It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
mimpinya memang selalu menyentuh hati. Mereka
berjuang tak kenal lelah meskipun dengan keadaan yang serba kekurangan. Salah satunya adalah kisah Pak Amin Hidayat, sang penjual sapu keliling yang kakinya pincang. Pak Amin adalah sosok pria paruh baya yang sangat tegar. Dia adalah seorang penjual sapu keliling berkaki pincang di kota Bandung. Umurnya yang sudah tua serta kekurangannya tidak menjadi penghalang baginya untuk bekerja keras demi menghidupi anak dan istrinya di kampung seperti yang dilansir oleh Merdeka.com
Semenjak 20 tahun lalu, Pak Amin sudah merantau ke Bandung, meninggalkan istri dan anaknya di Ciamis untuk mencari nafkah. Bebagai usaha telah dia lakukan hingga akhirnya dia memilih berjualan
barang-barang plastik seperti sekarang. Awalnya dia cukup sukses menjadi seorang pedagang barang plastik namun ujian dan halangan membuatnya harus berjuang lebih seperti sekarang ini. Setiap hari dia harus berjalan sejauh berpuluh-puluh kilometer untuk menjajakan barang dagangannya. "Sudah tiga tahun lebih kondisi bapak seperti ini (pincang), karena ditabrak motor di Jalan Kebonjati (Bandung)," katanya ketika ditanya tentang sebab kakinya pincang. Kaki Pak Amin pincang karena kecelakaan yang dialaminya tiga tahun silam. Dia ditabrak oleh sepeda motor di Jalan Kebonjati, Bandung. Semenjak itu, Pak Amin harus berjualan dengan kondisi pincang seperti sekarang ini. Namun kepincangannya tidak menjadi halangan, dia tetap berusaha untuk bekerja walaupun harus tertatih-tatih berjalan dengan satu tongkat penyangga di kaki kanannya.
Pak Amin sudah tidak punya tempat bernaung lagi.
Bapak empat anak ini harus tidur dari satu tempat
ke tempat lain. "Saya tidur di masjid, karena sudah
enggak punya tempat tinggal di Bandung," ujarnya.
Meskipun demikian, dia tetap bersyukur dengan
pendapatannya setiap hari. Pak Amin bisa mendapatkan Rp. 50 ribu hingga Rp. 100 ribu sehari dari jualannya. Uang tersebut biasanya akan habis untuk biaya dia makan, namun dia tidak menyerah begitu saja. Perjuangan Pak Amin memang begitu berat. Dia adalah sosok pria yang tidak menyerah. Dia bersyukur masih diberi tenaga untuk bekerja daripada harus menjadi pengemis dan meminta-minta di jalanan. Pak Amin adalah sosok pahlawan bagi keluaraganya. Semoga Pak Amin akan selalu diberikan kesehatan untuk bekerja keras demi keluarganya
punya alergi parah jika menyentuh benda-benda di
sekolah seperti penghapus atau pena, namun dia bertahan karena menyukai dunia pendidikan. Kulit pria ini bisa bengkak sangat parah jika terkena
bahan kimia. Jika terkena langsung tinta dalam
ballpoint, itu akan memicu alerginya. Namun pria ini terus berjuang untuk bersahabat dengan
penyakitnya. Bayangkan, pria ini mengajar di
sekolah yang akrab dengan pena dan benda-benda kimia lain yang bisa memicu alerginya.
Nama guru yang hebat ini adalah Michael Steer,
usianya 36 tahun. Michael sudah lama memiliki
alergi terhadap kalium dikromat, sebuah bahan
kimia yang banyak ditemukan dalam tinta merah,
papan tulis, kursi. pena dan layar komputer. Ya,
semua barang itu ada di sekolah pada umumnya, tempat Michael mengajar.
