It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@freeefujoushi masih dikit belom terlalu panjang
@lulu_75 iya udah mulai suka
@4ndh0 iya selamat dari tebing dia
@balaka iya selamat dia, iya semoga jadi mate jacob, mungkin juga musuh jack
@freeefujoushi @4ndh0 @balaka @evanfarrel
@Tsu_no_YanYan @3ll0 @Sho_Lee
@SteveAnggara @lulu_75 @doniperdana93
@Gaebara
Tengah malam, suara lengkingan peluit membuat Jacob membuka lebar matanya, dengan mata yang menyala biru layaknya serigala, karna pendengarannya peka, suara peluit itu sangat tipis suaranya, tidak akan dapat didengar oleh manusia biasa. David pun memiliki pendengaran yang sama dengan Jacob, diapun terbangun, Jacob menyadari David bangun, lalu merubah matanya kembali.
"Jacob apakah kau mendengar suara peluit?" tanya David bingung karena dia tak menyadari kalau dirinya Werewolf akibat hilang ingatan.
Jacob sedikit kaget karena David bisa mendengarnya juga, lalu berusaha terlihat normal "apa! Aku tidak dengar apa-apa, mungkin hanya perasaanmu Dave, sudah tidur saja lagi." ujar Jacob berbohong.
David mengerutkan dahinya "mungkin juga."
Jacob bangkit dan memegang kepala David sekilas "sudah tidur sana." perintah Jacob
"Kau mau kemana?" tanya David melihat Jacob beranjak pergi.
"Aku ada panggilan darurat dari rumah sakit, jadi aku pergi sebentar." ujar Jacob mengambil jaket hangatnya.
"Hati-hati Jacob." ucap David masih berada dikasur.
Jacob menjadi gemas lalu mendekat dan tanpa sadar mencium kening David, sontak David terkejut dan terdiam, dadanya berdebar hebat dengan perlakuan Jacob "aku pergi dulu." ucap Jacob kemudian menghilang di balik pintu, dan David masih terdiam ditempat, mencerna apa yang terjadi, wajahnya berubah merona.
Diluar rumah Jacob berlari keluar komplek lalu melompat dari dahan ke dahan selayaknya ninja-ninja jepang dengan mudahnya menuju asal suara itu, beberapa saat kemudian jauh dari pemukiman penduduk dia melihat seseorang yang sudah dia kenal betul siapa.
Pria itu membawa beberapa belati perak di pinggangnya, dan sebuah pedang samurai dipunggungnya berdampingan dengan sebuah busur juga anak panah dari perak di punggungnya.
"Ada apa Keith?" tanya Jacob setelah berada di dekatnya, ya Keith Redfox adalah Hunters terkuat di wilayah itu.
"Maaf mengganggu tidurmu Jacob, tapi kali ini aku membutuhkan bantuanmu." ujar Keith mengambil busurnya dan bersiaga.
"Apa yang membuatmu terdesak Keith." ujar Jacob lalu mencium bau diudara. "Ada Vampir." sambung Jacob
"Ya.. Rogue kali ini bekerjasama dengan Vampir, cukup merepotkan, karna aku lupa membawa senjata pembunuh Vampir." ujar Keith
Jacob melepas baju dan celananya menyisakan celana dalamnya saja, "serahkan makhluk penghisap darah itu padaku, sisanya bagianmu." ujar Jacob menaruh rapi pakaiannya.
Keith melirik sekilas ke tubuh Jacob "kadang aku iri dengan bangsa Werewolf sepertimu, memiliki tubuh terpahat sempurna." ujar Keith
"Kau juga memiliki tubuh indah Keith." balas Jacob lalu mereka berdua terkekeh, "ayo kita habisi dua pengganggu itu, dan Jacob berubah menjadi serigala besar kemudian berlari ke arah timur, dan Keith kearah sebaliknya.
Disisi tempat Jacob dikelilingi oleh beberapa pohon besar. Jacob menggeram kearah atas. Suara tertawa berpindah-pindah tempat dari satu pohon kepohon lainya. "Mau apa kau, di daerah perlindungaku." ujar Jacob dengan telepati ke Vampir itu.
"Rupanya kau penjaga daerah ini. Tentu saja mencari darah segar." jawab Vampir.
