It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ts update nya yg cepet yahh.. dan panjangin lagi ceritanya..
Oiyah sii dokter rea sama keith apa kabar..?
Keep mention yahh
@lulu_75 iya mereka dalam bahaya
@Rajeendra ni mau up jehehe
@balaka iya tapi alto ga ngerti sama kekuatannya
@Agova dave kembali ke lingga
@bapriliano siap dimantion
@freeefujoushi @4ndh0 @balaka @evanfarrel
@Tsu_no_YanYan @3ll0 @Sho_Lee
@SteveAnggara @lulu_75 @doniperdana93
@Gaebara @Wita @Bun @jim_69
@Watiwidya40Davi @zeamays @mio redblack
@Aurora_69 @Agova @rama_andikaa @line
@Cowok_Polos2 @boy_lovers @Greent
@Rajeendra @Rajeendra @bapriliano
Jack keluar rumahnya mendapati sebuah bingkisan dalam kotak suratnya dan bingkisan itu ditujukan kepada dirinya Jack Silver, dia menatap bingung melihat bingkisan sebuah box kecil sebesar kotak sepatu dibungkus koran.
"Apa itu Jack?" tanya Frank baru kembali dari jogingnya
"Aku tak tau ayah, tapi ditujukan untukku." jawab Jack
"Kalau begitu bukalah." perintah Frank
"Tapi aku kurang yakin untuk membukanya." ujar Jack gamang
"Terserah padamu, dimana Clairie?" tanya Frank
"Dia masih tidur ayah." jawab Jack
"Ah wanita itu malas sekali, seandainya saja...." ucapan Frank tertahan
"Seandainya apa?" tanya Jack bingung
"Sudah lupakan, bagaimana kabar David?" tanya Frank
"Dia dan anaknya aman dalam pengawasanku." ujar Jack
"Ayah lega dia selamat, tak kusangka Jacob menjadikan David matenya, beruntung sekali Jacob." ujar Frank tertawa kecil
"Maksud ayah?" tanya Jack heran
Frank tersenyum "kau pasti mengerti maksudku Jack." ujar Frank berlalu dan masuk ke dalam rumah.
"Ya... Aku mengerti ayah, dan aku menyesal." gumam Jack lalu membawa box itu masuk kedalam rumah
Didalam rumah, kotal itu diteliti dahulu sebelum dibuka, di endus tak tercium bau mencurigakan, di dengar dengan seksama, tak ada suara aneh dari dalamnya, langsung saja kotak itu dibuka oleh Jack
"Apa itu Jack?" tanya Clairie
"Aku tak tau, ini sedang aku buka." ujar Jack
Clairie duduk disebelah Jack memperhatikan Kotak yang dibuka oleh Jack, setelah dibuka ternyata isinya sebuah telp genggam dan ada secarik kertas bersamanya bertuliskan
-NYALAKAN AKU DAN TUNGGU AKU BERDERING SIANG NANTI-
begitu pesan yang tertera dalam secarik kertas tersebut, segera saja Jack menyalakan hp itu, dicek, tak ada nomor kontak yang tersimpan satupun, tak ada video atau foto sama sekali, benar-benar kosong, Jack hanya dapat menunggu sampai hp itu berdering dengan sendirinya.
Selama beraktifitas Jack masih kepikiran dengan maksud dari pesan itu dan hp yang dia pegang, sampai sekitar jam 11 siang hp itu tiba-tiba bergetar, Jack sempat terlonjak kaget dan segera saja dia angkat telp masuk itu, nomernya private
'Bahkan menelpon pun dia menyembunyikan nomornya, siapa orang ini.' pikir Jack sebelum mengangkatnya. "Hallo." ujar Jack tegas
"Hallo Jack Silver." sapa seseorang di ujung telp sana dah dengan nada dingin
"Siapa ini." ujar Jack ketus
"Hei tak perlu marah-marah." ujarnya
"Sudah tak perlu basa-basinya, cepat katakan apa maumu?" tanya Jack
"Kau tak sabaran ya, aku menginginkan pria itu dan anaknya." ujarnya
"Apa maksudmu?" tanya Jack
"Jangan pura-pura tak tau, kau itu serakah sekali ingin menguasai dua-duanya, kau kira bisa melindungi mereka dariku , hahaha tak akan bisa." ujarnya tertawa licik
Jack langsung mengerti siapa yang menelpon, ternyata Rogue yang mengincar David dan Alto "berani kau sentuh mereka, ku buat kau menyesal." ancam Jack
"Apa kau tau sekarang aku ada dimana? Aku melihat anak yang lucu." ujar pria itu lalu menjelaskan detail ciri-ciri Alto "Kawananmu tak akan bisa mengalahkan ku." ujarnya kemudian.
