It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
cari yg lain ajaaa klo emang hanhan gak sukaa.
fotonya cakep cuma serem matanya. hehehe
Boleh titip mention ga kalo update?
~ Hanhan pov ~
"Daritadi senyum mulu. Kamu suka banget ya ama film horror?" tanya Mega.
Aku menatap Mega sambil tersenyum. Dua tiket nonton itu aku tempelkan di bibirku.
"Iya nih. Suka banget," kataku sambil melirik Jemmy yang duduk tak jauh dari tempatku.
Wajahnya masam. Ditangannya ada tiket yang dibolak-balik. Aku nggak tau kenapa dia berubah pikiran. Dari nggak mau ikut nonton sekarang dia ada di sini.
Aku juga melihat Vio. Nampaknya bocah itu lebih santai. Mungkin kalau hanya film dia nggak begitu takut.
Hahahahaha....
"Bagus deh kamu suka Han. Aku juga suka kok."
Smile...
"Udah dibuka tuh," Tiar langsung mentowel lenganku.
Kami pun masuk. Malam ini nggak ramai. Kami memilih duduk di belakang sendiri. Ya walaupun sebenarnya kami dapat tempat duduk di tengah-tengah sih. Bodo amat. Nggak penuh juga.
Aku melihat Jemmy yang kebingungan mau duduk di mana.
"Duduk sini aja," kataku sambil menarik tangan Jemmy sampai dia duduk di samping kananku.
Jemmy langsung melihat Mega yang duduk di sebelah kiriku.
"Ya udah deh," sahut Jemmy.
Mukanya kembali masam.
Aku tersenyum.
"So sweet banget sih kalian ini. Pegangan tangan," komentar Tiar yang melewati tempat dudukku.
Vio bersiul.
Spontan aku langsung melepaskan tanganku dari tangan Jemmy.
"Biar dia nggak kabur," sahutku.
Mega tertawa.
"Nggak suka horror ya Jem?"
"Benci banget," sahut Jemmy.
"Kok ikut nonton?"
Aku langsung menatap Jemmy.
"Iya...kok kamu ikut nonton?!" aku ikut bertanya tanpa rasa dosa.
"Sapa tadi yang bilang aku cemen?! Aku cuma mau buktiin kalau aku nggak cemen," dengus Jemmy yang sukses membuatku tertawa.
Film dimulai beberapa menit kemudian. Seperti yang kuduga, Mega dan Vio sering berteriak karena kaget. Beberapa kali Mega memelukku dan menyembunyikan wajahnya di bahuku. Sedangkan Jemmy hanya diam. Dia lebih sering memejamkan mata sambil menyumpal telinganya dengan tangan.
Hahahaha...
Jemmy langsung menatapku saat aku memegang tangannya.
Smile...
Cowok itu melemparkan pandangannya ke layar.
Tangan Jemmy terasa dingin. Entah apa yang aku pikirkan. Aku hanya diam saat Jemmy melemparkan jaketnya sampai menutupi tangan kami. Tanganku masih memegang tangannya. Kini tanganku beralih menggenggam jari jemarinya yang dingin. Jemmy juga menggenggam tanganku. Erat...begitu erat.
"ACnya dingin banget sih," bisik Mega.
Aku tersenyum. Aku menarik bahu Mega sampai bisa memeluknya. Sedikit aneh saat ingat tangan kananku menggenggam tangan Jemmy dan tangan kiriku memeluk Mega.
Sedetik kemudian aku mendengar Vio berteriak. Aku langsung melihat Jemmy. Dia memejamkan matanya.
Hahaha...
~ Jemmy pov ~
Aku berdiri di depan cermin cukup lama. Menatap tangan kiriku yang masih terasa hangat. Hanhan menggenggam tanganku. Kami saling menggenggam. Tangan kami saling terpaut.
Aku mencium telapak tanganku.
Hanhan...
Hp ku terdengar berbunyi nyaring. Dari nada yang terdengar pasti ada orang yang menelfon. Aku langsung keluar kamar mandi untuk menganggat nelfon.
'Lama banget sih,' semprot Niko yang ada diseberang telfon.
"Ada apa? Kenapa??"
'Nih si papi bertitah. Kamu bisa dapet motor baru tapi nilaimu harus diatas 6.'
Mataku melebar.
"Seriuusss??? Semua mata pelajaran???"
'Iya. Nih papi barusan ngomong.'
"Yeeeesss!!!"
'Cuma aku nggak yakin kamu bisa.'
"Apa maksudmu??!"
'Aku tau nilaimu itu gimana. Pasti susah buat semua mata pelajaran.'
"Nggak usah menjatuhkan semangatku yang belum berkobar."
Aku mendengar Niko terkekeh.
'Keluar yuk.'
"Kapan? Kemana?" tanyaku sambil memainkan knop pintu.
'Sekarang. Makan jagung bakar mungkin?!'
"Udah malem banget ini. Kapan-kapan aja deh."
'Kapaan???'
"Ya bisamu kapan?"
'Besok?'
"Jangan minggu ini. Aku harus belajar. Ujian tinggal seminggu lagi."
'Ya udah abis ujian ya.'
"Oke."
Aku langsung berteriak kegirangan setelah mematikan telfon.
Motor baru. Baruuuu...ya siapa sih yang nggak mau dibeliin motor baru. Lagian motor yang aku beli ini bisa buat bunda.
*
**
***
****
*****
****
***
**
*
Ujian dan ujian. Hari ini ujian terakhir. Nggak banyak yang terjadi selama ujian. Semua sibuk belajar. Aku juga belajar, Hanhan juga, yang lain juga belajar.
