It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Pegel booo
Gwe klo hari sekolah biasanya sih bangunnya sebelum subuh, setelah solat subuh barulah gwe mempersiapkan semuanya.
Gwe berkaca untuk memperhatikan tatanan rambut gwe.
Astaga! Gwe lupa pangkas rambut!
Wew, ini pasti akhir dari rambut gwe yg keren ini. Gk mungkin ke barber shop lagi, Gk keburu!
Dengan berat hati gwe akhirnya memberanikan diri untuk datang ke sekolah. Ingin rasanya gk ke sekolah, besok aja agar bisa pangkas terlebih dahulu. Tapi pasti emak gwe bakalan geret gwe ke sekolah tanpa harus istirahat karena kecapekan.
Sms masuk.
'Put, hari pertama masuk sekolah ya?'
Gwe balas.
'Ho oh napa Man?'
Rahman balas.
'Entar malam ke pekan raya yuk, hari ini kan hari jadi Kabupaten.'
Gwe bales.
'Wokeh. Jemput gwe!'
Jam 06.47, sial! Rahman , lu buat gwe terlambat. Isshhh..
Gwe buru-buru bersiap-siap ke sekolah, dengan langkah seribu, dua ribu, tiga ribu, yesss! Goceng.
Tapi belum nyampek juga.
Akhirnya di langkah yg ke ceban baru nyampek. (Jgn percaya, gk pernah gwe itung! Kurang kerjaan amat)
Gwe buru-buru masuk ke barisan, karena terlambat gwe baris di barisan paling belakang. Haaah! Akhirnyaa. Syukurlah upacara belum dimulai.
45 menit berdiri, sangat bosan dan lelah. Gwe perhatikan sekeliling, jiahh.. Semua anak cowok dah rapi bener pangkasannya. Lah gwe? Hadehh. Goodbye, rambut kerenku!
'Sebelum bubar, kepala sekolah ada pengumuman.'
Noh, itu pasti tentang peraturan sekolah lagi. Dan yg pasti keteriban, keseragaman dll lah yg dibahas disitu.
'Yg belum merapikan rambut, untuk lelaki tinggal di tempat! Kalau ada yg nekat masuk. Akan dirazia ke dalam kelas dan hukumannya akan bertambah!'
Gwe lemas, padahal gwe sudah mau hambur ke kelas tadi.
Dengan amat sangat kuadrat terpaksa. Gwe pasrah.
"Kamu lagi ya Putra!" Kata bapak Bp.
"Hehe iya pak lupa."
Dengan sekejap mata, secepat kilat melebihi samurai. Bapak Bp menggunting jambul gwe! Padahal sudah agak gwe turunin.
Huwaaa, pengen sekali gwe tangisin kepergian jambul gwe itu, tapi apa daya. Takdir yg memisahkan kami.
Dan alhasil, bete seharian.
Pelajaran selesai.
Dengan langkah yg gontai, gwe pulang. Gwe masih ingat kata-kata temen gwe.
'Kemana jambul lu? Dimakan setan? Hahaha kayak anak culun!'
Huwwaa, kata-kata terkejam sepanjang sejarah hidup gwe, gwe akui klo gwe tanpa jambul. Seperti pakek celana tanpa pakai segitiga dalem. Gwe merasa risih. Huh! Salah gwe sih terlalu byk mikirin Rahman.
Sesampai di rumah.
"Lho? Kamu dipangkas lagi?"
"Iya ma."
"Tuh kan udah mama bilangin."
"Kapan mah?"
"Oh belum ya, maaf ya. Yaudah pangkas gih!"
Gwe ke barber shop. Ternyata barber shopnya lagi penuh dan dengan kasus yg sama seperti gwe.
Gwe tungguin dan akhirnya giliran gwe.. Hadeh.. Gwe pangkas cepak.
Layaknya tentara. Tentara gadungan.. Fiuhhh.
__________________________________
Pukul 20.03
Sms masuk.
'Gwe di depan rumah lu Put!'
Oh iya, gwe lupa ada janjian ama Rahman, kok gwe bisa lupa sih! Bukannya akhir-akhir ini gwe selalu mikirin dia ya? Tuh kan, efek kehilangan jambul.
Gwe berlari keluar rumah, gwe dapati Rahman dengan motornya. Dia terlihat kasual dengan tatanan pakaian yg sedehana.
"Man gwe botak, malu ih!"
"Udah ikut aja."
"Malu ah.."
"Ngapain malu, lu tetep manis kok."
Dia lempeng aja bilang kek gitu. Sedangkan gwe udah mau lompat aja gara-gara perkataannya tadi.
"Yaudah gwe siap-siap dulu ya."
Gwe berlari ke kamar.
Gwe pakai aja celana jeans biru tua, baju kaos coklat, jaket abu-abu, dan fun shoes item.
Gwe gk ngerti fashion! Yg penting mah nyaman.
"Ayuk!"
Kami berkendara pelan sambil berbincang sepotong-sepotong. Pekan rayanya ada di alun-alun kota. Tapi Rahman membelokkan kendaraannya ke arah yg tidak seharusnya.
Tiba-tiba dia berhenti di depan toko pakaian.
"Lu mau ngapain Man?"
"Udah, lu tunggu sini aja."
"Cepetan."
Gwe nungguin Rahman bersama motornya, gwe tungguin Rahman. Lama juga, hampir saja aku mengajak motor Rahman berbincang karena bosan, tapi untunglah Rahman muncul dengan menenteng tas plastik yg didalamnya ada suatu benda.
