It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@lulu_75 @yansah678 @yirly @lovelyozan @cibro
@kim_hae_woo679 enjoy..
31 Desember 2012.
Gwe masik novi di ruang tamu, acara yg tidak menarik, namun cukup membunuh waktu semasa libur yg membosankan. Namun ketika gwe menemukan acara yg bagus, dengan sangat tangkas emak nyerobot remot tv dari tangan gwe, gwe berusaha melawan, akan tetapi ternyata emak udah pakek sennin mode. Akhirnya gwe kalah, nyerah.
Pikiran gwe masih aja kepikiran ama Rahman.
Gwe sms aja dia.
'Ciee, yg malam taun baruan ama pacar!'
5 detik. Dibalas.
'Ah enggak ah Put, keluar kita malam ini?'
Astaga, pancingan gwe sukses. Padahal gwe sama sekali gk suka memancing, apalagi mancing ikan, ih bosen! tpi entah kenapa untuk hal satu ini gwe bener-bener suka.
'Wokeh, jam berapa?'
Dia balas.
'Abis isya lah, tapi gpp ya klo molor dikit'
'Wokeh'
Wah, baru pertama kali malam taun baruan sama orang yg gwe suka, pokoknya malam ini harus gwe simpan di memori.
Segala yg terjadi nanti malam harus menjadi indah.
Perlahan waktu menggulung, gwe putuskan untuk jogging sore ini.
Jarak dari rumah gwe ke stadion lumayan dekat, namun karena gwe sendirian gwe putusin untuk jogging di alun-alun.
Dan karena gwe suka banget yg namanya bersepeda, tentu gwe memutuskan untuk bersepeda ke alun-alun. Walau jaraknya lumayan jauh, di hampir perbatasan kota. Tetapi itulah yg membuat gwe makin suka, selain bisa menikmati angin dan pemandangan selama perjalanan, gwe juga suka banget yg namanya menyalip-nyalip kendaraan bermotor. Apalagi dalam kondisi macet, gwe makin suka. Lebih menantang, dan menambah kefasihan gwe dalam mengendarai sepeda. Kan klo naik sepeda kita bisa hunting cogan juga kan yak?
Gwe teringat Toni, dia juga suka bersepeda, tapi tak terlalu suka jogging. Ah biar sajalah, gwe aja yg jogging. Lagian dengan jarak yg cukup jauh itu sudah mampu mengeluarkan keringat kami, dan tentu menyita energi kami.
Karena memang gwe suka banget yg namanya jogging, gk afdol rasanya olahraga tanpa jogging.
Hahaha.
Gwe sms Toni.
'Oy, sepedaan ke alun-alun? Gwe sekalian jogging.'
Lama banget dibalas, sampek setengah jam baru di konfirmnya.
'Ok'
Gitu doang balasnya sampek setengah jam! I hate him. Hihih, just kidd!
Gwe persiapin segalanya, celana pendek coklat, baju kaos item, sepatu skates putih, dan kaos kaki coklat. Gk peduli ah, yg penting nyaman.
Gwe kayuh sepeda gwe ke rumah Toni, dia langsung bergegas, tanpa ba bi bu , atau ini adalah budi, budi adalah anak yg baik. Kami langsung bersepeda.
Aku mengayuh sepeda dengan cepat, pertanda bahwa aku mengajak dia balapan.
"Kita ambil jalan dari kota, gwe suka nyalip-nyalip."
"Edan lu, but oke."
Dan yap, bener bgt. Ini waktunya orang pulang kerja, jalanan padet. Siapkan rem, dan posisi duduk.
Gwe percepat kayuhan, 1, 2, 3, 5 motor terlewati, di traffic lights byk sekali mobil yg berlalu lalang. Ini paling seru. Gwe salip mobil didepan gwe, karena gk da polisi, gwe lurus saja waktu lampu merah. Gwe terobos lampu merah dengan cepat, dan sensasinya. Huwaa, seru. Belum lagi tatapan-tatapan jahat yg mencaci gwe. Hahahah, gwe liat Toni masih di belakang. Lama amat ya tuh anak? Apa dia lagi ketemu ama kembaran yg telah 25 tahun menghilang? Eh tunggu umurnya kan masih 16? Ah entah lah. Gwe lanjut aja ah..
