It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
bantuan atau pertolongan yang kita berikan pada
orang lain pada akhirnya akan kembali pada diri kita sendiri. Kita semua memang terlahir untuk
seharusnya bisa memberi manfaat pada orang lain,
memberikan yang terbaik pada kehidupan yang sudah dianugerahkan pada kita. Seorang pensiunan pemadam kebakaran menghadiri
sebuah acara wisuda yang tak biasa. Dilansir dari metro.co.uk, Mike Hughes (61) dulunya bekerja di Washington Fire Department. 17 tahun lalu, ia ikut
bertugas dalam memadamkan api yang melalap
sebuah rumah. Saat itu, ia berhasil menyelamatkan
seorang bayi perempuan yang baru berusia
sembilan bulan
Kini bayi tersebut sudah tumbuh menjadi seorang
gadis cantik. Dawnielle Davison namanya. Ia sudah berusia 18 tahun dan kini sudah lulus dari SMA. Mike dan Dawnielle bertemu kembali via Facebook. Bahkan ketika Dawnielle diwisuda, ia turut mengundang Mike. Mike jelas memenuhi undangan Dawnielle. Di acara wisuda tersebut, ia terlihat begitu bahagia bisa memeluk Dawnielle. "Dulu ia berada di boks bayi dan berontak jadi saya langsung menggendongnya dan keluar lewat pintu depan lalu memberikannya pada seorang pemadam kebakaran yang pertama kali saya lihat saat itu," kenang Mike.
"Aku tak tahu harus berkata apa lagi, ini air mata
bahagia, menyadari kalau sesuatu yang buruk
pernah terjadi di masa lalu," kata Dawnielle.
Tampaknya ia begitu bahagia bisa bersama dengan Mike, sang pahlawan penyelamat yang dulu bisa meloloskannya dari kobaran api yang membakar rumahnya.
salah satu tempat yang menjengkelkan. Banyak hal yang harus dilakukan dan peraturan yang perlu
dipatuhi. Namun tidak sedikit justru yang
mendambakan bisa sekolah untuk mendapat
kehidupan lebih baik. Hal inilah yang membuat gadis bernama Erinne Paisley lebih bersyukur dan akhirnya jadi peduli dengan kesetaraan pendidikan untuk semua wanita di seluruh dunia. Seperti dilansir dari designtaxi.com, gadis ini membuat gaun cantik dari kertas-kertas PR matematika miliknya untuk dipakai di pesta kelulusan sekolah.
Hal ini ia lakukan bukan hanya untuk menunjukkan
kreativitas, namun juga menunjukkan kepedulian
terhadap berharganya kesempatan untuk bisa
bersekolah dan mengenyam pendidikan sehingga tidak tertinggal. Ia bahkan menulis dengan spidol
merah di gaun kertas itu, "I’ve received my
education. Not every woman has that right.”
Erinne Paisley memang memiliki ketertarikan dan
kepedulian yang tinggi. Ia melakukan hal ini untuk
meningkatkan kesadaran setiap orang atas
kurangnya kesempatan bagi perempuan untuk
mendapatkan pendidikan. Dia berkata, " Aku terus
berpikir tentang fakta bahwa lebih dari 62 juta anak perempuan di seluruh dunia masih belum punya
akses mendapat pendidikan menengah. Oleh karena itu, ia memutuskan membuat gaun
kertas setelah melihat seseorang membuat gaun
dari kertas koran, kemudian mengumpulkan kertas
PR matematika miliknya setelah melakukan
berbagai percobaan dengan sahabatnya. Gaun itu
lantas dilelang untuk kemudian hasil penjualannya didonasikan ke organisasi amal Malala.org.
Sejak bulan April, Liu didiagnosis menderita gagal
hati akut dan sirosis hati yang membuat kondisi
tubuhnya makin lemah serta makin memburuk.