"Langkahi dulu mayatku." tantang Jacob
Vampir itu menyeringai mengerikan " dengan senang hati." ujarnya lalu meluncur dari pohon menerjang tubuh Jacob hingga terpental beberapa meter.
Jacob membalas menerkam Vampir itu tapi dia melesat lari, Jacob mengejarnya hingga dia terpojok sampainke sebuah tebing, dan Vampir itu berbalik dan kembali menyerang Jacob, tapi berhasil dihindari dengan Jacob bergerak gesit kebelakang tubuh Vampir itu dan langsung menggigit kepalanya.
Vampir itu meronta, tapi gigitan Jacob sangat kuat, dengan kuat Jacob menarik kelapa Vampir itu putus terlepas dari badannya. Karna kesal Jacob meremukan kepalanya yang masih digigitnya. Kemudian Jacob berlari menuju tempat Keith.
Disisi tempat Keith berada, Keith meluncurkan anak panahnya dari atas pohon tapi berhasil dihindari oleh Rogue itu. Keith melompat kedahan lainya dan kembali memanah Rogue itu, dia terus menghindar hingga anak panahnya habis.
Keith akhirnya turun dari pohon dengan sempurna, Rogue menatap tajam Keith yang sudah bersiaga dengan pedang ditangannya. Rogue itu menyerang Keith, tanpa begeming Keith menyeringai.
Sesaat sebelum mengenai tubuh Keith, seperti adegan lambat Keith bergeser sedikit kesamping lalu menggerakan pedangnya dengan anggun dari bawah keatas, kemudian terdiam beberapa saat.
Tubuh serigala besar itu ambruk dengan kepala leher tepotong, tubuh besarnya berubah kembali menjadi manusia dalam keadaan telanjang.
"Kukira kau butuh bantuanku." ujar Jacob muncul sudah berwujud manusia dan sudah mengenakan celananya tanpa dalamannya yang sudah robek saat berubah tadi, lalu mengenakan pakaian beserta jaket hangatnya.
Keith terkekeh "kau kira siapa aku." jawab Keith lalu melihat tubuh tergeletak itu "sayang ya, padahal dia wanita yang cantik, tapi menjadi Rogue sadis.
"Memang kalau dia bukan Rogue dan memiliki kawanan, kau mau mengawininya?" ledek Jacob
"Mungkin." jawab Keith dan kemudian mereka berdua tertawa besama.
Saat berjalan pulang Jacob teringat sesuatu, "Keith." ucap Jacob
"Iya."
"Saat kau memanggilku dengan peluit itu, Dave juga mendengarnya." ujar Jacob membuat Keith berhenti berjalan dan terkejut
"Benarkah, apakah dia Werewolf atau Rogue?" tanya Keith
"Werewolf, mungkin tapi kalau dia Rogue aku rasa tidak." ujar Jacob yakin
"Bisa jadikan, dia kan hilang ingatan."
"Hilang ingatan hanya lupa dan tak tau akan dirinya sendiri, tapi kalau dari sifatnya aku rasa tidak."
"Hmmm, sepertinya aku harus selidiki sesuatu mengenai Dave." ujar Keith
"Tapi sepertinya aku ingat sesuatu." ujar Jacob
"Apa..?" tanya Keith
"Saat aku merawatnya dulu, dia mencoba mengingat sesuatu lalu petir muncul saat dia kesakitan." ucap Jacob
"Apakah dia Elder suatu kawanan."
"Mungkin juga, dia diserang oleh kelompok lain atau Rogue tapi dia selamat." ujar Jacob berpikir.
"Bisa jadi, apakah kita harus memmberi tahunya?" tanya Keith
Jacob menggeleng, "aku rasa jangan, biarlah Dave berfikir kalau dia manusia biasa saja, itu lebih aman untuknya, kalau benar dia Elder pasti banyak yang mengincarnya, biarkan dia ingat dengan sendirinya." jelas Jacob
"Terserah padamu, aku serahkan Dave padamu, jaga dia." ujar Keith
"Apa maksudmu dengan kata 'jaga dia' apa maksudnya itu?" tanya Jacob
"Hei kau kan Wanderer, apa kau tak mau mencari pengganti Selia, aku rasa Dave cocok untukmu, dia manis." goda Keith membuat wajah Jacob memerah, kalau siang hari pasti tampak jelas rona wajahnya, beruntung saat ini gelap.