Akibat alergi ini, Michael harus menggunakan
sarung tangan, dilansir oleh Dailymail.co.uk. "Saya tidak bisa memegang alat tulis, tidak bisa
menyentuh papan tulis dan tidak dapat menandai
hasil pekerjaan siswa dengan pena merah," ujar
Michael. "Kulit saya alergi pada semua peralatan
sekolah," lanjutnya. Awalnya, reaksi alergi pada kulit Michael membuatnya stres. Reaksi ini sudah dialaminya sejak kecil, sehingga Michael tidak bisa dekat-dekat dengan peralatan sekolah, termasuk kertas foto berwarna, kertas, cat, sepatu dan sebagainya. Jika bersentuhan langsung, kulitnya akan memerah, kaku dan bengkak parah. Walaupun bengkak itu dapat kempes, namun bisa
menjadi hal yang mengganggu. "Kondisi ini benar-
benar aneh, namun saya harus beradaptasi. Saya
berusaha agar hal ini tidak berpengaruh pada
pekerjaan saya," ujar Michael.
Sebuah perjuangan yang hebat. Selain bertanggung jawab memberi pendidikan, Michael juga harus bertanggung jawab pada dirinya agar alerginya tidak kambuh selama bekerja. Andai semua guru memiliki dedikasi ini, para murid pasti lebih giat belajar dan tidak menyerah walaupun memiliki kekurangan dalam dirinya.
keras, belajarlah dari pria muda ini. Dia berhasil
membuktikan bahwa asumsi dokter yang
menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah bisa
berjalan adalah salah besar. Namanya Nick Carr, usianya 26 tahun. Saat berusia 3 tahun, Nick didiagnosis menderita ensefalitis atau peradangan pada bagian otak. Hal tersebut membatasi gerak Nick, dia harus duduk di kursi roda sejak saat itu. Bahkan dokter menyatakan bahwa Nick tidak akan pernah bisa berjalan seumur hidupnya. Nick memang punya keterbatasan karena gangguan yang dialami. Namun hal itu tidak membatasi kegigihan untuk membantu orang lain yang seperti
dirinya. Dilansir oleh Huffingtonpost.com, Kamis (17/10), Nick melakukan tur amal di Inggris.
Hebatnya, dalam acara itu, Nick melepas kursi
rodanya dan berhasil berjalan sejauh 19,8 meter.
Bagi orang seperti Nick, bukan hal yang mudah
berjalan sejauh itu, bahkan diagnosis dokter
mengatakan tidak mungkin. Namun lihatlah
faktanya, Nick berhasil berjalan setelah lebih dari 20 tahun memakai kursi roda. Walau hanya sesaat,
namun Nick memberi motivasi pada banyak orang. "Berjalan menjadi tantangan yang mustahil saya
lakukan, namun demi Centre of Challenge and
Inspiration, saya melakukannya untuk menginspirasi banyak orang," ujar Nick. Pria ini mengaku bahwa berjalan adalah hal yang sulit dan sangat menyakitkan. "Rasanya luar biasa melakukan hal ini untuk tujuan yang mulia," tambah Nick.
Acara Centre of Challenge and Inspiration bertujuan untuk menggalang dana pembangunan gedung olahraga. Gedung tersebut bertujuan untuk
menampung orang-orang berkebutuhan khusus agar bisa berolahraga dengan nyaman. Sebuah motivasi besar dari seorang pria muda. Jadikan hal ini sebagai inspirasi bagi Anda. Saat orang lain mengatakan Anda tidak bisa, Anda sendiri yang harus membuktikan apakah apa yang mereka katakan benar, atau Anda bisa mendobrak
pendapat mereka.
Lynsey Austin, 36 tahun, adalah seorang ibu yang
berasal dari Hemlington di Inggris. Pada tahun 2008, Lynsey divonis memiliki leukimia. Sejak saat itu, Lynsey harus menjalani kemoterapi dan bolak-balik ke rumah sakit selama dua tahun ke depan. Saat menghadapi masa sulit ini, Lynsey sering menggunakan jasa ambulance rumah sakit. Dari sanalah Lynsey sering bertemu dengan Glenn
Harker, seorang supir ambulance dari Patient
Transport Service. Pria berusia 42 tahun ini selalu
memberi semangat pada Lynsey sejak tahun 2009.
