It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Suka suka suka cerita ini><
#Thx @3ll0
lucu lucu ceritanya,,, penasaran ama ts nya,,, author lama??? siapa yahhh???
Langkah pertamaku memasuki kelas hari ini harus di hadapkan dengan bu Esmi. Guru matematika yang aduhai galaknya. Gara-gara aku lupa kalau hari ini Tiar nggak bisa jemput aku. Hari ini pertandingan basket sekolahku dengan sekolah lain. Bedanya jika sekolah lain semua siswa diharuskan mendukung dengan datang ke lapangan, kalau sekolahku nggak perlu seperti itu. Anak-anak diwajibkan tetap belajar di sekolah. Dan sialnya aku lupa kalau hari ini Tiar ada pertandingan. Aku telat. Lolos dari satpam tapi nggak bisa lolos dari guru kuntilanak satu ini. Sialan.
"Saya tidak membutuhkan orang yang tidak membutuhkan saya. Jadi silahkan anda keluar!" itulah cara bu Esmi mengusirku.
Keren kan?!
Akhirnya aku memilih berkelana dari lorong ke lorong. Ini hari sialku. Nggak hanya telat dan diusir, tapi aku juga nggak bisa ikut tes matematika. Dan yang bikin susah adalah minta tes susulan. Kalau guru itu lagi berlubang hatinya sih bisa saja diberi tes susulan. Tapi itu seperti angka 1 banding 10. Lebih baik aku tidak berharap banyak.
Aku berhenti saat melewati lapangan outdoor. Anak kelas 10 sedang ada pelajaran olah raga rupanya. Olah raga kasti. Tapi karena guru olah raga ikut ke pertandingan otomatis mereka berolah raga sendiri.
Mataku langsung tertuju pada sesuatu yang menarik perhatianku. Tepat di sisi lapangan tak jauh dari tempatku berdiri aku melihat Vio sedang berbicara dengan seorang cewek. Kayaknya sih bukan satu kelas karena cewek itu memakai seragam dengan celemek. Kelas tata boga mungkin. Cewek itu memberi sesuatu ke Vio. Roti. Ya pastinya sih. Apalagi kalau bukan roti. Tapi ada yang lebih menarik untuk di lihat. Vio langsung membuang roti itu ke tong sampah setelah cewek itu pergi.
"Hahahaha...." aku tertawa datar.
Ternyata cuma wajahnya yang menggemaskan tapi kelakuannya ckckckckck...
"Ngapain kamu disini? Bolos?"
Aku menengok ke sumber suara.
"Nggak. Mana mungkin aku bolos. Aku diusir tau. Aku telat," gerutuku.
Cowok itu ketawa.
"Makanya jangan telat. Tadi aku liat kelasmu yang ngajar bu Esmi. Neraka buatmu tuh."
"Terus ngapain kamu disini?"
"Habis rapat tadi. Ya udah aku duluan. Kamu jangan berkeliaran. Nanti dikira bolos lo."
"Iya. Aku emang mau ke kantin kok."
Cowok itu pergi.
Dia Dion. Ketua osis. Orangnya tembem, pendek dan sedikit bawel. Beda ama ketua osis yang identik dengan keren, tinggi, berwajah tampan seperti harapan para cewek. Kenyataan memang mengenaskan. Ronni yang ternyata otaku dan Vio yang sesuatu. Apalagi nanti yang aku ketahui ya?! Hahahaha...
Hp ku getar.
Jemmy.
O...oooo
JM : lg ap?
JM : td km lwt klsq kan?
JM : bolos?
Kenapa semua orang ngira aku bolos?
Me : diusir b esmi
JM : lho knp?
Me : telat td
JM : kok bsa telat?
Me : lp klo hr ini tiar ada tanding basket
Me : nunggu tiar smpe lumutan
JM : oooo
JM : lombax 3 hr kan?
JM : mw bareng aq?
Hahahaha...kenapa lagi ini anak?! Kenapa jadi sok kenal sok deket gini...
Me : g usah
Me : mksh
Me : aq naik angkot aja
JM : lho knp?
JM : bareng aq aja
JM : bsk aq jmpt oke
JM : udah dl aq di liatin p dewo
Aku mengerutkan alis.