Tubuhku sedikit terdorong saat ada yang memelukku dari belakang.
"Gimana?" tanya Okki yang masih mengalungkan tangan kanannya di bahuku.
"Apanya?" tanyaku balik.
"Ujiannya," sahut Okki.
"Ya nggak gimana-gimana lah. Cuma gambar-gambar doang. Apanya yang gimana?!"
Okki meringis.
Aku menoyor kepalanya.
Sosok Hanhan yang keluar dari kelas langsung menyita perhatianku.
"Duluan ya."
"Oh..oke-oke."
Okki menepuk bahuku dan langsung menuruni tangga.
"Gimana?" tanyaku saat Hanhan melihat kearahku.
Pertanyaan konyol. Tapi cuma itu yang langsung keluar dari bibirku. Ck...
Hanhan senyum.
"Apanya?" tanyanya sambil masih tersenyum.
Aduh imut banget siiiihhh... Pengen aku gigit aja dia. Gemesin.
"Gambarnya," sahutku.
"Huh? Ya gitu. Biasa aja sih."
"Aduuhh..." ada yang menendang pantatku dari belakang.
"Okki mana?" tanya Bobby.
"Udah pulang duluan tadi."
"Ck...sialan. Mana hutangnya belum di bayar lagi."
Aku terkekeh.
"Hutang apa sih? Berapa?"
"Mau bayarin?"
"Enggak lah."
Hanhan terkekeh.
"Duluan ya..." pamit Hanhan saat sosok Mega mendekat.
Ck....
"Hati-hati," sahutku.
Bobby hanya melambaikan tangannya.
"Bye..bye Jem..Bob..." Mega melambaikan tangannya.
Aku tersenyum.
"Banyak cewek kenapa dia jadian ama Mega?!" Bobby mulai berkicau saat sosok keduanya menghilang.
Iya. Harusnya kan jadian ama aku aja.
"Namanya juga cinta," sahutku.
~ Hanhan pov ~
"Pokoknya yang uke itu Noh. Bukan Phun," kata Ita bersikeras, "Phun itu seme."
"Kenapa semenya harus Phun? Phun kan tipe-tipe cowok yang..."
"Imut sih menurutku," sahut Ronni yang tiba-tiba muncul dari pintu sambil membawa es teh dan roti kering.
"Nggak! Nggak bisa!! Phun itu semenya dan Noh itu ukenya. Titik!!!"
"Kenapa nggak langsung liat episode terakhir? Atau tanya temenmu yang udah liat? Toh kamu kan masih nonton episode 6...7," Ronni meletakkan es teh dan roti kering ke karpet.
"Jangan!!! Nggak seru. Nanti aku nggak bisa berimajinasi. Lagian aku nggak tau filmnya udah tamat apa belum," kata Ita yang mengambil satu roti kering.
"Judulnya apa sih tadi?" tanyaku sambil membuka google.
"Mau apa mas? Jangan cari-cari info dulu deh!!!"
"Love sick the series," sahut Ronni yang langsung mendapat pukulan dari Ita, "apaa siiihh..."
"Ck..." Ita ngambek.
Hahahaha...
"Jangan cari infonya dulu lo maaass..."
"Iya...iya enggak," aku kembali mengantongi hp ku.
"Menurutku lucuan love's coming," kata Ronni sambil duduk di dekatku.
"Kamu juga suka nonton film yaoi?" tanyaku.
"Penasaran hahaha..." sahut Ronni sambil terkekeh, "tuh Ita ketawa-ketawa liat itu. Aku jadi penasaran. Tapi emang lucu sih. Bloon tuh yang tiga orang."
"Iya mas. Lucu lo. Mas harus liat deh!"
Aku menggeleng.
Smile...
"Nggak deh nggak hahaha..."
"Kenapa??? Bagus loooo."
"Nggak minaaat."
Ronni terkekeh sambil menoyor kepala adiknya.
"Tapi di film ini Phun harus jadi semenya."
"Kenapa?" tanyaku sambil mulai makan roti kering.
"Menurutku ya mas, Phun itu tipe-tipe cowok cool yang kalem-kalem gimana gitu. Bikin gemes deh pokoknya. Apalagi saat Phun peluk-peluk Noh waktu Phun lagi sakit. Terus...teeruuuuuussss....aaaaaaaaaaaaaaa.....AAAAAAAAAAAAAA..."
Aku menatap kaget Ita yang menjerit keras.
Bluuuggh...
Sebuah bantal melayang di kepala Ita.
"Nggak usah teriak-teriak juga keleeeeeeess..." Ronni melotot kesal.
Aku ngakak.
Aduuuhhh...kacau nih dua bersaudara.
"Ck...apaan sih mas Ronni ini. Nggak tau apa kalau imajinasiku lagi liar?!"
"Tapi nggak usah teriak-teriak juga kali Itaaaa..."
Ita cemberut. Aku kembali terkekeh.
"Coba aku punya adik cewek kayak Ita. Pasti seru. Pasti rumahku ramai."
"Ya udah ambil aja dia! Aku ikhlas kok."
Aku kembali terkekeh.
Ita langsung memelukku.
"Ambil aku maaasss...." kata Ita sambil mengedip-ngedipkan kedua matanya.
"Ganjen!!!" Ronni melempar satu roti kering ke Ita.
Ita menjulurkan lidahnya ke Ronni.
Aku mengusap-ngusap kepala Ita yang kotor karena remahan roti kering sambil tersenyum lebar.
~ whoami pov ~
Haloo..halooo...sorry br update..btw selamat hari raya Idul Fitri mohon maaf lahir batin yeee...(telat lg... =_= )
Ty yg udah mampir n ty jg commentx