It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Part 16
Senin pagi yang cerah, dengan lemas Elo bangkit dari pembaringannya dia terlihat sangat lelah karena semalam matanya tak terpejam sedetikpun.
“Elo kamu belum siap nak?, ini udah siang kamu gak kerja hari ini?” kata mama Elo dari depan pintu kamar
“iya bentar lagi aku mandi ma”
“kamu ada masalah El?”
“nggak kok ma” kata Elo sambil tersenyum, senyum yang dipaksakan
“ya sudah cepat mandi sana”
-*-*-*-
“El...El....ELO!!!” panggil Lita teman kerja Elo dengan nada suara yang sedikit meninggi
“hah?, apa mbak?” jawab Elo terkejut
“kamu ngelamun ya?, pak Roby udah datang kamu gak buatin kopi?”
“hah?, pak Roby udah datang?, kok aku gak lihat?”
“aduuh... Elo...kamu pikirannya kemana sih? Cepetan sana dimarahin nanti”
“i...iya”
Elo memasuki ruang kerja Roby, menyajikan kopi yang telah dibuatnya di meja kerja atasannya itu
“kopinya pak”
“apa kamu baik-baik saja?”
“maksudnya pak?”
“aku bertanya berarti kamu harus menjawab Elo”
“Aku baik-baik saja pak”
“ini kamu yang buatkan?”
“ya pak”
Roby menyesap kopi panas yang tersaji didepannya. Baru seujung lidah Roby menaruh kembali kopi itu dan tersenyum ke sang pembuat "coba kamu minum El”
“....” Elo bingung setelah disuruh meminum kopi yang dia buatkan untuk Roby
“ayo minum, sepertinya kamu butuh kopi pagi ini” lanjut Roby
“tapi pak...”
Roby mengarahkan gelas berisi kopi kearah Elo memberikan isyarat untuk segera meminumnya
“i...iya” dengan ragu Elo menyesap kopi yang dibuatnya, sedetik kemudian ekspresi wajahnya berubah ia baru sadar rasa dari kopi tersebut sangat pahit karena ia lupa menaruh gula di kopi itu
“bagaimana?, enak?” tanya Roby kemudian
“ maaf pak, aku lupa nambahin gula , a..aku buatkan lagi yang baru pak”
“ tidak perlu, apa ada yang meganggu pikiranmu El?”
“ti...tidak ada pak” jawab Elo ragu
“baiklah, kamu bisa keluar, bawa juga kopinya ya”
“iya pak, aku minta maaf”
-*-*-*-
-waktu makan siang-
-Elo-
Sejak pertemuan gue dengan Damar semalam, pikiran gue sering melayang, banyak kesalahan yang gue lakuin sejak pagi tadi dan sempat dapat teguran dari pak Roby.
Gue bahkan gak tau apa yang gue kerjain di depan laptop sekarang, ekspresi Damar dan semua perkataannya terus berputar di kepala gue, rasa sedih yang gue rasakan sejak kemarin berusaha gue tutupi, sedih karena dia ninggalin gue begitu saja padahal gue sayang banget sama dia, gue ngerasa gak berharga di depan matanya, tapi gue tau kalo gue terus bertahan dan mengejarnya gue akan lebih sakit dan gue gak mau nyakitin diri gue sendiri lebih dari ini, biarlah dia pergi walau gue harus sendirian mengobati luka hati yang ada, satu tahun hanya mencintai tanpa balasan sungguh sakit rasanya tapi gue gak mungkin menjadi jahat dengan memaksa dia untuk nerima gue kan?
Drrt drrt drrt
Handphone gue bergetar setelah dicek tertulis nama pak Roby disana
“Halo pak, ada apa?”
“kamu dimana? Ayo kita makan siang”
“aku di pantry pak lagi makan siang juga”
“loh kok?, kamu tau kan harusnya kita makan siang bersama?, kamu sebenarnya asisten pribadiku atau apa sih?”
