It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Stay strong Lukman, karena kamu adalah salah satu kenangan terindah bagi Banyu, maka harus bisa kuat dan bertahan
Btw klo akses via mobile, coba deh tampilannya dirubah ke full site dulu, opsinya ada di bagian bawah. Klo gak coba ganti pake browser yang lain, sapa tau ntar bisa. Hehe semangat! :x
mungkin karna habis baca utopianye wedda x ye..
tapi over all bagus kok
mungkin karna habis baca utopianye wedda x ye..
tapi over all bagus kok
Judul: Bunga Matahari
Sejumput rumput liar menari bebas ketika angin menggodanya, meliukan tubuhnya seakan-akan ia terbang. Suatu hari ia bermimpi dan merapal sebuah syair. Dan tiba-tiba jatuh cinta kepada sesuatu yang berada di mimpinya. Dia tergoda olah rasa mabuk yang tak pernah hilang. Sejak itu ia tak pernah bisa bebas lagi
Kau bukan bunga.
Kau bukan matahari.
Kau bunga matahari.
………………………………………………………………………………………….
Di suatu lembah gersang yang sulit terjangkau. Sebuah tunas rapuh tumbuh dari sebuah kulit kwaci. Dia tidak mirip bunga dan sedikit mirip matahari namun terlalu kemayu untuk memanggilnya matahari dan terlalu kekar untuk memanggilnya bunga. Lantas sejumput rumput liar yang tinggal di sana, yang dulu selalu menari dengan bebas menyebutnya Bunga Matahari karena tidak bisa membedakan sebenarnya apa dia.
Di sana hidup sangat keras, tanah menjadi kering kerontang. Si Rumput yang suka menggoda bunga mawar hanya satu-satunya sahabat bagi Si Bunga Matahari. Perlahan demi perlahan keduanya disusui oleh bumi dan tumbuh menjadi tanaman tidak biasa.
Suatu hari bunga matahari jatuh cinta kepada matahari yang senantiasa hilir pergi. Namun yang ia bisa hanya memandang matahari dari jauh. Menegakan kepalanya tinggi-tinggi, meski matahari membakar kulit-kulitnya yang semula kuning berubah kehitaman. Bunga matahari tak pernah merasa terbakar. Ia tetap setia. Meski matahari tak peduli, bunya matahari tetap tegar dan mekar, hari demi hari memandangnya dari timur menuju barat ntah apa yang menggerakannya ia hanya begitu saja mengikuti matahari. Sampai suatu ketika rumput liar yang akan menggodai Si Bunga Mawar memperingatkannya.
“Hei apakah kau akan seperti ini sampai mati?” Kata Si Rumput Liar gemas.
“Mati? Apa maksudmu.” Bunga matahari bingung.
“Menjadi hilang dan tiada, sementara matahari hanya terus berputar seolah-olah kau memang tak pernah ada di dunia ini dan menganggapmu seperti angin lalu.”
“Mengapa kita akan mati ?”
“Aku tak tahu, aku hanya rumput muda beberapa kali matahari bersinar lagi akupun akan hilang dan tiada seperti kakak-kakakku itu hanya misteri”
“ Bagaimana dengan ayah dan ibumu apakah mereka tak memberitahumu?”
“Ibu dan ayahku berada jauh, ketika masih benih aku dan kakak-kakakku berkelana ribuan meter bersama angin dan tiba ditempat ini,” Si Rumput Liar melihat mimic bunga matahari yang menjadi risau karena mungkin sebelum ia bisa mengungkapkan cintanya kepada matahari ia akan mati.
“Begini saja,” kata rumput liar. “Sebelumnya aku hanyalah rumput liar, tak ada tanaman lain yang mau berteman dengan ku namun karena kau telah menjadi temanku selama ini. Aku akan menghadiahimu agar kau mampu berbicara dengan matahari.”
Lalu rumput liar dan bunga matahari meregangkan akarnya, Akar–akar mereka berpegangan erat, rumput liar menutup pelan-pelan matanya ada kejadian yang tidak bisa dijelaskan di sana.
