It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@freeefujoushi @4ndh0 @balaka @evanfarrel
@Tsu_no_YanYan @3ll0 @Sho_Lee @SteveAnggara @lulu_75 @doniperdana93 @Gaebara
Saat David membuka mata dia mendapati dirinya berada diruangan bersih serba putih, dan saat hendak menggerakan tubuhnya, semua terasa sakit kemudian diapun menyadari ada selang menempel dihidungnya juga inpusan menancap di lengannya.
"Akhirnya kau siuman." ujar seseorang datang dari pintu kamar itu.
"Dimana ini?" tanya David melepas selang dihidungnya.
"Kau berada dirumah sakit." ujar seseorang itu mendekat dan mengecek kondisi tubuh David.
"Rumah sakit?"
"Sudah seminggu kau mengalami koma." terang pria itu yang sepertinya adalah dokter.
"Aku koma." gumam David pada dirinya sendiri.
Selesai mengecek kondisi David, dokter itu menatap David "lalu siapa namamu? Dimana tinggalmu? Bagaimana kau bisa sampai seperti ini?" berondong pertanyaan dari pria itu.
David berusaha mengingat sesuatu tapi tiba-tiba kepalanya berdenyut sangat sakit "siapa aku.. Siapa aku.. Aku..." rancau David memegang kepalanya sakit luar biasa "aaaarrrghhhh......" teriak David meronta-ronta tak bisa diam. Disaat bersamaan suara petir menggelegar keras mengagetkan semua orang di rumah sakit itu termasuk dokter itu.
"Hei hei tenanglah." ujar dokter itu menenangkan David yang terus meronta-ronta memegangi kepalanya. "Suster... Suster." panggil dokter itu sambil terus memegangi tubuh David kuat. Susterpun muncul "cepat ambil obat penenang." perintahnya
"Lepaskan aku... Sakiiit, aku siapa? Aku siapa? Aaaaaaaarghhh." oceh David terus meronta. Suara petir kembali menggelegar.
Suster muncul dengan obat penenang dan menyuntik lengan David
Nyesss.....
Nafas David lambat laun mulai teratur dan tak memburu seperti tadi. Tubuh David mulai terkulai lemas dan terlelap dalam dekapan. Dokter itu merebahkan tubuh David kembali berbaring.
"Rupanya dia hilang ingatan sus, sepertinya dia mengalami benturan keras dikepalanya." ujar dokter itu "Sepertinya akan sulit mencari tau jati diri pemuda ini, oh iya apakah diluar mau hujan? Dari tadi muncul suara petir." sambung Dokter itu
"Saya juga tak tau dok, cuaca diluar sangat cerah tapi kenapa ada petir disiang bolong." jawab suster itu.
Dokter dan suster itu berfikir mungkin hanya fenomena alam yang langka saja, lalu meninggalkan David untuk istirahat masih dalam pengaruh obat penenang.
Keesokan harinya dokter itu kembali melihat kondisi David yang masih terlelap, saat memeriksanya, David terbangun dan menatap Dokter itu yang tersenyum kearahnya "kau sudah bangun." ujar dokter itu masih mengecek kondisi David.
"Umm..." ujar David terpotong
"Hei jangan dipikirkan, nanti kepalamu sakit lagi." ujar dokter itu lembut sepertinya tau David hendak memikirkan siapa dirinya.
"Bagaimana aku bisa sampai disini?" tanya David menatap dokter muda tampan itu.
Dokter itu tersenyum "aku menemukanmu terluka parah mengapung di laut, saat aku sedang memancing, beruntung aku bisa menyelamatkanmu." ujar dokter itu.
"Maaf." ujar David
"Maaf untuk?"
"Karena merepotkan dokter." ujar David
"Hei tak perlu minta maaf, sudah tugasku menyelamatkan nyawa orang." ujar dokter itu. "Hmm dan jangan panggil aku dokter, panggil namaku saja, aku Jacobus Andrean, kau bisa memanggilku Jacob." ujar Jacob mengenalkan diri.
"Um aku." ujar David berhenti hendak memikirkan siapa dia tapi dipotong oleh Jacob
"Oh iya aku lupa, jangan dipikirkan siapa dirimu, bagaimana kalau kau ku beri nama?" tanya Jacob, dan David mengangguk "hmmmm..... Bagaimana kalau Dave Andreas." ujar Jacob. "Apa kau menyukainya?" tanya Jacob
"Aku suka." jawab David
"Ok mulai saat ini namamu Dave." ujar Jacob memegang bahu David
"Um terima kasih Jacob." ucap David
"Sama-sama Dave." jawab Jacob tersenyum
Hari-hari berikutnya kesehatan David mulai membaik, dan kedekatan dengan Jacob semakin akrab. Tapi ingatannya belom mau kembali ke dalam kepala David.