Hal yang tampak remeh ini ternyata membuat
Lynsey lebih kuat dan bersemangat menjalani masa penyembuhannya. "Saat saya harus menjalani biopsi sumsum tulang belakang, dia membuat saya tertawa sepanjang jalan," ujar Lynsey, dilansir Huffingtonpost.com,
Setelah lima tahun menjalani perawatan, Glenn
tetap berada di samping Lynsey. Benih cinta
tumbuh di antara mereka berdua. Akhirnya Glenn
melamar Lynsey pada ulang tahun wanita tersebut.
Mereka sedang merencanakan pernikahan bersama dengan Ethan, putra Lynsey yang sudah berusia 13 tahun. "Kesehatan saya belum pulih, saya masih harus melakukan biopsi sekali lagi dan memiliki masalah dengan paru-paru saya. Namun Glenn tetap setia," ujar Lynsey. Semoga saja pasangan ini bisa mewujudkan harapan untuk segera menikah, dan semoga kesehatan Lynsey semakin membaik. Cinta bisa tumbuh dalam kondisi apapun, bahkan saat kondisi Anda sedang terpuruk.
uang yang sangat banyak tanpa pemilik. Bayangkan bagaimana jadinya jika Anda menemukan uang tanpa pemilik di pinggir jalan, akan diambil atau dilaporkan? Anak laki-laki yang baik ini memilih mengembalikan uang tersebut pada pemiliknya. "Saya menemukan sebuah tas berisi uang," ujar Max Parenti, bocah 8 tahun yang tinggal di New Hampshire, Amerika Serikat.
Dilansir oleh Huffingtonpost.com, Max menemukan uang tersebut saat sedang berjalan-jalan di sebuah taman bersama anjingnya dan sang ayah. Awalnya, Max mengira tas itu berisi kertas, namun setelah diperiksa, ternyata berisi uang tunai
sebesar $ 1.450 (sekitar Rp 14,5 juta). Menemukan uang yang jumlahnya banyak tentu menimbulkan dilema dan kebingungan. Saat Max mengatakan pada ayahnya bagaimana seandainya mereka mengambil uang itu, sang ayah mengatakan, "Mengambil uang itu sama saja dengan mencurinya." Akhirnya keesokan hari, Max dan ayahnya membawa tas dan uang itu ke kantor polisi. Setelah diselidiki, ternyata uang itu milik Cheri Smith, seorang pemilik toko di daerah tersebut. Cheri kehilangan uang sebulan sebelumnya dalam sebuah perjalanan. "Sangat menyenangkan saat uang itu kembali (pada
pemiliknya)," ujar Max.
Sebagai balasan atas kejujuran Max yang telah melaporkan uang itu, Cheri Smith mengirim sebuah kartu dan memberi uang sebesar $ 100 (sekitar Rp 1.000.000) sebagai imbalan. Namun anak-anak tetaplah anak-anak. Saat Max ditanya akan digunakan untuk apa uang tersebut, dia menjawab, "Pixie Stix,". Pixie Stix adalah permen bubuk yang dibungkus stik panjang warna- warni. Semoga saja semakin banyak anak-anak yang seperti Max, baik saat masih kecil ataupun saat dewasa kelak.
terjadi di Jepang. Kematian kadang disertai insting
dari orang tersebut. Sehingga orang itu bisa
merasakan bahwa sebenarnya waktu yang ia miliki
tak banyak lagi. Itulah yang terjadi pada seorang guru di Jepang. Sebelum ia menghembuskan nafas terakhir, ia masih sempat menuliskan PR untuk para siswanya. Bila biasanya PR itu membuat para murid malas mengerjakannya, ada yang berbeda dengan PR yang satu ini. Tugas rumah yang diberikan oleh guru ini justru membuat para siswanya menangis. Guru itu menuliskan sebuah PR di papan tulis.
