It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
~ Jemmy pov ~
Cewek itu berdiri di depanku sambil menyodorkan kotak nasi.
"Ya biarpun kamu nggak bisa dateng ke rumahku, aku udah bikin nasi goreng ini sesuai resep yang kamu kasih," Mega tersenyum.
"Oh. Bagus dong. Terus??" aku menatap kotak nasi yang ada di tangan Mega.
"Buat kamu," sahut Mega.
"Haaa???"
Cewek itu tersenyum.
"Soalnya kamu udah mau bbm'an sama aku sampai lama cuma untuk ngasih tau resep dan cara-cara masaknya. Ini aku buat khusus untukmu."
Aku masih melihat kotak itu.
"Disini ada sossis gurita. Ada juga kulit tomat jadi bunga."
"Kamu bisa bikin? Hebat juga. Padahal cuma lewat bbm dan liat di google."
Mega terkekeh.
"Ini lo!! Kok nggak diterima sih?!" Mega langsung menarik tanganku dan meletakkan kotak nasi itu di tanganku.
"Hanhan??"
"Ada kok. Aku buat dua."
Aku mengangguk mengerti.
Gadis itupun berlalu masuk ke dalam kelasnya lalu menuju kelas Hanhan. Disana aku melihat Hanhan baru keluar dari kelasnya. Mega menyodorkan kotak nasi berwarna putih itu ke Hanhan. Cowok itu nampak terdiam menatap kotak itu. Hanhan tersenyum lalu menerimanya. Melihat itu dadaku jadi sesak. Rasanya aku ingin membanting kotak nasi yang ada di tanganku.
Aku berjalan menuruni tangga dan langsung menuju toilet lama. Teman-temanku sedang asik ngobrol di sana. Melihat kedatanganku mereka melambaikan tangan menyuruhku ikut berkumpul.
"Tumben bawa nasi," Okki melihat kotak yang aku bawa.
Rencananya sih mau aku buang. Tapi saat ingat Mega sudah membuatnya dengan susah payah, rasanya....
Aku menghela nafas panjang sambil duduk di antara Okki dan Bobby.
"Dari Mega."
Mata Okki melotot.
"Mega pacarnya Hanhan??" Okki memastikan.
Aku tau kemana nanti larinya arah pembicaraan ini.
"Mega selingkuh ama kamu???"
Nah kan.
Aku langsung menjitak kepala Okki.
"Mulut ya mulut. Dijaga. Kalau Hanhan denger nanti dikira beneran," dengusku.
Erick ngakak sedangkan Okki mengusap kepalanya.
"Terus kok dia bawain..." Bobby tidak melanjutkan kata-katanya tapi dia melihat kotak makan yang ada ditanganku.
"Aku yang ngajarin dia masak."
"Kamu bisa masak??" kini Erick yang ikutan kepo.
"Mega nggak bisa masak??" Okki ikutan lagi.
"Kalian itu ngapain sih?! Kepo!!!"
Aku mulai membuka kotak nasi itu. Mau tidak mau aku tersenyum melihat hasil karya Mega. Lucu. Sossis guritanya gosong, bunga mawar dari kulit tomatnya sedikit berantakan. Nasinya okelah.
Tanpa sadar aku tertawa pelan.
Kini aku mulai menyuap satu sendok nasi kedalam mulutku.
Aku kembali tersenyum.
Nasi gorengnya manis.
Kali ini aku sedikit terkekeh sampai ketiga temanku itu melihatku.
"Aku aja nggak bisa nolak, apalagi Hanhan. Bener nggak?"
"Huh???"
"Apa??"
Aku menggeleng sebelum kembali menyuapkan satu sendok nasi kedalam mulutku.
~ Hanhan pov ~
Aku melihat kantong plastik yang berisi surat cinta dan beberapa coklat. Sekilas aku seperti sedang populer ya. Tapi yang ini sedikit beda. Jelas nggak mungkin aku mendapat surat cinta sebanyak ini, belum lagi coklat-coklat itu dalam satu hari. Ini gara-gara panitia MoS yang menyuruh siswa baru untuk membuat surat cinta dan satu coklat yang harus diberikan pada kakak kelas yang menurut mereka menarik. Dan bisa ditebak, aku mendapat banyak surat dan coklat.