"Hai Dave hari ini kau sudah boleh pulang." ujar Jacob muncul dari pintu.
"Benarkah." raut wajah David tampak senang. Setelah memeriksa David, Jacob kembali memeriksa pasiennya yang lain dan kembali keruangannya.
Setelah selesai bersiap-siap untuk pulang David baru ingat kalau dia tidak tau siapa dirinya dan dimana tempat tinggalnya. David menuju administrasi "um maaf." ucap David keringet dingin.
"Iya tuan Dave." jawab resepsionis menatap pemuda tampan itu dengan tersenyum
"Aku tidak tau bagaimana membayar biaya rumah sakit ini." ujar David pelan
Resepsionis itu masih tersenyum "oh mengenai itu, biaya rumah sakit tuan Dave sudah dibayarkan lunas." jawabnya
David melongo "hah!! Siapa yang bayarin?" tanya David
"Dokter Jacob yang bayar semua biayanya." jawab resepsionis itu
"Lalu dimana ruangan Jacob?" tanya David, resepsionis itu menjelaskan rutenya, Davidpun segera menuju ruangan Jacob bekerja.
Tok tok tok !
"Masuk!" ujar Jacob sambil mengisi berkas pasiennya.
"Maaf Jacob." ujar David membuat Jacob menoleh kearahnya.
"Oh Dave, ada apa?" tanya Jacob ramah.
"Um.. Terima kasih untuk merawatku dan membayar biaya rumah sakitku."
"Oh tak apa Dave."
"Lalu bagaimana cara aku menggantinya?"
Jacob mengerutkan dahinya " hei aku tulus membantumu tanpa mengharap pamrih dari mu Dave."
"Tapi aku yang merasa tak enak padamu."
"Sudah tak usah kau pikirkan Dave."
"Tapi...."
"Tak ada tapi-tapian." ucap Jacob tegas
"Ummm... Ok, aku permisi dulu kalau begitu." David pun bangkit hendak keluar dari ruangan Jacob
"Kau mau kemana?" tanya Jacob membuat David berhenti melangkah.
"Hmmm...." guma David
"Memang kau punya tujuan untuk pulang?" tanya Jacob kembali, David menggeleng "kalau begitu kau tunggu aku selesai bekerja, lalu pulang kerumahku." sambungnya.
"Tapi aku takut merepotkanmu."
"Justru kalau kau sampai kenapa-napa diluar sana, itu malah jauh merepotkanku." ujar Jacob terus menatap mata sendu David. "Kau tunggu sebentar lagi, pekerjaanku hampir kelar, lalu kita pulang." perintahnya.
Beberapa saat kemudian mereka berdua sudah dalam mobik milik Jacob, menuju tempat tinggal Jacob yang jaraknya lumayan agak jauh dari rumah sakit, merekapun memasuki komplek perumahan yang asri dan tenang, mobil Jacob memasuki perumahan itu, tak lupa Jacob menyapa scurity yang berjaga di depan komplek, di ujung jalan Jacob membelokan mobilnya memasuki rumah yang sederhana namun cukup besar.
Setelah memarkirkan kendaraannya Jacob hendak turun tapi melihat David diam saja "ada apa?" tanya Jacob
"Apa aku tidak merepotkanmu?"
Jacob menghela nafasnya "sudah ku bilang kan tidak apa-apa." ujar Jacob
"Bagaimana kalau keluargamu atau. Umm... Istrimu yang keberatan dengan kehadiranku." ujar David
Jacob menghadap David dan memegang kedua bahunya "Dave dengar aku, tidak ada yang merasa keberatan dengan kehadiranmu, lagi pula aku tinggal sendiri semenjak kematian istriku." jelas Jacob
"Um... Maaf aku tak bermaksud mengingatkanmu." ujar David menyesal.
"Tak apa Dave, sudah tak usah dipikirkan, ayo turun." Ajak Jacob membuka pintu mobilnya.
Mereka berduapun turun dari mobil, "oh hai Jacob." sapa seseorang lewat dibelakang mereka berdua hingga menoleh.
"Oh hai Keith, kau baru pulang?" tanya Jacob meneliti Keith yang baru pulang mengenakan tas besar dipunggungnya.