Dengan sebuah kapur, ia mulai memberikan tugas
terakhirnya pada murid-muridnya. Begini tulisan
yang tertera pada papan tulis tersebut :
PR Terakhir
Tidak ada batas waktu.
Jadilah orang yang bahagia.
Saat kalian mulai mengerjakan tugas ini, mungkin
aku sudah ada di surga.
Tidak usah buru-buru mengerjakannya.
Kalian bebas menggunakan waktu yang dimiliki. Tapi suatu hari, tolong kumpulkan padaku dan
katakan, "Aku sudah melakukannya. Aku sudah
bahagia."
Aku akan menunggu.
Tulisan di papan hitam itu menjadi salah satu PR
paling mengharukan di dunia. Bahkan salah satu
akun Twitter membagikan foto terakhir dari papan
tersebut. Guru yang menuliskan tugas ini baru saja
meninggal. Namun apa yang ia sempat lakukan di nafas-nafas terakhirnya sungguh mengesankan. Ia benar-benar melakukan tugasnya sebagai seorang guru, yaitu memastikan bahwa anak didiknya bukan hanya belajar atas tuntutan akademis. Namun juga untuk menjadi seorang yang bahagia.
menjalani kehidupan Anda selanjutnya? Berikut ini
kisah yang dialami oleh sepasang suami istri yang
didiagnosis menderita kanker pada waktu yang
hampir bersamaan, seperti yang telah dilansir oleh Goodhousekeeping.com.
Shari Martin, menduga bahwa berita paling buruk
yang akan ia terima adalah saat ia didiagnosis
menderita kanker payudara pada April 2015. Namun ternyata tidak. Beberapa minggu kemudian, suami yang telah dinikahinya selama tujuh tahun, Shad Martin, juga didiagnosis menderita kanker. "Sulit dipercaya kami harus melalui ini pada saat yang bersamaan. Kami hanya merasa bahwa kami harus melawan takdir bersama-sama", kata Shari. Ini kali kedua Shad didiagnosis mengalami kanker, dia telah menerima pengobatan intensif pada tahun 2014 akibat kanker colorectal yang dialaminya. Dan kini dia kembali didiagnosis menderita kanker hati, saat Shari baru menyelesaikan kemoterapi pertamanya. "Ibu saya ketakutan. Keluarga kami telah banyak membantu saat kami harus menghadapi kanker yang dialami Shad waktu itu, dan apa yang terjadi sekarang sulit dipercaya", kata Shari.
Pasangan yang bertemu 13 tahun yang lalu ini tetap menjaga kedekatan mereka dan menjalani
pengobatan intensif di ruangan pribadi di Cedars- Siani Medical Center. "Suatu pengalaman yang unik, saat Anda melihat ke seberang kamar, dan di sana suami Anda sedang menjalani kemoterapi ke 4, lalu Anda juga sedang terbaring menjalani kemoterapi ke 4 Anda. Ini sangat aneh, namun hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi saya. Melihatnya dapat menjalani pengobatan dengan baik, membuat saya berpikir bahwa saya juga harus menjalani pengobatan ini dengan baik", Shari menambahkan.
Menghadapi situasi ini, Shari, 43 tahun dan Shad,
44 tahun, tetap kuat dan fokus untuk kembali sehat. Hal ini mereka lakukan untuk hubungan pernikahan mereka, dan tentunya untuk putri semata wayang mereka yang baru berusia 4 tahun, Alana. Mereka telah membelikan Alana buku tentang kanker untuk membantunya menghadapi situasi mereka sekarang. Dan sejauh ini Alana tidak memandang orang tuanya yang sedang sakit dengan pandangan yang berbeda.