“maaf pak, sa...saya akan temani bapak makan siang sekarang” dengan cepat gue melangkah menuju ruangan pak Roby, gue bahkan lupa harus menemani pak Roby makan siang
-Roby-
Sikap Elo membuatku benar-benar bingung hari ini, dia terlihat seperti orang linglung, banyak hal yang dia lupakan hari ini, bahkan kopi yang dia buatkan untukku begitu pahit rasanya karena tak diberi gula, aku sengaja menyuruhnya membuatkan kopi untukku, aku menyukai rasa kopi yang dia buatkan, aku mau dia selalu memikirkanku saat membuat kopi itu. Dia juga lupa tugasnya untuk menemaniku makan siang, orang ini pasti sedang memiliki masalah
“apa yang terjadi Elo? Kenapa kamu sedikit berbeda hari ini?” tanyaku berusaha menunjukan perhatianku padanya saat kami sudah duduk di sebuah restoran
“tidak ada apa-apa pak, aku baik-baik saja ”
“jangan bohong kamu terlihat seperti habis putus cinta”
Ekspresi wajahnya berubah, matanya menatap heran diriku sepertinya benar dugaanku, lalu dia menunduk “tidak juga pak, aku baik-baik saja”
“kenapa kamu berbohong, siapa dia?, boleh aku tau?”
“maaf pak kalo pikiranku terbagi hari ini dan membuat banyak kesalahan, aku akan memperbaikinya pak”
Mendengar perkataanya ada rasa marah dalam diriku, orang ini sangat tertutup, aku pikir dengan menjadikannya asisten pribadiku dia bisa lebih dekat dan terbuka denganku, jika begini akan semakin sulit aku mendekatinya
“baiklah kalo begitu, tapi aku mau memberitahu sesuatu”
“apa itu pak?”
“kalau kamu ada masalah katakan saja, ceritakan padaku, aku siap mendengarkan, kalo butuh bantuan katakan saja, aku tidak suka melihatmu murung, jangan pernah anggap aku atasanmu Elo, jadikan aku temanmu untuk berbagi cerita” kataku tulus
“iya pak, terimakasih”
“satu lagi, aku suka senyummu Elo, senyummu sangat manis jadi jangan hilangkan senyummu itu hanya karena hal yang tidak penting”
Jelas Elo tersipu mendengar perkataanku tadi, ia langsung menundukan kepalanya, aku suka wajahnya yang tersipu semakin manis menurutku, orang ini berhasil memporak-porandakan hatiku dengan sikapnya itu, aku harus bisa lebih bersabar lagi untuk mendekatinya
“oh ya, apa kamu sudah mempersiapkan darmawisatanya?, beberapa hari lagi sudah tanggal 30 El”
“ya ampun aku lupa pak” katanya terkejut, aku hampir saja tertawa melihat ekspresinya yang berubah cepat ia terlihat kebingungan lalu mengetik sesuatu di handphonenya “bapak mau bertemu dengan bagian travelnya sekarang atau bagaimana?”
“tidak perlu, biar kamu saja, untuk biayanya hubungi saja bagian keuangan agar mereka mengurusnya”
“baik pak”
----sepulang kerja----
-Elo-
Hari yang cukup melelahkan setelah pulang kantor tadi gue masih harus mengurusi keperluan darmawisata di kantor yang akan diadain 2 hari lagi, sedikit banyak gue bisa sedikit melupakan sedih karena Damar, pria tampan itu gue masih belum bisa ngilangin dia dari pikiran gue mungkin ini yang namanya terlanjur cinta ya?
“kamu baru pulang nak?” tanya mama sewaktu membuka pintu
“iya tadi masih harus ngurusin darmawisatanya ma” kataku dengan senyum
“ayo mandi dulu setelah itu kamu makan ya”
Setelah itu gue masuk dan membersihkan badan lalu mengganti baju dan duduk dimeja makan “semuanya sudah makan ma?”
“iya sudah semua, adikmu juga sudah tidur kalau bapak lagi ke rumah temannya”
“....” gue mengangguk lalu mulai menyantap makanan dengan lahap
“kamu sudah selesai makannya?” kata mama yang sedari tadi duduk menunggu gue di meja makan jika seperti ini pasti ada yang mau dia bicarakan
“sudah ma” kata gue lalu menghampirinya setelah tadi sempat mencuci piring kotor
“duduk dulu nak ada yang mau mama bicarakan” katanya sambil tersenyum
“ada apa ma?”
