It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
melakukan sesuatu untuk orang lain. Karena
berbuat baik tak mengenal batasan usia. Anak kecil hingga orang yang telah lanjut usia dapat melakukan kebaikan sesuai dengan kemampuan mereka. Seperti yang dilakukan seorang nenek yang sudah berusia 99 tahun ini, di usianya yang sudah hampir seabad, nenek Lillian Weber melakukan kebaikan setiap harinya dengan menjahitkan baju untuk anak- anak yang membutuhkan. Dia melakukannya agar anak-anak tersebut memiliki baju yang indah untuk dikenakan. Mulia sekali bukan? Setiap harinya nenek Lillian menjahit sendiri sebuah dress untuk anak perempuan. Tidak sekedar membuatnya, nenek baik hati ini juga memastikan dress buatannya spesial dan berbeda untuk tiap anak.
"Tidak hanya membuat dres-dres itu, dia
menambahkan sesuatu di bagian depan untuk
membuatnya terlihat spesial dengan sentuhan
tangannya," ungkap putrinya, Linda, seperti dilansir
Huffingtonpost.com. Baju-baju cantik buatan nenek Lillian disalurkan kepada anak-anak perempuan di Afrika melalui program 'Dres Untuk Afrika' yang akan menyalurkannya pada anak yatim dan sekolah- sekolah di Afrika. Program ini diikuti oleh banyak orang lanjut usia yang berusia di atas 80 tahun dan telah mengumpulkan 2,5 juta dres yang telah disalurkan ke 47 negara di Afrika dan negara di benua Amerika yang membutuhkan. Meskipun pada bulan Mei tahun depan dia akan merayakan ulang tahunnya yang ke-100, nenek Lilian mengatakan dirinya tidak akan berhenti dan ingin menjahit 1000 dres. "Ketika aku sudah mendapatkan 100 dres, jika mampu. Aku takkan berhenti," ungkapnya," Aku akan melanjutkannya lagi." Semangat dan kebaikan hati nenek Lillian sangat patut menjadi inspirasi bagi kita yang berusia muda.
rambut di salon tidaklah murah. Namun, pria ini mau memberikan pelayanan potong rambut gratis dengan cuma-cuma lho. Kok bisa?
Mark Bustos adalah penata rambut sebuah salon
ternama di New York. Berbekal dari pengalamannya, tidak semua orang punya uang untuk ke salon sekalipun mereka butuh memotong rambut agar lebih rapi. Sebut saja, para tunawisma yang identik dengan penampilan kumal dan berantakan. Melihat hal ini, Bustos menghabiskan setiap hari Minggu-nya (hari libur kerja) dengan mengelilingi kota, mencari tiap tunawisma yang butuh bercukur atau memotong rambut. Bustos melakukannya dengan senang hati, tanpa dipungut biaya sepeser pun. Dilansir oleh huffingtonpost.com, Bustos mendekati para tunawisma ini hanya dengan kalimat, "Saya
ingin melakukan sesuatu untukmu hari ini."
Kemudian ia memakaikan kain penutup dan bersiap dengan alat cukur dan gunting rambutnya. Setelah selesai, Bustos memotret para pelanggan barunya dan mengunggah hasilnya ke akun Instagramnya. Para tunawisma tersebut jadi tampak lebih bersih dan tampan lho. Buston mengaku idenya ini muncul saat ia pulang kampung ke Filipina pada tahun 2012. Ia menyewa kursi salon dan memberikan servis potong rambut
gratis untuk anak-anak di sekitar yang membutuhkan penampilan baru. "Perasaan saya
sangatlah puas setelah melakukan ini. Saya
memutuskan untuk membawa energi positif ini ke
New York," ujar pria berusia 30 tahun tersebut. Bakat dan pekerjaan yang kita miliki tak ada artinya
jika tidak dibagikan pada orang lain. Semakin
banyak yang bisa kita bagikan pada orang lain, tidak akan membuat kita menjadi miskin. Justru
kekayaan akan semakin melimpah, terutama
kekayaan jiwa.
sebuah keluarga. Ibu kandungnya sendiri Kelly
adalah orang yang merelakan putrinya itu untuk
diadopsi keluarga lain. Kenapa sang ibu begitu tega untuk membiarkan putrinya diadopsi oleh keluarga lain? Carrie lahir di Lima, Ohio pada tahun 1991. Dilansir dari today.com, ibunya Kelly dulu adalah orang tua tunggal dengan dua anak. Kelly sendiri hidup dalam garis kemiskinan tanpa pekerjaan apalagi rumah. Ketika ia menyadari bahwa dirinya tak sanggup memberikan hidup yang layak untuk Carrie, ia memutuskan untuk melepaskan anaknya diadopsi oleh keluarga lain. "Saat itu saya merasa tak punya pilihan lain," kenang Kelly sambil berurai air mata. Ketika
perawat mengambil Carrie kecil untuk dibawa pulang ke keluarga yang mengadopsinya, Kelly sempat berubah pikiran. Sayangnya, saat itu semua sudah terlambat. Beruntung Carrie diadopsi oleh keluarga yang penuh kasih sayang. Dia memiliki dua kakak laki-laki dan ikut aktif di kegiatan olahraga di sekolahnya. Sementara Kelly terus memikirkan putrinya Carrie dan berdoa untuknya setiap saat. Setiap tahun Kelly mengirimkan kartu ucapan ulang tahun dan surat. Sayangnya, karena pusat adopsi tutup, banyak surat yang tidak terkirim. Lalu, bagaimana dengan Carrie? Apakah dia tak berusaha untuk mencari sosok ibu kandungnya sendiri?