"Saya telah mencukur rambut saya karena saya
tidak suka melihat rambut saya rontok. Alana
memakaikan bandana di kepala saya, dan berkata
'Ibu sangat cantik'. Dia melakukannya untuk
membuat saya merasa nyaman dengan cara yang
dilakukan anak berusia 4 tahun, sehingga ini sangat berarti bagi saya". Pasangan tersebut sangat optimis dengan kesembuhan mereka. Bahkan mereka telah merencanakan liburan pada tahun 2016 untuk merayakan keberhasilan mereka melalui kemoterapi. "Saya tidak pernah merasa menghadapi ini sendirian, karena saya memang tidak sendirian. Kekuatan tersendiri bagi Anda, karena Anda haruskuat bukan hanya untuk diri Anda sendiri, tapi juga untuk orang lain."
kucing, akan sangat sedih rasanya ketika
mengetahui hewan-hewan tersebut harus disembelih bahkan dikonsumsi. Seorang wanita berusia 65 tahun bernama Yang Xiaoyun, baru-baru ini telah menjadi perbincangan hangat karena kebaikan dan kecintaannya terhadap hewan.
Dilansir dari laman shanghaiist.com, wanita 65 tahun ini rela menempuh perjalanan sejauh 1600 km dari kota Tianjin menuju daerah Yulin, China.
Perjalanan jauh ini tentu bukan tanpa alasan, pada
tanggal 21 juni 2015, Yang sengaja pergi ke Yulin
untuk membeli semua hewan khususnya kucing dan anjing di salah satu pasar di Yulin Yang sendiri membeli lebih dari seratus ekor kucing dan anjing dengan uangnya sendiri agar hewan- hewan tersebut tak jadi disembelih untuk sebuah festival Yulin yang jatuh setiap tanggal 22 juni. Untuk membeli hewan-hewan tersebut, ia bahkan dikatakan telah menghabiskan lebih dari 7 ribu yuan atau setara dengan 14 juta rupiah.
Dari beberapa laporan yang ada, aksi baiknya ini
sendiri telah dilakukannya sejak tahun 1995.
Bahkan tahun lalu, Yang telah menghabiskan lebih
dari 150 ribu yuan atau setara 300 juta rupiah untuk membeli 360 ekor anjing dan ratusan kucing agar hewan-hewan tersebut tak disakiti apalagi disembelih. Aksi baik Yang ini sendiri telah disambut baik oleh sebagian besar masyarakat China. Aksinya juga mendapat banyak pujian dari ratusan netizen di China. Seorang netizen mengatakan "Saya bukan seorang pecinta kucing dan anjing. Saya tidak makan kucing ataupun anjing. Saya juga tidak memerlukan keduanya. Namun, apa yang dilakukan wanita ini sangat mulia dan terhormat." Sedangkan netizen lain mengatakan "Ia adalah wanita terhormat. Ia menyelamatkan ratusan hewan dengan uangnya sendiri. Ia tidak pernah merugikan orang lain, dan ia patut dijadikan inspirasi agar semua orang lebih sayang terhadap hewan." Selain Yang, gerakan menghentikan festival di Yulin yang mengajak masyarakatnya makan Anjing serta kucing sendiri tengah digelakkan. Beberapa waktu lalu, sebuah petisi untuk menghentikan festival ini dilakukan dan telah berhasil mengumpulkan sedikitnya 3 juta tanda tangan dari masyarakat China.
lakukan untuk membantu orang lain dan menebar
kebaikan. Dan kebaikan yang tulus, biasanya tak
memandang siapa yang sedang ditolong, bagaimana kondisinya serta pertolongan apa yang dibutuhkan. Dilansir dari laman shanghaiist.com, seorang polisi dari Taiwan kini telah mendapatkan banyak pujian dari masyarakat karena kebaikan yang dilakukannya. Pasalnya, di sebuah rumah kecil di distrik Cijin, Kaohsiung, Taiwan tinggallah seorang kakek tua bermarga Lin yang telah berusia 68 tahun. Di rumah itu, sang kakek tinggal sendiri. Diketahui, setelah beberapa hari, sang kakek tidak nampak keluar dari rumahnya. Tetangga kakek melaporkan hal ini kepada polisi setempat. Karena mendapat laporan ini, dua polisi setempat ebrnama He Zhi dan Tong Ren bergegas mengunjungi rumah kakek dan mengecek keadaannya. Sesampainya di rumah kakek, mereka melihat tubuh kakek lemah, kurus dan tercium bau tak sedap darinya. Rupanya, sudah beberapa hari
terakhir kakek Lin tidak mandi.