Sesuatu....
***
Hari ini aku di buat ngasin di kantin sampai 3 jam. Bayangin. 3 jam belum di tambah jam istirahat. Dan aku seorang diri. Gila. Gimana nilaiku untuk matematika coba???
Aku mengaduk-aduk es teh ku sambil melihat keramaian kantin. Nggak ada Tiar nggak seru. Aku nggak pandai bergaul. Temanku sedikit, itupun nggak akrab.
Duh aku bosen.
Aku kaget waktu lihat Jemmy masuk ke kantin sama teman-temannya. Dia melewatiku. Tapi dia tidak melihat kearahku sama sekali. Aku yakin dia tau aku ada tapi...
Aku terus melihat Jemmy lewat ujung mataku. Dia nampak berusaha tidak melihat kearahku.
Hmm...
Hp ku bergetar lagi.
Bbm masuk.
Dari Jemmy?
JM : nnti plngx bareng aq aja y
Keningku berkerut. Aku menatap Jemmy dan bbm nya secara bergantian. Jemmy...bbm nya...Jemmy...bbm nya... Jemmy...bbm nya.
Ngapain tuh anak bbm kalau ada di tempat yang sama denganku???
Me : liat aja nnti
Aku melirik Jemmy yang terlihat sedang mengutak-atik hp nya.
Hahaha
Aku nggak tau harus ngomong apa. Aku merasa ini sangat aneh. Ini sangat tidak normal.
Aku memijat keningku.
JM : km skt?
Aku kembali melirik Jemmy
"Jem!" panggilku.
Jemmy nampak terdiam beberapa saat sebelum menatapku.
Smile...
Aku memanggilnya dengan isyarat tanganku. Masa bodo ama teman-teman nya yang ikut melihatku. Dengan ragu Jemmy mendekatiku.
Aku kembali tersenyum sambil bertopang dagu.
"Enakan kalau ngobrol langsung," kataku lebih ke menyindir.
Jemmy melirik teman-temannya.
"Apa nggak masalah?"
"Apanya?"
"Kita jarang ngobrol, hampir nggak pernah terus tiba-tiba ngobrol. Nanti yang lainnya mikir macem-macem."
Keningku berkerut.
"Emangnya mereka mau mikir apaan? Kita kan temen. Satu angkatan. Lebih aneh lagi kalau kamu bbm aku padahal kita di satu tempat yang sama."
Jemmy terdiam. Sesekali dia melirik ke arah teman-temannya yang juga melihat ke arah kami.
Aku tersenyum ke mereka.
Aku kenal kok sama mereka. Ya walaupun cuma namanya aja sih.
"Nan...nanti mau nggak aku anter pulang?" tanya Jemmy dengan suara pelan.
Jujur saja aku ingin ketawa. Ini aneh. Ini lucu.
"Kenapa kamu mau nganter aku pulang?"
"Jalan rumah kita kan searah. Tapi kalau kamu nggak mau juga nggak pa-pa sih."
Aku manggut-manggut sambil menyesap es teh ku.
"Aku naik angkot kok."
Sengaja aku tolak langsung.
Smile...
Muka Jemmy berubah. Dia seperti menahan malu.
"Oh ya udah."
Cuma itu kata-kata Jemmy sebelum pergi meninggalkanku.
Hahahahaha...
Kali ini aku gagal menahan senyumku. Apa aku keterlaluan ya? Aku cuma ingin menyudahi sesuatu yang aku anggap aneh.
Kembali mataku menangkap sesuatu. Jelas mereka berempat menatapku. Vio, Yongki, Niko dan Ronni.
Hahaha...
Kenapa lagi ini? Apa sekarang aku jadi populer di kalangan para cowok?
***
Aku kemarin bilang kalau ingin menyudahi sesuatu yang ku anggap aneh kan? Lalu ini apa? Kenapa Jemmy ada di depan rumahku?
Aku baru saja keluar rumah saat melihat sosok dengan sepeda motor metik ada di depan rumahku. Setelah helm di lepas aku baru tahu itu Jemmy.
"Lho Jem. Ngapain?" tanyaku sambil mendekatinya.
"Jemput kamu."
"Ngapain? Aku bisa naik angkot. Nggak usah repot-repot gini lah."