Sesampai di alun-alun, byk sekali muda-mudi yg hanya sekedar mejeng. Ada yg selfie-selfie cantik mengalahkan kecantikan kak Munawaroh, penjual jamu di kompleks perumahan gwe. Namun tak sedikit pula yg niat untuk jogging.
Gwe pilih yg jogging dong, secara gitu loh!
Setelah 5 menit, Toni sampai.
Gwe udah nungguin dia sih, untuk jagain sepeda, toh dia kan gk jogging. Bagaimana mau jogging? Gwe lihat dia kecapekan parah. Itulah akibatnya jika suatu pekerjaan gk dinikmati.
At least, yg penting dia udah jumpa ama kembarannya (lho?)
"Lama amat!"
"Lu yg edan, nekatz!"
"Hahaha, jagain nih sepeda, gwe ambil 3 putaran aja."
"Sok kuat, 2 aja lu dah mati."
"Semoga gwe bisa ambil 3"
"Yeee.. Sok lu!"
Gwe akui alun-alun ini cukup luas, cukup terasa juga walau hanya 1x putaran. Gwe harus bsa dong. Hihihi.
1 putaran, 2 putaran. Gilak..
Capek gilak. Huwaaa.. Cuma dapat 2 setengah.
Gwe duduk di samping Toni, yg lagi mainin hpnya. Setelah pendinginan, gwe mulai ngobrol ama Toni.
"Beli minum Ton, gwe gk bawa duit nih!"
"Jiaah, males ah!"
"Ih, lu gk kayak Rahman. Pelit lu!"
Eh, gwe ngomong apa, si to the al. Sial! Bisa-bisanya di saat kayak gini.
"Rahman baik bgt deh sama lu Put, jangan-jangan dia homo."
"Eh. Gk woy. Dia cuma baik aja, gk kayak lu!"
"Atau jangan-jangan lu yg homo?"
"Lu yg homo!"
"Lu!"
"Lu!"
"Lu!"
"Ton ton, gwe manly gini lu bilang homo."
"Namanya juga becanda"
"Iya."
"Eh, nanti malam keluar yuk! Biasa.. Cari cewek. Pada kluar semua nih entar malam!"
"Gwe ada janjian ama Rahman."
"Tuh kan."
"Gimana lagi? Lu bilangnya lama sik!"
"Terserah lu dah."
"Sorry ye."
" Pulang yuk, dah mau maghrib nih!"
"Wokeh"
Kami naikin sepeda kami. Dan pulang.
Sesampai di rumah, didamprat emak karena terlambat solat maghrib. Gwe cuma bisa pasrah. Yee.. Namanya juga salah.
___________________________________
Pukul 20.11
Gwe sms Rahman.
'Man, lu dah siap?'
5 menit (tumben lama) dibalas.
'Jam sembilanan aja kita kluar motor gwe masih dibawa bokap ngantarin nyokap ke rumah nenek.'
'Wokeh.'
Huuuuhh, lama lagi nih.
Novi lah jadi sasarannya. Acaranya gk banyak yg bagus. Tapi tadi ada film taun baru, yg keren. Gwe nimbrung ah, eitt tunggu! Remot ini harus gwe jaga dengan sepenuh jiwa raga gwe, gwe perhatiin sekeliling, gk da emak. Gwe liat ke kamar emak, ternyata emak lagi didandanin bapak karena mau kluar taun baruan. Apa? Jadi bapak? Astaga -_- hanya Tuhan lah yg tau. (Fiktif parah)
Waktu berlalu.
'Otw rumah lu Put'
'Oke'
Smsannya bentaran aja deh.
Gak sampai 10 menit dia udah tiba,
Dia tetap terlihat keren apapun dandanannya. Walau dia cuma pakai kaos oblong pun gwe tetap menyukainya.
"Langsung cuzz!"
Gwe langsung aja naik, ke motornya. Dia hanya tersenyum manis kepadaku. Ya ampun Rahman.. Ganteng!
