BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Perjalananku * Bintang *

1568101118

Comments

  • @bintang minta tolong ke mba @Tsu_no_yanyan aja caranya dia senior disini ... maaf ya ... untuk saat ini lanjut aja ceritanya ...
  • @evanfarrel lanjut besok mas. Mcm biasa, sehari update sekali. Hehe.. Aq jg seneng hidup dikampung ini... Malah aq pernah beberapa minggu dikota ikut bulek, ga betah bgt.. Kalo dikampung kita hidup sosial, canda2an sama temen2 sama tetangga sama pakde2 sama mas-mas dikampung.. Kalo dikota hidupnya sendiri2, anti sosial bgt. Terlebih lagi kampungku banyak sungai, laut pula. Setiap ada nelayan yg baru pulang melaut, dan nyimpen perahunya di sungai payau, pasti ada aja yg cuma pake sempak. Hahaha. @lulu_75 oke mas ^^
  • Mau pindah? Ohiya ya, udah gak aman buat tarok di stories, tapi eh tapi ts-nya belom 18 nih. Gimana atuh? :( Ah gak tau ah~ *ngumpet*

    Caranya, itu di samping judul ada ikon gear warna hitam kan? Coba diklik, nanti muncul kata 'edit', dipencet.. Trus nanti bakal ada pilihan subforumnya kok, ganti jadi BoyzStories+, uwesss.... Monggo dicoba
  • edited March 2015
    Hih dopost mulu /.-
  • Sempet bingung di mention tapi ga ada ceritanya, ternyata ada di page sebelumnya wkwk :))

    Beruntungnya dirimu tang tang, seumur hidup belum pernah aku senasib dirimu #curhat
  • @tsu_no_yanyan ga ada ikon gearnya mas. Beneran.. Ga ada. @steveanggara hehe.
  • Haduhhh.... ganti UCBrowser deh ol-nya...
  • numpang taroh kaki aja :D
  • @Tsu_no_yanyan. UCB Brower ku lagi gangguan. Aq aja kalo FBan, Browsing Google, buka forum pake OpMin terus. @Asu12345 maksudnya apa ya? Kasar bgt bahasanya.
  • @bintang tuh kan gak msk lg mentionnya.
    Kalo mention pake @hendra_bastian aja,kalo cuma @bastian gak bkalan masuk notifnya.
  • belum dilanjut lagi ceritanya @bintang ...
  • belum dilanjut lagi ceritanya @bintang ...
  • Pukul 21:00.


    Seseorang mengoyang-goyang pundakku. "Tangi, Tang (bangun Tang)". Perlahan kubuka mataku. Mas Imam, dia membangunkanku.

    "jam piro mas? (jam berapa mas?)" tanyaku.
    "Jam songo, jare meh ngrewangi, malah molor (jam sembilan, katanya mau bantu, malah molor)" ujarnya.
    "hehehe" aku menyeringai saja. Sebenarnya memang tadi aku bilang mau membantu, tapi kantukku tak bisa diajak kompromi lagi.


    "mateng-mateng.. (sudah matang)" seru Pakde Rus.

    Matang? Apa yang matang? Apa yg mereka masak? Seketika tercium bau bawang merah, dan benar, ada sambel kecap disana. Mereka bakar ikan rupanya.

    "wahh mantaapp" aku ikut bergabung saja.
    "eh eh eh.. Rak ngrewangi, rak entok jatah (eh eh eh.. Ngga bantu, ga dapet jatah)" tolak Mas'kin menyingkirkanku dengan gagang Kipas yg dipegangnya. Gagang itu dari besi, Kasar sekali dia menepis tanganku.


    Aku diam saja. Kulihat di kotak-kotak biru itu banyak sekali ikan. Ada beberapa Udang, dan ikan-ikan karang. Tapi tetap Yang lebih banyak adalah ikan Teri, dan Rebon. Tadi aku sempat melihat mereka menarik Jarik-jarik besar berisikan banyak jenis Ikan. Bersama-sama mereka menarik semua muatan itu satu-persatu. Aku juga sempat membantu, hanya sekali muatan, untuk selanjutnya, aku memilih tidur saja. Hehehe..


    "athah loro mas (sakit mas)" sergahku.

    "salahe sopo mau jar rak ewangi (salah siapa tadi ngga bantu?)"