"Ya... Kau taulah pekerjaan sampinganku." jawab Keith santai
"Ya aku tau, apakah ada masalah?" tanya Jacob
"Sedikit, tapi sudah kubereskan. Ngomong-ngomong itu siapa?" tanya Keith menatap David yang sedari tadi diam memperhatikan dua pria itu berbicara.
"Ah maafkan ketidak sopananku." ucap Jacob dan Keith mendekat "Keith ini Dave, dan Dave ini Keith sahabatku sekaligus tetangga kita." sambung Jacob mengenalkan mereka beruda.
Mereka berdua berjabat tangan "Dave." ucap David ramah
"Keith." balas Keith lalu menoleh ke Jacob "kita? Apakah kau bermaksud...." ucapan Keith menggantung saat kembali menatap David.
"Hmmm... Entahlah." jawab Jacob
"Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu, badanku lengket semua." ucap Keith pamit "bye Jacob, bye Dave." sambung Keith melambaikan tangannya.
"Keith ramah ya." ucap David berjalan mengikuti Jacob kedalam rumah.
Jacob membuka pintu rumahnya "ya dia memang seperti itu, selamat datang dirumahku Dave." ucap Jacob.
David mengendarkan pandangannya keseluruh ruangan "wah rumahmu nyaman sekali Jacob." ujar David kagum.
Jacob tersenyum "anggaplah rumah sendiri Dave."
Pandangan David terpaku ke sebuah bingkai foto yang menempel di dinding. Ada tiga orang di foto itu, Jacob Keith dan seorang perempuan, mereka tersenyum bahagia.
"Itu Selia, istriku yang telah tiada." jelas Jacob
"Maaf. Lalu kenapa ada Keith?" ujar David
"Tak apa, Keith itu kakak dari Selia, ya bisa dibilang dia kakak iparku." jawab Jacob terkekeh. David mengangguk mengerti. "Mari Dave kutunjukan kamarmu." ajak Jacob dan David mengikutinya.
Disisi lain di tempat Jack, dia dan Clairie makin dekat dan mereka akhirnya bersatu, Jack memberitahukan rahasia dirinya kepada Clairie, awalnya dia ragu dan ketakutan tapi karna cintanya kepada Jack dia mau menjadi Mate dari Jack, Lina naik pangkat menjadi Beta dalam kawanan Jack, walau tangguh. Tapi kawanan mereka masih kurang kuat karna tak memiliki Elder.
"Sayang, ada Vampir memasuki wilayah kita, tapi sudah dibereskan oleh Lina dan Peter." ujar Clairie merangkul lengan Jack
"Itu bagus, berarti tak ada yang perlu di kwatirkan." ujar Jack memandang Clairie lembut namun tatapan matanya tak tajam melainkan masih terlihat jelas ada penyesalan yang dalam.
"Sayang apakah kau masih memikirkannya?" tanya Clairie
"Itu salahku, rasa penyesalan ini tak akan hilang dengan mudah." jawab Jack
"Hei itu bukan salahmu Jack, kematian David itu kesalahannya sendiri, kalau saja dia berfikir sehat." ujar Clairie
"Tetap saja itu kesalahanku, kalau saja aku menuruti satu permintaan terakhirnya, pasti akan berbeda ceritanya, dan dia masih hidup sekarang." balas Jack
Clairie menarik nafas dalam "sudahlah, lupakan yang telah berlalu, ada aku disini sekarang dan selalu bersamamu, mendampingimu." ujar Clairie menenangkan.
Keesokan harinya Jacob telah berangkat kerja, David tak mau merepotkan Jacob, jadinya dia melalukan apa yang dia bisa, seperti membersihkan rumah, bebenah, dan memasak, karna pada dasarnya David itu cerdas jadi cepat tanggap dan mengerti saat belajar sesuatu. Dia belajar masak melalui resep diinternet di komputer Jacob. Rupanya saat memasak ada bumbu yang kurang, dia mau membeli tapi tak mempunyai uang dan tak tau dimana lokasi pasar swalayan, juga tak hapal daerah sini.
David pun keluar rumah menuju rumah Keith yang berjarak 2 rumah dari rumah Jacob setelah diberitahu oleh Jacob, Jacob juga memberi tahu kalau Keith libur setiap weekend. Davidpun mengetuk pintunya.
Keith membuka pintunya "Dave... Ada apa?" tanya Keith yang masih terlihat kusut, sepertinya baru bangun tidur.
"Maaf Keith mengganggu tidurmu, umm... Aku tak tau dimana supermarket dekat sini jadi, bolehkah aku meminta sedikit bumbu dapur kepadamu." jawab David malu.