“Ingat kau bukan bunga dan kau bukan matahari kau Bunga Matahari” Pesannya, lalu si rumput layu lemas ia setengah gersang, sementara bunga matahari tumbuh menjadi semakin tinggi dan tinggi bersama semangat suka cita yang dibagikan Rumput Liar, namun belum bisa mencapai matahari Si rumput liar hanya bisa menempatkannya setingi puncak bukit. Bunga Matahari melirik sekeliling di tempatnya berhenti tumbuh, di sana ia bertemu bunga mawar.
“Hei“ Sapa Si Bunga Matahari.
“Siapa kau? Tak pernah sebelumnya aku melihatmu disekitar sini” Jawab bunga mawar sedikit congkak.
“ Aku teman Si Rumput Liar. “
“ Oh kau teman siurakan yang suka mengangguku, mana dia sekarang sepertinya hari ini benar-benar sangat tenang. Untung sekali aku tak melihatnya dari pagi”
“Ia layu lemas mengorbankan dirinya untuk membuatku mencapai matahari namun kelihatannya pengorbanannya sia-sia aku hanya terdampar disini.”
“Apa yang kau bilang dia layu lemas? Meranggas? Dia mati? oh tentu saja untuk hari-hari mendatang disini akan menjadi sangat tenang dan mungkin sepi. Pada akhirnya aku akan hidup lagi dengan duri-duriku” Namun ada sesuatu yang mengganjal dihatinya ketika mendengar Si Rumput Liar munkin saja bisa mati.
“Bukankah kini aku juga ada disini? Apakah maksudmu kau takan menganggapku ada?” Kata bunga matahari.
“Oh ayolah tidakah kau ingat perkataan Rumput Liar?” Ia sedikit tercekat kembali ketika menyebut nama Rumput Liar. Sesuatu mulai menggerayanginya seperti matanya ingin melihat Si Rumput Liar dan telinganya ingin mendengar suara Rumput Liar namun kini tak ada yang bisa ia lakukan.
“Maksudmu mati,” kata sibunga matahari ia tertegun, kerisauan datang kembali. “Aku tak mengerti mengapa kita harus mati” Bunga matahari melanjutkan.
“Hei! Apa kau tak mengerti apa yang telah diajarkan rumput liar kepadamu, apa kau tak mengerti apa yang telah diberikannya dari kehidupannya dan sekarang mungkin dia mati. Si Rumput Liar memang bodoh memberikan kehidupannya yang telah berjuang melewati kemungkinan terbawa banjir, termakan hewan, atau kemarau-kemarau yang panjang. Dan pada akhirnya ia menyerahkan pertahanan hidupnya pada spesies tak jelas sepertimu? Kalian memang sama-sama bodoh” Bunga mawar naik pitam ia tak mampu lagi menutupi rasa kehilangan akan si rumput liar yang meskipun selalu mengganggunya kini ia hilang. Tak ada kata-kata keluar dari bunga matahari maka sibunga mawar melanjutkan perkataanya.
”Bagiku yang merasakan hidup adalah kesepian, ketakutan dan kesendirian maka kematian akan menjadi sesuatu yang membebaskan dari pengulangan. Kita mengembalikan apa yang telah alam pinjamkan kepada kita bila memang masa kita telah habis waktunya, kesempatan kita telah hilang kesiapannya. Bayangkan saja bahwa di tubuhmu kini juga ada tubuh-tubuh nenek moyang kita yang dikembangkan oleh alam selama jutaan tahun, bunga-bunganya dibuahi oleh serangga yang tak terhitung jumlahnya dan mereka telah mati berkorban untuk hidup generasi penerusnya. Mungkin akar-akarmu telah menghisap tubuh mereka yang menjadi tanah. Matanya menjadi matamu, tangannya menjadi tanganmu mungkin rasa semangatnya menjadi semangatmu seperti Si Rumput Liar yang mungkin kini ada di tubuhmu’’
“Lantas apa yang menyebabkan kau berhak untuk hidup lebih lama dari aku, sedangkan kau hidup dalam ketakutan, mengelilingi tubuh dengan duri, bukankah aku lebih baik? Aku hidup dengan cinta aku berjuang untuk bertemu matahari”
Bunga mawar tersenyum kecut. “Kau benar, di dunia ini ada tiga tingkatatan mahkluk. Yang pertama yang berbakat dan berjuang, yang kedua yang tidak berbakat tetapi tetap berjuang, dan yang terakhir tidak berbakat dan tidak mau berjuang. Mungkin aku termasuk tingkatan ketiga terlalu takut dan hanya berusaha menutup diri di kehidupan ini meski sebenarnya akupun ingin menjadi sama seperti yang lain,” ia risau mulutnya tersenyum kecut kembali.