Walau telah menjalani perawatan di rumah sakit
selama dua bulan terakhir, kondisi kesehatannya tak kunjung membaik. Karena tidak ada biaya untuk perawatan yang lebih baik untuk mendapatkan donor hati, guru berhati mulia 34 tahun ini harus bersabar dengan kondisinya. Mengingat kondisi tubuhnya yang main buruk, ia pun meminta para siswanya datang ke rumah sakit agar Liu bisa memberikan materi pelajaran bagi mereka untuk yang terakhir kali.
Selama hampir 13 menit, Liu memberikan materi
mengenai pentingnya bersyukur dan menjalani
kehidupan yang baik. Dari ranjang rumah sakit di
mana ia dirawat, Liu bahkan memberikan beberapa
nasehat untuk para siswanya agar tetap tegar menjalani ujian hidup. Guru Liu juga mengajak para siswa untuk selalu damai, hidup berdampingan serta memberikan kenyamanan satu sama lain. Ketika pelajaran berlangsung inilah, sekitar 20 siswa yang hadir terlihat menangis dan meneteskan air mata. Untuk menghargai dan meningkatkan semangat guru agar mampu melawan penyakitnya, para siswa menyanyikan lagu China berjudul A Grateful Heart. A Grateful Heart sendiri merupakan lagu sedih untuk menghargai orang terpenting dan berpengaruh dalam kehidupan seseorang.
semua dan membuat kita merasa malu dengan
kebaikan yang telah ia lakukan. Pasalnya, sejak
usia 5 tahun, bocah cantik bernama Hailey Fort
tersebut telah banyak meluangkan waktunya untuk
membantu dan menolong para tunawisma di sekitar rumahnya ataupun tunawisma yang pernah ia temui di jalan. Menurut sang ibu yang bernama Miranda, pada usia 5, Hailey pernah bertanya kepada sang ibu apa yang bisa ia lakukan untuk membantu orang-orang tunawisma yang tak punya rumah dan makanan cukup sepertinya. Sang ibu pun mengajaknya untuk memberi makan mereka dengan membeli beberapa makanan di supermarket terdekat.
Sejak saat itu, bocah yang tercatat sebagai salah
satu siswi di King Fort, Washington, Amerika
Serikat ini mulai menyisihkan uang sakunya dan
memberikannya kepada tunawisma yang ada di
sekitar rumahnya. Hingga usia 6 tahun, ia diajari
oleh sang bunda untuk bercocok tanam sayur dan buah. Sayur dan buah inilah yang nanti akan
diberikan kepada para tunawisma. Dan saat ini, di usianya ke 9 tahun, ia bahkan telah membangun sebuah rumah untuk seorang tunawisma yang tak lain adalah temannya dimana tunawisma tersebut bernama Edward. Beberapa waktu lalu, Edward telah kehilangan pekerjaannya di sebuah supermarket dekat tempat tinggalnya.
Merasa kasihan dan ingin memastikan Edward tidur di tempat yang hangat serta nyaman, Hailey pun membangunkan rumah untuknya. Tentunya, pembangunan ini selalu dalam pengawasan dan bimbingan kedua orang tuanya. Untuk membangun rumah singgah untuk tunawisma yang terbilang sangat sederhana tersebut, Hailey melakukannya dengan sendiri. Hailey dikatakan sangat terampil menggunakan alat-alat listrik seperti senapan paku, bor listrik, stapler hodrolik dan masih
banyak lagi.
Cita-cita Hailey di tahun ini adalah ia dapat
memberikan asupan makanan setidaknya 113 kg
untuk para tunawisma dan dirinya bisa membangun setidaknya 12 rumah untuk para tunawisma. Tak hanya itu saja, gadis cilik ini ingin agar ia mengajak pemerintah setempat untuk memberikan rumah singgah bagi para tunawisma serta memberikan mereka kamar mandi yang bersih juga higienis.
pria tersebut tidak berfungsi secara maksimal dan ia pun membutuhkan ginjal baru di tubuhnya.
Mariana yang merasa prihatin lalu mendonorkan
satu ginjalnya. Kedua ginjal orang ini cocok dan
dokter pun melakukan operasi bedah pada hari
Jumat pekan lalu seperti yang dilaporkan oleh
stasiun televisi WXIA. Dalam akun instagramnya, Mariana sempat mengunggah beberapa fotonya bersama Thomas. Pelayan cantik ini juga mengucapkan rasa terima kasih kepada kerabat juga sahabat yang mendoakannya.