Jacob memukul lengan Keith pelan "Sial kau Keith, tapi aku tau, lihat saja nanti." ujar Jacob
Beberapa saat kemudan mereka sudah berpisah dan kembali kerumah masing-masing, Jacob masuk kekamarnya melihat David masih terlelap, 'aku rasa lebih baik kau tak tau kalau kau Werewolf, itu bisa membuatmu aman Dave.' pikir Jacob.
Jacob mendekati David lalu tidur disamping David yang memunggunginya. Keesokan paginya Jacob merasakan tubuhnya di goyang-goyangkan oleh seseorang. Diapun membuka matanya yang masih berat karna kantuknya, semalam Jacob dan Keith kembali jam 3 pagi.
David menyingkap selimut Jacob, tapi David malah ditarik kepelukan Jacob ikut berbaring "5 menit lagi ya." bisik Jacob
"Jacob ini sudah jam 7, apa kau tak takut telat berangkat kerja." ujar David mencoba melepaskan diri dari dekapan jacob.
"Aku lupa bilang padamu, hari ini aku Off." bisik Jacob
David menghela nafas "ya sudah kalau gitu tidurlah, dan lepaskan aku." pinta David
"Temani aku ya." pinta Jacob mengeratkan pelukannya.
"Jacob aku sedang memasak sarapan untuk kita." ujar David, lalu tercium bau hangus "astaga masakanku gosong." David meronta, Jacob melepasnya.
David langsung berlari ke dapur, Jacob hanya tertawa melihat tingkah David. Diapun bangkit dari kasur dengan menguap lebar menuju kamar mandi. Didapur David terlihat pasrah dengan masakanya yang sudah hitam pekat, jadi harus membuat yang baru kembali untuk sarapan.
"Hai baunya harum sekali." ujar Jacob sudah rapih dan telah siap duduk di meja makan.
"Maaf Jacob, cuma bisa omelet, seharusnya bisa lebih dari ini kalau Tak hangus tadi." ujar David membawa dua piring sarapan mereka dengan menyesal
"Tak apa Dave, ini sudah lebih dari cukup buatku. Aku bahkan tak pernah sarapan dirumah sebelum kehadiranmu, justru aku senang sekarang ada yang menyiapkan sarapan untukku." ujar Jacob
David tersenyum, "benarkah, kalau begitu aku akan menyiapkan sarapan selalu untukmu." ujar David semangat.
Mereka berdua sarapan diselingi canda dan tawa, Jacob melihat pakaian yang dikenakan oleh David, "Dave nanti kita ke Mall." ujar Jacob disela makannya.
"Hah?" ucap David bingung.
"Kita beli pakaian untukmu, dan sekalian biar kamu tau jalanan daerah sini." jelas Jacob melanjutkan makannya.
"Tapi... Aku tidak punya uang, dibolehkan tinggal disini saja aku sudah senang." ujar David
"Masalah itu tak usah dipikirkan, memangnya kau mau pakai baju itu terus-terusan?" tanya Jacob menaikan sebelah alisnya. David menggeleng "makanya kita ke mall nanti, hmm baju yang kau pakai itu nanti dicuci saja." sambung Jacob
"Lalu aku pakai apa?" tanya David
"kau telanjang nanti kesananya." goda Jacob membuat David terkejut berkeringat, "Hahaha... Yang gak lah, kau ini, mana mungkin aku tega berbuat seperti itu, nanti kau pakai pakaianku." ujar Jacob tertawa geli melihat reaksi wajah David.
Selesai makan mereka berdua merapihkan meja makan lalu bergegas mandi dan bersiap untuk jalan sekaligus belanja keperluan David.
Jacob menunggu diluar sambil memanaskan mobilnya, dan David keluar dengan pakaian Jacob "Jacob, ini kebesaran." ujar David
Jacob tersenyum "itu pas ko untukmu walau sedikir kebesaran Dave." ucap Jacob, walau sama-sama memiliki tubuh kekar dan sexy tapi tinggi mereka berbeda, Jacob lebih tinggi dari David beberapa inci, jadi pakaian Jacob agak sedikit kebesaran, walau masih tampak pas ditubuh David. "Ayo Dave." ajak Jacob.