"Nggak repot kok. Udah deh naik aja!"
Aku menghela nafas.
"Aku ambil helm dulu."
"Nggak usah. Aku bawa kok."
Jemmy memberiku helm yang dia ambil di jok motornya.
Oo...sudah persiapan rupanya.
Ini bahaya nggak sih?
Akhirnya aku menurut. Kali ini aku ikuti kemauannya.
Selama dibonceng aku memilih diam sambil mengutak-atik hp ku. Aku nge-bbm Tiar.
Me : PING!!!
Me : Tiaaaar...
Me : klo km g jemput aq bsok lusa
Me : qta cerai
Nggak ada balasan.
Jelas...dia persiapan pertandingan. Selama pertandingan dia jarang bbm aku. Waktu malam juga dia cuma tanya-tanya tugas. Nggak lebih.
Setelah sampai di sekolah aku langsung turun dan langsung pamit ke kelas. Nggak lupa ngucapin makasih. Jemmy kelihatan senang. Itu membuatku bergidik. Pikiranku langsung berkelana.
"Ini gawat nggak sih?" desisku seorang diri.
Langkahku terhenti saat melihat salah satu temanku bertingkah konyol. Dia cowok, namanya Rio. Cowok tapi alay. Ngondek. Banci istilah kasarnya. Telentang di mejaku dengan kepala menggantung dan salah satu kakinya ke atas tempat duduk Tiar.
"Kamu ini ngapain?" aku menatap Rio datar.
"Hai HanHan sayaaaang. You di cariin ama tuh laki. Tapi you belum dateng."
Keningku berkerut.
"Ngomongnya nggak usah alay. Biasa aja," kataku sambil meletakkan tas di tempat dudukku, "siapa yang nyariin?"
"Vio."
Kini Rio duduk di sampingku.
"Dia nyariin kamu. Aku bilang aja kamu belum dateng," kali ini Rio pakai bahasa normal.
Suaranya benar-benar cowok yang nggak dibuat-buat jadi sok imut.
Vio.
Ada urusan apa dia nyariin aku?
"Katanya dia nanti mau kesini lagi."
"Hah?? Ngapain??"
"Ya nyariin kamu lah. Masa nyariin aku??" Rio bersadar di kursi, "ya nggak masalah sih kalau dia nyariin aku. Aku siap kok jadi lakinya. Yang bener-bener laki."
Aku melirik Rio.
Rio nyengir.
"Canda," Rio memukul bahuku sebelum kembali ke bangkunya.
***
Aku berdiri di depan kelas saat istirahat. Langkahku terhenti saat Vio sudah ada di depan pintu kelasku. Dia menatapku dalam diam. Aku hanya tersenyum.
"Ada apa? Kamu nyariin aku kan?"
Vio masih terdiam. Dia hanya menatapku. Sesekali dia melihat bagian tubuhku dengan seksama. Aku seperti di telanjangi dengan tatapannya. Teman sekelasku berisik. Bisik-bisik sesuatu. Terutama yang cewek.
Aku bisa dengar lo...
"Kamu nyariin aku?" aku kembali bertanya dan hanya di balas dengan tatapannya.
Smile...
"Kamu nggak lebih keren dariku," itulah kata-kata Vio sebelum pergi meninggalkanku.
Aku merasa bodoh.
"Dia itu ngapain sih?!"
Ratih terkekeh. Dia mendengarnya tadi.
"Kamu nggak lebih keren dariku," Ratih mengulangi kata-kata Vio sambil menepuk bahuku.
Sialan...
harya : sorry g bisa itu susah klo mention lwt hp
wita : ty dah mampir
yanyan : ty
steve : sip :v
lulu : hahaha
cute : tebak coba
harya : sorry g bisa itu susah klo mention lwt hp
wita : ty dah mampir
yanyan : ty
steve : sip :v
lulu : hahaha
cute : tebak coba
Hmm.. Sapakah yg bakal berhasil mengubah hanhan jd belok wkwk.
asu : sumpah g enak manggilx :v apakah hanhan bsa belok..hmmmm
3ll0 : sttttt....!
asu : sumpah g enak manggilx :v apakah hanhan bsa belok..hmmmm
3ll0 : sttttt....!