"Siaal, jangan sentuh anak itu." bentak Jack
"Kau terlambat hahahaha." ujarnya terkekeh lalu telp dimatikan oleh pria itu.
"Siaaaal." teriak David menenggebrak meja, dan dengan segera dia berlari menuju sekolahan, juga tak lupa menghubungi seluruh anggotanya menuju ke sekolah Alto segera. Dan hanya meninggalkan 2 orang saja untuk berjaga disekitar rumah Jacob.
Jack berlari tergesa-gesa menuju sekolahan tempat Alto belajar, saat sampai disekolahan Alto bersama seluruh kawanannya termasuk Lina dan Peter kecuali Clairie, karna dia jarang ikut berkumpul. Jack kaget melihat Jacob menjemput Alto. Begitu juga dengan Jacob terkejut melihat Jack membawa seluruh kawanannya.
"Kalian tidak apa-apa?" tanya Jack
"Ini ada apa?" tanya Jacob bingung, orang-orang disekolahan itu juga bingung tiba-tiba banyak cowok berbadan kekar dan tampan juga cewek cantik berbody aduhai di sekolahan itu.
Disisi lain David sedang membersihkan dapur "Hallo Dave." sapa seseorang membuat David terkejut dan balik badan seketika, namun alangkah kagetnya David melihat Volta berdiri bersandar didinding sambil bersedekap memandang David.
"Ka... Kau ba... Bagaimana bisa masuk." ujar David terbata-bata, "lebih baik kau pergi dari sini." ujar David memberanikan diri
"Kalau aku tidak mau kenapa?" tanya Volta menantang
"Jangan salahkan aku." bentak David hendak mengeluarkan kekuatannya namun sebuah tangan keburu membekap mulut dan hidungnya kuat dengan saputangan yang sudah diberi obat bius.
"Mmmmppphh.... Mmmpppphh." ujar David tertahan, makin berusaha berontak makin lemas tak berdaya dia.
"Ckckckck mimpi indah ya." ujar Volta kearah David yang makin lemas, pandangannya lambat laun menjadi gelap dan tak sadarkan diri.
"Cepat bawa dia." ujar Arbie melepas bekapan dari mulut David.
Volta langsung membopong David di bahunya, dan mereka berdua segera keluar dari rumah Jacob membawa David. Mereka memasuki hutan
"Kalian lama sekali." ujar Lingga dengan mudah membunuh dua anggota kawanan Jack yang berjaga, "cepat kita pergi dari sini." perintah Lingga
"Baik Lingga." ujar Arbie dan Volta kompak, mereka bertiga bergerak cepat masuk lebih dalam kearah hutan membawa David, dari jauh Clairie melihat kejadian itu namun hanya diam saja, dan langsung kembali kerumahnya.
Disekolah Alto, Jacob kembali bertanya namun tak dijawab oleh Jack, dia kesal, siapa orang yang sengaja mengerjainya sampai deringan suara hp misterius itu kembali berbunyi, dengan segera Jack mengangkatnya emosi.
