It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
yeaay akhirnya jadian juga.
ciye ciyee ciyeee
cium cium cium
*
Author Pov
Api unggun bergoyang pelan.
Membakar dua jagung yang tertata di pinggir sang bara.
Suara gesekan angin dengan pohon terdengar di sekitar dua sejoli yang tengan di mabuk asmara.
Mereka saling bercengkrama di malam yang dingin, di depan api unggung yang tengah membakar jagung mereka.
Ricky dan Rio. Dua sejoli yang beberapa saat yang lalu menjalin cinta. Saling mengungkapkan perasaan masing-masing. Dan bersatu dalam cinta yang di anggap taboo orang awam.
-
Ricky dengan lembut memeluk tubuh mungil Rio yang duduk di depannya. Saling menghangatkan diri dengan di naungi satu selimut. Bagai kepompong yang di isi dua kupu-kupu.
Sesekali Ricky mengecup puncak kepala Rio sayang. Sedangkan Rio hanya bisa tersenyum tipis sambil membalik-balikan jagung mereka agar tak gosong sebagian.
Cup..
Satu kecupan di pipi kiri.
Cup..
Satu kecupan di pipi kanan.
Chup..
Satu kecupan di tengkuk.
Dan itu sukses membuat Rio bergidik geli.
"Astaga! Mau berapa kali kamu lakuin itu?! Itu sudah yang ke empat kalinya!" ucap Rio jengah sambil tersenyum geli kearah Ricky.
Chup..
Ricky malah mengecup bibir Rio, lalu tersenyum bodoh. Ekspresi yang pasti akan membuat Alfa terbahak jika melihatnya dari kawan yang biasanya berwajah tembok itu.
"Sampai aku puas. Dan ku rasa aku gak akan pernah puas." jawab Ricky enteng sambil memeluk Rio lebih rapat dengannya.
Rio memalingkan wajahnya ke arah api unggun lagi saat wajahnya bersemu.
'Sejak kapan Ricky pintar menggombal?'
Dag!
Dig!
Dug!
Rio bisa merasakan jantung Ricky berdetak lebih cepat saat ia menyenderkan punggungnya di dada bidang Ricky.
"Aku gak tau kamu bisa romantis juga." kata Rio setelah hanya ada keheningan yang menenangkan di sekitar mereka.
"Hm? Tidak juga. Sebenarnya yang mengusulkan ini semua Alfa." jawab Ricky jujur sambil menggapai salah satu jagung yang dikiranya telah siap di santap.
"Alfa?"
Rio memperhatikan Ricky yang tengah meniup-niup jagungnya lalu di sodorkannya ke arah Rio, yang tentu saja Rio terima dan langsung menyantap jagung itu.
"Iya, Alfa yang menyarankanku menyatakan perasaanku padamu di tempat pertama kita bertemu dan jatuh cinta."
Ricky mengambil satu jagung tersisa dan mulai menyantap jagungnya.
Rio berhenti mengunyah lalu membalikan tubuhnya, menatap bingung Ricky yang dengan tenang mengigit jagungnya.
"Huh? Maksud kamu?"
Ricky balik menatap Rio yang menatapnya tak mengerti.
"Masih belum sadar? Ckckck..."
Di raihnya jagung Rio yang sisa setengah, lalu Ricky letakan bersama jagungnya, di piring kertas yang sengaja ia bawa.
Dengan masih saling menatap, Ricky menyentuh sudut-sudut bibir Rio. Membersihkan remahan-remahan jagung yang dengan nakalnya menempel di sudut bibir Rio.
"Disini. Memang, pertama kalinya kita bertemu. Dan aku jatuh hati padamu. Di pekemahan pramuka, 9 tahun lalu... Kau ingat?"
Wajah Rio masih terlihat bingung. Memikirkan apa benar ia pernah bertemu dengan Ricky 9 tahun lalu.
"Masih belum ingat? Baiklah... kau ingat ini?"
Ricky mengeluarkan sebuah kalung dengan bandul berbentuk tetesan Air berwarna hitam pekat yang terlihat memukau.
Rio membulatkan matanya.
"I-itu !"
"Kamu masih ingat kan? Seharusnya kamu juga punya satu."
Rio hanya diam menatap kalung itu kaget.
Ricky yang melihat reaksi Rio lantas mengelus kedua pipi Rio pelan, menyadarkannya dari lamunannya.
"Kamu gak apa-apa, Yang?" tanya Ricky hawatir saat Rio hanya terdiam.
Rio menatap Ricky lalu tersenyum geli mendengar pangilan baru yang baru saja di cetuskan Ricky.
"Entah kenapa, waktu kamu panggil aku 'yang', kok ke dengerannya aneh ya. Hehehe..."