Melihat kondisi kakek yang memprihatinkan, kedua
polisi inipun memanggil ambulans dan berharap
sang kakek mendapatkan perawatan yang maksimal dari rumah sakit setempat. Namun, sebelum membawa kakek ke rumah sakit, polisi He Zhi berinisiatif membantu kakek Lin mandi. Dengan sabar dan penuh kehati-hatian, polisi Zhi
membantu kakek Lin mandi dan membersihkan
tubuhnya. Ia juga memberikan pakaian yang bersih
kepada kakek. Aksi baik polisi rupanya telah
diabadikan oleh rekannya Tong. Dan sejak fotonya
diunggah ke akun facebook pada hari senin, banyak netizen yang memuji kebaikannya. Salah satu netizen bahkan berkomentar dan menyatakan "Kadang-kadang apa yang dibutuhkan orang lain bukan uang ataupun harta, melainkan kasih sayang, cinta dan perawatan yang tulus." Menurut laporan, kakek Lin tinggal sendiri, mengurus segala keperluannya sendiri dan tidak jarang ia harus melewatkan makan karena tak memiliki uang. Akhir-akhir ini ia jatuh sakit dan tak mampu beranjak dari tempat tidurnya.
saat kita berulang tahun adalah kado atau kejutan
dari orang-orang terdekat. Mendapatkan kado di hari ulang tahun menjadi kebahagiaan tersendiri. Apalagi jika kita akhirnya berhasil mendapatkan sesuatu yang sudah lama kita nantikan di hari ulang tahun kita. Abby Grubbs, gadis yang baru berulang tahun kesepuluh ini malah membuat sesuatu yang berbeda dan istimewa di hari ulang tahunnya. Dilansir dari huffingtonpost.com, saat berulang tahun, ia malah memberi kejutan untuk anak-anak di rumah sakit. Abby membagi-bagikan kado untuk anak-anak di rumah sakit Lutheran Children's Hospital di Fort Wayne, Indiana.
Apa sebenarnya alasan Abby membagi-bagikan
kado ke anak-anak di rumah sakit tersebut?
Rupanya ia dulu juga pernah keluar masuk rumah
sakit selama 2,5 tahun karena leukimia yang
dideritanya. Jadi ia tahu persis rasanya tinggal di
rumah sakit tanpa melakukan aktivitas apapun "Membosankan rasanya di rumah sakit tanpa
melakukan apapun, jadi saya ingin membagi-
bagikan Lego," ujar Abby.
Abby berharap mainan lego yang ia bagikan bisa
membuat anak-anak yang sedang berjuang sembuh dari penyakitnya itu tetap kuat dan semangat. "Saya tahu ini tak mudah, tapi kalian pasti bisa dan tahanlah rasa sakitnya karena sakitnya akan segera hilang," kata Abby.
Abby dan ibunya Sherry Grubbs mengadakan
mainan Lego tersebut melalui program Heroes
Foundation's Team Joey, program nirlaba yang khusus menyediakan mainan lego untuk para pasien kanker pediatrik. Abby bersama dengan sejumlah aktor setempat yang mengenakan kostum dari karakter "The Little Mermaid" membantu Team Joey membagi-bagikan mainan tersebut bersama di rumah sakit.
