It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
penasaran melanda
saya kok curiga ya itu si chandra ama bobby pasti ada sesuatu itu. Niat bgt si chandra ngejelek2in toni soalnya. Kalo saya jadi aldi, pasti udah kehasut ama omongan chandra
dah lah, update'annya ditunggu
@silveliniingggg @yirly @liezfujoshi @derbi @okky
@van_ey @alvinchia715
@gelandangan @viumarvines @centraltio @rhein.a enjoy.. Kritik
dan
saran silahkan di beri..
"Chandra?"
"Kamu kok disini?"
"Aku mau berenang lah."
"Kamu sama Toni?"
"Iya."
"Haah!"
"Kenapa?"
"Kamu gk tau ya klo dia barusan ketemuan sama Bobby?"
"Maksudmu? Jgn mengada-ada deh"
Aku berpura-pura tak tau, kubiarkan Chandra berspekulasi sesukanya, aku tau betul wataknya. Dia takkan berhenti sampai tujuannya tercapai.
"Dengar Al, dia itu dah jelas-jelas menghianatimu Al!"
"Sudahlah Chan, jikapun aku tak bersama Toni lagi, aku takkan mau kembali padamu."
"Sebegitu kah rasa bencimu padaku Al?"
"Aku tak membenci mu Chan, hanya saja tak mau membuka luka lama"
"Tapi aku gkkan seperti dulu Al!"
"Udah ah, ngaco kamu. Aku masih cinta sama Toni. Sana-sana aku mau ganti baju."
Ditariknya tanganku, digenggamnya erat. Kugoyangkan tanganku tetapi tak lepas juga. Ditatapnya aku dengan tatapan yg penuh ambisi. Tapi tiba-tiba..
Seseorang mengenggam tangan Chandra yg telah memegang tanganku erat, genggamannya lepas. Lalu Chandra didorong ke tembok, dan orang itu mencekik lehernya. Toni.
"Apa-apan kau?" Sergah Toni pada Chandra.
"Eekkhhh, lepasin!" Kata Chandra.
Aku berlari ke arah mereka, memisahkan mereka saat Toni hendak melayangkan tinjunya.
"Sudah, sudah. Kayak anak kecil kalian!" Kataku setengah teriak.
"Pengen banget aku nonjok mukanya Al!" Kata Toni.
"Hah, kamu sudah ketahuan Toni, makanya kamu menyerangku langsung." Kata Chandra mencibir.
"Ketahuan apa?" Tanya Toni.
"Kamu tadi pagi ketemuan sama Bobby kan?" Jawan Chandra.
Toni memandangku, aku terdiam saja. Aku sudah tahu. Lalu mengapa Toni berbohong tadi? Dia tampak gelagapan.
"Lihatlah eksperesi mu Ton! Hahaha" tukas Chandra.
"Diam kamu Chan, Al.. Aku akan jelasin ini!" Jawab Toni dan memandangku.
"Aku sudah tau.." Jawabku pelan "aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!"
Toni terdiam gelagapan, Chandra tak kalah terkejutnya.
"Jadi?" Kata Chandra.
"It's fine. Chan, ini masalah kami! Kamu jgn ikut campur!" Jawabku kepada Chandra.
"Al.. Oke-oke aku jelasin!" Sergah Toni memandangku. "Chandra lah yg menyuruh Bobby untuk menjebakku, kemarin Bobby mengakuinya. Dia merasa bersalah padamu. Makanya dia mau minta maaf." Jelas Toni padaku.
Aku terkejut bukan kepalang.
Astaga Chandra! Begitu besar ambisimu padaku. Itu semakin membuatku takut pada Chandra. Sifat ambisiusnya dapat membuat dirinya dan orang sekitarnya menjadi kesulitan.
"Dia Bohong Al!" Jawab Chandra.
"Toni gk bohong Al!" Jawab seseorang di belakang kami. Bobby.
"Apa-apaan kamu Bob?" Jawab Chandra panik. "Jgn ngasal kamu!"
"Sebelumnya aku minta maaf padamu Al, aku gk bermaksud merusak hubunganmu sama Toni. Tapi aku terpaksa melakukannya. Karena aku mencintai Chandra!" Jelasnya panjang.