Ricky menatap Rio yang tengah terkekeh, datar.
"Gak suka ya aku panggil kamu gitu?"
Rio menghentikan kekehannya saat melihat wajah datar Ricky.
"E-eh? Bukan gitu..."
Wajah Rio langsung berubah jadi merasa bersalah saat merasa dirinya menyinggung Ricky.
Wajah Ricky masih datar dan terus menatap Rio yang mulai kebingungan.
'Hey! Tadikan gue cuma bercanda! Kok malah jadi awkward gini?' batin Rio gemas.
Tanpa Rio sadari Ricky mempersempit jarak mereka.
"Kalau aku panggil Bunny gak apakan?" Bisik Ricky pelan di telinga Rio, yang sukses membuat si empunya telinga merinding hebat.
"B-bunny?" tanya Rio bingung, saat mendapat panggilan sayang yang berarti 'kelinci' itu.
"Ya... Naughty Bunny..."
Chup...
Tiba-tiba saja bibir mereka sudah saling berpaut.
'Sebenarnya siapa yang 'Naughty' disini?' batin Rio saat Ricky menjilat bibir Rio, mencoba mencari celah untuk menerobos masuk menyapa benda lunak yang ada di mulut Rio.
Tangan Rio yang tadi hanya diam terkulai tak melakukan apapun, bergerak pelahan merangkul leher Ricky.
Memper dalam ciuman mereka yang mulai melibatkan 'lidah'.
"Rasa jagung bakar... Kkkk~..."
Bisik Ricky sambil terkekeh pelan saat mereka saling melepaskan bibir mereka.
Sontak saja wajah Rio semakin memerah.
Chup..
Dan.. Errr, tak lama mereka menyatukan bibir mereka lagi.
Yah, kita biarkan saja pasangan yang mungkin akan berpredikat 'hot' itu bermesraan.
_
Pagi yang cerah, tapi sepertinya tak secerah wajah Rio yang terlihat kurang tidur.
1 minggu berlalu semenjak dirinya resmi menjadi kekasih Ricky, dan itu menjadi hari-hari terbaik yang Rio alami.
"Hoam~"
Sekali lagi Rio menguap saat ia menuruni tangga, berjalan kearah ruang makan saat di ciumnya bau sedap menguar dari sana.
"Morning, Mah..." Sapa Rio saat di lihatnya sang ibunda tengah berkutat dengan alat-alat dapur yang sempat ia 'jarah' dulu.
"Morning, Sayang~~ Ayo duduk dulu sebentar lagi nasi goreng nya selesai mamah buat."
Rio menurut. Ia duduk sambil menidurkan kepalanya di meja, sambil sesekali menguap.
BLETAK!!
"AAOUWWHH!" teriak Rio spontan saat seseorang menjitak kepalanya dengan keras.
"Bangun woy!! Bisanya Molor aja terus!!" ucap Arsya si pelaku penjitakan, sinis.
"Apaan sih kak!? Main jitak aja, sakit tau!!" teriak Rio kesal sambil mengelus-ngelus kepalanya yang mungkin sudah benjol se gede baskom. #hyperbola
Arsya hanya mendengus acuh sambil meminum air mineral yang sempat ia ambil di kulkas tadi, pasalnya ia baru selesai lari pagi dan sekarang butuh Air untuk melegakan tenggorokannya.
BUGH!!
"Kamu Sya, udah di bilangin jangan sinis-sinis, sama adik juga!"
"Ugh!!"
PRUSSHH!!
"Uhuk! Uhuk!"
Air yang tadinya sudah hampir Arsya telan, langsung keluar lagi, saat seseorang menepuk keras punggung nya.
Melihat pemandangan menggelikan di depannya, sontak Rio terbahak bersama si pelaku pemukulan punggung Arsya.
Sambil meletakan 4 piring nasi goreng, Mama hanya menggeleng-gelengkan kepalanya maklum, melihat kelakuan anak-anaknya.
"Hahahaha, Kak Adam Hebat!!" seru Rio sambil ber hi five (?) dengan seorang pemuda bertubuh tegap dan berwajah rupawan, yang ia panggil Kakak tadi.
Arsya menatap kakaknya itu sengit.
"Sialan lo kak!!" Gerutu Arsya yang hanya di anggap angin lalu oleh Adam.
Sekali lagi Rio terbahak.
Ini dia kakak terbaik sekaligus Guardiannya yang siap menjaganya bila Arsya mulai mengganggunya lagi.
"Diem lo bocah!" teriak Arsya yang tiba-tiba merasa menjadi badut karena terus di tertawakan Rio dan Adam.
"Udah-udah. Kalian ini, pagi-pagi udah ribut aja.
Arsya, Adam ayo duduk . Rio ayo makan nanti kamu telat sayang." tegur mama mereka dan langsung di patuhi ke-3 nya.
