It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
“Kamu jangan buka, nanti kamu dihukum” ucap orang itu yang gak aku kenal suaranya. Aku kemudian mengurungkan niatku membuka ikatan itu. Aku terus diam, selanjutnya ada instruksi menyuruh kami duduk di tempat kami berdiri. Akupun mengikuti instruksi tersebut. Kemudian terdengar beberapa orang berlarian entah kemana, 2 suara teriakan itu terasa semakin jauh entah kemana, kemudian suasana menjadi hening. Tak ada lagi suara-suara menyeramkan tedengar.
Kemudian seseorang dengan terdengar melangkah ke suatu sudut di antara kami, kemudian dia mulai bercerita, dia menceritakan tentang kisah-kisah sedih, mulai dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan, terus membayangkan kalau sampai kedua orang tua kita meninggal, di tengah omongannya banyak para siaswa/i yang menangis bahkan sampai menjerit, aku sendiri merasakan kesedihan di hatiku, aku meneteskan air mata terutama pas orang tadi bilang orang tua kita meninggal dunia sedangkan kita masih banyak kesalahan pada mereka.
Mungkin ini semacam acara introspeksi diri, setelah semuanya cukup tenang, kami diperbolehkan untuk membuka ikatan penutup mata kami masing-masing. Dan akupun membukanya, dan yang pertama aku lihat adalah wajah seseorang yang akhir-akhir ini berada di fikiranku, orang yang selalu membuat aku jengkel karena kelakuannya namun juga yang selalu membuat ku tak bisa untuk tak melihatnya. Dia membuka penutup matanya dan perlahan membuka matanya, aku perhatikan setiap inci dari wajahnya, alis tebalnya, matanya, hidung mancungnya dan juga bibirnya yang dulu mencuri ciuman pertamaku dan karena itulah aku jadisering memikirkan sosoknya meskipun aku tahu dia menciumku hanya karena sebuah taruhan konyolnya. Rasa marah dan benciku sama dia sedikit sudah berkurang, aku memang orang yang gak bisa lama untuk benci pada seseorang. Dia menatapku dan tersenyum manis. Aku seketika kikuk dan menghadapkn tubuhku ke arah orang yang tadi membuat kita semua menangis.
Aku baru sadar bahwa kita semua berjajar membentuk lingkaran di tengah lapangan, tepat ditengah-tengah terdapat gundukan kayu bakar yang nantinya akan dijadiin api unggun, aku menoleh kearah samping kananku ternyata disampingku ada Arsya dan disisi lain ada Kak Ardit.
Cukup hening beberapa saat, aku melihat kearah tenda panitia disana ada beberapa orang yang sedang panik entah apa yang terjadi. Kami semua kemudian disuruh untuk berdiri karena akan diadakan prosesi penyalaan api unggun.
@lulu_75 @gelandangan @cevans @o_komo @awi_12345 @bayu15213 @gravitation @Aurora_69 @Cleisso @Gabriel_Valiant juga @Riyand @cowokkumal
@awi_12345 al pilih siapa ya???
@cowokkumal ia, author nya anak pramuka. Kapan2 kita adain camping yuuu hehehe
@lulu_75 dia orang yang curi ciuman pertama Al..
Stay tune yaaa
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
@Aurora_69
@taengoo
@majesty
@o_komo
@boncengek3
@fian_gundah
@hafizpratama
@chupy_slow
@Chrisan
@duatujuh
@bram
@arya_07
@Chi_dudul
@josiii
@liezfujoshi
Numpang mention barang kali kakak-kakak semuan@balaka Happy reading
Sejenak para siswa/i menikmati kehangatan dari api unggun di hadapan kami. Tak lama Kak Erwan masuk lapangan dan berdiri di depan kami di samping api unggun itu.