“kamu ada masalah apa El?”
“a...aku baik-baik saja ma” kata gue gugup
“kamu tau kan gak bisa nyembunyiin sesuatu dari mama? Mama yang melahirkanmu nak, mama kenal betul mana wajah sedih mana wajah marah atau mana wajah senangmu”
“.....” aku hanya tersenyum tidak ada yang perlu dikatakan jelas mama sudah tau bahwa aku sedang ada masalah
“dari kemarin kamu ngelamun terus , mau cerita ke mama ada apa?”
“....” gue diam dan menunduk
“kamu gak mau bilang? ya sudah kalau begitu mama mau ngomong, kamu tau El dalam hidup ini bukan cuman cinta yang harus dikejar untuk masa depan, ada pendidikan, karir, kamu juga masih punya orang tua yang harus kamu banggakan, kejar itu semua capai cita-citamu jadilah pria yang kuat dan hebat jangan jadi pria cengeng karena cinta, kalo kamu gak bisa mendapatkan cinta yang kamu mau pantaskanlah dirimu untuk dicintai nak, dengan begitu tanpa kamu minta cinta pasti datang, kamu masih muda El jalan hidupmu masih panjang” mama terdiam sebentar menatap gue penuh arti, sudah diduga mama tau masalah gue sekarang ,gue tersenyum ke mama, karena sudah tak sanggup lagi menahan semuanya, air mata yang udah gue tahan perlahan menetes lalu gue meluk mama yang duduk di samping gue, mama mengelus lembut pundak gue, gue tersadar bahwa selama ini hanya melakukan pekerjaan yang sia-sia gue kehilangan arah, kehilangan diri gue sendiri Elo yang selalu ceria karena terlalu memikirkan seseorang yang bahkan gak peduli sama gue
-*-*-*-
Gue udah didalam kamar melihat bayangan gue sendiri dicermin , tangan gue bergerak meraih liontin kalung yang gue pakai, ini tanda cinta gue untuk Damar pasangan dari gelang yang gue beri untuk dia pakai yang mungkin sudah dibuang sama Damar, dan gak ada lagi gunanya kalung ini gue pakai, terimakasih Damar untuk semua kisah sama kamu akan aku ingat semuanya sebagai pelajaran berharga dari cinta pertamaku Damar Aditya.
-*-*-*-*-*-*-
///Bersambung////
Thanks udah nunggu update , semoga gak kecewa
Azek... Nampaknya harus bakar ban nih untuk bangunin authornya. Ah... Gue blm dpt kemistri Ello sama Roby lah. Ntah knp gue masih ttp pngen Ello sama Damar karpet itu. Hih.
Lanjut @cowokkumal
Tpi ini msih awal loh tetap tungguin updatenya yah
@lulu_75 iya Elo lgi brusaha move on
Part 17
Gue udah dihalaman depan kantor bantuin masukin tas-tas yang dibawa karyawan lain ke bagasi bus, hari ini kami semua akan berdarmawisata keluar kota selama 3 hari.
Tak lama kemudian pak Roby datang diantar oleh supir pribadinya, setelah dia memberi arahan kepada semua karyawan satu persatu kami memasuki bus, ada dua bus yang sudah dipesan untuk mengantar kami semua. Sebagai asisten pribadi pak Roby gue duduk dibangku sebelah dia gue ngambil posisi dekat dengan jendela.
Gak banyak pembicaraan antara gue juga pak Roby , gue lebih memilih menikmati pemandangan perbukitan yang indah di sisi jalan, semakin lama suhu nya mulai turun dan gue merasa ngantuk
-Roby-
Aku tak salah mengadakan kegiatan darmawisata akhir tahun ini, sekarang aku sudah duduk disamping Elo semoga perjalanan ini menjadi lebih lama agar aku bisa terus berada dekat dengannya.