Apa boleh aku menyombongkan diri?
"Coklat sebanyak ini buat apa coba??" aku melihat kantong plastik itu.
Setidaknya masih ada enam coklat. Yang lainnya sudah aku bagi sama anak osis dan teman sekelas yang minta. Tapi ini masih ada sisa.
Hmm...
"Nggak mau lagi??" tanyaku ke Tiar yang sibuk dengan hp nya.
"Nggak deh...eh boleh deh. Satu aja."
Aku langsung memberinya satu coklat silver queen. Ya...semua coklatnya itu sih. Perintah dari panitia MoS.
"Mega masih lama??" tanya Tiar yang kembali asyik dengan hp nya.
"Kalau kamu mau pulang, ya udah sana!" kataku yang sudah tau kalau Tiar sudah ditunggu pacarnya, "lagian dia masih ada rapat kelas kok."
Maklum, setelah kenaikan kelas biasanya ada rapat di kelas-kelas. Ya tergantung sama ketua kelasnya juga sih. Kalau di kelasku, pengurus kelasnya tetap jadi tidak ada yang dirubah. Mungkin cuma jadwal piket yang harus disusun ulang.
"Yakin nggak butuh temen??" tanya Tiar.
"Iyaaaa... Toh kelas di sebelah sana masih ramai kayaknya. Aku juga mau ngasih sisa coklat ini ke sana."
"Oh ya udah. Aku balik dulu aja deh."
Tiar mengambil tasnya lalu langsung kabur begitu saja. Aku juga berjalan menuju kelas yang ramai banget. Sejak tadi aku juga penasaran sih, kalau rapat masa seramai ini. Aku harus melewati dua kelas yang sudah kosong sebelum sampai kekelas yang ramai itu. Samar-samar aku mendengar seseorang yang sedang bernyanyi sambil memetik gitar.
Ah...
Aku tersenyum.
Suaranya Jemmy.
Aku sengaja menghentikan langkahku sebelum sosokku terlihat Jemmy yang duduk di atas meja membelakangi pintu masuk. Di kelas itu nampak beberapa anak sedang menulis sesuatu di kertas dan sebagian lagi duduk di dekat Jemmy yang memainkan gitar. Dari tempatku aku bisa melihat sosok Jemmy tanpa mencolok. Aku tidak mau mengganggu kesenangan mereka.
Dari lirik yang keluar dari mulut Jemmy aku tau kalau dia sedang bernyanyi selimut tetangga.
Sorakan terdengar dari beberapa anak saat Jemmy selesai dengan lagunya.
"Jem...Jem!!" aku melihat Okki yang mendekati Jemmy.
Okki memperlihatkan hpnya ke Jemmy. Jemmy terlihat terkekeh sambil menampol kepala Okki.
Petikan gitar itu kembali lagi.
Jemmy mulai bernyanyi
Jemmy :
buku sampul yang kulipat
lipat lipat yang mana
ku jadikan sampul surat
(Beberapa anak langsung tertawa mendengar lagu yang dinyanyikan Jemmy)
Jemmy :
surat suratku yang ke empat
empat empat yang mana
ku berikan orang yang terdekat
siang dan malam
mata sulit terpejamkan
memikirkan yang bukan bukan
YANG BUKAN BUKAN (teriak Okki menimpali beberapa anak ada yang menambah musik dengan memukul-mukul meja)
Jemmy :
gara gara salah pegang
eh salah pegang eh eh salah pegang
Okki dan beberapa anak ikut menyahut dan aku hanya bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala :
PEGANG PEGANG YANG MANAAAAA...
Jemmy :
pegang bisul kok di balik kutang
Okki cs :
lembek lembek tak bertulang (dan aku masih tersenyum atau lebih tepatnya tertawa tanpa suara. Apanya yang lembek? hahahaha)
Jemmy dan Bobby :
gara gara salah lubang
eh salah lubang eh eh salah lubang
Okki cs :
lubang lubang yang mana
Jemmy :
lubang kunci kok di selangkangan
Bobby :
SELANGKANGAAANN
Okki cs :
enak enak dimasukin
Jemmy dan Bobby :
pacarku sayang kini
sudah berpengalaman
memikirkan yang bukan bukan
Okki cs
YANG BUKAN BUKAAAAANN...