“Selamat malam semua nya?” Ucap Kak Erwan dan kami semua menjawab sapaannya. “Tadi sebelum tidur sudah kami informasikan bahwa setiap regu wajib mengirimkan perwakilannya untuk menunjukan sebuah penampilan seni dalam bentuk apapun, entah itu nyanyian, puisi, tarian atau lain sebagainya. Untuk itu silahkan untuk regu satu persiapkan penampilan kalian dan yang lainnya mohon menyimak” Ucap Kak Erwan. Aku yang mendengar itu langsung terkejut karena aku gak tahu apa yang akan kelompokku persiapkan untuk penampilan nanti. Aku mencari anggota kelompokku dan mereka ada di seberang tempatku berdiri sekarang. “Baiklah, kalian boleh duduk, dan saya persilahkan untuk sangga satu untuk kedepan dan menampilkan kemampuan seninya. Beri tepuk tangan untuk sangga satu” Lanjut Kak Erwan mempresent sangga yang akan tampil dan kami semua bertepuk tangan.
Sangga demi sangga telah tampil dan aku belum tahu apayang akan sanggaku tampilkan nanti, karena tadi malam aku tidak tidur di tenda sanggaku. Sampai pada akhirnya Kak Erwan mempresent sanggaku dan tak ada satupun orang dari sanggaku yang berdiri. Aku melihat semua orang menatap kearahku, akupun kebingungan dengan apa yang terjadi, selanjutnya seseorang di sampingku melangkahkan kakinya kedepan, aku melihat Kak Ardit melangkah kedepan sambil membawa sebuah gitar, entah kapan dia membawa gitar itu, yang aku tahu tadi Kak Ardit memegang tanganku. Semua orang disini bertepuk tangan kecuali aku yang kebingungan, karena yang aku tahu di sanggaku gak ada yang namanya Ardit. Tapi ada satu orang yang bernama Reksa yang tak pernah aku tahu orangnya yang mana. Sepanjang kegiatan kemarinpun Kak Ardit gak terlihat bersama sanggaku. Entahlah.....
*Lagu yang dinyanyikan Ardit adalah lagu Afgan-Bukan Cinta Biasa
Kak Ardit menyanyikan lagu itu dengan baik, semua siswa/i yang berada disini terpana akan penampilannya, baik suaranya yang merdu juga dengan kemahirannya memainkan gitar itu, aku tak menyadari bahwa dari tadi ada sepasang mata yang menatap tajam kearahku, aku menoleh ke arah samping dan melihat Arsya menatapku horor. Aku tak tahu kenapa dia menatapku seperti itu. Aku tersenyum dan memalingkan mukaku ke arah depan lagi menikmati setiap alunan nada dari suara merdu Kak Ardit meski di fikiranku banyak sekali pertanyaan seperti siapa orang yang di maksud Kak Ardit dan juga kenapa Arsya menatapku seperti itu.
Sampai di alunan terakhir pada nyanyiannya, semua orang bertepuk tangan untuk nya dan memintanya menyanyikan sebuah lagu lagi. Namun karena setiap sangga diberikan kesempatan hanya satu kali, maka Kak Arditpun menyudahi penampilannya dan melangkah menuju tempat duduknya tadi tepat disampingku. Aku menoleh kearahnya, dia duduk dan menatapku balik.
“Apa?” Tanya dia karena aku menatapnya dengan tatapan marah.
“Kenapa Kak Ardit gak bilang kalau Kak Ardit satu sangga sama aku?” Tanyaku.
“Emangnya kamu gak tahu?” tanya Kak Ardit balik dan aku hanya menggelengkan kepalaku dan lekas menatap kearah depan. Disana ada penampilan dari sangga berikutnya.
“Makanya kamu jangan kabur-kaburan kayak kemarin” Ucapnya mencubit pipiku sampai aku kesakitan. Aku memegang bagian pipi yang di cubit sama Kak Ardit barusan.
“Kak Ardit kenapa malah nyubit aku, sih? Sakit tahu”
“Abis kamu kalau dilihat-lihat lucu juga”
“Emangnya aku badut apa” Ucapku memalingkan wajahku ke depan.
@lulu_75 @gelandangan @cevans @o_komo @awi_12345 @bayu15213 @gravitation @Aurora_69 @Cleisso @Gabriel_Valiant juga @Riyand @cowokkumal