Ternyata semakin lama suhunya semakin sejuk membuatku sedikit mengantuk, aku hampir saja tertidur saat tiba-tiba ada seseorang yang menyandarkan kepalanya di bahuku , sepertinya Elo sangat lelah sampai ia tertidur begini, wajahnya begitu manis, bibir merah berbentuk gunung itu mendengkur halus, aku senang hari ini dia tampak lebih baik senyum manisnya sudah kembali setelah beberapa hari dia terlihat murung.
Mataku tak lepas memandang wajahnya, jantungku berdetak semakin kencang saking senangnya, tanganku meraih kepalanya dan memposisikannya agar nyaman bersandar dibahuku, pelan aku mengelus pipinya lalu menyentuh bibir yang menciptakan senyum indah yang selalu kurindukan.
Tak berapa lama Elo mulai menggerakkan badannya sepertinya dia terbangun, cepat aku menarik tanganku dari wajahnya
“ah... maaf pak aku ketiduran” kata Elo saat sadar dia tertidur dibahuku lalu dia mulai menegakkan badannya
“loh kenapa bangun?, tidur aja kalo masih ngantuk”
“ehmmm nggak kok pak, udah gak ngantuk lagi”
“kita hampir sampai sepertinya” kataku sambil menunjuk sebuah gapura bertuliskan selamat datang di sebuah desa yang dilewati bus kami
‘tett...tettt...tettt’
‘DUAR.... DUAR.....DUAR...’
‘CIIITTTTT.... PRAKKK....’
kembang api beragam warna saling berlomba diatas langit seiring dengan teriakan selamat tahun baru dan bunyi terompet saling bersautan, semua orang larut dalam kegembiraan menyambut tahun yang baru. Mata Elo terus memandang ke angkasa menikmati keindahan warna warni yang tercipta di angkasa
“ini ayo bakar” kata Roby yang sudah berada disampingnya sambil memberikan sebuah kembang api
“ah nggak...nggak pak, bapak aja” kata Elo ragu, mengingat dimasa kecil sebuah kembang api berbentuk roket pernah meledak di dekat kakinya dan hampir membakarnya, membuatnya bergidik ngeri
“kamu takut?” tanya Roby dengan pandangan geli
“i..iya”
“sini aku bantu” dengan sigap Roby menarik kedua tangan Elo lalu mengenggamnya bersama kembang api tadi dengan posisi mereka saling berhadapan
“nah sekarang pejamkan matamu, terus ucapkan keinginan kamu dalam hati "
“hah??” Elo merasa heran dengan perintah Roby namun dia tetap melakukannnya
Setelah membuka matanya Elo menatap Roby yang sedang tersenyum penuh arti kearahnya yang dia balas dengan senyum singkatnya
Sedetik kemudian Roby memantik api pada sumbu kembang api itu dan keluarlah bola-bola cahaya warna warni dan kemudian meledak di angkasa
‘Duarr...Duar...Duar...’
“apa doamu El?” tanya Roby setelah kembang api tadi habis
“rahasia” jawab Elo singkat matanya masih terus memandang langit
“ah pelit kamu, kalo aku doanya semoga kamu terus tersenyum seperti sekarang, senyummu itu sangat manis”
Wajah Elo sontak merona mendengar ucapan Roby tadi ia lalu berbalik menatap Roby yang juga sedang menatapnya dengan wajah berseri lalu Elo memalingkan wajahnya ia jadi gugup mendapat perlakuan seperti ini dari Roby, dadanya mulai berdetak tak karuan
“ayo ikut aku” kata Roby kemudian lalu menarik tangan Elo. Sesampai di halaman belakang penginanapan Roby menarik Elo ke arah depannya, dari sini Elo bisa melihat berbagai warna kembang api di bawah bukit juga lampu warna warni dari permukiman yang ada di bawah sana, Elo takjub dengan pemandangan yang sedang dia lihat sekarang
“Elo....”
“hmmm?”
“lihat aku dulu”
“iya?, kenapa?”
