It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Keputusanmu tepat my dear Alfa...
O komo ntar jgn dibuat sedih dong Alfanya gara2 Arsha,,ya,,ya,,!
kita"balas Jimmy meniruku
Ini bukannya randy yg ngomong yah
@melkikusuma1 kalo Alfa sama kamu gimana? :v
@kikyo iya sih. Di part ini komo emang nggak terlalu fokus ngegambarin masa lalu mereka. Jadi dimaklumin aja kalo feelnya kurang :v panggil komo aja udh cukup :v
@william_earthlings12 si jimmy lagi kena nggak syuting :v
@lovelyozan iya deh say :v kita liat aja ntar gimana jadinya si alfa :v
@lulu_75 bersama kayak biasanya. Jadi temen seperti dulu lagi.
@lonechaser84 iya komo salah ketik. Makasi ya buat sarannya yang kritis
@tianswift26 iya. Biasanya kan kalo udh mantan pasti udh kayak gk kenal sama sekali :v
@misterjang makasi lho udah mau sempet membaca. Pasti dilanjut kok ceritanya :v
@melkikusuma1 mau sama jimmy? Silahkan aja :v
"Jadi kamu udah damai, nih ceritanya sama Randy"kata Icha riang diseberang telepon.
"Yup, betul banget"kataku meremas handphoneku.
"Foto yang kamu upload di facebook kelihatan, romantis.."Jimmy ikut menimpali. Aku mendengus.
"Apaan, sih"cibirku. "Tapi aku kelihatan keren, kan difoto itu?"tanyaku lagi sambil melihat jumlah like yang terus bertambah.
"Keren. Tapi lebih kerenan Randy"ejek Jimmy.
"Lebih tinggi dan lebih ganteng"tambah Icha.
"Iya,terusin aja kalian ngejek aku. Aku tahu, kok kalo aku kalah keren dari Randy"jawabku dengan nada gusar. Icha dan Jimmy tertawa puas di seberang sana.
Paling seneng tertawa diatas derita orang lain. Dasar cumi!
Aku melempar diriku ke kasur. Menarik gulingku dan memeluknya erat.
"Aku jadi heran, deh. Kok bisa, ya Randy yang keren itu jadian sama kamu, Fa?"tanya Icha. Aku mendengus.
"Mulai deh, ngejeknya"semburku."Aku kan cakep, pinter, baik, penyayang, setia"tambahku
"Narsis tau nggak"sindir Jimmy
"Tapi yang paling bener adalah karna dia gay"kataku final dan Icha langsung setuju.
"Betul banget. Itu faktor paling penting"kata Jimmy.
"Kamu gimana sama Arsha, Fa?"Icha bertanya. Aku agak gelagapan topik berubah begitu cepat.
"Ya, baik"kataku.
"Dari dulu jawaban lu baik mulu"Jimmy mulai menyindir.
"Memang aku harus jawab apa? Buruk, gitu? Berantakan? Luar biasa?"aku menjawab hiperbolis.
"Yaah, aku juga sependapat sama Jimmy. Hubungan kamu sama Arsha kayaknya udah stuck, Fa"Icha menjawab. Aku tertegun. Jelas - jelas nggak bisa bicara apa - apa lagi.
"Kamu ngerasanya kayak gitu?"tanyaku yang sebenarnya untuk diriku sendiri.
"Kamu juga bisa ngerasainnya kali, Fa"Jimmy berkata.
"Tapi aku nggak ngerasain apa - apa. Dan aku ngerasa hubunganku baik - baik saja, kok"kataku menyakinkan diriku sendiri.
"Kencan nggak ada, komunikasi nggak ada yang menjurus, kontak fisik normal - normal saja. Kamu nyadar nggak, Fa soal detail - detail kecil itu?"Jimmy berdiplomasi. Aku menarik nafas dalam - dalam.
Kok rasanya sesak, sih?
Aku berusaha menjauhkan pikiran burukku dari kebenaran kata - kata Jimmy.
