan isi melinjo dengan kulitnya, aku kembali mengunyah, dengan hape yang menempel di kuping.

    "eh di, kakak mau brangkat ke mangga dua, ada stock gaun yang terkendala di pengiriman disana, jadi kak Nissa harus selesaikan masalah yang disana" oh aku di tinggal lagi ceritanya, tak apa kak, seminggu disini aku sudah terbiasa dengan semua kesibukanmu,
    ku sumpal lagi mulutku dengan nasi, dan beberapa melinjo yang ku kupas asal,
    tak berniat menjawab karna mulutku sedang penuh.
    "oh ya kau bilang sama bang Ihsan ya, kalau kakak ke jakarta nanti sore,brangkatnya dari -kuala namu-, rumah jangan sampai brantakan ya di" semua pesannya di katakan dengan tempo cepat satu nafas, memang terdengar begitu tergesa.

    "kenapa tidak kakak bilang langsung ke bang Ihsan, telpon gitu?" terdengar orang-orang yang berbicara di belakang kak Nissa, suasana yang sibuk, suara ibu-ibu.
    ku gigit lagi melinjo yang tersisa, nasiku sudah habis.

    "lupa,kejadian tadi pagi?
    kakak malas bicara sama dia, suami seperti dia memang harus di gituin, itung-itung ngasi pelajaran" pelajaran?
    ku kira hanya buk Anissa dan kimianya yang menyedihkan,
    ternyata mata pelajaran kak Nissa tak kalah menyeramkan, aku harus siap-siap juga, jika suatu saat kak Nissa memberiku les tambahan berupa panci dan benjolan sepatu ber-tumit tinggi.
    ku 'iya' kan saja semua yang iya katakan,
    harinya cukup melelahkan, aku tak mau menambahkan bantahan yang membuat dia rela memberi ku 'les' sebelum ke-berangkat-annya,
    telpon pun di tutup, kami usai berbicara.

    Selesai makan piring kotor langsung saja ku cuci, sedikit toleransi lah sama bang Ihsan yang setiap hari membereskan rumah,
    sebelum menutup telepon kak Nissa berpesan agar membantu beres-beres dirumah agar bang Ihsan tak terlalu kerepotan,
    kadang istri seperti kak Nissa ini membuat suami sedikit gerah, selain arogansinya yang tinggi sebagai seorang istri,
    dia juga mengabaikan derajat seorang suami, dan aku sebagai seorang lelaki merasa di lecehkan.

    Aku akui, penghasilan kak Nissa jauh di banding gajinya bang Ihsan, tapi itu bukan alasan kan membuat seorang suami seperti sapi perah yang di colok hidungnya.

    Ada rasa khawatir karena hari sudah larut malam,
    bang Ihsan belum juga pulang,
    biasanya, pukul sebelas malam dia sudah tiba dirumah,
    sekarang jam dua pagi, sudah tiga kali aku tertidur, dan terjaga lagi untuk memastikan apakah bang Ihsan sudah pulang atau belum.

    Pintu depan digedor, sedikit keras, membuatku tergesa keluar dari kamarku untuk membukakan pintu, itu pasti bang Ihsan.
    setelah membuka pintu, terkejutlah aku mendapati abang iparku terperosok di daun pintu dengan wajah yang memerah,
    awalnya aku mengira dia di keroyok atau menjadi korban kejahatan,
    bau alkohol di mulutnya menarik kesimpulan yang berbeda.

    Bersusah payah aku menggotong pria mabuk ini ke ruang keluarga, ku selipkan bantal di kepalanya dan ku baringkan dia didepan tv,
    bergegas menuju dapur mengambil air minum, jeruk nipis, handuk kecil, dan mangkuk berisi air, pertolongan pertama pada korban miras.

