It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Culture Day
"Baik anak-anak hari ini saatnya pelaksanaan festival budaya. Miss harap kalian semua dapat menjalankan tugas yang telah di tetapkan sebelumnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Steven tolong ingatkan mereka bagaimana jalannya festival ini sekali lagi." Ucap Miss Firin.
"Okay guys. Jadi seperti yang sudah kita bahas di rapat minggu kemarin, festival ini dilaksanakan di dalam kelas masing-masing. Setiap panitia bertugas untuk menjadi Tour Guide. Kalian ditugaskan untuk memimpin rombongan anak-anak maupun orang tua untuk melihat setiap kelas satu persatu sesuai dengan daftar rute yang diberikan. Dan bagi panitia yang tidak menjadi Tour Guide, ditugaskan untuk mengurus persiapan panggung aula serta booth makanan di lapangan. Jelas?"
"Jelas!" Jawab mereka serempak
Yup seperti yang kalian duga hari ini adalah hari festival budaya atau kami menyebutnya dengan Culture Day. Dalam festival ini, setiap kelas di wajibkan untuk menghiasi ruangan mereka dengan style ala budaya yang mereka pilih. Dan syaratnya tentu budaya tiap kelas tidak boleh sama dan harus negara asia.
Selain menghias, mereka diwajibkan pula untuk mempresentasikan budaya negara yang mereka pilih serta membuat makanan khas negara tersebut yang akan di jual di lapangan.
Kami sebagai panitia sudah tiba di sekolah sejak pukul 6 pagi untuk briefing dan mempersiapkan alat-alat teknis serta menghias aula. Tepat pukul 8 acara dilaksanakan dan panitia Tour Guide telah bergerak sesuai dengan daftar rute yang diberikan.
Karena tugasku sekarang tinggal mengawasi, aku memutuskan untuk beristirahat sejenak di aula sekolah.
Namun ditengah perjalanan tiba-tiba,Degg! Jantungku lagi-lagi berdegub kencang melihat kehadirannya. Ya siapa lagi kalau bukan William. Ia tengah duduk sendiri di bangku depan kelasnya. Aghh! Tidak bisakah kau berdetak biasa saja hey jantung. Aku sudah membulatkan tekad untuk berani berbicara dengannya, ini kesempatan yang mungkin tidak akan datang lagi. Disaat aku hendak menghampirinya, ada seseorang yang menepuk pundakku. Sontak saja aku kaget.
"Woyy! Mau kemane lu ven?!" Suara seseorang yang familiar.
"Anjrit lu Bil! Kaget gw tai" jawabku kesal
Ini dia nih temanku, Billy. Anaknya emang ngocol sama ga tau adat. Kalo ada dia bawaannya berantem mulu sama darah tinggi (elus-elus dada).
"Alah gitu aja kaget? Lemah amat jantung lu" ejeknya.
See? Gimana ga gondok ngomong sama ni orang.
"Bodo amat! Ngapain lu manggil gw?!" Tanyaku ketus.
"Tuh lu dipanggil miss Firin, ada urusan penting buruan"
"Ciyus lu? Miapa?" Tanyaku alay
"Miabi!" Jawabnya ngocol
"Idih pagi-pagi udah ngebokep aja lu" ga tau dia kalo gw maho mana doyan miabi
"Udeh sono buruan!"
"Iye bawel" jawabku sambil berlalu.
Huh... gara-gara si Billy ga jadi ngobrol sama William deh. Mungkin emang belum saatnya ya Tuhan?
Sesampainya di ruang guru aku langsung mengetuk dan menghampiri Miss Firin.
"Excuse me Miss, Miss memanggil saya?" Tanya
"Hah? Tidak kok Steve. I dont have any business with you. Is there any problem?"
Wah emang dasar kunyuk tuh anak ngerjaiin orang.
"BILLY!!!" Teriakku dalam hati kesal.
"Oh there is nothing miss. Excuse me" Ucapku malu.
Setelah keluar dari ruangan guru, langsung saja aku mencari si kunyuk Billy. Udah ngeganggu rencana untuk ngobrol sama William, eh dikerjaiin juga. Asem! Saat melintasi kantin, ku lihat Billy sedang membeli minuman dan segera saja aku berteriak
"Woy kunyuk sini lo!" Segera aku berlari dan mengejarnya.
Begitu melihat kehadiranku, si kunyuk Billy langsung lari dan tertawa puas. Kurang ajar banget kan! Udah ngerjaiin orang, ga ada rasa bersalah sekarang malah ketawa. Ughhh...
Disaat kejar mengejar seperti adegan bollywood itu berlangsung, tanpa sengaja aku menubruk seseorang. Dan ketika ku angkat wajahku, disitulah tatapan teduh dengan senyum yang mengembang tersungging di bibirnya yang cerah.
"Eh.. sorry Will, ga sengaja" jawabku gugup
"Gpp kok. Kenapa lu lari-lari gitu?"
"Itu tuh si..." kulihat Billy telah lenyap dari pandangan, lolos dia berkat William.
"Hmmm?" Tanyanya bingung sambil menaikan alis.
