It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Btw gara2 damar elo jadi trauma dg namanya cinta ya?
Part 18
Setelah mendapat liburan beberapa hari Elo kembali ke aktifitas rutinnya, namun ada yang berbeda kali ini dia lebih pendiam dan dingin
“Kopinya Pak” kata Elo setelah membuat kopi dan menyajikannya di meja Roby lalu ia langsung beranjak keluar ruangan, walau ia berusaha menghindari Roby tapi ia tidak mau meninggalkan kewajibannya sebagai pegawai dan asisten pribadi
“mau kemana kamu?, setidaknya tunggulah sampai aku selesai meminum kopinya, tidak sopan kalau kamu langsung pergi ”
Mendengar kata ‘tidak sopan’ Elo berbalik lalu kembali mendekat ke arah meja Roby “ maaf pak tapi masih ada yang harus saya kerjakan”
“perkerjaan itu juga aku yang berikan ke kamu, lagi pula itu tidak harus selesai hari ini kan?”
“......”
Elo terdiam Roby tersenyum menang “kenapa kamu cemberut Elo?”
“tidak kenapa-kenapa pak, silahkan minum kopinya ”
“baiklah” Roby menyesap perlahan kopi tadi “kopimu selalu nikmat Elo, seandainya kamu bisa membuatkannya setiap pagi saat aku bangun tidur, itu lebih menyenangkan”
“.......” Elo tak berkata apa-apa , ia jelas menunduk malu mendengar perkataan Roby tadi
“segelas kopi nikmat dan bisa memandang wajah manismu sungguh sempurna pagiku, terimakasih Elo sayangku”
“maaf pak, kalau bapak sudah selesai, boleh saya keluar?”
“kamu gugup ya?, maaf kalo aku buat kamu gugup sayang”
“maaf pak sa..saya keluar dulu”
“ya silahkan”
Cepat Elo keluar dari ruangan yang baginya terasa mulai memanas dan membuatnya sulit bernafas, jantungnya bahkan belum berhenti berdetak tak karuan setelah keluar dari ruangan tadi, Roby justru sedang kegirangan dia berhasil membuat Elo benar-benar tersipu walau belum bisa mengembalikan senyum manis Elo untuknya.
-*-*-*-*-
“kamu udah makan siang?” kata Roby yang menghampiri asistennya saat jam makan siang
“belum pak, bentar lagi baru aku makan”
“ya sudah ayo kita makan siang”
“iya”
Dengan patuh Elo mengikuti langkah cepat Roby dari belakang, Elo tau bahwa ia tidak bisa menolak ajakan dari atasannya itu dan bisa ditebak Elo berusaha untuk tidak terlihat canggung ketika duduk bersisian di mobil bersama Roby yang terus menatapnya beberapa saat, salah satu kebiasaan Roby yang selalu dilakukan sebelum menjalankan mobil ketika bersama Elo
Kemudian Roby mendekati Elo mengambil sesuatu di sisi samping Elo lalu mengancingnya disisi sebelah lain “kamu sengaja ya biar aku pasangin sabuknya?, ingat selalu pakai sabuk pengaman kalau berkendara” wajahnya hanya berjarak sesenti dari wajah Elo aroma khas tubuh Roby dan juga harum mint dari rongga mulutnya memenuhi indera penciuman Elo
Sontak Elo mengalihkan pandangannya ke arah samping
“kok diam?”
“.......”
“dari kemarin kamu kelihatan gugup kalo dekat aku El, semoga bukan karena kamu mulai suka sama aku ya”
“Tidak pak, aku biasa saja”
“cepet banget jawabnya, suka juga gak apa kok El” sambung Roby tidak mau kalah sambil tersenyum lebar Elo hanya terdiam,
setelah sampai di sebuah restoran mereka duduk berhadapan, Roby sengaja memilih kursi dekat dengan jendela kaca besar yang menampilkan pemandangan lalulalang kendaraan diluar sana
“oh ya, makanan di darmawisata kemarin kamu yang masak?”
“iya pak, dibantu sama yang lain juga”
“kamu bisa masak ya?, makanannya enak sekali El”
“syukurlah kalo Enak Pak”
“oh ya, mulai besok tolong siapkan aku bekal makan siang yang kamu masak ya”
“tapi pak kalo begitu....”
“tenang nanti aku tambahkan gajimu sebagai ganti menjadi koki makan siangku, kalo masalah waktu aku ijinin kamu masuk 30 menit lebih lambat dari waktu kerja biasanya”
“tapi pak...”