Ia mengatakan "Terima kasih banyak semua atas
doanya. Itu sangat berarti bagi saya. Ginjal kami
cocok dan bersyukur bisa bekerja dengan baik.
Walau sudah mendonorkan satu ginjal saya, saya
merasa bahwa sangat sehat dan seperti memiliki
dua ginjal yang utuh." Dikabarkan, Thomas dan Mariana sering bertemu di restoran dimana Mariana Bekerja. Dan ketika tahu bahwa Thomas memiliki masalah kesehatan pada ginjalnya, gadis cantik dan seksi itupun memberanikan diri untuk memberikan bantuan. Mariana merasa prihatin dan simpati pada Thomas dan tak ingin pria paruh baya tersebut harus meninggal karena gagal ginjal seperti sang nenek.
memang seringkali tak bisa dilihat oleh mata, tapi dirasakan oleh hati. Seorang kakek sebatang kara telah membuat hati siapa saja yang mendengar kisahnya terharu. Kakek berusia 70 tahun ini sudah merawat seorang anak terlantar selama 14 tahun. Dilansir dari shanghaiist.com, kakek bernama Li Yuhua itu sudah tinggal di daerah pegunungan di provinsi Anhuai selama 20 tahun. Dulu ia bekerja sebagai petugas keamanan kuil Shenquan di daerah tersebut. Hingga pada suatu hari ia menemukan anak perempuan terlantar di pintu rumah sakit. Pada tahun 2001, Li menemukan anak perempuan terlantar di pintu masuk sebuah rumah sakit di kota Xiao. Lalu ia membawa anak perempuan tersebut pulang dan memberinya nama Chen Hui. Chen Hui rupanya lahir dalam keadaan yang kurang sempurna, ia menderita serebral palsi dan epilepsi.
Berkat donasi dan sumbangan, Chen Hui sempat
mendapatkan perawatan di sejumlah rumah sakit di Beijing. Sayangnya, kondisi kesehatannya tak
kunjung membaik. Untuk biaya kebutuhan sehari-
hari, Li menggantungkan pada subsidi pemerintah.
Li mendapatkan 2.000 RMB (sekitar 4,2 juta rupiah) dan Chen Hui 400 RMB (sekitar 840 ribu rupiah) per bulannya. Terkadang, mereka juga mendapat kiriman nasi, mi, dan telur dari para donatur.
"Kami memang hidup miskin tapi bisa hidup bahagia bersama-sama," ujar Li. Setiap hari Li akan mengajak Chen Hui untuk bermeditasi bersama. Li akan menggendong putri angkatnya tersebut ke tempat mereka berdua meditasi.
Meski mungkin hidup sang kakek tak pernah
bergelimpangan harta, ia tetap memiliki hati yang
kaya. Di usia senjanya, ia masih merawat seorang
anak yang sama sekali tak memiliki ikatan darah
dengannya. Betapa tulusnya sang kakek mau
mengadopsi Chen Hui dan menjaganya hingga saat ini.
Hillary, pemilik Mikey sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelamatkan anak-anak Mikey
tapi gagal. Mikey pun terlihat sangat depresi. Tak
tega, Hillary akhirnya meminta bantuan dari Dori's
Darlings, sebuah organisasi penyelamatan kucing
yang didirikan oleh Dori Hillmam di Houston. Dari Dori's Darlings, Hillary berjumpa dengan Amanda Lowe "ibu angkat" dari tiga anak kucing terlantar yang diberi nama Teddy, Abby, dan Lily. Saat akhirnya Amanda bisa berjumpa dengan Mikey, ia berkata dengan suara lembut, "Aku punya bayi untukmu sehingga kamu bisa jadi ibu lagi." Amanda mengatakan kalau Mikey menyukai dan
mempercayainya, kemudian ia pun meletakkan tiga
anak kucing di depan Mikey. Tak lama kemudian,
Mikey mulai menjilati, merengkuh, dan memeluk
tiga anak kucing barunya.
