It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
(10) YOU!
“aku mau … kamuu …”
Kok nada bicaranya seperti takut ya?? Mau apa sih emangnya ni anak -_- jangan bilang!!!
“akumaukamumemperkenalkanAnadenganku”
“hah? Apa? pelan-pelan atuh bicaranya” cepat kali dah Raffa kecil bicara -_-
“a-aku mau kamu memperkenalkan Ana denganku” sahut Raffa kecil sambil menatapku yang berdiri. Hah? Apaan? Ana? Dia mau kenalan dengan Ana?
“e-eeh kok ke-mauan luu aneh gitu ya? Atau guaa yang congek’an yaa” sambil menggaruk-garuk belakang telinga guaa yang gak gatal.
Raffa kecil terdiam lalu mengarah kearah lain.
Kok guaa jadi kikuk gini yaa -_- haduuuh guaa harus bilang apaan ni? Untuk apa dia ingin berkenalan dengan Ana? Namun tiba-tiba guaa teringat.
“hehee maaf yaa aku gak ngasih tau ke-kamu, maaf banget”
“huuuuh, apa boleh buat udah terlanjur basah”
“tapi aku sangat berterimakasih dengan temanmu”
“teman-temanku yang gilak itu?”
“b-b-bukan Raffa”
“laah terus siapa?”
“aku sangat berterimakasih dengan temanmu yang bernama panggilan sama, panggilan Raffa sama sepertimu itu”
“o-ooh Raffa itu….”
“kamu mau memperkenalkan aku dengan dia?”
“kamu mau?”
“tentu.. karena aku sangat penasaran dengan dia”
“jangan bilang karena nama panggilan aku sama dengan dia”
“hehee yaa bgitulah”
guaa jadi teringat ketika guaa melakukan komunikasi antar hape dengan Ana setelah Raffa kecil memberitahu bahwa dia telah membeberkannya dengan teman-teman guaa yang gilak itu. huuuh!
“hei” guaa duduk di-sampingnya.
“eluu gak salah ngomong kan?” sambung guaa. Dengan pelannya Raffa kecil menoleh ke-gua. -_-
“kok diam aja?” guaa melihat wajahnya yang adem itu seperti sedang memikirkan sesuatu.
“eluu cakep yaa” spontan guaa berbicara seperti itu. ni bibir gak bisa di kontrol apa yaa -_-
“j-jadi?” tanya Raffa kecil yang masih dengan wajahnya yang sedang memikirkan hal entah apa itu.
“eluu beneran mau kenalan dengan Ana?” ucap guaa dengan pasti.
“ummm.. i-ituu”
“guaa bakal kenalin Ana ke-elu, tapi…”
“t-tapi apa Raff?”
“eluu belum jawab apa yang eluu mau dari guaa ”
“kan sudah, yang barusan tad…”
“ituu bukan ke-mauan eluu Raff, lagian guaa mau ngasih luu barang bukan orang”
“bilang ajaa ke guaa apa yang eluu mau” sambung guaa.
“kan sudah ta..”
“eluu yaaa!!” mulai kesal dah guaa -_-
“lagian Ana juga ingin berkenalan dengan eluu” sambung guaa membuang muka. Dia tidak merespond tapi guaa sedikit melirik melihatnya yang masih mengadap ke-arah guaa.
“Raff..” Raffa kecil memanggil nama guaa dengan pelan.
“hmm? Apaa yang eluu mau? Langsung guaa turutin dah pokoknya” yakin bener daah guaa beucap kayak gitu yaa. hahaaa habisnya guaa udah janji sih hehee.
“a-a-akuu mauu kamu selalu berada di-dekatku terus Raff” hah? Langsung saja guaa menoleh ke-arahnya.
Raffa kecil terlihat tidak seperti tadi, wajahnya terlihat sendu! Ada apa dengan dia?
“eluu bicara apaa? Kan guaa ada di dekat eluu, di-samping eluu” jawab gua sembari melihat wajahnya yang berubah menjadi sendu.
“aku tidak yakin” sahut Raffa kecil. Kok aneh gitu yaa -_- jelas-jelasnya guaa berada di-hadapannya gini -_- apa dia rabun -_-
“eluu kenapa??” tanya guaa ke Raffa kecil.
“aku tidak apa-apa” sahutnya menatap wajah guaa.
“bohong luu..”
“kalau ada masalah cerita sama guaa.. yaaa meskipun kita baru kenal beberapa hari tapi guaa orang baik-baik kok” ucap guaa dengan senyum guaa. Raffa kecil sedikit tersenyum..
“hmm i-iyaa”
“jadi sekarang kemauan luu apaan?”
“y-yaa itu tadi..” guaa menghela nafas sebentar.
“guaa bakal berada di-dekat luu terus! Tenang aja!”
“meskipun aku aneh dan …” Raffa kecil seperti memikirkan sesuatu hal lagi. Huh! Apaan sih yang di-pikirkannya?
“dan apa!?” sahut guaa cepat.
“Raff.. aku mohon setelah kamu mengetahuinya kamu jangan pernah tuk menjauhi aku” nadanya seperti memohon. Hmm -_- apaan yaa yang ada di-dalam pikirannya?? Emangnya dia terlihat aneh?
“e—e-emang eluu kenapa?” jawab guaa kikuk.
“tidak lama lagi kamu pasti akan tahu Raff”
“kasih tau sekarang aja kali”
“jangan buat penasaran napa” sambung guaa. Kami berdua dari tadi saling tatap menatap dan tatapan Raffa kecil aneh sekali, berubah-ubah! Guaa jadi bingung! Sebenarnya apa yang ada di-dalam pikirannya?
“jadi intinya luu mau kenalan dengan Ana, terus luu mau guaa tetap ada di-dekat luu gitu yaa?” ucaap guaa memperhatikan Raffa kecil dan dia menganggukan kepalanya. Hhm ok baiklah!
“gak mau jadi pacar guaa?” ucap guaa asal hahaa dia pun terbelalak mendengar perkataan guaa hehee segitunya yaa? padahal guaa pengen juga sih *loh* habisnya guaa udah lumayan ngejomblo hahaa (tapi ya gak sama cowok juga kali Raff) -_-
**
“luu mau martabak telor?” tanya guaa ke Raffa kecil.
“a—aku bisa beli send..”
“NOO!!”
“biar guaa yang belikan”
“t—ta..”
“udaaah! tunggu di-sini” ucap guaa kemudian guaa keluar dari mobil dan memesan martabak telur special ke-mas-mas penjual martabak.
“looh kok keluar??” guaa heran melihat Raffa kecil keluar dari mobil.
“aku gak mau sendirian di-mobil” sahutnya. Guaa pun tertawa waktu itu hahaaa bisa-bisanya
“hahahaaaa takut yaa?”
“bukan! Aku takut entar barang-barang berharga di mobilmu hilang, nanti di kiranya aku yang ngambil” looh kok -_- guaa sempat mengerutkan kening guaa.
“luucu yaa luu Raff” mengacak-ngacak rambut tipisnya. Wow rambutnya Raffa kecil lembut.
“mas..” guaa mendengar ada orang yang memanggil. Rupanya mas-mas martabak.
“wajah kalian hampir mirip yaa mas, adik kakak kah?” tanya mas-mas itu. MIRIP? Gua pun langsung memperhatikan wajah Raffa kecil.
“mirip kah wajah kita berdua” guaa membisikan ketelinga Raffa kecil. Ohh god rambutnya tercium wangi banget..
“Raff..” dia mendorong tubuh guaa.
“aku malu, tuuh kan di-lihat orang-orang!” dengan nada pelannya.
“KITA KAN SODARA MAKANYA WAJAH KITA MIRIP MAS..” jawab guaa dengan volume tinggi sambil merangkul Raffa kecil. Daripada orang-orang ngeliat kita dengan tatapan aneh -_- mending guaa gitu aja deh -_-
**
Selesai membeli martabak kami berdua masuk ke-dalam mobil dan Raffa kecil dari tadi ingin sekali pulang kerumah, ok baiklah guaa akan mengantarnya pulang kali ini.
