It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Padahal cluenya jelas bgt lho.
Ronny demennya cewek 2D.. wewww
Jemmy apa banget deh... Semangattt Jemmy!!><)9
3ll0 : hahahaha .. udah tw kan..jngn blng2 ya ^^
SteveAnggara : oke2...
Aurora_69 : hem...hem...
harya_kei : hehehe
Wita : curiga e curiga :v
d_cetya : ya emang rhs hihi
Tsu_no_YanYan : iya tuh ronni ._.
Otho_WNata92 :
"Rambutmu udah panjang ya Han," kata Shintia yang sedang memainkan rambutku.
"Ya emang udah panjang kan?!"
"Dulu nggak sepanjang ini kok."
Aku langsung menyambar kaca yang tergeletak di atas mejaku. Kaca itu milik Shintia. Aku memperhatikan rambutku. Bagian telinga memang sudah panjang. Bagian depan juga.
"Potong aja kali ya?!" desisku.
"Jangan! Biarin aja. Kamu ganteng kalau rambut panjang."
Hahahaha
"Ya tapi inikan udah panjang banget."
"Nggak lah. Biarin aja dulu. Nunggu sampai ada pemeriksaan."
"Langsung jadi gundul," sahut Tiar yang baru kembali dari kantin.
Tiar duduk di atas meja sambil memperhatikan rambutku yang di buat mainan oleh shintia.
Iya emang sih. Pemeriksaan di sekolahku paling membahayakan. Jarang sih, tapi sekalinya ada pemeriksaan yang bersih mungkin cuma beberapa siswa. Lainnya masuk ruang BP. Ada yang kena gunting gratis, ada yang ortunya di panggil karena anaknya kedapatan bawa rokok dan majalah porno. Ah macam-macam deh masalahnya. Kalau aku sih sudah kena gunting gratis 3x. Rambutku langsung cepak. Sengaja tuh guru guntingnya nggak rapi. Jadi waktu di rapiin jadi cepak. Rambut yang di semir dan telinga ditindik ada hukumannya sendiri. Tapi memang nggak seberat yang kedapatan rokok, majalah porno atau mungkin pil koplo.
"Selesaiiii..." seru Shintia.
Aku langsung mengambil kaca dan melihat hasil kerajinan tangan cewek itu. Jadi rambutku di biarkan terurai tapi bagian depan di arahkan kebelakang dengan jepit-jepit hitam yang dibuat menyilang-nyilang sampai melengkung membentuk seperti bando.
"Keren. Kok bisa gitu sih?!" Tiar kagum hahaha...
"Mau diginiin?" Shintia menawarkan diri.
"Nggak deh."
***
Pulang sekolah aku tidak langsung pulang. Tapi aku disuruh membantu guru untuk mengembalikan buku-buku yang tadi dipakai ke perpustakaan. Jangan di tanya kemana Tiar. Dia nggak mau bantuin. Dia langsung cabut ke parkiran.
"Butuh bantuan?"
Aku menoleh kebelakang.
"Nggak pulang kamu Jem?"
Jemmy mengeleng.
"Tadi aku liat kamu bawa buku-buku, jadi aku nyusul ke sini."
"Oh bagus. Nih ambil setengahnya," kataku sambil menyodorkan buku ke arah Jemmy.
Jemmy langsung mengambil setengahnya.
"Berat juga ya," komentar Jemmy.
"Tebel soalnya," sahutku sambil kembali berjalan.
"Kenapa?" tanyaku saat merasa Jemmy memperhatikanku.
"Rambutmu."
"Kenapa? Jelek ya? Kerjaannya si Shintia tadi."
"Nggak kok," sahut Jemmy pelan, "cocok."
Aku ketawa.
Ya aku memang suka pakai aksesoris gelang, kalung sampai jepit rambut. Cuma kalau rambut lebih sering aku kuncir dan pakai bando. Terkadang Shintia juga ikutan memodifikasi rambutku dengan jepit-jepit rambut yang dia punya. Seperti tadi.
Setelah meletakkan semua buku aku dan Jemmy langsung menuju parkiran. Langkahku tertahan saat melihat Tiar sedang bersama seseorang.
Vio.
Jemmy ikut berhenti dan memperhatikan Tiar serta Vio.
Ngapain mereka berduaan di tempat parkir?
Vio akhirnya pergi setelah Tiar ngomong sesuatu. Sayang sekali aku tidak bisa mendengarnya. Terlalu jauh.