Sejak saat itu, Mikey menemukan lagi semangat
hidupnya. Meskipun sudah kehilangan tiga bayinya, ia kini sudah mendapatkan penggantinya. Mikey terlihat sangat bahagia dengan kehadiran pengganti buah hatinya yang hilang. Setiap makhluk hidup memang punya rasa kasih sayang. Kita semua pasti akan merasa sedih saat
kehilangan seseorang yang kita sayangi. Tapi kita
tak bisa terperangkap dalam rasa sedih itu
selamanya. Menemukan cinta yang baru dan
harapan baru, maka dengan begitu rasa sedih bisa
hilang dan terkikis dengan sendirinya.
peliharaan diterlantarkan bahkan dibuang oleh
pemiliknya. Bagi seorang berhati mulia yang sayang dan peduli terhadap kehidupan binatang, bisa dipastikan tidak akan tega melihat hal ini.
Seperti dilansir dari laman dailymail.co.uk, seorang pria bernama Mickey Parkes (21) dinyatakan
sebagai pahlawan karena telah berani melompat ke rel kereta api dan menantang bahaya untuk
menyelamatkan seekor anjing pada Minggu 03/5/15.
Peristiwa bermula ketika ia melihat seorang pria
tengah menyeret seekor anjing ke tengah rel di
stasiun Manchester Piccadilly, beberapa menit
sebelum sebuah kereta api melewati rel tersebut.
Tak ingin terjadi hal buruk terhadap si anjing,
dengan gagah berani dan dramatis Mickey melompat ke tengah rel dan mengangkat si anjing
ke tepi rel. Beruntung, meski jarak kereta api dan Mickey cukup dekat, ia juga anjing yang ditolongnya berhasil menepi tepat waktu dan akhirnya selamat. Saat si anjing telah berhasil diselamatkan, pria yang diperkirakan berusia 47 tahun sekaligus si pemilik anjing nampaknya mencoba mendekati Mickey dan meminta anjingnya untuk dikembalikan.
Mickey mengatakan "Pria itu mendekati saya dan
mencoba meminta anjingnya kembali. Tapi saya
tidak memberikannya. Saat melihat anjing, saya
tahu ia ketakutan. Bahkan, setelah sang pria
meninggalkan kami berdua, anjing tersebut sama
sekali tak mencoba mengikutinya. Saya pikir ada yang tidak beres dengan pria tersebut."
Setelah itu, Mickey menyerahkan anjing ke polisi
setempat. Dan saat dilacak, pemilik anjing adalah
seorang pria asal Leigh, Greather Manchester.
Menurut laporan yang ada, pria tersebut memang
secara sengaja hendak melukai anjingnya. Atas apa yang diperbuat, pria yang tidak disebutkan namanya tersebut mengaku bersalah atas apa yang diperbuatnya.
Pada senin 04/05/15 di Pengadilan Salford
Madistrates, Inggris, pria dari Leigh tersebut
dinyatakan bersalah dan harus mempertanggungjawabkan apa yang telah ia
perbuat. Untuk anjingnya sendiri, saat ini telah
dirawat di rumah penampungan hewan setempat dan kondisinya dikatakan baik.
selain mengabulkan permintaan sang anak. Saat
anak bahagia, orang tua akan merasa jauh lebih
bahagia meskipun harus ada pengorbanan yang
dilakukan. Kebaikan dan ketulusan orang tua itu
memang tanpa batas. Baru-baru ini, dunia media sosial sedang ramai memperbincangkan seorang bapak sopir taksi bernama Alex Ridwan. Berawal dari sebuah postingan yang dibuat oleh penyiar GenFM, Ankatama. Dalam postingan tersebut, ia
menceritakan kisah seorang bapak taksi yang berjuang mewujudkan mimpi sang anak. Sampai-
sampai foto sang anak ditempelkan di dashboard
taksinya supaya lebih semangat kerja. Sejak
postingan tersebut diunggah di media sosial dan di- share oleh para netizen, banyak orang yang merasa sangat tersentuh dengan kisah sopir taksi gigih tersebut.