“ohh iyaa berhubung besok sabtu.. jalan-jalan yook sama geng”
“a—aku tidak janji”
“looh kok bgitu? Ada acara yaa?”
“heei jawab! Malah diam” sedikit menoleh guaa ke-arah Raffa kecil sembari mengemudi.
“lihat saja nanti Raff” sahutannya.
“entar telpon guaa yaa kalau bisa” jawab guaa.
“ummm i-iya Raff”
“ehh kok guaa lupa jalan rumah luu, habis ni belok atau gmana?” tanya guaa sambil memperhatikan jalan raya.
“lurus Raff habis tuu ada pertigaan belok kanan”
“ohh iyaa yaa jalan apa tuu namanya?”
“jalan cendrawasih”
Sekitar 10 menit barulah guaa sampai di-depan gang Raffa kecil.
“mobil gak bisa masuk yaa?”
“aku bisa jalan kaki masuknya Raff”
“guaa ikut antar ke-dalam”
“e—eh tidak usah Raff”
“luu gmana sih hampir seharian guaa nyulik luu masa iyaa gak di-antar sampe depan rumah ketemu nyokap luu”
“e-eh i—ituu..” guaa tidak merespond perkataan Raffa kecil, langsung saja guaa keluar dan menutup pintu mobil lalu membukakan pintu Raffa kecil.
“eluu kenapa sih?” guaa heran dia seperti takut.
“heei.. martabaknya” martabaknya hmapir ketinggalan -_- dan brak! Pintu mobil tertutup dan Raffa kecil di-luar.
Kami berdua melangkahkan kaki ke-dalam gang menuju rumah Raffa kecil, tapi guaa melihat adeknya! Adeknya berada di-depan rumah duduk jongkok? Bentar! Ituu diaa habis nangis atau bagaimana??
“loooh dek.. kok adek di-luar..!” Raffa kecil berlari mengampiri adeknya. Guaa jadi ikut berlari.
“k-kaak.. i-ibu” sahut adeknya.
“i-i-ibu kenapa?” kemudian guaa melihat lengan adeknya seperti telah di-cubit. Cubit? Hah? Bekas cubitan? Guaa sempat menelan ludah.
“dek! Yaa tuhan..” ucap Raffa kecil melihat bekas cubitan di-lengan adeknya kemudian Raffa kecil menoleh ke-arahku.
“Raff.. sebaiknya kamu pulang! Ini sudah malam!” dengan nada ketusnya. Eh kok dia jadi agak galak gitu? Apa ini karna salahku? Bentar! Apa ibunya Raffa kecil marah?
“laah guaa kan belum ketemu ibuu luu” sahut guaa ke-Raffa kecil. Dia tidak merespond lalu kembali memperhatikan adekknya.
“a-adek gak apa?”
“aduuh.. kak sakit!”
“m-m-maaf dek”
Guaa hanya berdiri memperhatikan mereka berdua kemudian pintu rumah Raffa kecil terbuka terlihat ibu Raffa kecil berdiri di-depan pintu. Guaa terkejut bukan main ibunya membuka pintu dengan kasarnya! Apa ibu Raffa kecil benar-benar marah terhadapku?
“dari mana saja Raffa?!!” hah? Bukannya guaa udah bilang di telpon kalau mau ngerjakan tugas? Sebenarnya bohong sih T.T
“R-r-raffa dari rumah teman bu ngerjain tugas..”
“ngerjakan tugas sampe jam sgini?!!!” ucap ibu Raffa kecil membentak.
“tan-tante Raffa ngerjakan tugas di-rumah saya tante, lagian tugasnya memang banyak tante..” ucap guaa dengan pasti. Ibu Raffa kecil lalu memperhatikan diri guaa dan mendekati guaa. Deg! Kok guaa jadi deg-degan gini yaa, apa guaa bakal di-tampar? Guaa sempat memejamkan mata guaa.
“ibuuuu! Jangan!...” ucap adek Raffa kecil. Apa benar guaa akan di-tampar? Tapi guaa membuka mata guaa melihat tangan ibunya Raffa melayang seperti hendak menampar Raffa kecil! Tidaaaaakkkkk!!!
“naak, selamat ulang tahun..” ucap ibu Raffa kecil memeluknya. Ulang tahun? Raffa kecil ulang tahun? Apaa semua ini? Bekas cubitan adeknya? Ini beneran?
“k-kaak selamat ulang tahun” ucap adeknya Raffa kecil. Adeknya juga mengucapkan itu! apa Raffa kecil benar-benar ulang tahun? Guaa pun melihat pemandangan yang begitu menyenangkan dan sekaligus haru disana, dimana Raffa kecil di-peluk oleh ibunya di-tambah pelukan adeknya dari belakang. Huuh sepertinya Raffa kecil benar-benar ulang tahun!
“n-n-nak.. kamu kok sedih? maaf yaa ibu membentak kamu tadi” ucap ibu Raffa kecil yang merenggangkan pelukannya. Guaa bisa melihat dari jarak guaa, Raffa kecil meneteskan air mata! Mungkin dia terharu atau bagiamana.. hmm entahlah.
“Raffa t—t—tidak sedang bermimpi kan bu?” air matanya makin jadi keluar dari pelupuknya. Dia sangat terharu sekali sepertinya.
“Raffa tidak bermimpi nak..” jawab ibu Raffa kecil mengusap bawah matanya.
“dan semua ini adalah ide adekmu” sambung ibu Raffa kecil. Adeknya tersenyum manis menatap Raffa kecil dan mendaratlah pelukan Raffa kecil ke-tubuh adeknya.
**
Ternyata hari ini bukanlah hari ulang tahunnya, melainkan besok lah hari ulang tahunnya. Sepertinya guaa harus beli kado! Tapi kado apaan yaa?? dengan kecepatan sedang guaa mengendarai mobil menuju mall terbesar yang berada di-kotaku ini. Guaa berencana untuk membelikannya sebuah jam tangan dan baju kaos warna putih, sepertinya Raffa kecil suka dengan warna putih!
Setelah membeli baju kaos bewarna putih guaa melangkahkan kaki menuju toko yang menjual aneka jam di situ. Dapat!! Dan untung saja guaa membawa uang lebih hari ini, tapi semua uang guaa habis T.T tapi itu tidak masalah bagi guaa! Karena apa jadinya jika waktu itu Raffa kecil tidak ada? Tidak ada membantu guaa mengerjakan tugas MTK, bisa-bisa nilai di-raport guaa dapat D T.T dan nyokap bokap guaa bakal memarahi guaa sepanjang hari T.T
“Eluu pasti bakal suka dengan pemberian guaa” gumam guaa melihat kedua tas belanjaan.
“ohh iyaa, Ana! Guaa hampir lupa” gumam gua sambil merogoh hape yang berada di-saku kiri jeans guaa. Dapat! Guaa berencana tuk menelpon Ana, guaa mau memberitau kalau Raffa kecil juga ingin berkenalan dan bertemu dengannya. Tapi sayang! Ketika guaa nelpon berkali-kali nomor Ana sibuk.
We're cool for the summer…
(Ha)…
Ooh…
Ooh… *ddrrtt ddrrtt*
Ana Calling..
“h-halo”
“halo Ana, barusan aku nelpon kamu tapi nomormu sibuk”
“umm.. Raffa..”
“iyaa kenapa?”
“b-b-besok..”
“k-kenapa??”
“akuu besok pindah Raff” p-p-pindah?
“Raff” sahutnya.
“k-kamu pindah kemana?”
“aku pindah ke *******”
“bisa kita ketemu sekarang?”
“sekarang?”
“iyaa sekarang.. aku mau ngomong sesuatu ke-kamu”
“t-tapi..”
“pliss Ana, aku mohon!”
“t-tapi aku gak bisa lama-lama”
“bisa kita ketemu ditempat biasa?”