Ternyata meskipun Carrie memiliki hidup yang bahagia, ia merasa ada sesuatu yang hilang. Dia tak tahu apa yang hilang itu hingga akhirnya ia tumbuh dewasa. Saat Carrie duduk di bangku sekolah menengah, dia mulai mencari sosok ibu
kandungnya. Satu-satunya cara pertama yang ia lakukan saat itu adalah pergi ke rumah sakit tempat ia dilahirkan. Tapi betapa terkejutnya ia karena rumah sakit tersebut tidak memiliki catatan keterangan bahwa dirinya dilahirkan di rumah sakit tersebut. Meski merasa belum menemukan titik terang, Carrie tak menyerah. Hingga manajer di tempat kerjanya memberikan sebuah gagasan: mengunggah foto Carrie yang membawa sebuah surat di Facebook.
"Awalnya saya pikir ini ide yang tak masuk akal,"
kata Carrie saat itu. Dan ternyata dalam waktu dua hari, foto tersebut di dunia maya. Hingga seorang wanita muda bernama Aleshia melihat fotonya dan mengirimkan email ke Carrie. Aleshia ini ternyata saudara kandung Carrie. Carrie terkejut ketika ia melihat foto Aleshia yang sangat mirip dengan dirinya. Apalagi setelah Aleshia mengirimkan foto ibunya Kelly. Akhirnya beberapa minggu sebelum melangsungkan pernikahan, Carrie bisa bertemu ibu kandung dan keluarga yang sejak lahir tak pernah ditemuinya. "Yang kami ucapkan hanyalah 'Aku menyayangimu. Aku telah lama menunggu saat aku bertemu denganmu.'" Carrie tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya ketika akhirnya ia bisa memenuhi impiannya untuk bertemu keluarga kandungnya sebelum ia melangsungkan pernikahan. Meski terpisah jarak, ruang, dan waktu, ikatan ibu dan anak kandung akan terus ada. Bahkan ketika seorang anak diasuh oleh keluarga lain yang menyayanginya, ia bisa tetap merasa ada sesuatu yang hilang saat ia tahu bahwa yang mengasuh dirinya bukanlah ibu kandungnya sendiri.
perbedaan. Namun, kita semua adalah manusia
yang sama hak hidupnya. Sayangnya, kenyataan
tidak seperti itu tak sepenuhnya tersedia bagi
seorang gadis 21 tahun bernama Xiaomin. Xiaomin tampak biasa dari luar. Ia kelihatan seperti
seorang gadis yang tomboy. Secara fisik, Xiaomin
memang wanita. Tapi, secara karakter dia adalah
pria. Hal ini karena ia memiliki 2 kelamin sekaligus
sebagai pria dan wanita.
Ibu Xiaomin pernah meninggalkan suaminya.
Kemudian ia bertemu dengan pria lain dan jatuh
cinta pada pria itu. Seiring waktu berjalan, suami
pertama ibu Xiaomin menemukan istrinya itu dan
membawanya pulang. Apalagi setelah tahu bahwa
anak yang dilahirkannya hermaphrodit. Xiaomin diserahkan pada ayah kandungnya dan ditinggalkan begitu saja. Keluarga ibu kandung dan
suaminya tak mau menerimanya dalam keluarga.
Malang sekali nasib Xiaomin, sang ayah pun
berusaha mengatasi permasalahan anaknya. Gadis itu pernah dirawat agar bisa menjalani hidup
yang lebih normal. Tapi, pihak rumah sakit
mengatakan bahwa waktu terbaik untuknya
melakukan perawatan sudah lewat. Selain itu, biaya untuk perawatan itu sangat tinggi. Maka Ayah Xiaomin tak bisa melakukan apa-apa dan hanya bisa pasrah.
Hidup dalam dua jenis kelamin membuat Xiaomin
dianggap monster bagi sebagian orang yang
mengenalnya. Hal ini mempengaruhi kondisi psikis
pada dirinya sendiri dan pada lingkungan. Xiaomin
jadi sering menutup diri dan berada di rumah. Ia
takut melihat tatapan orang lain yang melihatnya dengan aneh. Membaca kisah sedih Xiaomin, banyak netizen yang simpati pada gadis itu. Mereka prihatin dengan keadaan Xiaomin secara psikis dan finansial. Mereka berharap ada yayasan yang mau membantu Xiaomin karena hidup ini pasti sulit sekali dijalaninya. "Dia adalah orang yang membutuhkan perhatian dan pertolongan. Kita tak seharusnya mengolok- oloknya," kata seorang netizen yang miris mengetahui nasib Xiaomin. "Kalau anakku membuat guyonan yang menghina orang lain, aku akan memberinya pelajaran agar dia tak melakukannya," kata seseorang yang gemas dengan para penghina
Xiaomin.