Mereka berdua masuk kedalam mobil Jacob, selama dalam perjalan Jacob menjelaskan kota tempat tinggalnya, seluk beluknya, tempat mana saja yang bagus untuk berakhir pekan, jalan-jalan mana saja yang harus dilalui agar tak tersesat, David mendengarkan dengan seksama. Tak terasa mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan, Jacob memarkirkan mobilnya dipelataran mall tersebut. Setelah terpakir rapih mereka berdua masuk kedalam mall tersebut.
Jacob menarik David kesetiap toko yang ada, David dipaksa mencoba pakaian apapun oleh Jacob, "coba yang ini, ini dan ini." ujar Jacob menyerahkan beberapa stel pakaian. David hanya diam tak bergerak dengan dengan pakaian penuh ditangannya, Jacob memandang heran kearah David yang terdiam "kenapa Dave?" tanya Jacob
"Ini mahal, aku tak tau cara menggantinya." ujar David pelan.
"Dave, kan sudah kubilang, jangan pikirkan biaya, sudah sana dicoba." perintah Jacob
"Tapi..."
"Sudah sana, kalau kau tak mau, aku akan marah kepadamu." ancam Jacob, dengan mata sedikit melotot tajam.
David hanya pasrah menunduk dan menuju kekamar pas untuk mencoba pakaiannya. Selesai mencoba dan membayar pakaiannya, David menjadi diam seribu bahasa walau diajak bicara oleh Jacob.
Jacob menyadari hal itu, saat menuju parkiran "kau kenapa Dave?" tanya Jacob berhenti melangkah. David hanya diam, "jawab aku Dave." bentak Jacob dengan suara tertahan.
Dave sedikit bergetar takut karna bentakan Jacob, diapun menunduk tak berani menatap mata Jacob
"Dave." ucap Jacob kembali masih dengan nada emosi
Tubuh David berguncang pelan, Jacob membukukan badan sedikit memiringkan wajahnya melihat wajah David. Jacob terkejut melihat cairan bening dipelupuk mata David, seketika Jacob langsung memeluk erat tubuh David, tidak peduli saat ini mereka jadi pusat perhatian pengunjung mall.
"Aku takut kau marah dan mengusirku dari rumah." gumam David dalam pelukan Jacob, saat itu juga langit mendadak mendung dan gerimispun turun.
Jacob langsung menarik David menuju mobil. Didalam mobil mereka terdiam dalam gerimis awet, mobilpun belum belum beranjak dari tempat parkir itu.
"Dave, maaf tadi membentakmu, aku tak bermaksud seperti itu, aku hanya kesal tadi." ucap Jacob angkat bicara menghilangkan suasana akward diantara mereka. David diam saja menunduk, "Dave tatap aku." ujar Jacob menarik wajah David menghadap kearah Jacob, mata mereka berpandangan, tapi David tak bisa diam tak berani menatap mata milik Jacob, tanganya masih berada di wajah David, membelainya lembut. Jacob memajukan wajahnya, dan beberapa saat kemudian bibir mereka bertemu.
David terbelalak, Jacob mengulumnya lembut, mata Davidpun berubah sayu, kemudian terpejam menikmati lumatan bibir Jacob.
Jacob melepas bibir ranum David, kemudian menyatukan dahi mereka "Dave dengar, aku tak akan mengusirmu pergi walau sedang dalam emosi tinggi sekalipun, kau percaya padaku kan." ujar Jacob, David mengangguk, "sekarang kita pulang ya." sambung Jacob.
Selama dalam perjalanan pulang, mereka berdua diam, tak ada yang bersuara sama sekali, mereka berdua tenggelam dengan pikiran masing-masing.
'Apa itu tadi, aku reflek mencium Dave tanpa paksaan, kenapa denganku?' pikir Jacob mencoba fokus untuk menyetir.
'Jacob menciumku, hatiku kenapa berdebar-debar, aku kenapa ya.' pikir David malu dengan wajah merona merah, Jacob melirik David yang merona, sekilas semburat senyum tipis terbentuk di wajah tampan Jacob.
Jacob melihat dari kaca mobilnya gerimis telah berenti dan berganti pelangi indah. Mereka sampai rumah akhirnya. David keluar mobil dan berlari kedalam rumah. Jacob masih dengan senyum lebarnya. Dia mengambil belanjaan David.