Selain itu, Abby ingin agar uang yang tadinya akan
dibelikan kado bisa didonasikan ke dua lembaga
sosial lain: Kate's Kart yang memberikan buku
gratis untuk anak-anak di rumah sakit dan
Energized by Ebony yang memberikan kerajinan
dan tas
perlu pandang bulu. Saat kita melihat ada orang
yang butuh bantuan, kita tak perlu segan apalagi
enggan untuk menolongnya. Siapa tahu apa yang
kita lakukan tersebut bisa menyelamatkan nyawa
orang lain. Seorang nenek di Guangzhou, Guangdong, Cina tersungkur dan terjebak di bawah sebuah bus. Dilansir dari shanghaiist.com, wanita 76 tahun tersebut pada akhirnya bisa dikeluarkan dari bawah bus setelah kurang lebih 100 orang turun tangan membantu mengangkat bus. Aksi heroik penyelamatan sang nenek ini memakan waktu sekitar 15 menit saja.
Nenek itu segera dilarikan ke rumah sakit terdekat
untuk mendapat perawatan. Ia mengalami cedera di bagian kepala dan patah tulang di tangan kirinya. Nenek malang itu pun masih dirawat di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kejadian tersebut terjadi saat bus baru saja melaju dari halte bus. Sang sopir pun masih diperiksa untuk diinterogasi lebih detail lagi.
Meminta tanda tangan ini sendiri sebagai apresiasi
dan penghargaan dari anak-anak untuk sang
penjaga sekolah bernama Steve Weidner Jr, yang
telah bekerja dengan baik sebagai penjaga sekolah. Penjaga sekolah yang bekerja di Alan Shepard Elementary School di Bourbonnais, Illionis ini dikenal sebagai seseorang yang peduli serta
perhatian terhadap semua siswa. Kepala sekolah bernama Shirley Padera mengatakan "Semua siswa mencintai Mr. Steve karena kebaikannya. Mr. Steve adalah penjaga sekolah yang baik, memperhatikan semua siswa dan ia tak akan segan membantu siswa yang sedang mengalami masalah. Anak-anak tahu jika ada sesuatu yang salah, Mr. Steve akan mengurus dan memperbaiki itu."
"Mr. Steve adalah orang baik. Ia dicintai oleh semua warga sekolah baik para guru ataupun siswa. Ia adalah seseorang yang lembut, ramah, bekerja tanpa pamrih dan suka menolong" Lanjut sang kepala sekolah. Setelah foto sang penjaga sekolah dan para siswa di posting di sebuah akun sosial media Reddit, setidaknya lebih sang penjaga
sekolah menerima 3000 komentar pujian terhadap Mr. Steve.
sebagai pekerjaan yang tidak pantas dan tidak wajar di berbagai negara termasuk salah satunya adalah China. Meski begitu, seorang pria bernama Li asal Shanxi, China telah menekuni pekerjaan sebagai model tanpa busana selama 14 tahun terakhir. Dilansir dari laman shanghaiist.com, Li mengaku menjalani profesi yang terbilang tak wajar ini lantaran agar dirinya mendapatkan biaya untuk
hidup dan juga biaya untuk pengobatan sang ibu
yang sedang sakit. Sehari-hari, Li akan berdiri di depan sejumlah mahasiswa jurusan seni rupa di sebuah universitas di Shanxi, China. Li akan berperan sebagai objek yang akan digambar oleh mahasiswa. Baginya, ini adalah cara pria ini mendapatkan biaya untuk hidup.
Dilaporkan, Li terlahir dengan kondisi yang berbeda dari orang lain pada umumnya. Ia terlahir prematur dan sempat mengalami pendarahan di bagian perutnya. Beruntung, dokter masih bisa
menyelamatkan nyawanya. Tapi sayang, karena
pendarahan ini, ia mengalami sedikit gangguan mental. Li mengaku sempat bekerja di sebuah pabrik saat ia remaja tepatnya di tahun 1997. Tapi, pabrik tersebut akhirnya tidak beroperasi lagi dan para pegawainya pun harus menerima kenyataan PHK. Sejak berhenti bekerja dari pabrik, Li merasa kesulitan mendapatkan pekerjaan baru karena
kondisi mentalnya yang cukup terganggu. Hingga
akhirnya, ia dipertemukan dengan pekerjaan sebagai model. Awalnya, Li bekerja sebagai model dengan pakaian lengkap. Hingga beberapa tahun kemudian, ayahnya meninggal dan sang ibu mengalami sakit kanker.