Hidup ini tidak mudah bagi sebagian orang, karena
kita menjalani takdir yang berbeda-beda. Jangan
sedih Xiaomin, kamu tidak berjuang sendiri. Kita
doakan agar Xiaomin mendapatkan pertolongan dan perhatian yang baik dari orang-orang terkasih dan yang peduli padanya.
mewujudkan impiannya. Ia adalah Todd Blake.
Tadinya ia adalah seorang mahasiswa biasa di
University of Florida. Namun, pada tahun 2009, ketika baru satu bulan masuk semester pertama, ia
mengalami gejala yang aneh. Seperti yang dilansir oleh today.com, Todd mengaku bahwa ia merasa lelah setiap saat dan tertidur ketika membaca buku pelajaran. Selain itu ia juga berkeringat di malam hari. Dan ternyata ada benjolan di bawah ketiak dan lehernya. Rupanya ia didiagnosis terkena limfoma Hodgkin.
Penyakit kanker yang dideritanya ternyata semakin
parah hingga mencapai stadium empat. Selama lima tahun, ia harus mengikuti serangkaian kemoterapi, radiasi, dan transplantasi sumsum tulang. "Rasanya sangat berat dan seringkali saya merasa ingin berhenti dan menyerah," kenang Todd. Alih-alih menyerah, Todd berusaha untuk terus memotivasi dirinya. "Saya terus memaksa diri saya dengan membayangkan hari saat saya akhirnya lulus dan menyelesaikan semuanya. Bisa lulus dan naik ke podium adalah hal yang penting untuk saya. Itu adalah simbol pencapaian saya." Todd akhirnya mengikuti kuliah dan sistem kelas
online, hingga pada akhirnya ia berhasil mendapat
gelar sarjana di bidang bisnis. Istimewanya lagi, ia
bisa lulus dengan IPK sempurna 4,00. Apa
rahasianya bisa terus bertahan dan termotivasi
untuk maju? ]"Kalian harus selalu positif. Jika kalian menyerah untuk mewujudkan mimpi dan cita-cita kalian, itu berarti kalian sudah tak mau hidup lagi," ungkap Todd. Todd menambahkan bahwa ia membuat tujuan impiannya untuk bisa lulus dengan terus maju.
Setelah lulus dengan IPK sempurna, kini Todd
mengambil kelas kewirausahaan dan merancang
sejenis program untuk mengabulkan harapan semua orang yang bernama "Live for Today Foundation." Program ini ditujukan kepada para penderita kanker yang berusia 18-35 tahun. Jadi program ini membantu para penderita kanker untuk bisa segera mewujudkan impiannya. Sementara donasi datang dari para sukarelawan dan para pengusaha. Beruntung Todd akhirnya bisa memiliki istri seperti Maja. Maja yang bekerja sebagai peneliti kanker darah dengan Mayo Clinic di Florida adalah sosok yang sangat perhatian dan penyayang. Ia selalu mendampingi Todd yang harus mengikuti berbagai macam perawatan. "Todd adalah motivasi dan inspirasi terbesar saya
karena begitu banyak pasien di luar sana yang tak
mau melakukan pengobatan seperti Todd, dan kami berusaha setiap hari untuk menghilangkan rasa enggan tersebut dan memberikan pengobatan yang mereka butuhkan," jelas Maja. Todd sudah bisa dinyatakan sembuh dari kanker, tetapi ia masih berjuang melawan penyakit tersebut. "Sejujurnya saya tidak tahu berapa lama lagi saya akan hidup," ujar Todd. "Saya berusaha untuk mengisi waktu hingga nanti ada obat yang bisa menyembuhkan saya. Saya berharap penelitian bisa menemukan pengobatan baru setiap tahun agar saya bisa terus bertahan," imbuhnya. Dengan "Live for Today Inspiration", Todd terus berusaha untuk membantu para penderita kanker lain untuk mewujudkan impian mereka.
meski kita sudah sering melihatnya dalam banyak
fiksi. Namun, cinta yang menguatkan para penderita kanker dalam fiksi tersebut, adalah kenyataan yang bisa siapapun alami. Nancy Borowick mendokumentasikan kisah ayah
dan ibunya yang sama-sama mengidap kanker.
Laurel dan Howie, pasangan yang sudah berpuluh-
puluh tahun bersama ini, menunjukkan sikap
suportif satu sama lain. Anda bisa melihat hal itu,
dalam setiap jepretan foto Nancy.
Nancy tak hanya mengabadikan momen yang
mengharukan dalam fotonya. Orang tuanya melalui
banyak hal dari tawa, keharuan hingga momen yang menakutkan dan menyakitkan. "Kanker memberikan kenyataan yang kejam pada keluarga kami, tapi juga kado yang tak ternilai. Waktu yang sangat berharga," ungkapnya. Laurel, ibunya, sudah menderita kanker selama 10 tahun lebih. Dalam waktu-waktu itu, keluarga memberinya dukungan yang tulus dan melakukan apapun demi kesembuhan dan membuatnya tegar. Termasuk sang suami, Howie, yang juga ayah Nancy. Howie juga menderita kanker di tahun pertama. Namun, sejak pemeriksaannya, keluarga tahu bahwa mereka tak punya banyak waktu untuk bersama.