"Hei apa kau sudah gila hingga senyum-senyum sendirian." suara Keith mengagetkan Jacob.
"Oh kau Keith." sapa Jacob
Keith mendekat kearah Jacob, "aku sudah cari informasi, tapi tak ada kawanan dekat sini yang kehilangan Eldernya, sepertinya dia bukan berasal dari pulau ini." ujar Keith
"Sudahlah tak usah dicari tau, aku lebih senang dia bersamaku, kalaupun dia Werewolf, aku tak rela dia kembali kekawanannya." ujar Jacob tertahan
Keith memandang bingung "hei jangan bilang kau sudah jatuh hati kepadanya." tuduh Keith
Jacob terkejut "apa... Tak mungkin." elak Jacob
"Sudahlah mengaku saja Jacob, lagi pula itu tak jadi masalah, berhubung kau Wanderer atau Duda kan hehehehe." ledek Keith
"Sial kau." balas Jacob lalu mereka berdua tertawa.
"Kalau hatimu sudah menemukan pengganti Selia, dapatkan dia sepenuhnya." ujar Keith
"Apa kau tak marah." ujar Jacob
"Kau juga pantas bahagia, aku tidak ada hak marah padamu hanya karna aku kakak iparmu."
Jacob tersenyum "terima kasih."
"Asal kau tak melukai manusia, aku akan tetap dipihakmu." ujar Keith
"Tentu."
David berlari kembali kearah Jacob dan Keith, mereka berdua melihat David mendekat "maaf aku lupa belanjaanku." ujar David malu "oh hai Keith." sapa David
"Hai Dave." balas Keith
David hendak mengambil belanjaan dari tangan Jacob "sudah biar aku saja yang bawa, kau masuklah." ujar Jacob melangkah mendahului David kedalam rumah.
"Maaf Keith." ujar David sedikit berlari kecil mengikuti Jacob dari belakang.
Keith pun kembali kerumahnya, di dalam rumah Jacob menaruh belanjaan mereka di sofa, saat David hendak mengambil dan memindahkan belanjaannya kekamar, Jacob menarik pinggang David kedalam dekapannya, merapatkan tubuh mereka berhadapan "Dave maafkan aku untuk yang tadi." bisik Jacob, David mengangguk lemah dengan wajah merah, itu menggoda Jacob untuk mencicipi bibir milik pemuda manis nan menawan itu kembali, bibir merekapun kembali bertemu, ciuman yang begitu dalam penuh kelembutan dengan hati tanpa ada nafsu sedikitpun, David merasa perutnya seperti diisi oleh kumpulan besar kupu-kupu yang beterbangan kesana kemari, dadanya berdebar hebat, begitupula dengan Jacob.
'Ah aku menyukainya, dia harus menjadi miliku, menjadi Mateku.' batin Jacob berkata, dikala ciuman mereka terlepas, mereka berdua saling pandang dengan tatapan yang dalam....
mention aku ya @harya_kei
@Bun siap hehehe
@lulu_75 jacob c udah curiga cuma belom yakin
@balaka rogue itu werewolf liar hehehe
@Watiwidya40Davi iya semoga mereka jadi amin heheheh
@4ndh0 iya udah dapet ganti hihihi
@Wita hehehhe lupa, maaf maaf
@jim_69 iya gak dikasih keturunan ko hehehe
@freeefujoushi @4ndh0 @balaka @evanfarrel
@Tsu_no_YanYan @3ll0 @Sho_Lee
@SteveAnggara @lulu_75 @doniperdana93
@Gaebara @Wita @Bun @jim_69 @Watiwidya40Davi
"Clairie kau hebat sekali, bisa belajar mengendalikan diri dengan cepat." puji Jack saat Clairie mengubah wujudnya menjadi Werewolf.
"Ini berkat kamu sayang, tubuhkupun menjadi sangat proposional." ucap Clairie memeluk Jack.
"Apa kita harus merekut orang lagi untuk mendapatkan Elder." sela Peter mendekati Jack dan Clairie
"Aku rasa kita saja sudah kuat." jawab Clairie
"Tapi kawanan tanpa Elder akan lemah." sahut Lina tegas, Clairie hanya memutar bola matanya
"Itu benar sayang." timpal Jack, "Pet kau coba cari orang lagi untuk kita rekrut." perintah Jack
"Ok Jack." jawab Peter
"Aku akan membantumu Pet." ucap Lina berjalan pergi meninggalkan Jack dan Clairie. Saat jaraknya sudah jauh "oh aku benci wanita itu, cuma karna mate dari Alpha kita, dia berlagak seperti bos." gumam Lina.