“gak ada penolakan ya Elo, oh ya satu lagi, tolong dimasak dengan penuh cinta darimu sayangku”
“silahkan dinikmati pesanannya” kata seorang pelayan yang memotong pembicaraan mereka, Elo tidak dapat menolak perintah Roby yang menurutnya seenaknya saja
-*-*-*-*-
“tapi bukannya kakak nganterin aku pulang dulu?” kata Elo heran
“seharusnya begitu, tapi tadi papa nelpon ngajak kamu makan malam bareng di rumah”
“tapi.....”
“sudahlah El ikut saja, lagi pula ini kan papaku yang minta, atasanmu juga El”
“iya, baiklah” kata Elo sedikit enggan, keinginannya untuk segera sampai rumah dan beristirahat hilang sudah
-*-*-*-
Elo menatap bangunan tinggi bergaya modern milik pak Leo, ia kembali teringat pertama kali bertemu dengan Roby disini dan saat itu penilaian pertama Elo kepada Roby adalah “sombong dan menyebalkan” dan sekarang Elo sudah benar-benar merubah penilaiannya.
“ayo masuk” ajak Roby kemudian yang diikuti Elo di belakangnya , Pintu rumah terbuka lebar menandakan sudah ada orang di dalam rumah dan benar saja saat Elo masuk ada seorang pria seumurannya yang duduk di sofa ruang keluarga sedang menonton televisi
“kak Roby udah pulang?” kata pria itu kemudian lalu bangkit dari duduknya dan segera memeluk Roby “aku kangen kak”
“E...Edi.. Kamu kapan datang?” kata Roby gugup saat melepaskan pelukan tadi
“baru aja, oh ya kakak udah makan?, kita makan dulu yuk, mama udah masak banyak loh”
“i...iya”
“ini siapa?” tanya Edi sambil menatap Elo dengan kedua alisnya yang terangkat
“oh ya kenalkan ini Elo asisten kakak di kantor” kata Roby memperkenalkan
“hi aku Elo” kata Elo sambil mengulurkan tangannya
“oh gitu, ayok kak kita ke dapur udah ditungguin loh sama mama”
Edy tak acuh dengan sapaan tadi, Elo mematung terdiam, ia menarik kembali uluran tangannya hatinya masih bertanya-tanya siapakan pria bernama Edi tadi sepertinya ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Roby
“Eloo ayo” panggil Roby saat Elo masih mematung
-*-*-*-
“aku antar kamu pulang” kata Roby setelah Elo berpamitan pada pak Leo dan tante Linda tadi, Elo sudah tahu tante Linda adalah adik dari pak Leo itu berarti Edi adalah sepupu Roby dan sepertinya hubungan keduanya sangat dekat seperti kakak adik kandung.
“yah kan katanya mau nganter aku jalan ke mall” belum sempat Elo menjawab Edi sudah memotong kalimatnya
“gak apa pak aku bisa pulang sendiri”
“tuh kan Elo kan bisa pulang sendiri kak Roby , pokoknya aku mau pergi sekarang diantar kakak titik” kata Edi dengan wajahnya yang tegas
“gak apa kamu pulang sendiri?” tanya Roby merasa tidak enak jika Elo harus pulang sendiri padahal Elo datang bersamanya
“iya aku pamit dulu pak, sampai ketemu lagi”
Elo segera berjalan cepat meninggalkan rumah pak Leo ini sudah malam dan mungkin tidak ada angkot lagi ia memutuskan untuk menaiki taksi yang kebetulan lewat walau harganya cukup menguras kantong.
Pria bernama Edi itu cukup mengganggu bagi Elo sejak pertama bertemu dengannya sorot matanya menandakan ia tak suka dengan keberadaan Elo, kemudian kenapa tadi Roby seperti gugup bertemu dengan sepupunya itu?, sikap Roby menjadi sedikit kikuk bagi Elo, ah tetapi untuk apa Elo memikirkan hal yang tidak penting seperti itu
‘maaf kamu harus pulang sendiri, harusnya aku mengantarmu’ begitu chat yang dikirim Roby ke Elo
‘tidak perlu pak, aku baik-baik saja’ balas Elo yang tidak mendapat jawaban dari Roby
-*-*-*-*-
---Another place---
FLASHBACK
“Damar...!!!!” Alvian sedikit berteriak memanggil nama pria tampan yang sedang duduk di depannya sedari tadi orang ini hanya terdiam pikirannya seperti melayang ke suatu tempat, mereka sedang berada di sebuah restoran di pinggir pantai Kuta, Bali menjadi pilihan mereka berlibur kali ini.
“hah?, kenapa kamu teriak?”