“di-taman?”
“iyaa”
“bisa”
“oke, aku ke-sana sekarang” tuuut. Guaa harus cepat pergi kesana, tapi! Ada satu hal yang menghambat guaa. Besok Ana pindah! Sepertinya guaa harus membeli kado terakhir untuknya T.T duuuh sedih banget yaa guaa di-tinggal oleh permpuan yang guaa sayangi itu T.T
**
“ternyata dia juga ingin berkenalan denganmu”
“ohh yaaa?”
“senang?”
“iyaa…” -_- kok senang sih mau kenalan dengan Raffa kecil -_- atau aku cemburu ya?
“cemburu ya?” tuuh kan ketahuan deh hehe.
“enak ajaaa”
“ngaku!”
“gak!” ucap guaa lalu menghela nafas panjang
“ok, sekarang aku mau tanya” sambung guaa.
“umm..apaan Raff?”
“apa kamu bakal di-sana selamanya?”
“aku gak tau Raff”
“bolehkan besok aku ikut mengantar kamu ke-stasiun?”
“tentu boleh”
“apa kamu berani pergi ke-rumah Eyangmu sendirian??”
“tentu saja Raffa” Ana tersenyum mengarah ke-guaa.
“lagi pula aku kan udah besar” sambungnya.
“ckk tapi kan kamu itu ce…”
“udaah Raff! Percaya sama aku” ucapnya dengan pasti. Guaa hanya bisa menghela nafas setelah mendengar perkataannya itu.
“yaa sudah kamu pulang gihh” Ana berdiri dari kursi taman.
“ aku antar kamu pulang”
“gak perlu rumah tanteku kan dekat aja dari sini” guaa tidak menghiraukan perkataannya itu dan langsung saja guaa menarik tangannya dan pergi dari taman itu.
Sepanjang guaa mengantar Ana pulang kerumah tantenya, kami berdua bergandengan tangan seperti sepasang kekasih yang sedang menjalin cinta guaa sangat menyukai moment ini moment dimana guaa pernah mengalaminya dengan Ana! Tentu dengan Ana karena menurut guaa sosok Ana lah tempat sandaran terakhir bagi pelabuhan cinta yang guaa miliki. (Duuh bahasanya Raffa ya!) hahaa
Dan BESOK! Adalah hari terakhir guaa bertemu dengan Ana! Terakhir? Apakah terakhir? Guaa juga tidak tau.. guaa hanya bisa tersenyum palsu di-hadapan Ana, sebenarnya hati guaa sedikit ter-iris mendengar perkataan bahwa dia akan pindah T.T
“aku sangat senang Raff” ucapan Ana ketika kami telah tiba di-depan pintu pagar rumah tantenya.
“aku juga” sambil memencet hidungnya dengan gemas.
“aku masuk yaa..”
“ok silahkan”
“terima-kasih”
“tentu sayang” diaa seperti tersipu malu. Hehe
“udaah aahh, sana gih.. hush..hush!” usiran Ana yang sudah membuka pintu pagar.
“aku pulang yaa” sahutku.
“umm.. hati-hati yaa sayang” dengan cekikikannya Ana berucap. Guaa membalas dengan tawa lepas hahaa. Ahhhhh Anaaaa!!! Sepertinya diri guaa masih tergila-gila padamu
**
Guaa terbangun dari tidur malam guaa yang panjang, sekarang adalah hari Sabtu! Sabtu! Hari dimana Raffa kecil ultah dan Ana pergi ke-kampung halamannya.. dan untuk pertama kalinya guaa bisa bangun tidur di-pagi hari dengan sendirinya yaa walaupun sekarang udah jam 6.18 pagi hehe.
Seperti biasa guaa melakukan aktivitas setelah bangun pagi, pertama mandi, sikat gigi, ganti seragam, keluar kamar dan turun melewati anak tangga terlihat kak Michell yang duduk di-sofa depan TV sembari nyemil buah pear. Guaa tidak menghiraukan kak Michell yang memanggil nama guaa berkali-kali namun dengan cepat tangannya menjewer telinga kanan guaa -_- huuuhh sakit tau kak -_- setelah beberapa kejadian ribut dengan kakak guaa yang aneh ituu guaa pergi dari rumah yaa tentu saja berangkat menuju sekolah.
“waaah waah tumben Raffa tidak telat, apakah ada hujan badai nanti siang yaa?” guaa melihat ibu wali kelas guaa yang sedang berdiri di-depan meja piket guru.
“ibu lucu banget” ucap guaa sembari tertawa lebar dan ibu Inike (wali kelas guaa) tertawa lebar mendengar perkataan guaa.
“giliran hari sabtu saja cepat turunnya, kalau hari senin? Bagaimana?” guaa hanya terdiam mendengar perkataan bu Inike.
“yoowes, masuk gih..” guaa melangkahkan kaki guaa menuju ke-koridor, melewati koridor ruang guru, kelas Bahasa dan sampailah di-kelas guaa. Raffa kecil! Diaa sudah ada di-dalam kelas..
“idiiiih.. tumben amat si kebo turun cepat.. ada hujan badai kah ntar siang?” sialan -_- langsung aja guaa nyonyor pake sapu tuu bibir wakil ketua kelas guaa yang bernama Dony. Sialan -_- tapi emang bener juga sih hahaaa
“what theee…” ucap Nanda terkejut melihat guaa yang sudah berada di-belakang bangkunya.
“ada hujan badai kah ntar siang?” sambungnya. Sialan -_- lagi-lagi begitu -_- guaa mendengar Raffa kecil tertawa di-samping bangku guaa.
“ngolook yaa kalian berdua!!” cetus guaa.
“elaaah eluu kok malah rajin di-hari sabtu sih? Kan jelas-jelasnya cuman 2 mata pelajaran aja habis itu langsung cus pulang.
“serah guaa” ucap guaa. Nanda pun tertawa.
“galak amat, lagi PMS ya cyiin?” sabar yaa Raff.. sabar! Di-samping luu ada siapa ingat!
**
Guaa melangkahkan kaki guaa ke-sana-kemari, kiri kanan! Seperti itu terus-menerus, melewati kantin, koridor kelas dan koridor guru. Kemana dia berada? Apa diaa berada di-area belakang? Dengan langkah cepat dan sedikit berlari guaa menuju area belakang, area aula dan musholla dan benar saja dia berada di-sana. Raffa kecil! Diaa sedang duduk di-luar musholla. Apakah dia habis shalat? Emang shalat apaan jam 10an gini? Duhha? Ahh entahlah..
“eluu guaa cari-cariin ternyata ada di-sini”
“k—kamu mencariku?”
“ho’oh..” nafas guaa gak beraturan gini yaa habis lari -_-
“luu bisa ikut guaa?”
“ikut kmana Raff”
“ketemu Ana”
“sekarang?”
“enggak taun depan.. ya iyaa lah! Gimana sih luu!”
“ayook cepetan” seru guaa lalu menarik tangannya bangkit dari duduknya.
Saat ini waktu menunjukkan pukul 10.17 pagi. Yupp di-saat hari sabtu sekolah guaa emang seperti ini, hanya ada 2 pelajaran saja dan setelah itu di-perbolehkan pulang. Yeeaaaaay! Enak banget kan hihi tapi itu berlaku hanya untuk kelas tiga saja kalau kelas 2 dan 1 mereka wajib mengikuti kegiatan ekskul di-sekolah! silahkan menikmati yaa adek-adek kelas hahaaa.
“Raffa.. ini kan stasiun” sekarang kita udah sampai di-parkiran stasiun.
“iyaa ini stasiun” jawab guaa lalu keluar dari mobil dan braak menutup pintu mobil.
“ikuut guaa” sambung guaa yang sudah membukakan pintu mobil tuk Raffa kecil.