“Aku sayang kamu, Aku cinta, aku mau kamu jadi milikku, jadi kekasihku, aku mau menjadi alasan kamu untuk terus tersenyum” kata Roby dengan lantang sambil memegang kedua bahu Elo “Aku tau ini mungkin terlalu buru-buru, tapi aku nggak bisa nahan perasaanku sama kamu lebih lama lagi”
“........” Elo terdiam tak bergerak, tak berkata apapun, perlahan dia berjalan mundur sedikit menjauh dari sosok pria yang baru saja mengutarakan perasaan yang sudah lama disimpan, namun kemudian Roby menggenggam tangan Elo
“jangan terkejut, aku tau kamu sama sepertiku El”
“......”
“bagaimana?, aku mohon kamu mau menerima permintaanku , jadilah milikku Elo”
“nngggg....ngggg...”
Elo kehabisan kata-kata sesuatu berputar di kepalanya semakin cepat tubuhnya berguncang, bersamaan dengan jantungnya yang berdetak kencang , Elo lalu pergi meninggalkan Roby yang menatapnya sayu
“ELO...!!!”
Elo tak lagi peduli ada yang memanggilnya, bahkan ia berlalu begitu saja ketika beberapa teman kantornya termasuk Lita mengajaknya berkumpul, ia terus berjalan menapaki tangga menuju kamar tempat dia menginap, kakinya gemetar dan perlahan kehilangan tenaganya dan ia terduduk di belakang pintu setelah dia memasuki kamar tempat dia menginap
“*hahahaha.... Elo loe pasti pusing lebih baik sekarang istirahat” Elo seperti orang gila ia tertawa dan berbicara sendiri “ya... Gue pasti pusing....hahaha itu.... itu semua gak mungkin gue pasti kebanyakan menghayal”
Perlahan dia bangkit lalu menyeret tubuhnya keatas kasur dan berbaring kemudian matanya terpejam.
“Elo, kamu sibuk?, bisa bantu saya sebentar” kata Roby yang menghampiri Elo di dapur penginapan
“ada apa pak?”
Roby berjalan pelan menuju halaman belakang penginapan diikuti Elo yang berjalan sangat pelan sambil menunduk
“apa jawabanmu Elo?” kata Roby santai sambil memperhatikan pemandangan dibawah bukit
“jawaban apa pak?”
“kamu jangan menghindariku Elo, aku yakin semalam kamu tidak tuli”
Elo kehabisan kata-kata namun kelebat bayangan Damar yang meninggalkannya kembali melintas di kepalanya perlahan ia mundur beberapa langkah dengan sedikit menggeleng
“jangan pergi diam disini” kata Roby sambil menggenggam tangan Elo
“Sepertinya bapak salah bicara semalam aku....”
“aku tidak salah bicara Elo, aku benar-benar sayang sama kamu”
“ti...tidak, a...aku, a....aku”
“apa karena kamu masih ingin bersama Damar?, apa kamu belum bisa melupakannya?”
“dari mana bapak tau.... Tidak-tidak aku tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Damar pak”
“HENTIKAN MEMANGGILKU BAPAK!!” hardik Roby “kenapa kamu menciptakan tembok yang terlalu tinggi untuk aku lewati Elo?, tidak bisakah kamu menerima aku?”
Elo hanya terdiam ia semakin ketakutan, Roby membaca raut wajah takut Elo perlahan dia menunduk lalu mengusap pipi Elo dengan punggung tangannya dengan cepat Elo menepisnya dan berjalan mundur
“Aku tidak percaya semua itu, tidak ada yang namanya suka atau cinta apalagi dengan orang sepertiku” Elo berbicara pelan suaranya bergetar
“kasih aku kesempatan Elo untuk bisa buat kamu nyaman”
“tidak...aku...aku tidak mau lagi... semua itu hanya membuatku lelah dan sakit”
Segera Elo pergi meninggalkan Roby yang mematung, setelah melihat Elo pergi meningalkannya Roby terlihat frustasi ia mengacak-acak rambutnya sendiri
“ kenapa harus sesulit ini Elo!!! *ARRGHH....”
---//Bersambung//---
Oh ya puasanya lancarkan? Semoga lancar ya
Btw buat yang gak malam mingguan, jomblo dan merana *hehehe , nih aku kasih hadiah biar gak nangis aku update ceritaku semoga suka ya....
Dan semoga ada yang minat mau baca *tepuk jidat
Love u guys