"Sial kau." bentak Jack membuat semua orang menoleh kearahnya
"Hahaha rupanya kau kemakan tipuanku ya." ujar suara disebrang sana
"Apa maumu." bentak Jack
"Aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan." ujarnya tertawa
"Apa maksudmu?" tanya Jack tak mengerti
"Bocah itu hanya umpan." ujarnya dingin
"David." ujar Jack membuat Jacob menatap tajam kearahnya
"Dua anak buahmu payah, aku bahkan mengalahkan mereka dengan mudah." ujarnya terkekeh
"Apa yang kau lakukan." bentak Jack
"Hahaha sampai jumpa Jack Silver tut tut tut tut." ujanya menutup telpnya
"HEI HEI HEII..... Aaaah siaaaaaal." umpat Jack kesal
"Apa yang terjadi?" tanya Jacob sedikit emosi
"Jacob kita harus segera kerumahmu sekarang." ajak Jack
"Katakan apa yang terjadi." bentak Jacob
"Nanti saja, sekarang kita harus kerumahmu." ajak Jack cemas dan Jack menginstruksi semuanya untuk segera ke rumah Jacob.
Perasaan Jacob berubah tak enak, dia juga bergegas menuju rumahnya bersama Alto ditemani oleh Lina. Sampai dirumah Jack dan anggotanya menyisir sekitar rumah Jacob.
Beberapa saat kemudian Jacob sampai dengan mobilnya, melihat Jack sudah berdiri didepan rumahnya, Jacob turun dan berlari kedalam "Dave.... Dave.... Sayang." panggil Jacob gusar namun tak ada jawaban, Jacob mencari setiap sudut ruangan tapi tak menemukannya. Lalu kembali keluar dan mencengkram kerah Jack "apa yang terjadi, cepat katakan." bentak Jacob emosi
Lina membawa Alto kesamping rumah agar tak melihat pertengkaran Jack dan Jacob, "maaf Jacob." ujar Jack lemah
"Jack dua anggota kita yang berjaga telah tewas." ujar Peter membuat Jack dan Jacob menoleh kearahnya.
"Apa yang terjadi, dimana Dave." bentak Jacob
"Maafkan aku tak bisa menjaganya, mereka telah mendapatkan David." ujar Jack menyesal, lalu menjelaskan apa yang terjadi, sampai menceritakan kalau Alto telah menjadi alat umpan Rogue untuk mengalihkan pengawasan Jack
"Apa." ujar Jacob geram lalu melayangkan tinjunya ke wajah Jack "kalau sampai terjadi apa-apa sama Dave, aku buat perhitungan denganmu." ujar Jacob emosi, matanya merah dan nafasnya memburu naik turun.
"Maafkan aku Jack, tapi aku akan berjanji akan menyelamatkan David dengan seluruh kekuatanku." ujar Jack menatap sendu
"Kau...." ujar Jacob menahan emosi saat Alto berlari dan memeluknya.
"Dady dimana momy? Aku mencarinya didalam rumah tapi tak ketemu." ujar Alto
"Momy pergi sebentar sayang." ujar Jacob berbohong
"Tapi momy hari ini janji mau ajak Alto ke tempat games, tapi momy malah pergi duluan, Alto mau nyusul momy." rengek Alto
Jacob menghela nafas, memejamkan matanya sejenak "Alto ingat, momy gak suka kalau Alto nakal, nanti kita jemput momy sama-sama ya." ujar Jacob dan Alto mengangguk
Jack miris melihatnya "Alto om janji nanti ajak momy Alto pulang sambil bawa mainan ya." sahut Jack
"Janji ya om." ujar Alto senang
Jacob melirik Jack tajam lalu kembali melihat Alto "Alto mam dulu sana, Lina bisa ajak Alto makan." pinta Jacob
Lina mengulurkan tangan "ayo Alto kita mam dulu yuk." ajak Lina lalu menuntun Alto kedalam
Jacob kembali menatap tajam Jack "Jacob percayakan padaku, aku pasti bisa membawanya kembali." ujar Jack pelan
"Aku akan mencari Dave dengan tanganku sendiri." ujar Jacob dingin
"Lebih baik kau menjaga Alto disini, serahkan David padaku." pinta Jack
"Dave tanggung jawabku, aku harus bisa menyelamatkannya dengan tanganku sendiri." ujaj Jacob
"Ayolah jangan keras kepala, semua ini gara-gara aku, jadi aku akan menyelesaikannya." ujar Jack
"Ya memang semua ini salahmu, maka dari itu aku tak mau keluargaku dalam bahaya lebih dari ini."