"Apaan tuh Man?"
"Nah! Pakek ini."
What? Gwe mimpi apa tadi malam ya? Oh ya, mimpi basah!
Rahman beliin gwe topi. Warna coklat! Warna kesukaan gwe.
"Lu tau dari mana gwe suka warna coklat?"
"lu gk pernah lepas dari warna coklat, klo lagi hang out."
Emang sih, gwe biasanya pergi keluar harus ada warna coklat, entah itu celana, baju, sepatu, jaket, atau topi. Tapi masa iya, Rahman memperhatikan gwe sampek segitunya. Huwa, gwe merasa.. Ya tersanjung!
Kami udah sampai. Gwe merasa ada di lautan. Yap, lautan manusia.
Beribu-ribu motor terpakirkan di bahu jalan, kami sampek kesulitan nyari lokasi parkir. Gwe udah pede sekarang dengan topi yg dibeliin Rahman tadi.
Kami masuk ke kerumunan manusia yg datang dari penjuru kota ini.
Gwe perhatiin banyak sekali muda-mudi yg pacaran. Jiahh.
Sepanjang itu kami hanya memperhatikan stand-stand yg berada di penjuru samping jalan.
Di tengah lapangan ada panggung, dan jelas sekali musiknya. Ya musik dangdut. Musik yg paling memasyarakat.
Kami berhenti di depan penjual milk shake.
"Aku coklat Man."
"Aku vanilla aja."
Kami berdua berjalan ke tempat duduk yg ada di dekat pintu utama.
Rahman kutinggalkan, langkahnya lambat karena melihat kerumunan orang yg ada tengah lapangan.
"Man, awas!"
Belum sempat gwe teriak, kembang api sudah meledak, dan dia berada dekat sekali dari kembang api itu. Hahahaha. Dia tampak sangat terkejut. Gwe ketawain dia. Tapi seperti tak terjadi apa-apa. Kami hanya berjalan, berkeliling lagi. Gwe gk mau bahas. Kasian.
Kami berhenti di depan penjual hamster, bukan kami sebenarnya. Tapi aku. Kya, hamsternya lucu-lucu bgt! Lincah.
"Lu mau?"
"Kagak ah, mahal!"
"Iya sih."
Kami berlalu, gwe sangat kecewa.
Tapi apa boleh buat? Gwe dah gk da pilihan lagi.
Sepanjang jalan Rahman merangkul pundak gwe. Gwe sangat senang, malu, pokoknya campur aduk lah.
Bahkan dia dengan semangat bercerita panjang lebar, tanpa memperhatikan sekitar. Hahaha, gwe sangat senang sekaligus kikuk. Sekarang gwe merasakan perasaan gwe mulai nyaman. Gwe jatuh cinta, sepertinya.
Rahman menarik tangan gwe menuju pintu keluar. Gwe terkejut karena gwe masih melihat kembang api yg sesekali menghiasi malam itu.
"Cari makan yu, disini gk da tempat yg nyaman."
"Oh, okeoke."
Kami melangkah menembus kerumunan orang, dan mencari lokasi parkir kami.
Setelah mendapati motor kami, kami berjalan ke tempat makan favorit Rahman. Katanya.
Tahu Sumedang.
Kami duduk di luar, gwe lebih suka sih diluar, supaya bisa ngeliatin cowok ganteng lewat(-_-).
Makanan kami datang. Huh! Akhirnya makan, gwe dah lapar sebenarnya. Tapi kan malu, klo bilang ke Rahman. Sepertinya malam ini gwe full di traktir Rahman, mulai dari Topi, makan, minum. Semuanyalah.
Rahman menghabisi makanannya secepat kilat, lha gwe? Lama bgt kayak nenek-nenek nyebrang jalan.
Kebiasaan nih Rahman, klo makan balapan.
Gwe selesaikan makan gwe. Gwe mau ngobrol!
"Man, lu kok gk da cwek?"
"Yg suka ada, cuma lagi gk mau aja."
"Iya sih, lu kan ganteng!"
"Gk juga ah.."
"Tapi pasti ada yg lu suka kan?"
"Ada. Dia anaknya baik, berhijab. Tapi kayaknya dia gk dikasi orangtuanya pacaran. Tetangga gwe sih!"
"Klo lu baik, pasti diizinin lah itu"
"Gwe belum yakin."
"Oh, ya lagian kita kan juga blum sukses, untuk apa kita mikiri wanita! Ya kan Man?"
"Iya."
"Man!"
"Apa?"
"Lu mau janji gk?"
"Apa?"
"Sebelum sukses diantara kita gk boleh ada yg pacaran dulu!"
"Okeeeh!"
Gwe mengeluarkan jari kelingking gwe , dia juga. Jari kami saling bertaut. Dan kami juga saling bertukar senyum. Oh, nyamannya.
Selesainya jam 22.36.
Gwe dah ngantuk bgt, kami di jalan tadi ngebut. Hahaha seru.
Gwe masik ingat dengan percakapan kami di tempat makan itu tadi. Maafkan gwe Rahman, gwe memang gk pernah mikiri wanita. Dan maaf, gwe ngikat lu dengan janji yg begituan. Tapi aku kok yakin ya klo lu gk kan melanggarnya? Semoga perasaan gwe bener. Sial gwe ngantuk parah..
Hoaaaam, waktunya tidur.
Selamat tidur Man, thanks for this night!
Bagus
Lanjut ya ts, jgn ngegantung! Woke!