Guaa melangkahkan kaki menuju area penumpang dan sedikit samar-samar guaa melihat Ana dari kejauhan karena banyak sekali sekumpulan orang-orang lalu-lalang tidak ada berhentinya membuat jarak pandang guaa terbatas. Guaa sedikit kesal dengan Ana karena dia melarang guaa tuk mengantarnya ke-stasiun namun ke-kesalan guaa sirna ketika berada di-dekatnya.
“Raffa!!” teriakan dari seseorang. Guaa mencari sumber suara ituu dan ternyata Ana!
“bawaan kamu mana?” ucap guaa yang heran melihat Ana tidak membawa apa-apa.
“aku udah nyuruh pegawainya buat bawain koperku Raffa” ucapnya sembari tersenyum.
“e—eh jangan bilang yang di-belakang kamu??” sambungya. Guaa pun menoleh ke-belakang. Yupp Raffa kecil hihi untung saja dia gak hilang yaa padahal ketika buru-buru masuk ke-sini guaa sama sekali gak memperhatikan dia
“iyaa diaa Raffa” ucap guaa lalu menarik tangannya. Sekarang posisi kami berdiri sejajar.
“n—nam-namaku Raffa” sembari menjulurkan tangannya. Dia terlihat grogi sekali
“aku Ana.. senang berkenalan denganmu” ucap Ana yang menerima perkenalan Raffa kecil.
“udah-udah kali genggam tangannya.. lama banget dah” celetuk guaa mereka berduapun terkejut dengan gelagapannya pesona mereka emang agak gimana gitu yaa T.T Ana cantik, manis kalau Raffa kecil Imut, gemesin.. hmm wajar aja sih mereka seperti tadi T.T miris guaa ngeliatnya.
“umm.. kalau aku perhatikan baik-baik kalian berdua terlihat mirip”
“aku foto yaa” sambung Ana yang hendak mengambil gambar.
“Raffa senyum” guaa pun tersenyum mengarah kamera hape Ana. Itu sebenarnya yang di-suruh senyum siapa yaa -_-
“tuuh kan mirip” Ana memperlihatkan foto yang telah di-ambil. Guaa melihat lekat-lekat layar hapenya Ana. Mirip dari mana yaa? -_-
Terdengar suara panggilan di-stasiun yang menandakan keberangkatan Ana yang sebentar lagi.
“Raff.. aku harus masuk ke-dalam” ucap Ana. Kemudian degan refleknya guaa memeluknya di-keramaian itu.. ohh tidak! Hatiku! Yuupp hatiku seperti ter-iris lagi T.T guaa gak habis pikir orang yang benar-benar guaa sayang ini akan pergi jauh dari guaa.. shiit!
“jangan lupa telfon aku..”
“ohh iyaa aku hampir lupaa” sambil mengubrak-abrik tas sekolah guaa.
“ini!” ucap guaa menyerahkan boneka yang berukuran sedang itu. boneka panda! Ana tidak merespond perkataan guaa.. namun dia dengan beraninya memeluk guaa.. kami berpelukan lagi dan guaa sempat mendengar samar-samar suara tangisan Ana.
“t—terima kasih Raffa” ucapnya masih memeluk guaa.
“sama-sama Ana” ucap guaa sambil memusut-musut belakang kepalanya.
**
“k-kamu gak apa?”
“Raff!”
“i-i-yaa”
“eluu bisa nginap di-rumah guaa malam ini?”
“ng-nginap?”
“iyaa nginap” diri guaa berasa hampa sekali setelah Ana pergi T.T entah kenapa guaa jadi galau lagi T.T daan saat ini guaa dan Raffa kecil berada didalam mobil dan tepat di-depan gang kecil (gang ibunya berjualan)
“a—aku gak bisa Raff”
“pliss Raff”
“t—tapi..”
“guaa bakal minta izin ke ibu luu secara langsung” tidak ada respond dari Raffa kecil dia hanya memandang guaa saja. entah apa maksud dari tatapannya itu? guaa pun keluar dari mobil dan kali ini Raffa kecil tidak ingin guaa yang membukakan pintu mobilnya. Apa dia marah?
“kok eluu buka sendiri pintu mobilnya?”
“aku bisa sendiri kok” syukurlah Raffa kecil gak marah. Guaa kira tuu anak marah.
Kami berdua melangkahkan kaki menuju gang kecil itu, tidak ada percakapan yang special antara kami berdua hingga sampai di-kedai ibunya.
“Raff.. eluu mau kan” sedikit berbisik ke Raffa kecil.
“a—aku”
“ada apa kalian berdua berbisik-bisik seperti itu hmm?” ucap ibunya sembari membawa piring bersih.
“t-tante” ucap guaa, Raffa kecil melototkan matanya ke-arah guaa.. gak ngefek yaa Raffa hahaa gak takut mah guaa.
“bolehkah Raffa Angkasa Putra menginap di-rumah saya tante?” sambung guaa. Ibunya memberhentikan aktivitasnya.
“apa karna ada tugas lagi?”
“sebenarnya karena di-rumah saya lagi sepi tante” ucap guaa. Yaa emang di-rumah guaa lagi sepi karena bokap dan nyokap masih stay di-rumah mbak Bella.
“panggil ibu saja, jangan tante”
“apa boleh bu?” ucap guaa dan ibu Raffa kecil menoleh sambil tersenyum ke-arah guaa.
“boleh..” ucap ibu Raffa kecil. Untung saja ibunya Raffa kecil memperbolehkan apa jadinya di-saat guaa sedikit galau seperti ini tanpa adanya teman yang menemani guaa. Hikks T.T (LEBAY)
“tapi Raffa harus pulang sebelum sore” sambung ibunya Raffa kecil.
“o—ohh siap bu.. siap” ucap guaa sambil tersenyum ke-ibunya dibalas dengan senyuman ibunya Raffa kecil. Ibunya Raffa kecil baik sekali baik, cantik dan sepertinya masih muda guaa memprediksi seperti itu hehe.
**
Guaa sedikit merasa senang malam hari ini, sebelumnya guaa dan Raffa kecil beserta teman-teman guaa yang gilak ituu bepergian bersama menuju mall tuk menonton bioskop, bermain di-amazone dan bercengkrama di-kafe hingga waktu semakin larut malam. Teman-teman guaa sedikit marah dengan guaa karena guaa telat memberitahu kalau bokap dan nyokap guaa sedang tidak ada di-rumah. Huuuh! Guaa udah tau apa yang mereka lakukan jika bokap nyokap guaa tidak ada di-rumah! Mereka selalu semena-mena jika rumah guaa sepi -_- tapi anehnya kak Michell tidak marah sama sekali -_- dan kedua orang tua guaa pun demikian -_- tapi masalahnya guaa gak suka -_- okk kembali lagi ke topik. Sekarang guaa menuju pulang kerumah kali ini guaa gak pake mobil karena kak Michell yang memakainya. Guaa merasa aneh dengan punggung guaa! Seperti ada orang yang menempel! Ehh Raffa kecil kan di-belakang eluu peeaa -_- hahaa rupanya dia tertidur
“duuh..gak bangun-bangun lagi” gumam guaa ketika sampai di-depan rumah.
“Raffa!” guaa menepuk tangannya yang melingkar di-pinggang guaa. Guaa pun baru sadar jika tangannya melingkar di-pinggang gua.
“….ughh umm i-iyaa Raff”
“bangun bentar gih! Udah sampe nih.. masa iyaa guaa gendong luu ke-kamar”
“h—haaa?” ucapnya. Masih loading nih anak -_-
“bangunnn!!” guaa memukul lengannya yang masih saja melingkar di-pinggang guaa. Raffa kecil pun gelagapan.
“e—ehh m—m-maf Raff..”
“bagus yaaa keluyuran hampir larut malam gini hmm” terdengar suara kak Michell. Tuuh kan -_- bisa kena omel daah guaa.
“Raff cepetan.. gak dengar apa suara kak Michell” ucap guaa. Raffa kecil turun dari motor dengan lemasnya.
Kak Michell menghampiri kami berdua.
“looh ini Raffa kenapa?”
“dek!! Kamu apakan Raffa? Apa kalian mabuk-mabukan haah?!”