"Hei jangan bertengkar, bukankah kita harus menyelamatkan David." sela Peter membuat Jacob dan Jack terdiam
Disisi lain di tempat Lingga dan kawanannya. David terbangun dan mengenjrap menyisir sekitarnya dengan matanya, dia mendapati dirinya berada dalam sebuah ruangan temaram sepertinya bekas pabrik, dia mencoba menggerakan tubuhnya namun dia menyadari kalau tubuhnya tergantung di udara dengan tangan di ikat keatas, David juga baru menyadari kalau ternyata diruangan itu dia tidak sendiran dan banyak orang disana menatapnya dengan tampilan gothic atau anak punk.
David mencoba berbicara namun tertahan lakban menempel di bibirnya "mmmmppph... Mmppph..mmmmph." gumamnya.
"Sudah bangun." ujar Lingga menampakan dirinya dibawah cahaya yang temaram. David melihat pria besar tinggi, wajahnya tegas dengan jambang lebat, ototnya besar sekali, bulu dadanya menyembul dari kaos lengan buntung hitamnya, menatap David tajam dengan seringai licik
"Mmmph mmmpph... Mpph." gumam David menatap tajam Lingga
"Ini Lingga." Arbie muncul membawakan jaket berbulu milik Lingga, David terkejut melihat Arbie
"Oh hai Dave." sapa Arbie tersenyum sinis
Lingga mendekati David dan menyentuh wajah David, David menolak disentuh oleh Lingga "wah Jack pintar mencari orang rupanya, kau tampan sekali." ujar Lingga
David menatap Tajam Lingga lalu matanya menyala hendak mengeluarkan kekuatannya untuk menyerang lingga tapi kemudian David berteriak kesakitan "mmmmph... Mmmmmpph... Mmpph." teriak David tertahan
"Hahaha bagaimana rasanya disengat listrik, sakit bukan walau tak sekuat sengatan petir." ujar Volta menyetrum David dari belakang dengan stungun berkapasitan besar. David terus berteriak sampai akhirnya tertunduk tak sadarkan diri.
"Hei hentikan Volta, jangan kasar, kita membutuhkannya hidup." ujar Lingga membuat Volta mengehentikan setrumannya.
Lingga mengangkat wajah David yang tertunduk lalu melepaskan lakbannya "dia benar-benar manis, nanti setelah dia bangun kembali, kita doktrin dia supaya dia nurut sama kita dan tak melawan." ujar Lingga lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Arbie mendekati David dan melihat wajahnya "seandainya kau belum ditandai, aku mau menandai pria ini sebagai mateku, mungkin nanti bisa setelah aku membunuh orang yang menandaimu." ujar Arbie
"Hahaha jangan mimpi kau, kalaupun orang yang menandainya sudah mati, aku rasa Lingga akan menandai pria ini, apa kau tak lihat dia tertarik dengan pria ini." sahut Volta
"Kau merusak kesenanganku saja botak." umpat Arbie kesal.
"Aku juga bingung Lingga sudah mempunyai 4 mate tapi masih saja kurang, dua perempuan dan dua laki-laki, tapi masih tampak menginginkan pria ini, memang sih ku akui pria ini jauh lebih indah mengalahkan 4 mate Lingga yang tak terawat, bahkan kau lebih enak dipandang dari mereka berempat Arbie." ujar Volta
"Sudah itu bukan urusan kita, tapi urusan Lingga, kita hanya anak buahnya." ujar Arbie
Disisi lain Jack memperketat penjagaan untuk melindungi Alto, karna para Rogue masih menginginkannya selain David, Jack sedang melacak lokasi Rogue diseluruh kota. Dirumah Jacob menidurkan Alto ditemani Lina.
"Kau sebaiknya istirahat Jacob, kau tampak lelah." ujar Lina karna melihat Jacob dari tadi menenangkan Alto yang mencari David.