Cinta, adalah yang menguatkan mereka dan
menginspirasi putri mereka sendiri, Nancy. "Dengan mendokumentasikan kedua orang tuaku, aku bisa mengabadikan kisah dan esensi hubungan mereka. Mengingat kenangan baik dan buruk, serta yang bodoh dan menyedihkan," kata Nancy. Kisah tentang kedua orang tuanya membuat Nancy belajar bahwa menghayati momen yang nyata dalam kehidupan ini, bisa membuat dirinya menghasilkan foto yang penuh kejujuran, kekuatan dan cerita yang penuh makna.
Ayah Nancy meninggal pada Desember tahun lalu
dan Nancy masih terus berjalan dengan proyek
fotonya ini. Ia berharap dengan menunjukkan secara terbuka tentang kisah kedua orang tuanya ini, ia bisa membantu orang lain merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam penderitaan mereka. "Bagiku, hal yang paling menakutkan dalam penyakit adalah ketidak tahuan kita," ujarnya. "Jadi dengan membagikan kisah ini, pembaca bisa menemukan dukungan dan pemahaman." Sharing is caring and sometimes curing. Mungkin tidak mengobati penyakitnya, tapi mengobati kesedihan dan kesendiriannya. Sakit maupun sehat, semoga kisah ini bisa menginspirasi Anda untuk lebih tegar, bersyukur dan menjaga cinta yang Anda miliki.
sangat Anda sukai? Seperti yang dialami oleh
Harriotte Lane ini. Gadis remaja 13 tahun ini harus
terpaksa berhenti dari dunia balet dan model karena sebuah insiden. Beruntung ia memiliki ibu yang sangat perhatian hingga ia berhasil menjadi Miss Teen Newcastle.
Dilansir dari dailymail.co.uk, Harriotte mengalami
sebuah insiden ketumpahan air kuah panas di kulit
betis kakinya. Awalnya luka tersebut didiagnosis
sebagai kulit melepuh biasa dan terlihat tak terlalu
parah. Namun ternyata ada kesalahan diagnosis.
Saat kembali ke rumah, kaki Harriotte menempel ke seprai dan kulitnya mengelupas. Luka tersebut
malah semakin parah hingga ke otot-otot kakinya.
Akhirnya ia pun harus dirawat di rumah sakit dan
harus mendapatkan skin graft (tandur kulit atau
cangkok kulit). Harriotte mendapatkan luka bakar parah di kulit betis kakinya karena ketumpahan kuah yang panas ketika sedang menjadi sukarelawan di sekolah berkuda khusus anak-anak berkebutuhan khusus setempat. Insiden itu terjadi pada bulan Juni tahun 2013 lalu. Karena insiden tersebut, Harriotte harus berhenti dari dunia model dan balet. Ia merasa malu dengan kondisi betis kakinya yang tidak seperti dulu lagi. Belum lagi dengan kondisinya yang sudah tidak bisa menari lagi karena cedera yang cukup parah di kaki kanan dan otot-ototnya.
Ibu Harriotte yang bernama Sarah (41 tahun) merasa perlu melakukan sesuatu untuk membantu putrinya mendapatkan kembali rasa percaya dirinya. Diam- diam Sarah mendaftarkan nama putrinya untuk mengikuti kontes kecantikan Miss Teen UK Competition. Harriotte tidak menyangka sama sekali bahwa ibunya mendaftarkan namanya untuk mengikuti kontes kecantikan tersebut. Dan ketika surat pemberitahuan yang menyampaikan bahwa dia terpilih menjadi Miss Teen Newcastle, Harriotte merasa bingung sekaligus bahagia. Ia sangat berterima kasih dengan ibunya yang telah
membantunya untuk mendapatkan kembali
kepercayaan dirinya. Luka di betis Harriotte pun perlahan-lahan sembuh dan ia berhasil mendapatkan kepercayaan dirinya kembali. Bulan mendatang ia akan kembali mengikuti kontes kecantikan untuk memperebutkan gelar Miss Teen Great Britain. Cedera atau luka memang terkadang bisa membuat kita langsung kehilangan rasa percaya diri. Tapi bukan berarti kita harus menutup diri selamanya. Luka itu perlahan akan sembuh dan hanya perlu sedikit saja keberanian untuk kembali berdiri dan tampil dengan penuh percaya diri.
sosial di sekitar, kini banyak dilakukan. Tak jarang
para aktivis berani melakukan hal yang ekstrem
untuk mencapai tujuan tersebut. Seperti yang
dilakukan oleh Tony Phoenix-Morrison atau yang
lebih dikenal dengan nama 'Tony The Fridge'. Siapa sebenarnya ia? Semua mata tertuju pada Tony kala bertemu dengannya di jalanan. Pasalnya, pria berusia 49 tahun asal Hebburn, Soth Tyneside, Inggris ini menempuh perjalanan melintasi 17 negara dengan berjalan kaki. Tak hanya itu, perjalanan beratnya ini memang benar-benar berat karena ia melakukannya sambil membawa kulkas 42 kilogram di pundaknya.