    "Pakdeee..." teriakku memanggil Pakde Waluyo.

    "jukuk.. Jukuk.. Tak sunatane enko manu'e mas dikin (ambil.. Ambil.. Biar pakde sunat nanti burungnya mas dikin)" seru Pakde Waluyo.

    Mas'kin tertawa saja, yg lain ikut terkekeh. Aku ambil saja satu udang besar yg sedikit gosong,. Sama sekali tak kugubris tertawaan mereka. Siku'ku sedikit nyeri, keterlaluan Mas'kin, dengan anak kecil saja cara bercanda dia kasar seperti itu.

    Kududuk disebelah Pakde, Waluyo, di papan bibir perahu. Sedikit menjauh dari Mas'kin dan yg lainnya.

    Melihatku seperti itu, sepertinya beberapa dari mereka mulai sadar jika aku sedikit marah. Biar saja, memang sakit kok. Tanganku yg masih sebesar Lidi ini kok ya dia adu dengan Seng besi kayak gitu. Bayangin deh thu Lidi kepentung Linggis. Ya aku kalah lah. hadeh,, mana masih sakit lagi. Kuusap-usap siku ku.

    "ngopo Tang? Loro? (kenapa Tang? Sakit?)" tanya mas Imam.

    Aku diam saja, kucuil udang ini sediki-sedikit.

    "guyon Tang, (becanda Tang)" ujar Mas'kin.

    "iyo mas" timpalku singkat.

    Cuek saja aku. Hadeh, masih ngilu.. Hh


    Pukul 21:35. Kita masih asik berbincang-bincang disini, ditengah laut, gerimis kecil menemani obrolan dan santap malam kami. Jadi pengen pulang, sikuku jadi tambah semakin sakit saja. Sepertinya besi itu tadi pas kena di persendian siku. Aga' membiru aku lihat.


    "kapan nduwe bojo kowe kin? (kapan nikah kowe kin?)" tanya Pakde Waluyo pada Mas'kin.

    Dengan menggerogoti jagung bakarnya ia menjawab "nyante lah dhe(kependekan dari Pakdhe), jek enom kok (nyantai sajalah Pakde, masih muda kok)"

    "enom si enom, mung opo adimu ora solek gatel? (muda si muda, tapi apa adekmu ga keburu gatel?)" timpal bapak-bapak, yg tak kuketahui namanya.

    Aku suka pembicaraan ini, mulai mengarah ke yang lebih fulgar. Hehehe.

    "Adiku? (adekku?) maksute? (maksudnya?)" mas'kin tampak bingung.

    Hhh dia ini bego' atau apa? Ganteng-ganteng kok kolot.

    Kalo aku lihat gagang kipas itu, jadi males aku sama Ma'skin.. Yg lain terkekeh melihat keluguan Mas'kin seperti itu, tapi aku TIDAK. Udah keburu gedek sama dia. Kubuang muka ke Laut Lepas, melihat awan2 hitam yg menggunung diujung sana. Tak kuperhatikan mereka, pun Mas'kin, males.

    "kui adimu (itu adekmu?)" sahut Pakde Rus menujuk selangkangan Mas'kin.

    "opo Toh? (apa toh)" dia masih bingung.

    Kulirik dia, sebenarnya keluguan itu ia buat-buat atau memang dia tidak tau. Muak saja aku melihatnya. Cari perhatian doank bisanya. Entah kenapa yg tadinya aku sempat kagum dengan Wajah dan perawakan Mas'kin, kini aku berbalik 180 derajat membencinya. Hhh kuusap sikuku.

    Mas'kin tetap duduk mengangkang dan mencari-cari apa sebenarnya yg dimaksud adeknya itu. Yg lain terkekeh saja.. Aku juga jadi sedikit ingin tertawa, hhh tapi jika diliat dari logatnya sepertinya Mas'kin sengaja, pastilah dia tau jika Adek yg dimaksud itu adalah Kontol Mas'kin sendiri. Ia bertingkah seperti itu hanya untuk menghibur kami saja..

    "endi adekku? Nengdi kowe dek? (mana adekku? Kemana kamu dek?)" Mas'kin mencari-cari dimana adeknya.

    Orang gila...