Bagi sebagian orang, mimpi sang putra, Rangga
mungkin tidak sulit untuk diwujudkan. Tapi bagi Pak Alex, mimpi sang anak perlu ia perjuangkan sekuat tenaga, bekerja lebih keras dan lebih giat, menepis semua rasa lelah yang ia rasakan. Apalagi ketika bertemu Ankatama, Pak Alex memaparkan kalau Rangga sempat dirawat di rumah sakit karena terkena gejala typhus. "Waktu sakit, anak saya punya permintaan ulang tahunnya dirayakan," paparnya seperti yang dikutip dari dream.co.id. Pak Alex mulai bekerja mengemudikan taksinya mulai pukul 6 pagi hingga pukul 10 atau 11 malam. Motivasinya sederhana saja, ia ingin mengajak rangga makan di KFC dan membelikan tas sekolah. Namun, yang terjadi kemudian sungguh mengejutkan, bakal tak pernah ia duga sebelumnya.
Selang sehari pertemuannya dengan Ankatama,
Pak Alex mendapat telepon dari pihak manajemen
KFC. "Dari pihak KFC yang telepon Pak Hendra. Dia memberikan 50 voucher makan," tuturnya. Betapa bahagia hatinya saat akhirnya ia bisa mewujudkan permintaan Rangga. Apalagi itu pertama kalinya hari ulang tahun sang anak dirayakan.
jawab. Meskipun kesalahan tersebut tidak
disengaja, tetap saja kita perlu menanggung risiko
dan mengakui kesalahan. Seperti yang dilakukan
oleh orang tua asal Inggris ini. Dilansir dari mirror.co.uk, suatu hari seorang bocah tiga tahun merusak mobil tetangganya. Balita tersebut tak sengaja membuat penyok mobil tersebut. Sang orang tua dengan penuh tanggung jawab berkata pada pemilik mobil akan menanggung biaya reparasinya. Namun, yang terjadi beberapa hari kemudian sungguh di luar dugaan. Sebuah surat mengejutkan dikirim oleh sang pemilik mobil via pos ke orang tua si balita
Surat tersebut berisi info tagihan biaya perbaikan
mobil. Total biayanya adalah 1,838 poundsterling
atau sekitar 38 juta rupiah. Wow! Angkanya yang
cukup besar, ya. Namun di akhir daftar tagihan
tersebut malah dikurangi dengan jumlah yang sama. Alhasil, total biayanya adalah nol. Orang tua si balita tak perlu mengganti biaya apapun.
Sebagai gantinya, si pemilik mobil menulis, "Kami
hanya ingin minta tolong agar Anda mau
menyimpankan paket kiriman kami bila kami sedang tak ada di rumah." Benar-benar baik hati sekali ya pemilik mobil tersebut. Alih-alih menuntut ganti rugi, ia malah membebaskan biayanya.
Surat yang diunggah di Facebook itu dilengkapi
dengan caption, "Wow sungguh orang yang baik hati sekali."
seseorang untuk berprestasi di dunia pendidikan.
Hal ini rupanya dibuktikan oleh sosok wanita muda
cantik pekerja keras yang bernama Darwati. Dilansir oleh Merdeka.com (23/5), wanita berusia 23 tahun ini berhasil menyabet gelar cumlaude atau predikat tertinggi dalam ujian di perguruan tinggi. Darwati diwisuda sebagai sarjana administrasi niaga Universitas 17 Agustus (Untag) pada Kamis, 21 Mei 2015.
Perjalanannya menempuh pendidikan strata
satu ini bukan tanpa halangan. Meksipun susah,
namun ia tetap bekerja keras. Darwati yang bekerja sebagai PRT sejak tahun 2010 ini lulus SMA Muhammadiyah 5 Todanan. Tak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah, tekad Darwati untuk mengecap pendidikan di perguruan tinggi harus tertunda. "Memang sejak lulus sekolah menengah atas (SMA) saya ingin kuliah, namun terhambat biaya. Makanya, saya memilih bekerja dulu," kata gadis kelahiran 20 februari 1992 itu. Darwati bahkan smepat mencoba peruntungan ke
ibu kota namun ternyata ia hanya mampu bertahan
seminggu dan memutuskan kembali ke Jawa
Tengah. Akhirnya Darwati kut orang berjualan es
campur selama 3 minggu. "Setelah itu, saya sempat ikut kerja berjualan es campur di kampung. Ya, kira-kira tiga minggu saya kerja di sana, namun belum sempat gajian karena saya keburu pindah kerja," katanya. Ia pun mendapat tawaran bekerja sebagai PRT di keluarga drg Lely Atasti Bachrudin, di Grobogan.