Apa yang dilakukan oleh Tony ini bukan keisengan
semata. Dilansir oleh wheonearth.net, Tony bukan
ingin memamerkan kekuatan tubuhnya. Melainkan
ia punya tujuan untuk menggalang dana dan
kepedulian masyarakat untuk melawan kanker.
Tony pernah kehilangan orang-orang terdekatnya karena penyakit kanker yang membuatnya merasa
sangat sedih. Ia percaya, dengan menaklukkan
tantangan ini, setidaknya ia mencoba bertahan dan
berjuang seperti yang dilakukan para penderita
kanker lainnya.
Tony Dan Kulkasnya Sahabat-sahabat Tony menyebutnya sebagai 'ultra- runner' atau pelari yang sangat hebat. Hal ini membuatnya terinspirasi untuk melakukan hal yang berbeda dalam hal menggalang dana untuk Bobby Robson Foundation, sebuah yayasan peduli kanker. Konsep 'Tony the Fridge' muncul di tahun 2011 saat ia mengikuti tantangan lari 'the Great North Run' dengan memanggul kulkas di punggungnya. Ia dapat menyelesaikan tantangan tersebut dalam
waktu 3 jam, tetapi rupanya Tony masih merasa
tidak puas. Di tahun 2012, Tony menyelesaikan maraton '30 Great North Runs in 30 days' dengan kulkas di punggungnya. Tantangan yang dilakukannya selama sebulan penuh ini rupanya membantu Tony menggalang banyak dana dan perhatian dari banyak orang tentang misi yang dibawanya. Kini, Tony telah menyelesaikan 10 tantangan marathon, tentunya dengan kulkas di punggungnya. Yang dilakukan oleh Tony barangkali terlihat sangat gila dan berat. Tetapi dorongan akan kepedulian terhadap orang lain dan keinginannya untuk membantu sesama lah yang membuat Tony mampu melakukan hal tersebut dengan baik
hanya 50 kata per jam. Artinya ujian yang biasanya
bisa diselesaikan dalam waktu tiga jam oleh orang
normal baru bisa ia selesaikan dalam waktu tiga
minggu. Dan, karena ia tak bisa menggerakkan
badannya apalagi menulis, ia mengandalkan kedipan matanya hingga akhirnya bisa meraih gelar sarjana di ilmu sejarah. Dawn yang menderita
sindrom terkunci (locked-in syndrome) membuktikan bahwa sesuatu yang rasanya mustahil untuk dicapai bisa ia raih dengan ketekunan dan kesabaran yang tinggi.
Dilansir dari mirror.co.uk, Dawn tidak bisa berjalan atau berbicara setelah terkena stroke--yang terjadi
dua minggu setelah melahirkan putranya Alexander. Wanita yang dulunya bekerja sebagai guru ini masih bisa berkomunikasi melalui kedipan matanya dan gerakan kepala yang sangat lemah. Meskipun kondisinya tampak sangat menderita, semangatnya untuk tetap melanjutkan sekolah dan meraih gelar sarjana tidak padam. "Ketika pertama kali terkena stroke, saya sadar bahwa saya tidak bisa melakukan aktivitas fisik apapun," ungkap Dawn. "Lalu saya memutuskan untuk menggunakan satu-satunya organ yang masih utuh--otak saya. Saya merasa adanya keinginan yang kuat untuk membuktikan pada diri saya dan orang lain bahwa saya masih menjadi diri saya yang dulu.
Dengan bantuan komputer khusus, Dawn dengan
tekun menghabiskan waktu tiga jam per hari untuk
mengikuti perkuliahan secara online. Dawn mulai
mengikuti perkuliahan pada tahun 2008. Selama 6
tahun mengikuti perkuliahan, dia menderita penyakit lain seperti dua kali harus melawan penyakit pneumonia. Tapi ia tak putus asa dan terus semangat untuk mengikuti perkuliahan. Ayah Dawn, Alec merasa sangat senang dengan
perkembangan putrinya. Pria berusia 80 tahun ini
merasa sangat bangga dengan Dawn. Melihat Dawn berjuang melawan penyakitnya selama ini sangat menyentuh hati Alec. "Kami harus merawatnya 24 jam penuh sehari. Dawn akan lulus pada bulan Oktober mendatang di Manchester, momen kelulusan itu akan menjadi momen yang
membanggakan bagi kami semua," kata Alec.
Pada tahun 2003, setelah Dawn melahirkan
putranya di usia kehamilan yang baru 26 minggu, ia kembali pulang ke rumah dengan tekanan darah
yang tinggi. Setiap kali bangun tidur, ia merasa sakit kepala dan kata-kata yang diucapkannya jadi tidak jelas. Selain itu ia merasa kesemutan di bagian tubuh sebelah kanan. Dawn merasa sangat depresi ketika menyadari bahwa dirinya tidak bisa berbicara dan tubuhnya lumpuh. Hanya otaknya yang masih normal dan aktif seperti sedia kala. Ketika orang-orang di sekitarnya berbicara di dekatnya, yang bisa ia lakukan hanyalah mendengar tanpa bisa merespon apa-apa.
