It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Special part 2
“Happy birthday Made!!!”
Bersamaan dengan seruan kami itu, kami -aku dan teman sekelas lainnya- mengguyurkan air comberan ke seluruh tubuh Made. Ia hanya terkejut dan kemudian tersenyum. Yang lain mulai melemparinya telur dan terigu, aku pun ikutan mengerjainya.
Ia melindungi diri dan segera berlari ke lautan, kami mengerjarnya dan terus melemparinya sembari tertawa. Ia sesekali mencipratkan air laut ke arah kami, namun kami tak gentar dan terus memburunya. Hingga akhirnya salah satu dari seorang teman menangkapnya dan segera mendudukkannya di kursi yang sudah disediakan di bibir pantai.
Ia tak melawan lagi dan hanya duduk pasrah, “Okey kalian menang. Berhentilah”
Kami hanya tertawa lalu duduk di permukaan pasir mengelilinginya. Rika, yang sering dicomblangkan ke Made, akhirnya datang dengan membawakan kue Blackforest yang sudah dihias dengan sedemikian rupa. Di atasnya, tertancap lilin menyala berangkakan umur Made tepat malam ini. Ia meletakkan kue itu di atas meja depan Made, lalu kami mulai bernyanyi untuknya. Menyanyikan lagu selamat ulang tahun berkali kali, hingga tepuk tangan kami mereda kesakitan.
Malam ini, di pesisir pantai dekat rumah, kami merayakan ulang tahun Made dengan heboh. Tak pelak, tak ada mata yang mengantuk sejak 00.01 menikmati kemeriahan yang tercipta diantara kami semua. Kami terlarut dalam kebahagiaan yang dirasakan Made malam itu di bawah purnama yang memucat.
“Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga. Sekarang juga, sekarang juga.”
Ia meniup lilin menyala itu hingga meredup lalu kami bersorak riuh.
“Sekarang potong kuenya, lalu suapkan ke orang terspesial.” Seru ketua kelas kami.
Ia pun memotong kue itu, mengambilnya sepotong lalu mengedarkan pandangan ke kami, memutuskan siapa yang akan dapat potongan kue perdana.
“Rika, Rika, Rika,..” teriak kami, menyulut api asmara antara mereka berdua.
Ia hanya tersenyum dan tampak Rika yang kian tersipu. Ia kemudian berdiri dan melangkah. Kami terus meneriakkan nama Rika hingga kemudian ia malah melangkah melewati gadis cantik itu. Tak ada lagi kini yang bersorak, melihat guratan kecewa Rika.
Made terus melangkah bersamaan dengan hasrat penasaran kami. Siapa ya? Siapa ya? Batinku penasaran. Dan jawab itu mencuat ketika ia berhenti di hadapanku lalu menyuapiku potongan kue yang pertama itu. Aku tertegun, teman yang lain pun terkejut. Semuanya bingung dengan pikiran masing masing, menerka nerka ada apa di antara aku dan Made.
“Dia sahabatku” celetuk Made demi menjawab wajah kebingungan mereka,”Potongan kue pertama adalah untuk sahabatku, yang selalu ada dan selalu mengerti. Bukankah sahabat lebih berharga dari kekasih?”
Mendengar jawaban Made itu, semuanya akhirnya bertepuk tangan riuh tanpa tanya lagi. Mereka bahkan mengangguk setuju terhadap peryataan Made barusan.
Acarapun berlanjut, hingga jarum jam menyentuh angka 2. Tapi aku masih meragu.
Semuanya sudah pulang, tinggal aku dan Made yang duduk di hamparan pasir menjelang fajar. Ia masih tersenyum bahagia bersama dengan tubuhnya yang masih bau busuk, aku duduk berjarak dengannya. Di sebelahnya, tergeletak kado – kado dari teman teman semua, melambangkan ucapan selamat buat Made.
“Kado dari kamu ga ada ya?” tanyanya memecah kesunyian.
Ya, aku belum memberinya kado barang satupun.
“Ketinggalan dirumah. Besok ajalah.” Akuku.
“Sekarang aja. Kamu ambil sana gih, aku bakal nunggu.”
“Besok ajalah De”
“Malam ini aja Da, aku pengen kado pertama yang aku buka itu dari kamu.”
Aku memutar bola mataku, lalu bangkit berdiri.
“Tunggu kalo gitu.”
Aku berlari ke rumah dengan segera, memasuki kamarku dan mengambil kado yang sudah kusembunyikan di bawah ranjangku. Lalu aku kembali ke pantai, ke lelaki yang akhir akhir ini menguarkan aura yang berbeda.
“Ini, happy birthday ya” ucapku sambil menyerahkannya kado.
Ia tersenyum lalu mengambilnya, aku duduk berjarak di sebelahnya. Dengan tidak terburu buru, ia membuka bungkusan kadoku itu.
Kalung bermatakan kerang akhirnya diambil keluar dari dalam kotak kadoku itu, dengan mata Made yang berbinar binar.
“Thanks Da. Bagus banget.” Ucapnya, lalu memakai kalung hadiah itu.
Aku tersenyum, senang mendengar ia menyukainya.
“Itu handmade loh” Celetukku dengan bangga.
Ia memandangku tersenyum,”Aku tau”
Hah? Kok dia bisa tau?
“Kok tau De? Kamu kan ga tau kalo aku bisa buat yang ginian.” Tanyaku heran.
Ia tersenyum lagi,”Makanya kalo diperhatiin orang itu, peka dikit.”
“Maksudnya?”
“Aku lihat kamu pas kamu lagi buat ini di kamar kamu. Aku perhatian lewat jendela, eh kamunya malah ga sadar sadar.”
Tiba tiba hatiku menciut kecewa,”Kalo gitu ga surprise lagi dong”
Ia mengacak rambutku dengan lembut,”Tetap surprise kok Da. Kan aku belum lihat kalungnya pas udah selesai. Aku bahkan ga nyangka handmade kamu bisa sebagus ini.”
Aku meliriknya,”Muji atau ngejek nih?”
“Ya mujilah. Kalung ini emang benar benar bagus kok. Aku malah suka banget.”
Aku tersipu, “Aku senang kamu menyukainya”
Ia kemudian memelukku,”Aku selalu menyukai yang dari kamu”
Deg, hatiku berdegup. Pelan namun pasti.
Aku tak melepas atau membalas pelukannya, hanya diam dalam kebingungan hatiku. Ia makin mempererat pelukannya namun dengan lembut dan hangat.
“Da” panggilnya kemudian.
“Hm?”
“Maaf ya” ucapnya.
Aku menengadah ke arah wajahnya,”Maaf kenapa?”
Ia memandangku nanar tanpa berkata. Lalu ia medekatkan wajahnya ke wajahku hingga bibir kami bersentuhan. Lembut namun kenyal. Aku membeku dalam bingung, tak melawan maupun merespon. Bibirnya dengan pelan melumat bibirku dan menekannya dalam. Lidahnya menyusup ke bongkahan bibirku lalu mencari keberadaan lidahku. Ia menciumku kini, namun aku menikmatinya meski masih dalam kebingungan.
Ia kemudian berhenti, entah karena aku yang tak membalas atau karna ia kelelahan.
“Maaf Da” ucapnya sekali lagi, “Maaf karena aku menyukaimu”
Semuanya tiba tiba mengabur dalam alam pikirku, kacau dalam hatiku. Detak jantungku kian memburu, dengan aku yang terkejut tak percaya.
Special Part 2 - Selesai
wiih Made nembak Prada..
kira2 diterima g ya..
lanjut lagi ya