Keith tertawa kecil "boleh, silahkan ambil saja." ujar Keith sambil menguap lalu mengajak David masuk kedalam.
"Kau tampaknya belum sarapan Keith." ucap David setelah mengambil beberapa bumbu dapur, "um... Mungkin kau bisa sarapan dirumah Jacob Keith, aku membuat sarapan lebih tadi pagi." tawar David
"Bolehkah, dengan senang hati, kebetulan aku juga lapar." sahut Keith mengikuti David keluar menuju rumah Jacob, tak lupa mengunci rumahnya sendiri.
Mereka berdua menuju rumah Jacob kembali sambil berbincang-bincang kecil, saat Keith sedang makan dan David menemaninya makan, sebelum melanjutkan masak-memasaknya untuk makan siang dan malam nanti.
"Bolehkah aku menanyakan sesuatu Dave?" tanya Keith disela makannya
"Iya." jawab David
"Nyam nyam nyam... Bagaimana kau bisa kenal dengan Jacob?" tanya Keith kembali sambil mengunyah
"Jacob menyelamatkan nyawaku saat tenggelam dilaut, lalu dia membawaku kesini, karna aku tak tau siapa aku ini, namaku, tempat tinggalku, nama Dave saja Jacob yang memberikannya." terang David
Keith mengangguk paham "jadi kau tak tau siapa dirimu, kau hilang ingatan." ujar Keith memastikan dan dijawab dengan anggukan dari David. "Hmm.. Aku kira Jacob akan...." ucapan Keith menggantung
"Kau kira akan apa Keith?" tanya David bingung
Keith nyengir "bukan apa-apa, sudah lupakan." jawab Keith cengengesan
David heran, sepertinya ada rahasia diantara Keith dan Jacob, tapi David tak mau memikirkannya, karna bukan urusan dia juga "jadi kau kakak ipar Jacob?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir ranum milik David, hingga Keith tersedak sebentar, lalu cepat diberikan minun oleh David.
"Kau sudah tau?" tanya Keith
"Memang ada apa?" tanya David bingung.
"Tak ada apa-apa, ya aku memang kakak ipar Jacob, dia menikahi adiku, entah kenapa setelah dia menikahi Selia, aku menjadi akrab dengan Jacob, padahal dahulu aku musuh bebuyutan, dan selalu bertarung dengan sengit." jelas Keith
"Ka...kalian bermusuhan?" tanya David kaget
Keith tertawa "hei Dave itu masalalu, sekarang kami bersahabat dan saling membantu." jawab Keith.
Obrolan mereka pun berlangsung lama, Keith mengalihkan pembicaraan tentang masalalu dia dan Jacob, setelah makan, Keith malah membantu David memasak sambil bercanda dan tertawa dengan obrolan lucu mereka, mereka berdua langsung akrab. Setelah selesai masak Keith duluan keruang tamu memandangi bingkai foto mereka bertiga.
"Selia, entah kenapa hari ini aku senang, Jacob membawa seseorang yang sifatnya begitu mirip denganmu, aku jadi merasa kalau kau berada dekat denganku saat ini melalui dirinya." gumam Keith melirik David yang sibuk mengangkat piring kotor dan alat-alat dapur yang berantakan lalu kembali menatap foto itu "apakah kau mengijinkan kalau Jacob dengannya?" tanya Keith pada foto itu.
"Keith bisa bantu aku." panggil David dari dapur.
Keith tersenyum lalu menuju dapur "pfffftt hahaha... Kau kenapa bisa basah kuyub begitu Dave." ujar Keith tertawa geli melihat David basah susah payah menutupi air yang muncrat dari keran di washtafel.
"Ayolah Keith jangan tertawa, bantu aku memperbaiki keran ini, tiba-tiba saja patah, aku takut Jacob marah." pinta David memelas.
Keith tersenyum geli "baiklah." ujar Keith membantu David memperbaiki kerannya.
Malam harinya Jacob pulang dengan sangat lelah karna banyaknya pasien, saat turun dari mobil di terkejut lampu rumahnya dalam keadaan menyala. 'Perasaan tadi sebelum pergi aku mematikan lampunya.' pikirnya dan Jacob masuk diam-diam dengan cakar keluar dari jarinya. Jacob mendengar suara dari arah dapur, disana dia melihat seorang pria membelakanginya, saat cukup dekat untuk menancapkan cakarnya, pria itu berbalik
"Jacob, kau mengagetkanku." ucap David terkejut Jacob sudah berdiri dibelakangnya
Jacob secepat kilat menyembunyikan tangannya kebelakang punggung saat tau itu adalah David, 'sial aku lupa kalau Dave sekarang tinggal bersamaku, hampir saja aku melukainya.' pikir Jacob menyesal "hehehe aku hanya ingin mengejutkanmu." ujar Jacob berbohong, setelah tanganya kembali seperti semula, Jacob pun menuju keruang tengah menghempaskan bokongnya di sofa sambil menghela nafas berat "aaahh lelahnya."