“enaak ajaa kami berdua di-tuduh mabuk-mabukkan” kampret dah kak Michell -_-
“diaa ituu anak kecil kak gak bisa tidur larut malam”
“yuuk Raff masuk” sialan -_- guaa gak di-hiraukan. Mereka berdua hilang dari penglihatan guaa -_- kampreet emang kak Michell.
Setelah memasukan motor ke-garasi, guaa beranjak masuk kerumah dan tidak lupa mengunci pintu rumah. Laah mereka berdua dimana? Guaa melangkahkan kaki ke-anak tangga menuju kamar guaa.. kreeek.. terlihat Raffa kecil tertidur pulas -_- ni anak langsung main tidur aja -_- emangnya gak ganti baju, sikat gigi, cuci muka dulu apa yaa -_-
“Raff!” guaa memukul pelan paha Raffa kecil. Posisi Raffa kecil tidur membelakangi guaa saat ini.
“heei.. bangun.. luu jorok banget dah”
“heei” pindah posisi yang hendak melihat wajahnya. Ehh sialan -_- rupanya dia melek (bangun)
“sialan luu.. sengaja yaa luu? Cepat sana ganti baju, cuci muka, sikat gigi!!”
“hehee iyaa Raffa bawel” sahutnya beranjak dari kasur dan mengambil baju yang dia bawa dari rumah dan cuss menuju kamar mandi.
Ini saatnya!! Sekarang jam menunjukkan pukul 11.34 mumpung sebelum pukul 00.00 dan belum berganti hari, guaa mengambil kado yang telah guaa siapkan dari kemarin. Sebenarnya di-pagi hari tadi guaa ingin mengasihnya, tapi sayang ketinggalan di-kamar guaa T.T aarrrgghhh apa boleh buat deh.
“tadaaaa…” guaa mengejutkannya ketika dia keluar dari pintu kamar mandi.
“happy birthday yaa teman baruku” sambung guaa sambil memperlihatkan bungkusan kado guaa.
“heii.. kok diam aja?” guaa heran kok dia diam aja yaa? ehh kok mata Raffa kecil jadi berkaca-kaca gitu??
“Raff.. eluu gak apa?” tanya guaa yang sedikit khawatir melihatnya. Guaa menaruh bungkusan kado itu ke-lantai lalu menatap lekat-lekat wajah Raffa kecil.
“e—elu kenapa?” guaa sedikit khawatir ke-dia. Guaa merasa canggung.. seharusnya jika seseorang memberi kado ke-temannya paling tidak temannya itu merespond dengan riang gembira bukan seperti Raffa kecil yang lakukan saat ini. Apaa guaa salah ucap yaa?
“a—apa aku sedang bermimpi Raff?” ucapannya serak. Sepertinya diaa menahan tangisannya.
“eluu gak mimpi Raff” ucap guaa sambil memegang kedua pipinya yang sedikit basah itu.
“jika ini bukan mimpi apa buktinya?” buktinya?? Mau bukti? Minta di gampar yaa Raffa kecil -_-
“luu bisa merasakan elusan tangan guaa di-pipi luu?”
“….”
“apaa luu melihat jelas guaa berada di-dekat luu? Di-depan lu saat ini?”
“…..”
“apaa luu merasakan pelukan guaa saat ini?” ucapan guaa sambil memeluk erat tubuh Raffa kecil.
“…….”
“Raff”
“aku sayang sama kamu..” sambungnya.
“guaa juga..” ucap guaa yang masih memeluknya.
“aku ju-juga cinta sama kamu Raff” hah? C-cinta?? Cinta? Apaa guaa gak salah dengar?
“ngaco yaa luu” guaa melepaskan pelukan guaa dan menatap wajahnya yang masih terlihat sendu itu.
“a-a-akuu serius” deg!!
“pasti bercanda..” ucap guaa sambil memencet hidungnya dengan gemas.
“aku sayang dan cinta sama kamu Raff” guaa melihat tatapan Raffa kecil yang berubah. Tatapannya terlihat serius.. apa ini?
“a—aku seorang gay Raff” deg!! Apaa? Guaa gak salah dengar kan? Atau guaa yang bermimpi?
“m-m—maf Raff aku membuat kamu terkejut”
“aku tau kamu tidak akan pernah menyayangiku dan mencintaiku”
“tunggu Raff..”
“guaa belum ada bicara sama sekali..!!”
#BERSAMBUNG #HEHE
@lulu_75 @Abdulloh_12 @awi_12345 @QudhelMars @Aurora_69
@QudhelMars iyaa, ini ganti jadi povnya Raffa gede.. povnya Raffa gede gak perlu di kasih "Raffael POV" karena yang buat cerita juga gabung di-sini hehee alias moderatornya..
@awi_12345 mungkin Raffa kecil udah gak tahan dengan perasaannya maka dari itu dia nekat T.T
@lulu_75 yuuk tunggu bagian 11 nya
“aku tau kamu tidak akan pernah menyayangiku dan mencintaiku”
“tunggu Raff..”
“guaa belum ada bicara sama sekali..!!” Raffa kecil gak menghiraukan guaa, dia langsung pergi keluar dari kamar guaa.
“Rafff!!!” guaa sedikit teriak waktu itu. guaa gak habis pikir tengah malam kayak gini bakal ada kejadian yang berada di-luar perkiraan guaa.
“Raff eluu mau kmana?!!” ucap guaa mengikuti langkah Raffa kecil menuju anak tangga.
“aku lebih baik pulang” ucapnya tanpa menoleh ke-arah guaa. Siaal!! Apa-apaan ini hah?? Shitt guaa menggerutu dalam hati.
“Raffaa!!” guaa teriak sekencangnya saat itu.
“deeeeekkk!!!!”
“adekkk kah ituuu??!!” terdengar suara kak Michell dari lantai 2.
“Raff.. plis guaa mohon luu jangan pergi” ucap guaa yang memelankan suara guaa.
“aku sakit Raff” ucapnya. S-s-sakit? Guaa mau memegang keningnya tuk memastikan apakah dia benar-benar sakit, tapi tangan guaa di tepis olehnya. Arrgghh!!
“Raff.. guaa gak peduli luu sayang sama guaa ataupun cinta sama guaa, tapi plis Raff! Luu jangan pergi Raff.. guaa mohon” ucap guaa yang berada di-hadapan Raffa kecil.
“deeeeekkk!!” ckkk suara kak Michell terdengar lagi.
“iyaaa kaaaak!!!, Raffa lagi ada di-bawah” teriakan guaa.
“Raffa.. plis guaa mohon” ucap guaa dengan pelan memegang kedua lengannya.
“aku bodoh” ucap Raffa kecil.
Guua bingung mau bicara apaa? Duuuhhh!! Gua harus bagaimana? Guaa gak marah kalau dia benar-benar cinta sama guaa! Tapi, kenapa respond Raffa kecil seperti sekarang ini? Guaa gak ada sama sekali mengeluarkan ekspresi marah di-hadapannya. Guaa hanya sedikit kaget mendengar perkataanya itu saja gak lebih dari yang lain.
“kalian berdua sedang apaa di-situ??” terdengar suara kak Michell.
“tidur gihh! Udah malam pake teriak-teriak segala!” sambung kak Michell yang terlihat di-lantai 2.
**
Saat ini guaa dan Raffa kecil lagi di-kamar guaa.. yupp untung saja ada kak Michell muncul. Guaa sedikit bernafas lega! Tapi sifat Raffa kecil, sangat berubah. Dia sama sekali gak menghiraukan guaa! Apa diaa takut dengan guaa? Takut guaa bakal marah? Takut bakal guaa ngejauhin dia?? Itu semua gak benar sama sekali! Guaa juga bingung dengan perasaan guaa saat ini, antara senang dan kesal! Suka dan duka.. arrgghhhhh guaa jadi gak bisa tidur T.T
Guaa melihat kado Raffa kecil yang tergeletak dilantai, guaa langsung bangkit dari ranjang guaa dengan sangat hati-hati! Sedikit guaa menoleh ke-punggung Raffa kecil, apa dia sudah tertidur? Mungkin saja sudah.. guaa mengambil kado Raffa kecil itu lalu meletakannya di-meja kaca.