"Kau saja yang istirahat Lina." ujar Jacob menyelimuti Alto lalu mengecup dahinya
"Aku sudah cukup istirahat, aku akan berjaga." ujar Lina meninggalkan Jacob dikamar bersama Alto berjaga di ruang tamu
Jacob hanya tersenyum lalu mengambil hp nya dan menghibungi seseorang, tak lama telp pun diangkat.
"Ya Jacob ada apa?" tanya seseorang disebrang sana
"Aku butuh bantuanmu." pinta Jacob
"Ada masalah?" tanyanya
"Ya, dan kurasa kau bisa sangat menolongku." ujar Jacob lemah
"Ok besok aku akan datang kesana." ujarnya
"Thanks." ujar Jacob mematikan telpnya, lalu berbaring disebelah Alto "kuharap kamu baik-baik saja Dave." gumam Jacob memeluk Alto
Disisi lain tempat David disekap, dia kembali terbangun melihat sekitar sepi tak ada orang ternyata, David mendongak keatas melihat tali yang mengikatnya "hanya sebuah tali." guman David karna lakban dimulutnya sudah dilepas. Matanya menyala mencoba konsentrasi memotong tali itu, angin berhembus kearah tali itu tapi belom ada satupun yang mengenai tali itu.
"Aku rasa kau akan menyesal kalau mencoba lari dari tempat ini." ujar Lingga dingin masuk keruangan itu, David menghentikan aksinya dan menatap Lingga.
"Apa maksudmu?" tanya David
"Apa aku lupa bilang kalau anakmu ada bersama kami juga." ujar Lingga berbohong disertai seringai licik muncul diwajahnya "aku tak tau bagaimana nasib anakmu jika kau melarikan diri dari sini." ancam Lingga.
"Apa yang kau lakukan pada anaku, lepaskan dia." bentak David
"Bagaimana kalau aku siksa dia setiap hari." ujar Lingga menyeringai.
"Akan kubunuh kau." bentak David mengoyangkan tubuhnya yang terikat
"Setelah kusiksa akan kubunuh anak itu perlahan." ujarnya tersenyum
"Jangan ganggu anakku kumohon." mohon David melemah "apa maumu sebenarnya dariku." sambung David
Lingga mendekat lalu menyentuh wajah David dengan punggung telapak tanganya "aku menginginkan dirimu, aku ingin kau nurut semua perintahku dan tunduk denganku, maka anakmu akan bebas, dan jangan coba kabur dariku, atau anakmu mati, sampai semua rencanaku tercapai, aku tak akan mempertemukanmu dengan anakmu." ujar Lingga santai.
"Jangan sakiti anaku kumohon." pinta David mulai berkaca-kaca
"Aku tak akan melakukannya kalau kau menurut." ujar Lingga lalu memberi kode kepada Arbie dan Volta untuk masuk
Mereka berdua masuk dengan seseorang terikat didorong paksa hingga tersungkur, orang itu menatap David yang terikat, begitupula dengan David melihat orang itu
"Bagaimana?" tanya Lingga dan David mengangguk pasrah.
Lingga lalu melepaskan David, dia berdiri disebelah Lingga tampak seperti anak kecil karna tubuh Lingga yang besar David hanya sedadanya "sebagai bukti darimu kalau nurut dengan denganku, bunuh orang itu untukku." perintah Lingga membuat David terbelalak, begitu juga dengan orang terikat itu. Arbie dan Volta hanya tertawa.
"Tapi... " ujar David mencoba menolak
"Lakukan atau anakmu yang akan menanggung akibatnya, setiap kau membantah perintahku." ancam Lingga
David memandang miris ke orang itu sambil berkaca-kaca "maafkan aku." ujar David menyesal lalu matanya menyala sebuah listrik berdaya besar langsung menyambar orang itu dan dia dia tewas seketika dengan hangus. David lalu langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya menangis karna telah membunuh orang tak bersalah
Lingga merangkul David dan mengusap kepalanya "kerja bagus Dave, bagaimana rasanya? Menyenangkan bukan rasanya membunuh, itu akan menjadi makanan sehari-harimu." ujar Lingga tertawa membawa David yang masih menangis dari tempat itu diikuti oleh Arbie dan Volta meninggalkan mayat orang itu....
Lingga licik..