David melihat Jacob hanya geleng-geleng saja, lalu mendekati Jacob dan berjongkok di depan Jacob melepas sepatu beserta kaus kakinya, Jacob hanya diam saja diperlakukan seperti itu dan terus memandang David terus, perlakuannya sama seperti Selia saat Jacob pulang kerja, dan itu membuat dada Jacob berdesir hebat.
David mengambil tas kerja Jacob, lalu merapihkan sepatunya pada rak sepatu, saat membawa tas kerja Jacob, David menatap Jacob yang tengah menatapnya, Jacob pun jadi salah tingkah lalu mengalihkan pandangannya. "Aku sudah menyiapkan makan malam untuk kita, kau mandilah terlebih dahulu, lalu kita makan malam." ujar David tersenyum kemudian berlalu dari pandangan Jacob.
Selesai mandi saat Jacob memakai pakaian santai rumahnya, celana pendek selutut dengan kaus ketat, wajah David jadi terbayang-bayang dan itu membuat Jacob senyum-senyum sendiri. Lalu diapun keluar kamarnya menuju ruang makan, dia melihat David sedang menyiapkan semuanya dimeja makan.
"Makanan sudah siap rupanya." ujar Jacob membuat David menoleh tersenyum, Jacob duduk di salah satu kursinya, berhadapan dengan kursi David, "tampaknya enak, ini beli dimana?" tanya Jacob menyendok makanannya.
"Aku yang buat, baru belajar dari internet, jadi maaf kalau tidak enak." ujar David pelan
"Kau serius, baru belajar tampilannya sudah menggugah selera begini." ucap Jacob takjub, satu sendok suap kedalam mulutnya "hmmm.. Ini enak, kau tampaknya berbakat jadi koki handal." puji Jacob membuat David malu dan bersemu merah, Jacob melihat wajah David memerah jadi gemas.
"Ka... Kau jangan mengejekku Jacob." ujar David gugup
"Aku serius, ini enak dan tidak mengejekmu Dave."
"Te... Terima kasih." ujar David malu.
Selesai makan dan membereskan meja makan, lalu mereka berdua duduk diruang tamu sambil nonton tv, Jacob terus bercanda dengan David, hari mulai makin malam saat hendak beranjak tidur, Jacob menjadi tak rela harus berpisah walau mereka berada dalam satu rumah. Diapun memikirkan cara agar David bisa satu kamar dengannya.
"Dave." panggil Jacob
"Iya." jawab David
"Mulai hari ini kau tak usah tinggal di kamar itu." ucap Jacob membuat David bingung mengerutkan dahinya
"Kenapa? Semalam kan aku tidur disitu, lagi pula disitu nyaman." ujar David masih heran
"Aku tak mau kau sakit, kamar itu kan bekas gudang jadi tak baik buatmu, kau taukan kalau aku dokter, jadi tau mana yang tak sehat." karang Jacob
"Hah.. Bukan kemarin sudah dibersihkan." ujar David.
"Mulai hari ini kau tidur dikamarku, sudah jangan dipikirkan." paksa Jacob kemudian menarik tangan David, sedangkan David hanya pasrah, toh dia kan numpang dirumah Jacob.
Didalam kamar David yang awalnya canggung malah terlelap terlebih dahulu dikasur Jacob yang besar dengan posisi terlentang, sedangkan Jacob belom bisa terpejam, padahal dia sudah sangat lelah karna perkjaannya hari ini, Jacob senyum-senyum memandang wajah David yang menawan tertidur dengan damainya. 'Apa ini, kenapa aku seperti ini, padahal aku sudah menutup pintu hatiku, tapi kenapa pria ini bisa membukanya, aku bukan gay, tapi kenapa hatiku senang dengan sifat dan perhatiannya.' batin Jacob, diapun memberanikan diri menyentuh pipi David lembut supaya tak membangunkannya. "Selamat tidur Dave." bisik Jacob lalu mengecup kening David, dan mencoba memejamkan matanya, dan diapun terlelap kealam mimpi...
kayaknya jacob mulai ada rasa nih sama david. semoga mereka bisa menjadi mate.
apakah jack dan jacob musuhan?