Jemmy :
gara gara salah pegang
eh salah pegang eh eh salah pegang
Okky cs :
pegang pegang yang mana
Jemmy :
pegang bisul kok di balik kutang
Okky cs :
lembek lembek tak bertulang
Jemmy :
gara gara salah lubang
eh salah lubang eh eh salah lubang
lubang lubang yang mana
lubang kunci kok di selangkangan
Okki cs
enak enak dimasukin
Dan berakhirlah nyanyian yang menurutku parah itu dengan sorakan yang benar-benar berisik. Suara dan gelak tawa mereka benar-benar bisa di dengar sampai ruang guru. Aku sendiri masih tertawa ditempatku.
"Gara-gara salah pegang. Eh salah pegang eh eh salah pegaaang..." Jemmy masih menambahi sebaris lirik sebelum benar-benar meletakkan gitar hitam itu di atas tempat duduk.
"JEM SATU KALI LAGI JEM," teriak Okki yang bibirnya sudah tersumpal rokok.
"Nggak!!! Jangan!! Udah-udah!!! FOKUS!!! Kelas kita nggak pulang-pulang nanti," seru cewek yang wajahnya nggak kelihatan dari tempatku.
"Terus ini gimana?? Wakil!!! Wakil ketua kelas!!!"
"Aku nggak mau jadi wakil lagi."
"Eh yang piket hari jumat belum terbentuk."
"Bendaharanya masa cuma satu??"
"Absennya mana sih??"
Dari tempatku aku bisa melihat Jemmy berjalan keluar kerah pintu masuk.
"Han??!!"
Wajah bingung Jemmy terlihat jelas.
"Ngapain di sini?? Udah lama?? Kalau mau bareng kayaknya nggak bisa deh. Kelasku belum selesai nih."
Smilee...
"Lubang...lubang yang mana...??" aku bernyanyi lirih yang membuat Jemmy langsung terkekeh.
"Jadi malu," desisnya yang masih tertawa pelan.
Aku ikut terkekeh.
"Kelasmu ramai banget."
"Ya daripada bosen."
"Oh ya, aku ada coklat lima nih. Bagi aja sama temen-temenmu," aku menyodorkan kantong plastik berisi coklat ke Jemmy.
"Oh makasih...makasih...tau aja kalau kami sedang kelaparan."
Smile...
"Han!!!"
Aku menengok keasal suara yang memanggilku.
Mega.
"Ya udah aku balik dulu ya."
Jemmy mengangguk.
"Han!!" Jemmy memanggilku saat aku mulai beranjak.
"Ya??" tanyaku sambil menoleh ke arah Jemmy.
"..."
"..."
"..."
"Ada apa?" tanyaku lagi.
Jemmy tersenyum.
"Nggak. Nggak apa-apa. Nggak jadi. Aku lupa mau ngomong apa."
"Lhoh gimana sih hahaha...ya udah aku duluan ya."
Jemmy mengangguk.
~ Author pov ~
Tepat saat Hanhan beranjak pergi hp Jemmy bergetar. Jemmy membaca bbm itu. Sorot matanya berubah. Dia langsung menelfon seseorang.
"Bisa ketemu?"
"..."
"Ya ditempat biasa nanti malam."
"..."
"Oke."
Jemmy menutup telfonnya dengan wajah yang nampak serius.
@tianswift26
@ricky_zega
@Aurora_69
@IamYuda
@Pradipta24
@Asu123456
@d_cetya
@viji3_be5t
@cansetya_s
@Methan
@balaka
@harya_kei
@raw_stone
@Otho_WNata92
@animan
@ffirly69
@Wita
@Sho_Lee
@doniperdana93
@SteveAnggara
@JimaeVian_Fujo
@lulu_75
@dafaZartin
@Tsu_no_YanYan
@LostFaro
@alvin21
@Agova
@Barc
@dirpr
@dheeotherside
baru baca....ngebut banget bacanya
klo bisa updatenya rutin tiap minggu ya
baru baca....ngebut banget bacanya
klo bisa updatenya rutin tiap minggu ya