"Aku yakin sebenarnya nggak ada apa - apa. Itu karna kamu terlalu detail dan berlebihan tahu nggak, Jim"kataku membela hubunganku dengan Arsha yang belum bisa kuterka arahnya.
"Aku yang terlalu detail, atau kamu yang terlalu fokus sama dua 'hal - hal remeh' yang dia buat?"Dari nada suaranya yang berubah ketus, kentara sekali Jimmy ingin mendebatku.
"Ciuman dan hadiah itu bukan hal remeh"aku menegaskan sekali lagi. Entah untuk siapa.
"Dan, aku bertanya memangnya ada orang yang mau berciuman karna menerima tantangan? Atau memberi hadiah karna 'memang suka memberi'?"aku balik bertanya.
"Kenapa nggak? Aku bisa aja melakukan semua itu"Jimmy berkata mantap. Sekonyong - konyong aku malah mendengar kegetiran dalam suara Jimmy. Aku mencebik. Icha sama sekali tak melibatkan diri dalam debat ini.
"Kamu? Kamu itu bahkan terlalu idealis untuk melakukan itu semua. Terlalu surealis buatmu"
"Apa susahnya kalo hanya berciuman? A-Aku bisa m-menciummu.. kalo kamu menantangku. D-dan juga hadiah itu. Aku juga bisa membelikannya"Ini karna otakku terantuk batu karang atau memang mendengar Jimmy yang cemburu dan bersikap protectif?
Aku tertawa untuk menenangkan nafasku sendiri.
Aku kenapa, sih?
"Well, anggap saja kalo kamu berani melakukan 'hal remeh' itu"sahutku final.
"WOW!"Icha berseru nyaring. "Kesempatan langka, nih. Besok gue tantang kalian ciuman. Pokoknya kalian harus mau!"akhirnya dia ikut ambil suara.
"Siapa takut"Jimmy meremehkan.
"Urusan gampang itu"aku tak kalah sok dari Jimmy. Memangnya dia saja yang bisa?
"Hmm.. Ada benarnya juga kalo kamu mulai berpikir soal hubungan kamu sama Arsha, Fa"Icha mulai mengungkit masalah itu lagi.
"Iya, aku tahu, Cha"kataku serius.
"Kamu harus tahu, aku sama Jimmy ada di pihakmu"kata Icha. Jimmy terdengar setuju diseberang sana.
"Kok jadi serem gini, sih nasehatnya?"aku berusaha melucu. Aku dengar Icha memekik di telepon.
"Aduh, Arsha sms kalo telpon gue sibuk"ketus Icha. Aku malah melongo mendengarnya.
"Duh, maksudku Rasha. Gara - gara ngomongin Arsha lidahku jadi keseleo"tutur Icha.
"Siapa suruh punya pacar namanya mirip - mirip sama 'dedemenan' temen?"Jimmy meledek dan aku akhirnya tertawa. Tak terlalu aneh menurutku.
Arsha.
Rasha.
Mirip, kan?
"Itu, kan masalah hati. Mana bisa dibuat - buat kayak gitu" Icha mendengus.
"Itu aja, deh pesenku sama kamu, Fa. Pikirin lagi soal hubungan kamu sama Arsha. Aku, cuma mau yang terbaik buat kamu"Icha berujar lemah. Lalu dia pamit mematikan telpon. Dan melanjutkan menelpon Rasha pastinya.
Kini ada aku sama Jimmy. Kami berdua hening saja.
"Gimana menurutmu? Apa kamu bakal melanjutkan hubunganmu sama Arsha?"pertanyaan yang sama dari dua orang yang berbeda. Semula aku pasti yakin langsung berkata, "iya". Tapi setelah dicekoki 'detail' oleh Jimmy dan Icha kenapa aku malah gentar. Aku malah jadi ingin berpikir ulang lagi?
Aku menggeleng sambil bergumam "Ya"
"Oke. Aku harap Arsha orang yang tepat membalas cintamu. Selamat malam, Fa"kata Jimmy buru - buru menutup telpon. Di dalam hati aku juga berdoa yang sama.
nunggu adegan ciuman jimmy sama alfa