Saat itu ia masih belum terbayang bisa meneruskan pendidikan. "Suatu waktu, saya 'nggremeng' (bergumam) ingin kuliah. Mungkin didengar sama Bapak (majikan). Beberapa hari setelah itu, Bapak tiba-tiba bilang saya boleh 'nyambi' kuliah," ungkapnya. Keinginannya didukung oleh ayahnya. Sang majikan pun mengungkapkan bahwa sang ayah datang padanganya dan menyampaikan keinginan Darwati
untuk kuliah. Beruntung sang majikan mengizinkan. Setelah beberapa waktu Darwati mengetahui bahwa ternyata sang ayah tak pernah menemui majikan. Darwati pun segera mencari informasi dan ia menyisihkan sebagian gajinya untuk kuliah. Untuk berangkat kuliah, Darwati harus menempuh jarak sekitar 50 kilometer menaiki bus, meski terkadang menumpang kawannya yang kebetulan berasal dari Grobogan. Ia bahkan terkadang diminta oleh majikan untuk menemani sang anak yang juga tinggal di Semarang. Darwati akan tinggal di Semarang jika ia ada jadwal kuliah.
Selama berkuliah ia sering diejek karena ia
merupakan seorang PRT. Walaupun begitu ia tetap
semangat untuk membuktikan bahwa ia juga bisa
berprestasi. Kini, Darwati berhasil mewujudkan
mimpinya meraih gelar sarjana dan menjadi
kebanggaan kedua orang tuanya, bahkan sanggup meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,68 atau
cumlaude. "Yang mengejek, ya, pasti ada, namun saya anggap angin lalu. Untuk dana, saya sisihkan uang gaji, kadang saya pinjam teman, kadang juga diberi uang saku sama Bapak (majikan)," pungkasnya.
rasa duka dan lara yang mendalam. Hal ini yang
dirasakan oleh seorang ibu bernama Sheng Ru-zhi. Sebelas tahun lalu, putranya Zhang Kai meninggal karena penyakit leukimia. Sejak saat itu, hidupnya berubah. Beruntung Sheng memiliki tujuh sosok "malaikat penjaga".
Dilansir dari shanghaiist.com, Zhang didiagnosis menderita leukimia tahun 2001 lalu. Sejak saat itu,
tujuh sahabat Zhang sering datang bergantian untuk merawat Zhang dan ibunya. Sampai ketika Zhang akhirnya berpulang tahun 2004, tinggallah Sheng seorang diri. Namun, ketujuh sahabat Zhang yang sedari awal sudah sering membesuk dan datang berkunjung tetap menemani Sheng.
"Saya merasa kesepian sekali saat itu," ujar Sheng. "Sampai akhirnya ketujuh anak itu datang ke rumah dan hidup saya kembali berwarna," tiga hari setelah meninggalnya Zhang, ketujuh sahabat Zhang datang kembali ke rumahnya dan sampai sekarang masih sering berkunjung dan merawat Sheng.
Tujuh sahabat Zhang itu sudah seperti malaikat
penjaga Sheng. Sebelas tahun lamanya Sheng tetap bisa hidup bahagia. Sebagian sahabat Zhang sudah ada yang lulus kuliah. Ada juga yang sudah
menikah dan punya anak. "Mereka sudah seperti
anak-anak saya sendiri," kata Sheng. Saat badai salju tahun 2008 lalu, Li Fei (salah satu sahabat Zhang) datang ke rumah Sheng dan berkata, "Di luar sangat licin, jadi tetaplah di rumah. Kalau kekurangan bahan makanan, hubungi aku dan
aku akan mengantarkannya ke sini." Li kini sudah
bekerja dan berumah tangga. Kepada istri dan anaknya, Li berpesan agar mereka mau meluangkan waktu untuk mengunjungi Sheng.