    "iki loh adekmu mas (ini loh adekmu mas)" sahut mas' Imam dengan menggenggam kontol maskin dari luar celana bola nya.

    Melihat mas'kin memakali celana pendek longgar, mengangkang dan kemaluannya diremas seperti itu oleh mas Imam, darahku jadi berdesir...

    Yang lain terkekeh saja.. Tangan mas'imam masih menguyel-uyel kontol mas'kin dari luar celana. Yang diuyel-uyel malah diam saja.. Hadehh sesaat nyeri di Siku-ku hilang seketika.. Huahuahuahua..


  • Mas'kin yg kontolnya diremas-remas sama Mas'Imam hanya melihat kearah mas Imam dan meringis saja.. Seperti orang keenakan.

    "kepena'en (keenakan sampean)" Mas'Imam mencabut tangannya kembali.

    "wahhh paraahh.. Digenggem Imam wae kepena'en. Solek kepengen mbojo kui adimu kin. (wahh paraahh.. Diremes Imam wae keenakan. Keburu pengen kawin itu adekmu Kin)" seru Mas Andi cekikikan.

    Yg lain tertawa saja. Pun Pakde Waluyo juga.

    Mas Dikin memang sedikit beda dengan yang lain. Entah harus bagaimana aku menjulukinya, Exhibition?

    Mungkin jika orang lain akan malu jika kemaluannya dibuat bercandaan seperti itu, tapi mas dikin tidak. Dia cuek saja, dia hanya berusaha untuk menghibur kami, membuat kami tertawa. Dan, dia juga cuek saja saat Kontol nya terlihat oleh banyak orang, selama orang itu sesama laki-laki ya. Aku tau, orang-orang disini memang kebanyakan cuek dngan perkakasnya sendiri, tapi tidak secuek Mas'dikin.

    Orang lain akan kencing, pasti memilih tempat yg sekiranya tidak terlihat orang. Seperti tadi misalnya, Mas Andi, dia kencing tapi dibelakang perahu, dan membelakangi kami, (mungkin Mas Andi berpikir sangat tidak sopan jika harus kencing menghadapi kami), dan itu sangat berbeda dengan Mas Dikin, lha wong tadi saja dia membasuh kontolnya tepat dihadapan mas Imam, dan kami semua. Padahal mas'kin itu ganteng lho. Kok ya ada ya laki-laki sesempurna itu. Pria ganteng yg ga malu nunjukin kontolnya hehehe..
    (hadehh nyebut Tang.. Nyebut.. Hh inget siku.. Hhhhhuhh)


    Entah sejak kapan aku mulai Nafsu saat melihat kemaluan laki-laki seperti ini. Apa semenjak aku lihat Teguh memencet-mencet kontol Mas Zaki tadi? Masa iya cuma karena itu? Padahal dulu saat aku melihat orang kencing saja, aku langsung buang muka lho.. Beneran.. Tapi sekarang malah kalau ada orang kencing didepanku, aku anggap itu sebagai berkah. hadehhh.. Keterlaluan sekali untuk anak umur 13th sudah berfikir seperti itu.


    "ahhhh lagi mas imam.. Lagiii" ujar Mas Dikin menirukan logat banci sembari memukul-mukul kecil lengan mas Imam.

    Aku yang sedari tadi menahan tawa, tak terbendung juga akhirnya.. Ckckckck gila dia.. Yg lain juga ikut tertawa saja.. Selain ganteng, dan Exhibist, dia juga lucu.. Wkwk

    "ayoo mas Imam.. Lagiii" kali ini dia mainkan rambut gondrongnya, seperti halnya perempuan yg membelai-belai rambutnya sendiri. Wkwkwkwk.

    Aku yg dari tadi paling diam, kini malah yg tertawanya paling kencang.. Wkwk sini mass.. Biar aku yg remesin pelimu, hehehe (inget siku Tang.. Inget siku.. Hhh). Kuusap siku ku.

    Menanggapi mas Dikin, mas Imam hanya tertawa geli saja.. Sungguh suasana yg aku suka, bersenda gurau dengan Pakde-pakdeku, mas-mas yg udah aku anggap abang'ku sendiri, ditemani kudapan hasil laut bakar, dan gerimis yg sedari tadi tidak menunjukan tanda-tanda untuk berhenti..


    Aku Cinta Desaku......
Sign In or Register to comment.