Mengingat dirinya kini sebagai kelapa keluarga dan
harus mendapatkan biaya untuk pengobatan sang
ibu, Li memutuskan untuk menjadi model dengan
bayaran yang lebih besar yakni menjadi model tanpa busana. Di China, para model tanpa busana mendapatkan bayaran yang cukup besar dan mereka pun cukup dihormati oleh para seniman juga sekolah-sekolah seni. Dengan menjadi model tanpa busana, Li biasa mendapat bayaran 40 - 50 yuan atau setara 100 ribu rupiah. Dari pekerjaannya, dalam sehari Li bisa mendapatkan bayaran hingga 430 ribu rupiah. Selama ini, Li tak sendirian dalam menjalani profesi sebagai model tanpa busana. Ia memiliki beberapa rekan yang biasanya telah berusia paruh baya, kurang mampu ataupun pengangguran. Karena profesi ini masih dianggap tidak wajar dan memalukan, rekan Li biasanya menyembunyikan identitasnya. Tapi tidak bagi Li. Meski ia tidak memiliki fisik sempurna seperti orang lain pada umumnya, ia merasa bahagia bisa menjadi tumpuan di keluarganya.
Selain bekerja sebagai model tanpa busana, Li juga bekerja membersihkan ruang-ruang kelas di sekolah seni dimana ia menjadi model. Dari pekerjaan tambahannya inilah, Li dibayar 500 yuan atau 1 juta rupiah setiap bulannya. Uang yang diperoleh dari bekerja digunakan Li untuk biaya pengobatan ibu dan memenuhi kebutuhannya
sehari-hari, termasuk biaya untuk sekolah putrinya
yang saat ini masih sekolah dasar.
bagaimanapun kondisinya, tentu semua halangan
untuk menggapai cita-cita tersebut dapat teratasi
dengan baik. Kisah menginspirasi kini datang dari
seorang remaja bernama Peng Chao. Dilansir dari laman shanghaiist.com, Peng Chao adalah remaja yang baik hati dan selalu semangat dengan kekurangan yang ada pada dirinya. Meski
tak memiliki kedua tangan karena sebuah
kecelakaan saat ia masih kecil, Chao telah berhasil
meraih skor sebesar 603 poin untuk tes masuk
Universitas Negeri di China.
Dengan skor 603, Chao bisa saja memilih
universitas paling baik di negeri tirai bambu tersebut untuk belajar. Chao mengatakan jika universitas impiannya adalah Universitas Zhejiang, dengan pilihan jurusan Teknik Sipil. Namun, karena kondisi fisiknya yang kurang sempurna, Chao khawatir Teknik Sipil bukan pilihan yang tepat baginya meski ia sangat menginginkannya. Tapi Chao akan terus berjuang agar dirinya diterima di jurusan Teknik Sipil dan melakukan yang terbaik. Menurut orang tuanya, Chao adalah seseorang yang sangat cerdas dengan ilmu komputer. Keluarga pernah menyarankan agar remaja cerdas tersebut masuk ke jurusan ilmu komputer. Mengingat impian Chao yang ingin masuk jurusan Teknik Sipil sangat kuat, orang tua mengaku akan mendukung apapun yang akan dilakukan buah hatinya. Mereka akan menghormati apapun pilihan Chao. Saat mengerjakan soal tes, salah satu juru panitia tes mengungkapkan bahwa Chao menyelesaikan tes dengan baik hanya dengan memanfaatkan kakinya.