"Saya menangis di dalam batin saya, tanpa air mata. Ketika orang-orang melihat saya, mereka tidak tahu bahwa saya sebenarnya masih sepenuhnya sadar seperti sebelumnya," kenang
Dawn. Hingga ketika Dawn ternyata bisa mengedipkan matanya, harapan baru akhirnya muncul. Dengan laptop yang dirancang khusus, Dawn akhirnya bisa berkomunikasi melalui kedipan matanya. Sayangnya, suami Dawn, Simon malah
meninggalkannya di saat Dawn berada pada kondisi yang paling membutuhkan bantuan orang lain.
ingin melihat putrinya menikah dengan pria yang
baik, yang dapat memberi kebahagiaan sebesar
yang diberikan sang ayah. Ada yang bilang, setiap
ayah pasti menyimpan rasa sedih saat putrinya
menikah. Saat masih kecil, sang putri selalu disayang dan dimanja, tetapi saat sudah dewasa,
setiap ayah harus rela melepas putrinya hidup
dengan pria pilihan mereka. Foto-foto pernikahan yang Anda lihat ini begitu indah. Tampak seorang gadis dalam balutan gaun pengantin putih berfoto dengan ayahnya. Pernikahan ini begitu sempurna, gaun pengantin yang anggun, makeup cantik, pendamping mempelai wanita, bunga-bunga, musik romantis dan semuanya sempurna, kecuali.. tidak ada pengantin pria dalam pernikahan ini.
Jangan dulu berpikir hal aneh, karena Whitney
Moore melangsungkan pernikahan ini sebagai kado untuk ayahnya. Beberapa bulan lalu, David, ayah Whitney didiagnosis memiliki kanker yang sudah parah. Dokter memperkirakan, usia David hanya beberapa bulan, dilansir oleh Huffingtonpost.com. "Hal itu benar-benar menampar saya," ujar Whitney. Gadis ini selalu menganggap ayahnya tak sekedar ayah, tetapi juga sahabat baiknya. "Saya mempertanyakan hal ini. Saya marah. Saya bertanya kepada Tuhan dan saya marah pada Tuhan saat itu. Saya ingin tahu, kenapa harus ayah saya," lanjutnya.
Namun semua rasa sakit dan fakta bahwa Whitney
akan kehilangan sang ayah tidak membuatnya
berlarut-larut menyalahkan Tuhan. Dia ingin
menghabiskan sisa waktu ini untuk membahagiakan ayahnya. Terinspirasi oleh kisah Josie Zetz, gadis 11 tahun yang menderita kanker dan pura-pura melangsungkan upacara pernikahan dan berjalan di altar bersama ayahnya, Whitney mengambil ide yang sama. "Waktu adalah hal yang penting," ujar David. Pria ini bahkan memberi cincin untuk Whitney dan adik laki- laki Whitney. "Kami merencanakan bersama dan melangsungkan pesta ini. Rasanya sangat
emosional," lanjut David.
Pernikahan ini memang tidak nyata, namun bisa
membuat David merasakan sensasi seperti apa
rasanya saat anak perempuannya menikah. Whitney juga tahu, setiap ayah pasti ingin berjalan di altar bersama putrinya saat menikah, berdansa dengan putrinya, bahkan menangis bahagia di pernikahan tersebut. Di akhir pesta pernikahannya, Whitney menuliskan: Di masa yang akan datang, aku akan mencintai seorang pria. Dan suatu saat, aku benar- benar akan menikah dengannya. Tapi pada akhirnya, apapun yang terjadi, aku akan selalu ingat bahwa aku menyayangi ayah, karena ayah akan selalu menjadi pria terbaik dalam hidupku. Aku berjanji padamu, ayah, aku akan selalu menjadi gadis kecilmu. Sepertinya benar pepatah yang mengatakan, ayah adalah cinta pertama setiap anak perempuan.
pemandangan di taman. Tak berapa lama, seorang
anak yang lusuh duduk di sebelahnya. Ia tidak
bicara dan tidak pula melihatnya. Hanya saja bocah itu memegangi perutnya, sepertinya ia kelaparan. Wanita itu meliriknya dengan risih, setelah beberapa lama ia meninggalkannya. Sambil berjalan ia membatin, "Anak jaman sekarang sudah diajari mengemis dan mengiba-iba. Aku tidak akan membiarkan sedekahku dimakan orang yang tak seharusnya." Wanita itu lalu duduk di dekat air mancur. Ia merasa
tenang dengan suara gemericik air. Namun ternyata ada seorang wanita tua lusuh yang duduk di atas triplek ber-roda seadanya. Suara rodanya cukup nyaring dan menarik perhatian wanita kaya itu. Si wanita lusuh ini kakinya diperban dan berdarah- darah, tampaknya terluka dan lumpuh. Melihatnya, wanita ini pun tak tega. "Sudah tua dan terluka masih mencari uang. Betapa malangnya.." lalu wanita ini mengeluarkan selembar uang dan
memberikannya pada wanita lusuh itu. "Ini, Bu. Buat makan dan berobat," ujarnya. Wanita tua itu
mengangguk tanda terima kasih dan pergi. Melihat ibu tua itu pergi dan ia baru saja membantunya, hati wanita ini menjadi damai. Tak berapa lama ia melihat ada anjing yang lepas dari pemiliknya dan lari sambil menyalak menuju wanita tua itu. Hendak memperingatkan pengemis tua tersebut, sang wanita dikejutkan dengan apa yang dilihatnya. "GUK..GUK...!!" suara anjing itu menyalak keras.