"Rupanya kau membencinya juga, kukira hanya aku saja." ujar Peter terkekeh.
"Kita sehati hihihi." timpal Lina lalu mereka berdua tertawa geli bersama.
Disisi lain kediaman Keith, Jacob tak langsung pulang melainkan mampir kerumah Keith terlebih dahulu. Keith membawakan minuman untuk Jacob, lalu menaruhnya di meja depan tempat Jacob duduk saat ini.
"Jadi apa yang membawamu kemari?" tanya Keith duduk disebrang Jacob
"Kau tau kan Dave sudah 3 bulan tinggal bersamaku, dan kedekatan kami makin dalam, diapun belum menyadari kekuatan dalam dirinya, juga belum tau kalau aku dan dia sama, yaitu Werewolf." ujar Jacob menyeruput sedikit minumannya.
"Jadi maksudmu, kau akan memberitahukan kebenarannya." ucap Keith
"Iya, tapi aku bingung bagaimana bilang padanya, takutnya nanti dia malah ketakutan denganku, dan malah pergi dariku." ujar Jacob bimbang.
"Hei Jacob kalau dia mencintaimu, pasti dia akan menerima dirimu apa adanya, tapi jangan langsung berubah dihadapannya, yang ada bisa shock dia nanti."
"Jadi aku harus bagaimana?"
"Secara lembut Jacob, pelan-pelan saja, jangan buru-buru. Pasti dia mengerti." ujar Keith menenangkan
"Thanks Keith." ucap Jacob tersenyum
"Sudah sana pulang."
"Kau mengusirku Keith?" ucap Jacob mengerutkan dahinya
"Hahaha tentu saja tidak, tapi bukankan Dave sedang menunggumu sekarang dirumah." ujar Keith
"Kau benar, ya sudah aku pulang." pamit Jacob
"Selamat berjuang." ucap Keith memberi semangat.
Jacobpun pulang kerumahnya, "aku pulang, Dave kau dimana?" panggil Jacob
"Aku sedang menyiapkan makan malam." teriak David dari arah dapur.
Jacob menaruh tasnya di sofa, lalu menuju dapur, tanpa permisi Jacob sudah memeluk David dari belakang, kedua tangannya dilingkarkan di perut David.
"Jacob, aku sedang masak." ujar David mengingatkan
"Kau tau aku sangat rindu." ucap Jacob mengecup kepala David
"Gombal, lepaskan aku, nanti gosong." pinta David, Jacob malah mengeratkan pelukannya. "Sudah mandi dulu sana, setelah itu kita makan malam." sambung David.
"Ok." ujar Jacob melepas pelukannya, dan beranjak menuju kamarnya.
Beberapa saat kemudian, makan malam sudah tersedia di atas meja, Jacob pun sudah tampak segar sehabis mandi, David tersenyum melihat Jacob sudah fresh. Diapun mengambilkan sepiring nasi beserta lauknya untuk Jacob.
"Makasih Dave."
David hanya tersenyum dan mengambil makanannya sendiri. Mereka berduapun makan dengan hening. David melihat Jacob dengan heran, karena dia makan tidak seperti biasanya. "Jacob." panggil David
Jacob menghentikan makannya "iya." jawab Jacob
"Ada apa? Kau berbeda hari ini? Kau sakit? Atau kenapa?" tanya David.
"Benarkah." ujar Jacob memeriksa dirinya sendiri "aku tidak apa-apa." sambung Jacob
David menatap curiga kearah Jacob "sepertinya ada yang kau sembunyikan." ucap David penuh selidik
Jacob menghela nafasnya "umm... Sebenarnya ada yang mau aku bicarakan padamu Dave."
"Apa itu?" tanya David mengerutkan dahinya
"Sebaiknya kita habiskan dulu makan kita, baru aku kita bicara." pinta Jacob melanjutkan makannya, begitu pula dengan David walau ragu.