“guaa gak habis pikir..” gumam guaa dengan pelan.
“barang seperti ini bisa membawa malapetaka” sambung gumam guaa. Lalu melihat punggung Raffa kecil lagi! Sepertinya dia sudah tertidur pulas. Guaa berencana tuk mendekatinya, tapi.. entah kenapa sebagian dari hati guaa menolak tindakan itu.. shiit!! Ada apa dengan guaa? Arrgghhh guaa hanya bisa meremas dan mengacak-acak rambut guaa di depan meja kaca dan guaa melihat diri guaa di-cermin. Ada apa dengan luu Raff? Gumam guaa sambil menunjuk cermin.. guaa seperti orang gila saja waktu itu.
Guaa beranjak dari meja kaca lalu mengambil hape guaa, guaa berniat tuk mengechat group teman-teman gilak guaa itu. tapi sayang sekali! Tidak ada balasan dari mereka satupun. Huuuh! Guaa benar-benar gak bisa tidur waktu itu, lantas apa yang harus guaa lakukan? Argghhh!! Guaa benar-benar gila.. arrgghhhh! Tanpa sadar hape guaa terjatuh.. praaak!!
“R-raff?” guaa masih asyiknya memungut hape guaa yang jatuh itu. argghh sial kacanya sedikit retak! I phone 6 guaa oleh-oleh nyokap dari German T.T (ngayal luu Raff)
“k-k-kok luu bangun?” ucap guaa mendongak sedkit melihat Raffa kecil di atas ranjang. Dia mengubah posisinya saat itu. posisinya baring lurus menghadap langit-langit rumah.
Guaa masih memperhatikannya, kenapa dia bangun? Apa karna bunyi hempasan hape guaa yang jatuh tadi kah? Tapi kan bunyinya gak seberapa menggelegar.
“Raff..” ucap Raffa kecil.
“aku minta maaf” sambungnya. Maaf? Dan Raffa kecil kembali ke posisi awal memunggungi guaa. Hmm -_- guaa gak bisa mencerna perkataan dari Raffa kecil.
**
Guaa terbangun di siang hari.. whaaat!! Jelas saja karena guaa baru bisa tidur pukul 3.47 pagi. Sekarang jam berapa? Jam 11.17!! Raffa? Guaa menoleh ke-samping kiri, dia gak ada! Kemana diaa? Kadonya? Tidak ada? Apa dia sudah pergi? Guaa kalang kabut waktu itu, guaa langsung keluar kamar dan berlari kecil menuruni anak tangga dan terlihat kak Michell di depan TV.
“kak!!!”
“Raffa mana kak?”
“pulang” jawabnya singkat.
“pulang kak??!!” ucap guaa. D-d-dia pulang? Raffa kecil pulang?
“adek kelamaan tidurnya makanya dia pulang” sahut kak Michell sambil memakan makanan ringan.
“loooh dek!!”
“mata adek kenapa?” tanya kak Michell yang menoleh ke guaa.
“dek!!”
“adek begadang??” tanya kak Michell yang makin memperhatikan guaa. Guaa langsung duduk di-sampingnya.
“dek!!”
“kak..” ucap guaa lesu.
“adek gak nyangka bakalan kayak gini kak” ucap guaa dengan lesunya.
“a-adek kenapa?” sepertinya kak Michell khawatir.
“adek gak habis pikir kak”
“Dekk!!” sambil mengguncang bahu kiri guaa.
“cerita sama kakak kalau ada masalah.. apa karna Raffa??” guaa menganggukan kepala.
“k-kenapa dengan dia?? Ada apa??”
“apa kakak gak dengar malam tadi?”
“e-e-ehh dengar apa?” guaa langsung melotot ke-arah kak Michell.
“e-eeh iyaa hehee kakak dengar” sudah guaa duga kak Michell mendengarnya karena ruang kamar guaa dan ruang kamar kak Michell hanya bersebelahan di-tambah kami berdua berucap dengan suara yang bisa dibilang cukup keras dan ditambah dengan suasana tengah malam yang sepi. Greeeaat!!
“jadi ada lagi yang naksir sama Raffa, adek yang paling cakep ini? Hmm?”
“kak!!”
Kalian pasti bertanya-tanya kan maksud dari perkataan kak Michell? Yupp sebelumnya guaa juga pernah mengalami hal ini! Dan yang mengetahuinya hanyalah kak Michell, karena kak Michell mempergokin hape guaa.. yupp diaa membaca pesan di-hape guaa yang pesannya itu dari seorang pria. Iyaa benar pria.. dan dia juga menyukaiku dan menyatakan cintanya lewat pesan singkat itu.. tapi guaa tidak menghiraukannya lagi setelah dia mengirim pesan singkat itu. guaa gak mau bahas orang itu lagi ok!! Masalahnya adalah apakah tampang guaa ini ada tampang ke gay-an? -_- arggghhhh!!
“gimana rasanya di tembak sama cowok secara langsung?” ucap kak Michell. Guaa mendaratkan bantal sofa di lengannya.
“galak amat deh hihi” dengan cekikikannya kak Michell.
“kakak kira adek tuu sekarang pacaran sama Fajar”
“kaaak!!!”
“e-eeh mau kemana? Maaf.. maaf” ucap kak Michell yang menarik guaa lalu merangkul guaa.
Kalian tau kan panggilan Fajar ke guaa apaa hmm?? “BEIB” yupp itu adalah kata yang guaa benci! Karena apa?? Karena jika kak Michell mendengar perkataan itu.. kak Michell pasti beranggapan yang bukan-bukan ke guaa. Dia pasti menganggap bahwa adeknya ini gay! Arrghhh tapi entah kenapa hati guaa berasa separuh! Separuh memikirkan Ana, dan separuh lagi memikirkan Raffa kecil yang jelas-jelas baru guaa kenal. Arrgghhhh!!
“kali ini kakak serius mau dengar curhatan adek kakak” guaa hanya melirik kak Michell dan dia membalas dengan cengirannya. Huuuh!
“kak!”
“hmm?”
“adek mau tanya!”
“kakak mau jawab”
“tuuh kan!” guaa mencubit lengan kak Michell.
“e-ehh iyaa maaf maaf.. gal..” guaa langsung melotot dan kak Michell menutup mulutnya dengan tangannya.
“apa tampang adek ini terlihat gay kak?” ucap guaa sambil memperhatikan kak Michell.
“kak! Jawab!” sambil menurunkan tangannya dari mulutnya. Huuuh!
“kalau menurut kakak gak ada..” ucap kak Michell sambil menggelengkan kepalanya.
“ehh.. bentar! Kok ada bau-bau gak enak yaa?”
“ihhhh… jorok… adek belum mandi! Mandi sanaa!”
“kalau gak mandi! Kakak gak mau dengar curhatan adek!!” ucap kak Michell beranjak dari sofa depan TV. Guaa hanya tertawa melihat polah kak Michell hahahaa dia baru sadar udah pake rangkul-rangkul guaa lagi hahaa. guaa sempat tertawa walau hanya sebentar T.T setelah itu guaa termenung memikirkan Raffa kecil.
**
“ada Misca di-bawah!”
“aduuhhh kak.. coba bilang ke-dia kalau adek gak ada di-rumah.. kakak nii gimana sihh! Adek kan pengen nenangkan diri” Ucap guaa sensi.
“m-m-maaf kakak lupa dek”
“aaaahhhh!! Kakak sengaja yaa??!! lagian curhatan adekk kayak di-anggap candaan.. huuuh!”
“minggir” ucap guaa galak ke kak Michell.
“kakak janji ntar bakal serius ngobrolnya”
“taau daaah” guaa keluar dari kamar lalu turun melewati tangga.