Dan ternyata, pengemis tua tadi lari terbirit-birit
dengan membawa papan tripleknya. "Lho, ternyata
dia tidak lumpuh?" wanita ini terkejut dan merasa
dibodohi. Ia pun berjalan dengan sedikit kesal keluar taman. "Dasar pengemis jaman sekarang juga sukanya menipu!" gumamnya karena jengkel. Di depan gang taman, wanita tersebut bertemu dengan seorang pria tua yang kesulitan menyeberang. Ia tampak bersih dan bertopang pada sebuah tongkat. "Tolong saya, Nak. Susah menyeberang," ujarnya.
Wanita ini oun menjadi luluh dan iba, teringat akan
ayahnya yang juga sudah tua. Maka ia membantu
orang tersebut menyeberang. Saat sudah sampai
tengah jalan, kakek itu berkata, "Sudah, Nak. Jalan
sebelah sini sepi. Saya bisa sendiri." Wanita itu pun mengiyakan sambil berpesan agar kakek itu hati-hati. Tetapi, kekagetan kedua terjadi. Saat sampai kembali di sisi jalan, wanita itu melihat
ada truk berkecepatan tinggi hampir menyambar
sang kakek. "Awas, Keeek.." Truk itu sudah membunyikan klakson. Tapi di luar dugaan, kakek ini malah terkejut dengan klakson super nyaring itu. Tongkat, sandal dan tas yang ia bawa berhamburan sementara ia melarikan diri. Lagi-lagi, wanita ini kena tipu.
Ketidakberuntungan yang bertubi-tubi membuat
wanita ini sebal pada dirinya sendiri. Ia pun
mendengus dan memasang wajah murung di taman. Ia ingin minta dijemput saja oleh sopirnya. Tapi saat mencari dompet dan HP nya, wanita ini tak bisa menemukannya. "Di mana dompet dan HPku?" wanita ini mulai panik. Ia merogoh seluruh is tas, tapi tak menemukannya di mana-mana. Ia pun memasang wajah bingung dan kembali memeriksa tasnya. Tiba-tiba, sebuah tangan kecil menepuk-nepuk bahunya. Saat wanita itu menoleh, kedua tangan kecil itu memberinya ponsel dan dompet yang ia cari. Wanita itu melongo, ia adalah anak yang duduk bersamanya tadi di bangku yang lain. Wajahnya masih lusuh tapi sudah lebih tersenyum. "Hati-hati, Bu. Di sini banyak copet. Bapak yang menyeberang tadi diam-diam mengambil dompet ibu saat ibu tidak sadar," ujarnya polos. Wanita itu menerima dompetnya dengan masih melongo tapi tak bisa berkata apa-apa. Ia mulai berkaca-kaca dan memeluk anak itu. "Maaf ya, Nak.." ujarnya. Tak lama ia membelikan anak itu makan dan minuman. Rupanya anak kecil itu bukan pengemis. Ia memang menjadi pemulung dan belum makan sejak pagi. Ia duduk di sana karena lelah dan ingin beristirahat. Tapi, wanita ini malah berprasangka buruk padanya
tahun yang tahun ini terpilih menjadi Miss Idaho
2014. Penampilannya saat penjurian dengan
berbalut bikini menarik perhatian banyak orang.
Pasalnya, sebuah benda asing terselip di bikininya.
Ternyata benda berbentuk persegi panjang tersebut adalah pompa insulin.
Dilansir oleh huffingtonpost.com, Sandison tak bisa
lepas dari suntikan insulin semenjak ia didiagonsa
mengidap diabetes tipe 1. "Bulan Februari 2012,
duniaku rasanya jungkir balik sejak didiagnosa
mengidap diabetes," tulis Sandison di blognya
setelah mendapat gelar Miss Idaho Scholarship Program. "Untuk beberapa saat, aku mengingkari
aku mengidap diabetes dan berharap sakit ini hilang begitu saja. Tetapi hal ini justru membuat gula darah saya naik dan mengubah saya menjadi Sierra yang patah semangat." Merasa sedih, tetapi Sandison tak punya pilihat lain selain menjaga kesehatannya dengan ketat. Salah satunya adalah dengan rutin menyuntikkan insulin ke tubuhnya. Ia pun masih merasa tak percaya diri saat berdiri di atas panggung kompetisi. "Saat kompetisi dimulai, saya menggunakan suntikan daripada pompa insulin. Saya tidak ingin orang- orang melihat mesin aneh itu menempel di tubuh saya setiap saat," ujar Sandison. Nicole Johnson, pemenang Miss Amerika 1999 lah yang menjadi inspirasi Sandison untuk percaya diri tampil di atas catwalk dengan pompa insulinnya. Nicole Johnson pun melakukan hal serupa dan ia berhasil memenangkan kontes ratu kecantikan
tersebut belasan tahun lalu. Rupanya apa yang dilakukan oleh Sandison ini pun memompa rasa percaya diri gadis-gadis penderita diabetes lainnya yang harus menggunakan pompa insulin serupa. Sejak penampilannya yang memukau tersebut, di berbagai social media muncul hashtag #showmeyourpump. Sandison menginspirasi banyak orang untuk mengunggah foto mereka yang tampil percaya diri dengan pompa insulinnya.