Selesai makan Jacob membantu membereskan makanan mereka, Jacob juga membantu David mencuci piringnya dan merapihkannya di raknya, setelah semuanya selesai David menatap Jacob heran. Jacob mengambil sebuah pisau dapur besar lalu memberikannya ke David. diapun terbelalak, tak mengerti apa maksud Jacob memberikannya sebuah pisau, keringat mulai menetes.
"Ja.... Jacob apa maksudnya ini?" tanya David tak mengerti dengan sedikit ketakutan.
"Kalau aku berbuat jahat atau melukaimu, kau bisa langsung menusukku tepat disini." ujar Jacob menunjuk tepat dijantungnya sendiri sambil tersenyum.
"Ini tak lucu Jacob." ucap David gemetaran
Jacob mulai membuka pakaiannya satu persatu menyisakan celana dalamnya saja, David terkesima melihat lekuk tubuh Jacob terpahat sempurna "aku mau tanya satu hal padamu Dave, apa kau mencintaiku Dave?" tanya Jacob tegas
"Tentu saja, tapi apa maksud semua ini." ujar David masig gemeteran
"Apa kau mau menerimaku apa adanya?" tanya Jacob kembali
"Mak... Maksudnya?"
Seketika Jacob langsung berubah menjadi serigala besar dengan tatapan tajam, itu membuat David shock ketakutan hingga terjatuh kebelakang terduduk gemetaran mengacungkan pisau yang dipegangnya "ini maksudku, apa kau mau menerimaku seperti ini, menerimaku apa adanya." ujar Jacob dengan telepatinya. David hanya diam saja ketakutan, keringat dingin sudah membasahi seluruh pakaian David "aku mengerti, aku akan pergi, dan tak akan mengganggumu lagi Dave." sambung Jacob.
Jacob hendak pergi, David yang terdiam langsung menjatuhkan pisaunya dan berlari menuju Jacob yang masih berwujud Serigala, langsung memeluk leher Jacob erat membenamkan dileher berbulu Jacob, ketakutan akan kehilangannya lebih besar dibandingan ketakutan terhadap wujud Jacob saat ini "jangan pergi... Kumohon jangan tinggalkan aku." ujar David mulai menangis "aku tak masalah kau seperti apapun asal tetap bersamaku...." sambungnya makin terisak.
Jacob tersenyum kemudian kembali kewujud manusia dan membalas memeluk erat tubuh David dengan keadaan tanpa busana "Dave, apa kau mau menjadi Mate ku." pinta Jacob lembut
David mengangguk pelan masih membenamkan wajahnya di leher Jacob.
"Dave tatap aku, aku mau jawaban secara langsung dari bibirmu." ujar Jacob merenggangkan pelukannya dan mengangkat wajah David "Dave apa kau mau menjadi Mateku dan menjadi ibu dari anak-anakku?" tanya Jacob sekali lagi.
"A... A.. Aku mau, tapi huh? Ibu dari anak-anakmu?" tanya David bingung.
Jacob tersenyum "kau akan tau." ujar Jacob langsung menggendong David membawa kekamar.
"Jacob, turunkan aku, tubuhku berat." protes David dengan wajah memerah
"Kau tidak berat kalau untukku, setelah ritual menjadi Mateku, kau akan jadi miliku seutuhnya Dave, kau tak keberatan kan Dave?" tanya Jacob merebahkan tubuh David di ranjang mereka.
David menggeleng sambil tersenyum "tidak, lakukan saja Jacob." ujar David tulus
Dengan sigap Jacob langsung mempreteli seluruh pakaian David dan pergumulan intimpun terjadi, David hanya dapat mengerang dengan serangan dahsyat yang diberikan oleh Jacob, hingga dia mencapai klimaks beberapa kali terlebih dahulu, saat Jacob hendak mencapai puncaknya, Jacob langsung menggigit leher David tepat bersamaan Jacob mencapai klimaksnya, David mengerang keras karena gigitan dan hentakan klimaks dari Jacob.
Kemudian mereka berdua terengah-engah "apakah sakit? Maaf menggigitmu terlalu keras Dave." ujar Jacob sedikit menyesal menggigit leher David terlalu keras.
David tak menjawab masih mencoba mengatur nafasnya, Jacob menarik tubuh David dan mendekapnya erat, nafas David mulai teratur dan terlelap kedalam mimpi "kau sudah resmi menjadi mateku, aku akan melindungimu dan menjagamu, serta anak kita nanti." bisik Jacob lalu mengecup kepala David.