“Cinta? kau tadi berbicara cinta apa kau benar-benar tau apa artinya. Yang kau rasakan hanya mimpi dan semakin banyak mimpimu semakin jelas bahwa kau adalah orang yang memiliki banyak kekurangan,” ia menghela nafas untuk akhirnya menyerah dalam perdebatan. ” Kukira memang perkataanmu tentang siapa yang pantas bertahan lebih lama hidup di sini adalah benar jika memang kau hidup demi cinta, lantas aku akan membantumu mengejar matahari”
Akar-akar mereka berpegangan seperti kejadian Si Rumput Liar. Sibunga mawar menutup matanya. Kepekaan datang pertanyaan berputar di pikirannya mengenai apa itu kesepian, apa itu ketakutan, dan apakah yang mulai ia rasakan kepada sirumput liar. Tiba-tiba di kegelapan menutup mata itu kini dia merasa tahu mengapa selama ini ia tak menemukan kebahagiaan karena sesungguhnya kebahagiaan yang hakiki tak bisa di lihat oleh mata tetapi oleh hati oleh karenanya kita senantiasa menutup mata saat sedih karena ingin menemukan kebahagiaan yang tak terlihat. Seberkas cahaya hangat beterbangan diantara mereka berdua, bunga mawar merasa telah bermanunggaling bersama penciptanya serta bersama sirumput liar yang senantiasa mengisi hari-harinya yang dulu kelam menjadi penuh warna namun dia terlalu angkuh mengakuinya. Ia mulai bergumam dengan kehidupan yang mencapai ubun-ubunya.
“Rumput liar, terimakasih atas segala cinta kasihmu. Akarmu kini akarku, tubuhmu kini tubuhku kecuali saat kau mencintai orang lain hatimu juga adalah hatiku. Dan untukmu yang tergoda matahari, kau bukan bunga kau bukan matahari kau bunga matahari. Carilah sebenarnya apa itu cintamu?” Itu pesan terakhirnya kepada Bunga Matahari dan Si Rumput Liar, Bunga mawar mati lemas, tubuhnya tergoda. Sementara Si Bunga Matahari tumbuh kembali semakin tinggi dan tinggi menantang angkasa bersama sisa-sisa cinta sibunga mawar yang tak bisa abadi.
Kini bunga matahari menjadi sangat tinggi dan bertemu matahari. Ia memandangnya lekat-lekat seperti ngengat yang tersihir, ntah menabrakan diri atau sekedar jatuh cinta pada matahari. Bunga Matahari hanya bisa pasrah sebelum akhirnya matahari itu menghanguskan dirinya dengan kejamnya.
buat tees.. mensen dong klo apdet.. ^^
Pernah gak lo jatuh cinta pada orang yang bahkan namanya aja lo gak tau. Lo cuman pernah bertemu dan melihatnya sekilas mungkin, tanpa tau apa-apa tentangnya. Pasti pernah.
Tapi pernah gak lo jatuh cinta pada orang yang cuman lo tau nama sama jenis kelaminnya doang . tanpa pernah bertemu dan tanpa pernah melihatnya meski sekelebat dan perlahan demi perlahan kamu belajar tahu tentangnya lebih banyak. Tanpa tahu bagaimana wujudnya Itu. Bukankah ini seperti mencintai Tuhan. Atau mungkin kita sering menyebutnya inspirasi.
Yang satu kita sebut saja sebagai cinta. yang lain kita sebut sebagai inspirasi.
Namun aku menyebut keduanya sebagai hal yang sama, yakni sama sama memiliki kekuatan untuk mempengaruhi. Jadi inspirasi adalah pengaruh? Dan cinta juga pengaruh? Lalu menurutmu mana yang lebih kuat di antara keduanya.
Coming Soon. Menarik gak menurut kalian?