Aku dan Toni saling menukar pandang, aku masih bingung tapi sepertinya Toni sudah tau.
"Dia memintaku untuk melakukan itu supaya dia menerimaku, tapi ternyata dia bohong Al, dia tetap masih mencintaimu. Aku melakukan itu untuk membuktikan padanya kesungguhanku, tapi ternyata gk ada harganya bagi dia. Aku kecewa awalnya, namun ternyata aku akan lebih memilih untuk menemui Toni dan menceritakan semuanya, agar aku tak merasa bersalah, aku tak sanggup menanggung beban kekecewaan dan perasaan bersalah, kuputuskan untuk melepaskan satu diantaranya. Maka dari itu kami berjumpa tadi pagi, untuk menjelaskan semua ini." Jawabnya gamblang.
"Dia bohong Al!" Chandra tetap membela dirinya. "Aku saja tak mengenalnya."
"Jika kau tak mengenalnya, kenapa kau katakan padaku kalau Toni dan Bobby bertemu? Sedangkan aku gk pernah cerita samamu kan Chan tentang Bobby?" Jawabku pelan.
"Sudahlah Chan mengaku saja." Potong Toni.
"Chan, emangnya kurang apa pengorbananku samamu? Kenapa kau tak pernah melihatku?" Tanya Bobby pada Chandra.
Toni mendekatkan tubuhnya padaku, dia merangkul pundakku, seakan sedang nonton drama, kami menontonnya dengan khidmat.
"Karena kau tak seperti Aldi" jawab Chandra.
Namaku dibawa-bawa.
"Tapi aku akan berusaha!" Pungkas Bobby seraya memegang tangan Chandra.
"Lepaskan, sampai kapanpun aku akan tetap mencintai Aldi, suatu saat nanti aku akan memilikinya." Jawab Chandra.
Namaku dibawa lagi, rangkulan Toni semakin erat.
"Beri aku kesempatan Chan, aku sudah jatuh cinta samamu saat pertama kali kita jumpa, ketika itu kau bersama temanku, Irfan! kau tampak tak mencintainya dan tak juga bahagia, senyummu juga palsu, untuk itulah perasaan untuk membuatmu bahagia membuatku semakin cinta padamu."
Terang Bobby pada Chandra.
Kuberikan satu kata buat Bobby. Gentlemen. Perkataannya, perbuatannya, pengorbanannya. Sungguh luar biasa. Tapi kenapa Chandra?
"Tapi Kau hanya gigolo bayaran! Kau takkan bisa seperti Aldi. Aku gkkan pernah menerimamu, jgn mimpi!! Kau pernah dipakek juga kan sama si Irfan?" Ucap Chandra. Dia kasar sekali.
Aku terkejut, kulihat juga Toni terkejut, dia benar-benar gk tau kurasa.
"Terserah!! Terserah! Aku nyerah Chan, nyerah.. Aku juga sama sepertimu, berkhayal karena uang hidup menjadi bahagia! Baiklah jika ini maumu, aku takkan menganggumu lagi! Dan satu lagi, kau takkan bisa mendapatkan Aldi!"
Bobby mengakhiri kata-katanya dan melenggang pergi, tatapan mata kecewa tergambar sangat jelas, wajah yg penuh kehampaan setelah ditolak cintanya. Aku kagum juga padanya. Dia lapang dada, tidak seperti Chandra.
Kulihat Chandra berpaling ke arahku, dia menggenggam tangaku lagi. Kali ini dia matanya agak memerah. Namun Toni melepaskan tangannya yg mengenggam tanganku.
"Al, tolong beri aku kesempatan."
Katanya agak sedikit terisak.
"Pergi kau sana!" Tangkas Toni.
"Sudah sudah, Toni jgn gitu."
Kupegang pundak Chandra.
"Chan, cinta bukanlah sesuatu yg dipaksakan, cinta bisa datang dan pergi sesukanya. Terkadang dia bertahan lama, terkadang hanya sebentar. Cinta itu bukan suatu pengekangan atau pegabaian. Tapi sebuah penyatuan. Cinta yg dipaksakan adalah bentuk pengekangan, sedangkan pengabaian adalah bentuk ketidakpedulian. Kau memaksakan cintaku padamu, baiklah.. Anggaplah aku menerimamu. Lantas, apakah aku bahagia sementara aku mencintai Toni? Lantas, apakah kau akan bahagia ketika seseorang yg telah kau miliki tapi tak mencintaimu? Dalam hal ini siapa yg bahagia? Tidak ada kan.