    Ku basahkan handuk kecil dengan air di mangkuk yang ku ambil tadi, meng-elap muka, leher dan dadanya,
    kemudian ku teteskan sedikit perasan jeruk nipis di mulutnya,
    wajahnya berubah aneh, lidah dan bibirnya mengecap rasa asam dari air jeruk,
    matanya masih merapat pejam,
    handuk basah masih ku elap di sekitar dada agar bang Ihsan merasa segar, dada itu naik turun mengikuti irama paru-paru,
    aku sedikit tenang melihatnya yang kini tertidur.

    "aku sudah tak tahan Nissa, aku tak tahan, tak tahan aku..." tiba-tiba kata-kata itu di ucapkan bang Ihsan dengan sangat pelan seperti berbisik, matanya masih terpejam, wajahnya sungguh menyiratkan bahwa hatinya sedang tidak dalam kondisi yang baik.
    kemudian dia kembali tenang, nafasnya mulai mengendur, perlahan semakin nyenyak, dia kembali tidur.

    Aku tak tahu apa yang terjadi dengan sepasang suami istri ini,
    jika melihat bang Ihsan seperti ini, tentu hubungan rumah tangga mereka sedang memburuk.
    kasihan aku melihatnya, sepertinya bang Ihsan kekurangan perhatian dan kasih sayang, hingga mabuk-mabukan adalah pelarian yang ia pilih.
    sesekali bibir itu masih mengerjap mengecam sisa jeruk nipis yang ku tetes,
    tapi aneh, kepalaku semakin mendekat, merapat ke wajah bang Ihsan, aku tidak sedang ingin menciumnya kan?
    hembusan nafasnya yang hangat meremangkan pori-pori di wajahku, oh tuhan apa yang ku lakukan...?
  • sebelum nya maaf,
    jika ingin dimention atau unmention,tolong di beri
    tahu ya,
    soalnya aku tak tahu,mood pembaca kan bisa naik
    turun,
    salam : dias
    @blackshappire
    @mustaja84465148
    @adinu
    @Tsu_no_YanYan
    @reenoreno
    @elul
    @san1204
    @alfa_centaury
    @3ll0
    @d_cetya
    @rezadrians
    @autoredoks
    @Gabriel_Valiant
    @kimo_chie
    @bodough
    @rezka15
    @Xian_Lee
  • apakah dias mulai tergoda dan benar2 mencium bang ihsan??? kita tunggu diepisode selanjutnya =)) =)) =)) *peace yo bang
  • ow ow wow,,,, da apa yea,,,, #ngitip ah, mga ,,, moga,,,, ach???
  • wow . . sesuatu apa yg akan kau lakukaan ke bang ihsan . .
  • ihhh mending dicerai aja istri begitu mah! keterlaluan! #kokgueyangdongkol?

    go Dias go Dias Go! majuuuuuu! jangan ragu-ragu~~ #ditamparkakNissa
  • better..
    Tuhan T nya gede yah..

    cm mau tau, ini di copas lgsg dari word kah?
  • udah bang Ihsan nikahin Dias aja *ehh
  • udahh...cium aja...mumpung ada kesempatan n istrinya lagi pergi...hahahaha
  • @d_cetya : sedetik aja hati manusia bisa berubah? siapa yang tau.

    @mustaja84465148 :)

    @Xian_Lee : mungkin dias mau ngambil 'belek' dimatanya bang ihsan, who know?

    @Tsu_no_YanYan : ya,pasti lu di gampar pake panci.

    @yuzz : note hape, save di konsep, thanks uda mampir.

    @blackshappire : walo galak, kak nissa sayang tu ama lakik, siapa lagi yang mau dijadikan suami plus PRT sekaligus, cuma bang ihsan yang bisa hehe.
    tapi ide bagus tu, *eh LoL
  • @Gabriel_Valiant : enak aja nyuruh2, mau digampar kak nissa juga? haaa?
  • bagus deh ceritanya, aku mau dong dimention ..
  • Uda ga bner tu kk nisa. Egois
Sign In or Register to comment.