Kemudian ketika terjadi gempa bumi tahun 2008,
ketika semua tetangga sudah meninggalkan gedung apartemen, Sheng masih terjebak di dalam
kamarnya dan putus asa. Tiba-tiba Fu (sahabat Zhang yang lain) datang, "Ibu, saya di sini," katanya lalu mengajak Sheng menginap bersama
keluarganya di mobil.
Tahun 2012, ketika pemerintah mengambil alih
apartemen Sheng dan memindahkannya ke gedung baru, tujuh "malaikat penjaga" Sheng
mengumpulkan uang untuk biaya renovasi rumah
Sheng. Tiga bulan lamanya selama renovasi, Sheng tinggal di rumah Fu. Ketika media lokal ingin lebih menyorot tujuh sahabat Zhang tersebut, Fu dan yang lainnya tak mau banyak bicara. Mereka bersikukuh kalau apa yang mereka lakukan untuk ibunda Zhang bukanlah apa-apa. "Merawat ibu Zhang adalah tanggung jawab semua orang," jelas Fu. "Sepuluh atau bahkan 20 tahun lagi kami akan terus merawatnya." Sungguh baik sekali ya ketujuh sahabat Zhang ini. Meski sibuk dan sudah mandiri dengan kehidupan masing-masing, mereka tetap meluangkan waktu merawat dan menjenguk Sheng.
karena perjuangan hidupnya. Selama 43 tahun, ia
rela menyamar jadi seorang pria. Tindakannya
menyamar itu bukanlah untuk main-main atau iseng belaka. Namun, ada sebuah kisah haru penuh perjuangan di balik kisah nenek asal Mesir ini. Nenek Abu Daooh memutuskan untuk menyamar sebagai pria agar ia bisa bekerja. Nenek Daooh kehilangan suaminya untuk selama-lamanya saat ia tengah hamil. Ketika baru melahirkan putrinya, ia tak punya penghasilan. Akhirnya ia memutar otak agar bisa menghidupi dirinya dan putrinya Houda. Caranya? Dengan mengubah penampilannya layaknya pria. Situasinya saat itu terbilang rumit. Budaya setempat melarang wanita untuk bekerja. Tak patah arang, Nenek Daooh nekat menyamar jadi pria agar bisa bekerja di luar. Berbagai pekerjaan ia lakoni, seperti membuat batu bata dan menyemir sepatu.
Beban Nenek Daooh makin berat ketika
menantunya (suami Houda) jatuh sakit dan tak bisa
mencari nafkah. Mau tak mau, Nenek Daooh lah
yang jadi tulang punggung keluarga. “Saya lebih memilih pekerjaan kasar seperti mengangkut batu bata dan karung semen serta membersihkan sepatu daripada mengemis di jalanan demi menghidupi diri saya sendiri, putri saya, dan cucu saya,” ujar Nenek Daooh. Saat bekerja, Nenek Daooh mengenakan baju longgar berlengan lebar, turban putih, dan kadang- kadang topi pria “Taqiyah”, serta tak lupa sepatu maskulin pria. “Dengan begitu saya melindungi diri saya dari gangguan pria dan pandangan negatif mereka atau jadi target mereka, karena masalah tradisi, saya memutuskan untuk jadi pria dan memakai baju layaknya mereka dan bekerja dengan mereka di desa-desa lain sehingga tak ada yang mengenali saya,” terang Nenek Daooh yang sudah makan asam garam kehidupan dengan melakoni berbagai pekerjaan yang umumnya dilakukan pria. Sang putri Houda pun sangat bangga dengan ibunya. Ia sangat kagum dengan ibunya yang di usia senjanya masih saja giat bekerja. Setelah mendapat penghargaan dari pemerintah, Nenek Daooh sangat berterima kasih pada semua pihak yang telah membantunya.