Akhirnya aku dan Jemmy berpencar. Dia mengambil motornya, sedangkan aku menghampiri Tiar. Cewek itu menatapku dalam diam. Aku menangkap ekspresi syock di wajahnya.
"Ngapain si Vio tadi?" tanyaku sambil menatap punggung Vio yang terus menjauh.
"...."
Aku menatap Tiar yang masih bengong.
"Yar?!"
"Dia nembak aku," kata Tiar yang masih dalam ekspresi syock nya.
Hahahaha....sudah kuduga.
"Oh bagus dong. Akhirnya kamu dapet pacar jugaaa..."
"Kami nggak pacaran," sahut Tiar, "maksudku aku tadi minta waktu sama dia buat mikir."
"Kenapa? Dia kurang apa sih? Ya maksudku sebagai cowok dia emang kurang macho sih. Kurang gagah. Tapi kamu kan udah macho. Udah gagah. Jadi kalian itu cocok."
Tiar mendengus.
"Tapi aku sama sekali nggak kepikiran kalau aku sama Vio bakal pacaran."
"Ya sekarang harus kamu pikirin tuh."
"Haaaaaaannn...."
"Apaaaaa??? Udah yuk pulang! Laper nih. Lapeeeeeerr."
"Brengsek kamu."
Hahahaha.....
***
Malam ini aku sedang mengerjakan pekerjaanku. Mengecek pembukuan usaha om ku. Om Yoga adik mamaku buka usaha menjadi agen resmi elpiji. Aku cuma bantuin ngecek pembukuan yang dikerjakan sama anak buah om ku itu. Biasanya aku ngecek malam mau tidur. Sebulan aku di gaji 800ribu. Lumayan buat biaya sekolah dan uang saku. Kalau ada kekurangan, om dan tanteku yang kakaknya papaku juga bantuin. Aku bersyukur karena keluargaku begitu baik sama aku. Kalau nggak ada mereka pasti ku sudah putus sekolah. Bayangin aja. Tabungan orang tuaku sudah habis dibuat biaya pemakaman, biaya hidupku dan biaya sekolahku. Papaku yang kata mereka cuma sales nggak mungkin punya tabungan banyak. Hanya mobil tua milik papa yang menjadi hartaku. Selama aku masih hidup. Aku nggak akan pernah menjualnya. Itu satu-satunya kenangan dari orang tuaku. Biarpun radionya sudah rusak, catnya banyak yang mengelupas, belum lagi mesinnya yang terkadang ngambek dan akhirnya mogok. Tapi aku yakin itu mobil penuh kenangan orang tuaku. Mungkin aku yang dulu masih bayi punya kenangan tersendiri di sana. Memikirkan itu membuatku merasa dekat dengan mereka.
Hpku getar.
JM : kluar yuk
JM : PING!!!
Me : kmna?
JM : mkn jagung bkar
Me : ok
Me : br selesai ngerjain sesuatu
Me : jd laper
JM : aq jmput y
Me : ok
Me : tp jngn berisik
Me : klo sdh smpe bbm aja
JM : ok
JM : aq brngkt
Aku melihat jam. Sudah jam 10 malam. Kalau aku ketahuan keluar jam 10 malam. Oma bisa ngomel-ngomel. Jalan satu-satunya adalah keluar lewat jendela.
Jam 10 lebih 14 menit Jemmy sampai di depan rumahku. Aku buru-buru menyambar jaket dan helm. Tapi akhirnya aku memutuskan untuk mengembalikan helm. Jemmy pasti membawa helm untukku.
Saat aku menghampiri Jemmy, dia langsung menyodorkan helm ke arahku.
Nah kan hahaha
Jemmy langsung memacu motornya ke penjual jagung bakar di pusat kota.
Nggak banyak pilih kita langsung duduk lesehan di salah satu penjual yang paling rame. Bukannya kalau rame enak? Hehehe aku dan Jemmy punya pikiran yang sama.
"Dingin banget," kata Jemmy.
Dia nggak pakai jaket.
"Udah tau mau keluar, kenapa nggak pakai jaket?! Mau pakai jaketku?"
"Eh nggak. Nggak usah."
"Yakin? Mumpung aku berbaik hati nih."
"Nggak deh. Nggak pa-pa kok."
"Oh ya udah."
3 jagung bakar pedas, 1 roti bakar, 1 kopi susu dan 1 es lemon baru di antar di tempat kami.