"Ah gpp, hehehe" jawabku mencoba santai.
"Itu performance culture day udah mau di mulai. Gak nonton?" Tanyanya
"Oh iya ya? Yaudah yuk" ajakku
Tak kusangka dari kejadian tak terduga ini malah mendekatkanku pada William. Kamipun bersama-sama menonton pertunjukan yang ada, baik tari-tarian maupun nyanyi-nyanyian dari berbagai kultur bangsa. Sebenarnya pertunjukkan ini sangat menarik, namun ada hal yang lebih menarik untukku perhatikan. Yaitu wajahmu, William Rama.
Mention klo update lg ya.
Okeh, lanjut ^^
@lulu_75 billy tau apa nih?
@Tsu_no_YanYan yap betul skali bro ^^
@arifinselalusial @3ll0 @lulu_75
Calling Out
"Ven! Oi bangun! Tidur mulu lu kek kebo" teriak seseorang di kupingku.
"Aghh! Apaan sih? Ganggu orang tidur aja" jawabku malas.
"Eh sarap! Gw tau lu pinter tapi gak tidur pas lagi miss Felicia nerangin juga kali. Minta di bunuh lu?" ancamnya.
Benar juga perkataan Vina. Miss Felicia ini merupakan guru tergalak, tercerewet, terkiller, dan ter ter ter berikutnya lah (yang pasti dalam konteks negatif).
"Vin masih lama ga sih pulang? Ngantuk berat gw" tanyaku.
"Ya masih lah. Baru juga istirahat pertama, masih 4 jam lagi."
"Eh buset lama amat. Pura-pura sakit aja kali ya gw" ide iblisku muncul.
Plak!
"Adaw!" teriakku setelah di keplak oleh Vina pada bagian kepala dengan cukup keras.
"Hey Steven! Why were you screaming?! If you keep being noisy, just get out immediately from my class! Understand?!" teriak miss Felicia.
"Yes miss, Im so sorry" jawabku bersalah.
Sialan nih Vina kepalaku dikeplak tiba-tiba gini. Kupandangi nih cewek satu yang selalu duduk di sebelahku. Asal kalian tahu saja si Vina ini merupakan cewek yang cantik dan mudah bergaul. Tapi tidak hanya itu, ia juga pintar.
Peringkat satu selalu menjadi perebutan antara aku dan dia. Kadang aku yang di atas kadang pula dia yang menduduki peringkat tersebut. Namun kejelakannya adalah ia seorang "Playgirl". Dengan cepat ia dapat berpacaran, dengan cepat pula ia berganti pasangan. Ya tidak heranlah dengan modal yang ia miliki itu ia dapat melakukannya.
"Lu kenapa si geplak kepala gw? Sakit tau!" jawabku jengkel.
"Lagian mau pulang pake pura-pura sakit. Nanti sakit beneran gimana?" jawabnya sengit.
"Eh! Kaga usah sakit beneran juga ini udah sakit lu keplak kepala gw kenceng banget tau gak?" jawabku sambil mengelus kepalaku yang masih terasa nyeri.
"Eh kekencengan ya? Sorry deh, hehehe" jawabnya cengegesan.
"Muka sih boleh cantik, otak juga encer, tapi kok tenaga kek kuli sih."
Pletak!!
"Wadaww!" teriakku yang ke dua kalinya. Keplakan Vina kali ini jauh lebih kencang daripada yang pertama.
Tiba-tiba kurasakan aura kegelapan menyelimuti kelas. Waduh mampus dah ni iblisnya miss Fel udah mau bangkit.
God Save Me Pleasee!!
"Dok dok dok" suara pintu diketuk.
"Excuse me miss" kata miss Yana selaku kepala sekolah.
"Oh ya ada apa miss?" Jawab miss Felicia yang belum sempat membangkitkan iblis yang tertidur.
"Saya ingin memanggil Steven untuk ikut bersama saya ke ruang osis" jawab miss Yana.
"Oh okay, Steven come here!" Panggil miss Fel dengan nada ketus.
Waduh. Kenapa ini, kok aku tiba-tiba dipanggil ke ruang osis. Terlebih lagi oleh kepala sekolah sendiri. Setauku osis sedang tidak mempersiapkan acara apapun untuk kedepan hingga semester baru.
Tapi gpp deh. Thanks God kau selamatkan aku dari cekaman neraka yang mengintai. Love you miss Yana!
Eh wait! My love kan cuma buat William seorang. Ga jadi deh love miss Yana. Hahahaha...
"Okay miss" jawabku sambil bergegas ke depan menghampiri miss Yana.
"Kalau begitu saya permisi dulu miss, maaf mengganggu pelajaran" ucap miss Yana.
"Ya silahkan" jawab miss Fel selagi memandangku tajam yang mengisyaratkan "lu selamat kali ini".
Disepanjang jalan aku terus bertanya-tanya ada apa gerangan yang terjadi. Hingga pada akhirnya aku menemukan jawaban itu di ruang osis.
Deg!
Lanjuuuuuttt jgn lupa mention ea kalo dah update
@Tsunami @ryanadsyah @lulu_75 @3ll0 @arifinselalusial
Don't Wake Me Up
Deg!