Apa yang dilakukan Sandison ini barangkali awalnya hanya untuk mengubah dirinya sendiri. Tetapi siapa sangka ternyata ia berhasil mengubah dunia berkat kepercayaan dirinya. Sandison berhasil menunjukkan bahwa kecantikan tak selalu identik dengan kesempurnaan fisik melainkan kecantikan adalah bagaimana seseorang berani berjuang dan tampil percaya diri.
Mungkin berbagai rencana dengan Anda sebagai
bintang utamanya. Hari ini akan kuliah, bekerja,
harus berpakaian rapi dan sebagainya. Namun, bagi seorang gadis bernama He Qin Jiao, harinya dimulai bukan dengan dia sendiri. He Qin Jiao membagi harinya dengan sahabatnya. Gadis kecil yang masih 13 tahun ini punya kebiasaan rutin menjemput sahabatnya yang bernama He Ying Hui. Sahabatnya ini mengalami polio, sehingga He Ying Hui tak bisa melakukan apapun sendirian. Ia harus dibantu dan He Qin Jiao bersedia melakukan hal itu.Sejak usia 9 tahun, ia sudah menjalani kebiasaan ini. Jadi, di tengah masa sulit He Ying Hui, Qin Jiao telah menemaninya selama kurang lebih 3 tahun.
Tahun 2013 lalu, He Ying Hui sudah mendapatkan
sebuah kursi roda. Meski begitu, He Qin Jiao masih
datang pukul 6 pagi untuk membawa sahabatnya itu ke sekolah. Tak mungkin juga bagi He Ying Hui
untuk mengayuh kursi rodanya sendirian.
Beruntunglah ia punya sahabat yang mau berbagi susah dan senang bersama. Atas kisah kebaikan He Qin Jiao, ia dipuji sebagai anak SD yang paling cantik. Bukan masalah cantik parasnya, namun karena ia begitu berhati mulia. Ia tak segan memanggul He Ying Hui di pundaknya yang kecil, sampai sahabatnya itu pernah menceritakan secara sederhana dalam tugas sekolahnya.
"He Qin Jiao menggunakan pundak kecilnya untuk
membawaku ke atas langit," tulis Ying Hui dalam
tugasnya. Saat ini, Ying Hui dan Qin Jiao sama-
sama sudah lulus SD. Meski begitu, Qin Jiao sudah
membulatkan tekad bahwa ia akan tetap mendampingi sahabatnya itu. Betapa tulusnya gadis kecil ini.
Saat lahir, Wang memiliki tubuh yang lengkap.
Namun ketika berusia 7 tahun, pria tersebut
mengalami kecelakaan dan harus menerima
kenyataan bahwa kedua kakinya diamputasi. Pria ini besar di sebuah keluarga miskin, pendidikannya
hanya setara sekolah menengah dan putus sekolah. Namun kemauan keras Wang untuk mandiri dan bekerja dari hasil keringatnya sendiri tak terhalang keterbatasan fisik. Wang bekerja tanpa merasa terbebani dengan kekurangan fisiknya. Banyak pekerjaan sudah dia lakukan, mulai dari memperbaiki sepatu, memperbaiki kunci, membuat kunci dan pekerjaan lainnya. Hingga di tahun 2011, pegawai desa meminta Wang untuk bekerja di peternakan domba. Wang menyanggupi hal itu dan bekerja giat di sana. Warga desa bahkan menjuluki Wang sebagai "pria tanpa kaki yang sangat tangguh". Pada tahun 2008, Wang berkenalan dengan wanita bernama Li Chengmei. Mereka pada akhirnya memutuskan untuk menikah. Saat ini, pasangan Wang dan istrinya telah memiliki anak laki-laki berusia 5 tahun. Karena sang istri bekerja di Beijing, Wang sering menjaga anaknya, mulai dari memakaikan baju hingga memasak. Kadang anaknya ikut melihat Wang bekerja di peternakan.
Semua dilakukan Wang tanpa mengeluh dan
menjadi bukti bahwa kekurangan fisik bukanlah
hambatan. Setiap orang bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Wang beranggapan bahwa lebih baik dia menafkahi keluarganya dengan hasil keringat sendiri, ketimbang meminta belas kasihan orang lain. Semoga kisah inspirasi ini membuat Anda makin
bersyukur dan tidak lagi banyak mengeluh. Tangguh tidaknya seseorang tidak hanya dilihat dari fisiknya, tetapi juga dari kemauan keras untuk bermanfaat bagi orang yang mereka cintai.