Ohh yaa ketika guaa curhat di-siang hari tadi, curhat dengan kak Michell tentunya! Guaa rasanya ingin sekali mengunjungi Raffa kecil. ada apa dengan dia?? Mengapa dia pergi? Tanpa pamit dengan guaa? Arrgghhh apa dia ingin menjauh dari guaa?? Lalu jika benar diaa mencintai dan menyayangi guaa mengapa dia malah pergi? (Raffa!! mungkin aja tuu anak takut sama respond luu yang gak terduga, dia kira luu bakal marah besar atau luu malah ngejauhin diaa, nah maka dari itu dia lebih baik bertindak seperti itu sebelum luu yang ngelakuin hal itu.. ngerti gak??) duuh si pembuat cerita benar jugaa tapi kan nyatanya guaa gak marah sama diaa
“sejak kapan Misca jadi cowok dengan tampang kayak gini” ucap guaaa yang melihat Fajar duduk di meja makan. Kak Michell -_- arghhhhhh sengaja emang yaa!!! kalau guaa tau Fajar yang ada di-bawah guaa gak bakalan turun daah -_-
“haloo be..” guaa langsung mengangkat tangan guaa seperti hendak meninju orang.
“looh mata luu kenapa be.. Raff”
“eluu ngapain ke-sini”
“kan mumpung bokap ama nyokap lu gak ada be.. Raff” -_- langsung aja tuu anak guaa cubit.
“jangan ada kata BEIB di-lingkungan rumah guaa ngerti?!!”
“galak amat sihh.. entar cakepnya luntur lohh”
“seraaah daaah!” ucap guaa sewot.
“pasti ada trouble yaa kan? Uumm Ana lagi??”
“soo toy luu Jar”
“cerita dong.. kali aja guaa bisa meringankan beban luu” sebenarnya guaa pengen banget cerita ke Fajar T.T tapi.. ahhh ini gak mungkin T.T sedangkan kejadian yang sudah lama itu saja guaa gak pernah menceritkannya T.T maaf yaa Jar T.T
“yaa udah kalau emang gak mau cerita, guaa gak maksa kok” dengan mengedipkan mata kirinya. Langsung aja tuu anak guaa sosor pake pisang yang tergeletak di meja makan.
“ugghhh..aaggghh aaaaaaaaampuuuuun”
“rasain nih pisang guaa.. hahaaaa”
**
Sekarang guaa duduk anteng di-atas ranjang guaa sambil mengayunkan kaki guaa ke-depan belakang dan kreeek pintu terbuka, rupanya kak Michell! Sebelumnya Fajar udah pulang ketika pukul 5.17 sore, guaa bahagia sekali ketika diaa ingin pergi dari rumah guaa, tapi kepergiannya membuat guaa sedikit kesal karena dia ingin menjemput dan mengajak jalan nenek lampir si Heni itu -_- arrghhh! Kenapa bisa sih sahabat guaa itu pacaran sama nenek lampir yang jelas-jelas di-benci sama geng -_- ok kembali di-kamar guaa sekarang.
“lagi apa dek?” kak Michell membuka pintu berada di baliknya dan yang terlihat hanya kepalanya saja.
“….” Guaa diam dan menoleh kak Michell.
“kakak boleh masuk?”
“…..”
“yuuuk curhat sama kakak” ucap kak Michell yang sudah masuk ke-kamar guaa dan duduk di atas ranjang di samping guaa.
“…..”
“kakak janji bakal serius denger curhatan adek” guaa hanya meliriknya.
“kakak janji” mengeluarkan jari kelingkingnya dan kak Michell memegang tangan guaa dan memaksa tangan guaa tuk membuka jari kelingking.
“serius kak!” ucap guaa ketus, masih bertahan dengan menutup jari kelingking guaa.
“serius… kakak serius” ucap kak Michell tersenyum manis ke-arah guaa.
“huuuuh..”
“udaah ahh gak perlu kelingking-kelingking segala.. adek percaya sama kakak” sambung guaa yang menggeser tangan kak Michell.
“hehee”
“kakak mau tanya!” ucap kak Michell.
“hmm apaan kak?”
“awal mulanya adek kenal dengan cowok yang bernama Dimas kapan?” deeg!! Dimas!
“…kak! Adek gak mau bahas diaa lagi!”
“….” Guaa melihat kak Michell sepertinya hendak memohon. Tuuh kan bener! Puppy eyes nya keluar, sialaan!!! Huuuh!
“o—okee okee.. adek kasih tau..”
“horeeeeeee” sedikit teriakan kak Michell. Girang banget dah -_-
“diaa teman adek pas adek ikut teater kak..” ucap guaa.
“teman teater? K-kalau teman… kok gak pernah di-bawa kerumah?”
“kan cuman teman teater! Buat apa di-bawa kerumah?”
“yaa paling gak kan di-bawa kesini gitu.. biar kakak tau, biar mama kenal juga”
“buat apa emang?”
“biar tau dan kenal”
“ihhhh”
“terus.. pernah jalan bareng sama dia?” ucap kak Michell.
“kak!! Adek gak mau bahas diaa lagi kak!”
“dek.. bukannya kakak maksa! Kakak menanyakan diaa karena diaa lah yang pertama kali nyatakan cinta ke-adek dan dia ituu cowok… teru..”
“okeee okeee.. adek jelaskan!”
“adek pernah jalan bareng sama diaa.”
“berdua aja?”
“hmm”
“kok cuman berdua?”
“kan..pas adek baru pertama kali ikut teater kenalnya cuman sama dia doang kak”
“umm.. i-ituu pas adek SMP kelas berapa ya??”
“kelas 2.. awal semester 1”
Guaa menjelaskan panjang lebar ke kak Michell mengenai cowok itu.. arrghhh sebenarnya guaa gak mau nyeritakan hal itu.. tapi apa boleh buat kak Michell terus mendesak guaa. Sial! Kenapa guaa bisa mengenal cowok itu! cowok yang menyukai guaa dan mencintai guaa saat masih bocah-bocahnya -_- arrrghhh!!
**
“nyokap luu kapan baliknya Raff?” tanya Misca.
“mungkin sebentar lagi” ucap guaa
“kita lama banget yaa udah gak nginap di-sini lagi” kata Nanda. Mulai deh bahas-bahas nginap di-sini.
“hoo’oh.. kalau guaa nginep di-sini kan bisa tidur bareng sama b…” guaa langsung mencubit lengan Fajar. Huuh dasar!!
“galak amat sih beib” -_- berani-beraninya -_-
“elaaah mulai deh kelakuan suami istri” ucap Gisel.
“kak Michell mana Raff?”
“lagi keluar, mungkin jalan sama pacarnya” ucap guaa sambil mencubit-cubi Fajar karena gemas.
Paling tidak kehadiran mereka membuat pikiran guaa sedikit tenang, entah kenapa setelah kejadian malam itu guaa selalu memikirkan sosok cowok dengan perawakan agak kecil itu. Raffa kecil! di tambah lagi dengan Ana yang tidak ada menghubungi guaa, guaa berusaha nelpon diaa tapi sayang sekali nomor Ana tidak aktif.. jadi double galau guaa T.T
“Raff.. di-kulkas luu adaa apaan?” ucap Agus menuju ke-dapur. Tuuh kan mulai -_- mulai mengubrak-abrik isi rumah guaa -_-
“liaat aja sendiri nooh” guaa masih asiknya mencubit sana-sini di tubuh Fajar. Fajar akhirnya tidak terima di-perlakukan begitu terus-terusan. Tuu anak balik menyerang guaa dengan gelitikannya. Arghhh tidaaak.. kelemahan guaa!!
“ihhh.. kalian berdua yaa” ucap Nanda.
“ahh guaa pindah ahh, mending guaa ikut Agus ke-dapur” ucap Misca
“e-e-ehh guaa ikut” ucap Gisel yang menyusul Misca dan Nanda.