Ku lihat William sudah duduk di depan meja miss Yana. Ada apa gerangan ya kok tiba-tiba aku dan William bisa dipanggil bersama oleh kepala sekolah. Jangan-jangan mau di jodohin (ngarep banget) hahahaha...
Saat aku hendak duduk di sebelahnya, kulihat ia tersentak kaget menyadari kehadiranku. Mungkin ia juga sama herannya denganku mengenai alasan dipanggilnya kami berdua.
"Mungkin kalian bingung mengenai alasan saya membawa kalian berdua ke ruangan ini" ucap miss Yana yang seolah tau kebingungan kami.
"Jadi selama satu minggu kedepan, dinas pendidikan akan mengadakan berbagai macam lomba tingkat kabupaten. Saya mendapat rekomendasi dari miss Lina untuk mengikut sertakan kalian dalam lomba tersebut" jelas miss Yana.
Lomba? Jangan-jangan lomba itu adalah...
"Miss, apa lomba itu adalah..." tanyaku menggantung.
"Ya. Tepat seperti yang kamu pikirkan Steve, lomba tersebut adalah 'Cipta dan Baca Puisi'" jawab miss Yana.
Damn! I knew it. Ku lihat William yang hanya diam dengan mukannya yang cool mendengarkan setiap perkataan miss Yana.
"Tentu kamu sudah tau bukan alasan kenapa kamu di rekomendasikan untuk lomba ini?" ucap miss Yana sambil tersenyum.
Ya. Tentu saja aku tahu. Mungkin kalian akan terkejut bila tahu bahwa aku merupakan peraih peringkat ke tiga dalam lomba 'Cipta dan Baca Puisi' yang diadakan tahun lalu.
Memang pemerintah provinsi kami selalu mengadakan lomba-lomba baik dalam bidang olahraga, keterampilan, sastra, akademik, dan lain sebagainnya secara rutin. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menyalurkan talenta mereka dan menumbuhkan rasa percaya diri serta jiwa competitive.
Namun yang masih kubingungkan adalah....
WILLIAM BISA BIKIN DAN BACA PUISI?!
Tentu orang tidak akan menduga jika melihat penampilannya yang selalu cool dan tenang serta sikap yang cuek dan seolah tidak perduli, mampu untuk merangkai kata menjadi sesuatu yang indah dan bermakna. Aku semakin terkesima akan sosoknya. Sepertinya aku tidak salah memilih dia menjadi cinta pertamaku.
KRINGGGG!!
Akhirnya jam sekolah telah usai. Segera saja ku masukkan segala buku dan peralatan tulis ke dalam tas. Saat hendak keluar kelas kulihat si kunyuk Billy sedang ngobrol dengan Vina. Wah jangan-jangan nih berdua udah jadian lagi. Cocok lah playboy and playgirl couple
Oh iya aku lupa bilang kalau Billy itu juga salah satu cowok tampan di sekolahku yang terkenal playboy. Banyak perempuan yang jatuh dalam dekapannya karena mukanya yang tampan. Berbanding terbalik dengan William yang terkesan dingin dan meneduhkan, Billy merupakan pribadi yang menginterpretasikan semangat dan gairah. Dia juga menjadi gambaran sempurna bagi kaum adam maupun hawa. Bagaimana tidak? Selain pintar dalam bidang akademis ( dapat masuk kelas 11 IPA 1), ia juga terampil dalam segala bidang olahraga dan memainkan berbagai jenis alat musik. Such a multi talented person.
Kususuri koridor sekolah dan hendak menuruni tangga hingga seseorang menepuk pundakku dan membuatku menoleh.
"Hai ven" sapanya canggung.
"Eh?" jawabku bengong.
"Hei!" panggilnya lagi sambil mengibaskan tangan di depanku.
"Eh, i...a Will. Kenapa?" jawabku gugup dan malu.
"Besok ada acara ngak?" tanyanya.
"Besok?" tanyaku bingung.
"Iya. Gw mau latihan baca puisi sekalian minta pendapat lu" jawabnya canggung.
What? Seriously? Im not dreaming right? Oh my God!!
"BISA KOK BISA" jawabku terlalu semangat.
"Ahahaha sip deh. Besok gw ke rumah lu ya. Boleh minta contact sama alamat?" ucapnya sambil melemparkan senyuman satu juta volt.
"Gw aj yang catet contact lu sekalian kirim alamatnya" usulku sambil menahan detakan jantung yang semakin tidak stabil.
"Oh yaudah ni contact gw"
"Sip, tinggal gw contact aja nanti. Gw cabut dulu ya" ucapku cepat.
"Okay" jawabnya singkat sambil terus memasang senyuman itu. Ugh....
Dengan segera aku berlari ke tempat parkiran motor dengan hati berbunga-bunga. Tanpa hentinya ku pasang senyuman kebahagiaan di sepanjang jalan mengingat kejadian yang baru terjadi. Tuhan, apakah ini berarti kau mengizinkanku untuk berdekat dengannya? Jika ini adalah sebuah mimpi, tolong jangan bangukan aku.