--
"Mau Kakak anter ke sekolah De?" tawar Adam saat dilihat Rio adik tersayangnya itu selesai dengan sarapannya dan tengah meminum susunya.
"Hum? Ga--"
"Gak perlu kali Kak. Dia udah punya supir pribadi yang siapa anter jemput dia kapan aja." potong Arsya ketus dengan wajah masam.
Adam menatap Arsya bingung, begitupun mama.
Mereka baru kembali kemarin sore. Tentu saja mereka tak tau siapa yang di bicarakan Arsya.
Tinn! Tinn!
Bunyi klakson terdengar di luar rumah Rio.
"Tuh kan! Baru aja di omongin udah muncul aja tuh anak." gerutu Arsya dengan wajah semakin masam.
Tanpa memperdulikan gerutuan Arsya. Rio segera beranjak dari kursinya.
Mencium pipi mamanya, berpamitan pada Adam dan mamanya, lalu berlari ke luar rumah tanpa memperdulikan teriakan protes Arsya yang tak ia acuh kan sama sekali.
-
Senyuman Rio langsung merekah dengan indahnya, saat di lihatnya sang kekasihnya tersenyum manis di balik kemudi mobilnya.
"Morning, bunny.." sapa Ricky pada Rio yang selesai memakai seat belt nya.
"Morning, Wolfy~" jawab Rio.
Bunny dan Wolfy. pangilan menggelikan yang mereka gunakan.
Tak terima kalau hanya dirinya yang di beri nama panggilan hewan berbulu tebal dan bertelinga panjang itu. Rio akhirnya menjuluki Ricky serigala, predator sang kelinci.
"Morning kiss nya mana?" kata Ricky sambil menunjuk bibirnya.
Rio hanya mengerlingkan matanya bosan.
Cup!
"Udah!"
"Yah... Kok di pipi sih~" Kata Ricky merajuk.
Hanya di hadapan Rio, Ricky bisa merajuk seperti ini.
Sungguh sangat tidak Ricky sekali. -_-
"Udah ah.. Aku ngantuk, Wolf." jawab Rio sambil menguap lebar.
"Kurang tidur lagi?"
"Salahkan tugas-tugas ku yang semakin menumpuk."
gerutu Rio sambil menyamankan duduknya agar bisa tidur sebentar selama perjalanan ke sekolah.
Ricky mengambil selimut Baby blue yang akhir-akhir ini selalu stand by di jok belakangnya.
Lalu ia selimut kan kearah tubuh Rio yang mulai terlelap.
Di elusnya rambut Rio yang halus, lalu di kecupnya kening Rio penuh perhatian.
"Maaf karena harus ngerepotin Kamu, My bunny~" Bisik Ricky pelan, lalu di kecupnya lagi kepala Rio.
Setelahnya Ricky pun melajukan mobilnya ke arah sekolah.
Sesekali ia benarkan posisi tidur Rio setiap berhenti di lampu merah.
Perhatian kecil yang sungguh manis.
Rio bergerak sedikit, terlihat gelisah. Tapi sayang Ricky tak menyadari itu.
Sepertinya mimpi yang akhir-akhir ini sering ia alami terulang kembali. Mimpi yang juga menjadi penyebabnya kurang tidur.
Mimpi tentang... Kalung yang Ricky tunjukan seminggu lalu padanya.
-TBC-
A/N: panggilan bunny - wolf, muncul gara-gara Lava ke inget couple idol Lava yang emang sering di juluki gitu.
Maaf kalo kesannya maksa -_-
sebenarnya part ini gak trl penting, tapi semoga tak terlalu buruk untuk di baca.
maaf untuk kesalahan apapun dalam penulisan,
saran, kritik dan masukan lava terima sekali
@Tsu_no_YanYan @3ll0 @Yuuki @Arie_Pratama @Wita @Centaury @lulu_75 @kristal_air @cute_inuyasha @balaka @4ndh0 @d_cetya @Cylone @DoniPerdana @Widy_WNata92 @Unprince @Tsunami @Adityaa_okee @akina_kenji @Lonely_Guy
@Ndraa
silahkan~:)
itu panggilannya lucu, tau. Daripada Paijo sama Surti /heh/ itu bandul item tentang masa lalu mereka ya? Ada apa emang? Apa tentang kembaran Bunny? XD
sini aku elus2 pake sikat WC *kaborrr :-P
/kejar bawa pentungan/
Sependapat sama Ka @cute_inuyasha
#dilemparpanci
nanyanya satu2 kak..
#pegangkepala
@cute_inuyasha -_-
#pasang wajah datar..
Ah iya kah?
#mukapolos
@Ndraa apapulaa, saya polos aja dimari kakak xD