Kami berdua masih asik dengan ke-gilaan kami berdua.. dengan sekuat tenaga guaa berusaha tuk lepas dari tindisan tubuh Fajar..arrggh sial guaa tetap aja kalah sama tu anak wahahahaaa guaa geli banget sumpah dah! Arrghhhh Fajaaaaar!!
“nyerah?”
“gak”
Saat ini kami berdua berada ruang tengah depan TV, guaa telah runtuh dari pertahanan guaa.. guaa telah di tindas oleh Fajar, tubuh Fajar berada di-atas tubuh guaa sambil menggelitik perut guaa.. guaa gak bisa berkutik sama sekali karena energy Fajar lebih kuat di-bandingkan guaa.. huuh!
“nyerah atau gak?” dengan nafas ngos-ngosannya. Guaa hanya diam memperhatikan wajahnya.
“diam? Berarti nambah lagi… ra..” Dia sedikit lengah langsung aja tu anak Guaa tampar dengan pelan pipi kanannya. Plaaak!!
“k-kok luu nampar guaa beib” sambil memegang pipinya.
“ada nyamuk hehee” ucap guaa bohong..
“sakit tauu” sambil memusut-musut pipinya. Guaa pun memegang tangannya lalu menggeser tangannya dari pipinya menggantikan tangannya lalu memusut pipi kanannya yang barusan guaa tampar pelan itu.
“maaf Jar, guaa gak sengaja” ucap guaa.
“hihii.. gak apa kok beib.. guaa malah suka kalau di-tampar sama luu beib”
“ohh mau lagi?!!”
“jangan dong, guaa kan cuman bercanda.. hehee” kami berdua sempat terdiam.
“Raff” sambungnya..
“guaa seneng dekat sama luu” seneng? Maksudnya?
“maksud luu?” guaa memperhatikan wajahnya.
“guaa seneng bisa jadi sahabat luu” ahhh Fajar!
“g-guaa juga kok”
“umm Raff”
“iyaa..”
“boleh guaa cium luu??” deg!! C-c-cium?? Cium? Hah? Apa guaa mimpi? Ini! Ini gak benar kan?? Guaa menatap wajahnya dengan jarak pandang yang dekat ini. shit!! Guaa pasti mimpi… ini pasti mimpi!
*Side Story Of Raffael *
Raffael Putra Wijaya.. nama yang sangat dia sukai.. Raffael hidup di-keluarga yang berkecukupan dan hal itu membuat dirinya sangat bahagia. Dia memiliki keluarga yang baik hati serta saudara kandung perempuannya yang baik hati juga. Kehidupan Raffael berjalan normal saja saat itu. Namun ketika Raffael menginjak bangku SMP, dimana masa-masa itu termasuk masa-masa ke labilannya, di mana masa-masa itu dia mencoba mencari jati dirinya seperti apa. Seiring berjalannya waktu di masa SMP ituu, Raffael termasuk salah satu murid yang cukup populer di sekolahnya hingga membuat cewek-cewek menjerit tidak karuan jika Raffael lewat bahkan sebagian cowok juga ada yang menjerit melihatnya (bences) ke-populerannya bukan karena prestasinya melainkan karena wajahnya yang dibilang cukup tampan, di-balik wajah tampannya sifatnya sangat berbeda sekali dengan wajahnya! Dia cenderung pendiam, cuek, dan mudah emosi! itulah Raffael. Namun ada beberapa cowok yang mainly tidak ngondek dan menyukai Raffael. Salah satunya adalah Dimas! Dimas Sandyansyah! Raffael tidak pernah sekelas dengan Dimas dan Raffael tidak akan pernah mengenal Dimas jika dia tidak mengikuti komunitas teater saat itu.
Tepatnya saat Raffael menginjak kelas 2 SMP, Raffael tertarik tuk mengikuti komunitas teater tapi entah apa yang membuatnya tertarik, mungkin saja iaa ingin mencari jati dirinya di komunitas itu, di-tambah lagi komunitas teater identik dengan kepopuleran! Raffael pun makin tertarik akan hal itu akhirnya Raffael bergabung di-komunitas teater. Dan saat itu lah dimana Raffael mengenal Dimas!
Dimas yang dari awal memang mengikuti komunitas itu, dengan berani memperkenalkan dirinya dengan Raffael. Raffael menyambut dengan senang perkenalan Dimas. Raffael merasa ada interaksi tersendiri dengan Dimas! Raffael sangat menikmati pertemanannya dengan Dimas seiring berjalannya waktu begitupun sebaliknya! Dimas lebih-lebihnya bahagia bisa mengenal Raffael, karena dirinya memang sangat ingin sekali dekat dengan Raffael.
Ketika Raffael mengenal Dimas, lambat laun sifat awal Raffael sirna tapi itu hanya berlaku jika dia berinteraksi dengan Dimas saja. Dimas pernah bertanya ke-Raffael seperti ini
“apakah cuman aku saja yang akrab denganmu Raff”
“iyaa. Cuman kamu!”
Dimas pun tersenyum malu mendengar perkataan Raffael, dan keduanya pun semakin lama semakin lengket seperti prangko. Tapi itu hanya berlaku jika dia berada di-lingkungan teater (taman budaya), jika di-lingkungan sekolah Raffael seperti jaga jarak dengan Dimas, Dimas pun heran dengan tingkah Raffael. Mengapa Raffael seperti itu? apakah dia membenciku? Itulah batin Dimas.
“kamu tidak suka berteman denganku?”
“enggak, kok kamu bilang begitu?”
“kalau di-sekolah kamu beda banget”
“aku gak mau cewek-cewek berisik dan para bences ngatain yang aneh-aneh tentang kita berdua”
“maksudnya?”
“kan kamu bisa lihat kalau aku di sekolah gimana”
“…u-umm ohh iyaa aku paham”
Dimas masih tidak mengerti apa maksud dari ucapan Raffael, atau kah dia tahu bahwa aku seorang…?? Gay..
Hingga suatu hari Dimas dengan beraninya mengirimkan pesan singkat ke Raffael bahwa dia menyukai dan mencintai Raffael, ketika pesan tersebut terkirim yang pertama kali membacanya adalah kakak kandung Raffael yaitu kak Michell, seketika itu juga kak Michell terkejut melihat pesan itu dan langsung menghampiri adiknya yang sedang menonton TV di ruang tengah.
“dek! Apa ini??!!!”
“jelaskan!!!”
“k-kak.. kakak lancang skali membuka hape adek”
“tolong jelaskan apa itu dek!!”
“kak!!!”
“apakah kamu….”
“kak! Adek bukan…!”
“ada apa kalian berdua ribut seperti itu hmm??”
“b-bukan apa-apa mah”
“Michell mau pergi bentar mah”
Saat itu juga lah Raffael menatap layar hapenya dengan perasaan dan pikiran di-luar dugaan. Apa ini? Dimas pasti salah kirim kan? Batin Raffael.
“haloo.. D-dimas”
“h-halo iya Raff”
“apa maksud sms mu itu? apa kamu salah kirim?”
“….”
“Dimas! Jawab!”
“aku gak salah kirim Raff… a-aku benar-benar mengirimnya untuk kamu dan aku memang menyukai dan mencintaimu Raff.. a-aku tau ini aneh Raff! Ini di-luar kodrat.. tapi….. aku gak bisa bohongi perasaanku Raff… sebelumnya aku minta maaf sudah membuat kamu terkejut.. aku tau seharusnya aku tidak mengirimnya kar..”
“udaah!! Cukup!”
Raffael tidak bisa menerima penjelasan Dimas! Sahabat pertamanya itu! sahabatnya yang Gay! Hal itu membuat Raffael galau berkepanjangan.. dan sifatnya semakin hari semakin kalut.. tidak menentu dan jati dirinya semakin di-pertanyakan.. aku bukan gay! Aku normal! Aku menyukai perempuan! Aku bukan pecinta sesama jenis! Aku bukan GAY!!!
@lulu @Abdulloh_12 @awi_12345 @QudhelMars @Aurora_69