Nih anak gimana sih. Udah tau cuaca dingin. Nggak bawa jaket. Pesen minuman dingin.
Aku geleng-geleng kepala melihat Jemmy.
Kali ini kami ngobrol biasa. Layaknya teman akrab. Banyak yang kita bahas. Salah satunya kejadian tadi siang. Tiar yang di tembak Vio.
"Terus kapan kamu nyusul?" tanya Jemmy sebelum menyeruput es lemonnya.
Aku ketawa.
"Belum nemu yang pas."
"Cari dong! Aku yakin banyak cewek yang mau sama kamu."
"Ya emang. Bukannya sombong sih hahaha...bulan ini aku sudah di tembak dua cewek."
Kali ini Jemmy yang ketawa.
"Percaya kok hahaha..." sahut Jemmy, "terus kamu tolak?"
Aku mengangguk.
"Kenapa? Apa mereka kurang cantik?"
"Mereka cantik sih. Lumayan lah."
"Terus???"
"Ya aku nggak kenal sama mereka. Sekedar tau aja sih. Jadi aku nggak punya perasaan istimewa ke mereka."
"Kenapa nggak dicoba aja?"
"Idih. Pacar kok pakai coba-coba. Noooo..."
Jemmy ketawa.
"Terus seandainya nih. Ini seandainya. Seandainya nih."
"Iya apa?"
"Seandainya kamu punya perasaan istimewa keee... cowok gimana?"
Aku langsung ngakak.
"Amit-amit. Jangan sampai. Aku normal kali Jem hahaha..."
Jemmy tertunduk menatap piring yang kosong.
"Kenapa? Terus kamu sendiri gimana?"
"Apanya?"
"Ya kamu udah punya cewek atau belum?"
"Belum."
"Ada yang kamu suka?"
Jemmy terdiam.
"Nggak ada ya?"
"Ada kok."
"Wow...seperti apa orangnya?"
"Baik."
"Terus?"
"Ya dia baik. Aku berusaha buat deketin dia. Tapi aku nggak mau berharap banyak," kata Jemmy sambil meluruskan kakinya.
"Lho kenapa?"
"Dia pasti nolak aku."
"Tau darimana kalau dia bakal nolak kamu?!"
Jemmy menatapku.
"Hem??" aku tersenyum menunggu jawaban.
"Karena pasti dia akan nolak aku," kata Jemmy sambil masih menatapku.
"Ooo aku tau. Dia pasti udah punya pacar."
Jemmy tersenyum.
"Setahuku sih dia belum punya pacar. Tapi yang suka dia banyak."
"Pantesan kamu mundur duluan. Banyak saingan sih."
Jemmy ketawa.
"Iya banyak saingan," kata Jemmy sambil melihat aktifitas orang-orang di pusat kota, "aku juga udah berusaha untuk mendapat perhatiannya. Sampai akhirnya tanpa sadar aku membuat keributan. Berkelahi. Satu-satunya caraku untuk menarik perhatiannya."
Hahahaha...
"Yang ada, dia bukannya terkesan tapi dia akan menilai kamu sebagai anak nakal."
"Iya. Dia dulu menatapku dengan tatapan merendahkan. Tapi sekarang dia lebih bisa menerimaku. Mungkin."
Aku memegang gelasku.
Hangat...
"Terus selama itu kamu nggak pernah berusaha buat nyatain perasanmu?"
"Aku nggak berani Han. Aku pasti langsung ditolak."
"Aku heran kenapa kamu bisa seyakin itu."
Aku menatap Jemmy. Jemmy juga menatapku.
"Karena...karena dia...dia..."
Smile...
"Karena aku bukan tipenya," kata Jemmy cepat sambil mengalihkan pandangannya dariku.
"Ya kan bisa dicoba dulu."
"Udahlah Han nggak usah di balas. Aku udah bisa deket sama dia aja itu udah bagus."
Aku tersenyum.
"Semoga aja dia tau perasaanmu."
"Semoga jangan."
Hahahaha... gimana sih nih anak.
Ce @d_cetya @rizal_91leonardus @Asu123456
@Otho_WNata92
@ffirly69
Ka @Tsu_no_YanYan
@SteveAnggara
Ka @cute_inuyasha
mas @harya_kei
@Wita
@Aurora_69
Kak @lulu_75 kayaknya keduluan kaka terus dah. )
Hanhan tau ya klo yang disukai Jimmy tu dia ?
HanHan sama Vio aja lucu kali ya~