Keesokan harinya David terbangun melihat Jacob sudah tak ada diranjangnya, dia menyisir setiap sudut kamarnya mencoba mengingat apa yang terjadi, Davidpun senyum-senyum sendiri.
"Pagi sayang." ujar Jacob dari arah pintu membawakan sepiring sarapan
"Sayang?" tanya David bingung
"Iya, sejak semalam kan kau resmi menjadi milikku, kau lupa?" tanya Jacob tersenyum
"Jadi itu bukan mimpi?"
"Bukan sayang, itu kenyataan." ujar Jacob menaruh sarapannya di ranjang, lalu mengecup bibir David cepat membuat wajah David merona merah. "Cepat dimakan ya, aku berangkat kerja dulu." sambung Jacob mengusap rambut David, sebelum berangkat Jacob kembali mengecup kening David.
Siang harinya saat David menyiram tanaman di halama Jacob "wah kau tampak bahagia sekali Dave." ujar Keith
"Keith kau mengagetkanku saja." ujar David tersenyum
"Apa Jacob melukaimu?" tanya Keith
"Hah!?"
"Itu, apa Jacob melukaimu?" tanya Keith menunjuk leher David.
"Eh ini, tidak Keith hehehe."
"Bilang padaku, kalau dia melukaimu Dave."
"Iya Keith." jawab David tersenyum
Disisi lain ditempat Jack, situasi mereka sedang memanas, para Rogue hendak memperebutkan wilayah kekuasaan mereka, namun masih bisa dipukul mundur.
"Bagaimana ini Jack, Rogue akhir-akhir ini banyak yang masuk kewilayah kita?" tanya Lina
"Kita sepertinya harus memperketat penjagaan wilayah kita." usul Peter.
"Tapi ingat jangan gegabah, aku tak mau kehilangan salah satu anggota kita kembali, kalau bisa jangan pakai perasaan kesesama anggota kawanan kecuali Matenya, kalau bisa cari Mate diluar kawanan kita, itu akan buruk." ujar Jack tegas, "berpencar." teriak Jack
"Baik!!" ujar semuanya serempak dan mereka semua berpencar kesegala arah, min 3 orang kesetiap arahnya.
"Nah begitu sayang, harus tegas." ujar Clairie merangkul lengan Jack
"Aku hanya tak ingin kejadian dulu terulang kembali." jawab Jack
Disisi lain Lina dan Peter "entah kenapa, kali ini aku tak setuju dengan peraturan Jack." ujar Lina
"Peraturan yang mana?" tanya Peter
"Mengenai Mate kita, apa dia lupa kalau David tiada karna siapa?" ujar Lina kesal
"Hei, kenapa jadi emosi begitu?"
"Ya seharusnya dia tidak seperti itu, egois, kenapa David bisa cinta untuk orang itu, kuakui dia hebat dalam memimpin tapi payah dalam menjaga perasaan orang." ujar Lina kesal
"Kau memang benar, tapi mau gimana lagi, disesali juga tak mungkin." ujar Peter
"Seandainya aku ini Elder yang bisa membalikan waktu, pasti kubuat David jatuh cinta dan berpaling kepadaku, dia terlalu baik untuk Jack."
"Jadi kau suka David?" tanya Peter
"Um.. Memang, tapi dia mencintai orang yang salah, hingga akhirnya dia tiada, kalau pun dulu dia tetap tak memilihku dan memilih orang yang tepat, aku rela asal dia bahagia."
"Hei, sudahlah, bukan hanya kamu yang merasa kehilangan David, tapi kita semua, bahkan Jack, aku rasa dia amat menyesal, kecuali Clairie, kulihat dia biasa saja, padahal mereka teman sekelas yang cukup akrab." ujar Peter.
"Ah wanita itu memang licik, dari awal aku tak menyukainya."
Disisi lain dirumah Jacob, Jacob pulang disambut oleh David yang menunggunya di depan pintu dengan wajah ceria dan hangat, David langsung mengambil tas kerja Jacob dari tangannya.
"Wah senangnya ya yang sudah punya istri lagi." ledek Keith lewat membuat David dan Jacob menoleh malu
"Keith kau mengganggu saja." ujar Jacob lalu menarik David masuk kedalam rumah....