Baru jam sembilanan jalanan udah padet. Rahman sampai menginjakkan kaki ke aspal karena menyeimbangkan body kereta, dan itu terjadi ya karena kami jalanya hanya sejengkal-sejengkal.
Haduuhh.. Macet parah!
Setelah lolos dari kemacetan kami ambil alternatif, yaitu cari tempat minum yg terdekat. Rahman kecapekan katanya.
Kolding! Kolak dingin.
Hahaha, gwe suka nih minuman.
Males ngejelasin, biar aja pembacanya penasaran.
Kami duduk di emperan kafe, alasannya karena agar tak panas, dan bsa melihat kembang api secara langsung dari lapangan di depan kafe.
Kami hanya mesan 2 porsi minuman, tapi duduk berjam-jam.
Dari situlah kami ngobrol ngalor ngidul. Dari A-Z, dari tukang bubur naikin pak haji sampek preman dapat tunjangan pensiun. Semuanya udah kami bahas. Gwe semakin nyaman dengan Rahman. Dari cara dia senyum, bicara, cara dia memandang. Semuanya gwe suka.
Dia berkata bahwa tetangganya yg kemarin, yg cewek berhijab itu mulai mau bersapa dengannya. Tentu saja gwe harus senang, gwe kasi dia tips dan saran. Dan dia menerimanya, gwe berpikir sejenak, kenapa dia mau mendengarkan saran dari jomblo yg berkarat ini?
Senyum, tawa sama sekali gk lepas dari percakapan kami. Alhasil, orang pada liatin kami. Dan kami malah makin menjadi-jadi.
Dalam persahabatan kami, jarang sekali ada kedekatan fisik, semisal peluk-memeluk, gandengan tangan hanya sekedar, rangkulan biasa aja. Dan anehnya ya? Ada lho orang klo diacak-acakin rambutnya malah seneng. Gwe baca di boyzstories..
"Dia tersenyum kepadaku, lalu dia mengacak-acak rambutku, aku hanya bisa memberinya senyuman indahku"
Klo gwe digituin, dah gwe jambak pelakunya. 15 menit gwe rapihin jambul gwe, yg bahkan lebih lama dari gwe mandi. Dengan secepat kilat dia ngacakinnya! Kan kurang ajar?-_- untuk itu hal itu jauh dari kisah persahabatan kami.
"Lu dah gk merokok lagi kan Man?"
"Masih, tapi dah berkurang."
"Ishh.."
"Gk gampang lho Put!"
"Masa sih?"
"Itu pun karena gwe ngehargai lu,makanya gwe kurangi. Gwe abisin waktu ama lu krena lu kan gk da sisi negatifnya"
"...."
Gwe diam saja, gwe memang senang dengan apa yg dia katakan, tapi di satu sisi, gwe takut. Gwe takut sama perasaan ini. Gwe takut klo bakalan jadi perusak persahabatan, pemutus kenyamanan ini.
Alhasil gwe diem saja.
"Man, gimana tuh orangtua is cewek?"
"Kayaknya mulai suka ama gwe Put!"
"Wah,keren dong."
"Iya sih, tapi kayaknya nanti dulu deh. Gwe pengen bantuin orang tua dulu."
"Yg nyuruh nikah siapa?"
"Iya sik, tpi gwe bingung aja nanti ngatur waktunya. Orangtua, kerja, sekolah, lu, dia."
Apa? Gwe masuk daftar? Gwe senang bgt, tralala kali lah pokoknya.
Huuuuhhh, gwe berusaha menenangkan diri dari ketakjuban gwe. Tampak sekali wajah tulusnya mengatakan itu.
00.00
'Cetar!!'
'Duar!'
Kembang api memenuhi langit malam yg hitam itu, kami memperhatika dengan seksama.
Hati ini mungkin seperti malam yg kelam tapi setelah ada Rahman, maka ia menjadi berwarna-warni seperti kembang api itu.
Tapi apakah hanya sekejap? Sebentar?
Atau akankah menjadi bintang yg abadi? Gwe tak tau, tapi yg pasti gwe berharap selamanya.
Ihh bang septra homokkkkk
Puput makin berbnga2 ni ma kata2 si rahman...