Apa tujuan dicipatakannya cinta? Tentu untuk membuat manusia merasakan kebahagiaan dunia. Lalu untuk apa kita bersama namun tak bahagia?
Maaf jika aku mengatakan ini, bahwa kau tidak mencintaiku. Kau hanya berambisi untuk memiliku.
Jika kau benar mencintaiku, bahagia lah untuk kebahagiaanku, tersenyumlah untuk senyumku, menangislah untuk tangisanku, dan bersedihlah untuk kesedihanku.
Dan apa yg kau lakukan sekarang? Kau hanya mengikatku dengan tali di urat nadiku dengan erat, hingga aku merasakan sakit yg teramat sangat, kau menyiksaku Chan.
Chan please, cinta butuh pembuktian.. Tak selamanya yg kita cintai akan menjadi milik kita. Ingatlah Chan, aku tak pernah membencimu. Jadi tolong, jgn buat aku membencimu karena sikapmu ini. Biarlah aku bahagia Chan, tolong."
Aku mengatakanya semua isi hatiku.
Mata Chandra memerah, dan mengerluarkan air mata. Dia mengusapnya. Lalu melepaskan tanganku yg ada dipundaknya.
"Makasih Al, makasih. Baiklah, aku akan melakukan apa yg kau katakan."
Katanya sambil meninggalkan aku dan Toni.
Toni tersenyum padaku, aku tak membalasnya. Aku langsung mengganti bajuku.
Teringat kembali kenangan bersama Chandra, kapan pertemuan kami, proses pengenalan, jatuh cinta, pacaran, putus. Semuanya masih bisa kuingat seperti bayangan televisi.
Senyumnya yg dulu menjadi obat tidurku, tawanya yg dulu menjadi penyemangat hidupku, cintanya yg dulu menjadi alasanku bahagia.
Namun sekarang lihatlah, cinta itu telah berpaling kepada yg lebih tepat, lebih baik, lebih bermakna.
Kenangan bukanlah sesuatu yg harus dilupakan, meski itu kenangan pahit. Kenangan adalah gambaran kegagalan, keberhasilan, kesenangan, dan kesedihan. Yg dijadikan titik acuan pembelajaran untuk menjalani hidup menjadi lebih baik ke depannya.
Aku keluar kamar ganti kulihat Toni, menungguku. Bibirnya berhias senyum sumringah, gigi-giginya terlihat. Dia manis sekali.
"Oh, kekasihku ya manis, baik hati, pinter, suka menabung, bijak sana-sini. Argghh pengen kugigit bibirnya, terus ku makan pipinya. Hahahaha." Kata Toni sambil meremas bokongku.
"Aw! Apaan sih? Toni!"
_____________________________________
Curhatan TS..
Hahaha..
Teori cinta si Aldi aneh gk sih? *murni dari isi kepala TS*
Hmm, ada yg bilang kayak sinetron! Jgn gitu dong..
Kan TS gk suka nonton sinetron *ngemilkripik*nontondramaturki*
Siap-siap TS tarik ke cerita baru yg super aneh ya readers..
Sejauh ini ada yg ingin bertanya? Adakah yg kurang penjelasan dalam cerita ini?
Oya, siap-siap menghadapi konflik yg lebih cetar ya. Hihi..
Jempol buat TS :-)
Gk mau jawab pertanyaan TS! Hih! Kzl!
Saya suka ceritanya. Mention bila ada update ya.
Ih, kakak teliti bgt. Yg lain gk da merasa loh kak, aku suka sama reader seperti kakak, siap2 saya seret ke cerita baru yg super duper aneh :v
Boleh lah mention aja ya di cerita kamu yang bakal aneh itu. Saya menggemari hal-hal aneh kok hehehe.
Gunakan imajinasi kakak nanti ya saat baca certitanya. Iya mungkin mereka sadar cuma hanya disimpan dalam hati mereka saja :v
Malem nanti akan saya posting ceritanya
Makanya cm bs ngasih jempol buat TS.