“kamu tuh mikirin apa sih?, dari tadi melamun terus, ini hari pertama kita liburan tapi kamu malah bikin rusak suasana” kata Alvian cemberut sambil melipat kedua tangannya di dada
“aku gak mikir apa-apa kok”
“bohong”
“iya beneran, kamukan udah ada didepanku pikiranku cuman fokus ke kamu”
“buktinya dari tadi kamu melamun aku tanyain gak jawab”
“aku lagi mikirin besok mau ngajak kamu jalan kemana aja Vin”
“bener?”
“iya”
Damar sedang bersama Alvian menikmati liburan mereka berdua, atau lebih tepatnya Alvian yang memaksanya berlibur, sebagai bentuk perayaan terjalinnya hubungan mereka yang sempat terhenti beberapa tahun. Jelas ada yang mengganggu pikiran Damar saat ini namun ia tidak bisa dan tidak mau memberitahu apa yang sedang dipikirkannya sekarang ia baru saja kembali bersama Alvian setelah ia pernah ditinggalkan begitu saja dan kali ini Damar tak mau jika ada hal lain yang merusak kebahagiannya sekarang
-EndFlashback-
-*-*-*-*-*-*-
Elo sudah bangun pagi-pagi sekali setelah ia menerima sebuah chat dari Roby yang masuk di handphonenya tadi malam
‘selamat malam Elo, aku harap malam ini kamu bisa tidur nyenyak dan mungkin memimpikan aku , oh ya jangan lupa besok buatkan bekal untukku ya’
Ia bingung menu apa yang harus ia siapkan untuk Roby dan ia tetap membuatkan bekal dengan bahan seadanya karena memang semuanya tanpa persiapan, sangat merepotkan menurut Elo, untung saja Roby itu atasannya hingga Elo tak dapat membantah permintaannya
-*-*-*-*-
“Kopi anda pak”
“oh ya terimakasih, mana bekalku?, kau membuatkannya kan?”
“sudah saya buatkan, apa bapak mau memakannya sekarang?”
“menurutmu bagaimana??”
“kenapa bapak malah bertanya balik?, bukannya itu untuk makan siang bapak?”
“oh ya benar juga, bagaimana pagimu hari ini?”
Dahi Elo mengkerut mendengarkan pertanyaan tadi “biasa saja”
“benarkah?, padahal pagiku hari ini begitu luar biasa, apalagi setelah melihat wajahmu hari ini”
Elo memutar bola matanya , rayuan kali ini benar-benar membosakan baginya
“apakah bapak sudah selesai dengan kopinya?”
“ya silahkan kamu bawa”
Elo hendak mengambil cangkir yang sudah kosong setengahnya saat tiba-tiba telapaknya digenggam Roby dan dengan cepat dikecupnya punggung tangan Elo
“tanganmu begitu halus” kata Roby sambil mengerling nakal, Elo menjadi sulit bernafas rasanya oksigen diruangan ini berkurang drastis, wajahnya jelas merona walau tak begitu tampak karena kulit cokelatnya itu
Pilihan terbaik adalah segera keluar dari ruangan atasannya yang tidak tau malu itu, Elo selalu berusaha bersikap dingin setiap kali berada didekat Roby baginya hal itu mungkin akan membuat Roby menjauh darinya dan melupakan perasaan Roby padanya namun Roby selalu berhasil menggagalkannya dengan perlakuan-perlakuan yang berhasil membuat Elo tersipu, jantung Elo masih berdetak kencang memori saat tangannya dikecup terus berputar di kepalanya, Elo bingung dengan dirinya sendiri seharusnya ia merasa tidak nyaman dan marah dengan hal tersebut ia justru tersipu dengan perlakuan Roby tadi, setelah menenangkan dirinya sendiri Elo lalu mulai melanjutkan tugasnya hari ini.
Di dalam ruang kerjanya Roby sedang berjingkrak-jingkrak senang merayakan keberhasilannya mencium punggung tangan Elo, sebelumnya Roby sudah siap jika saja Elo memarahinya dan mungkin menghajarnya atas sikap kurang ajarnya tadi, namun Elo justru tersipu dengan perlakuannya tadi “sedikit lagi Elo kamu jadi milikku itu pasti”
-*-*-*-*-
“aku mau makan ditemani kamu” kata Roby saat Elo membawakan kotak bekal yang berisi makan siang Roby yang sudah dia siapkan pagi tadi, tidak ada yang istimewa hanya lauk sederhana, namun bagi Roby jelas makan siangnya kali ini sangat spesial, bukan karena apa yang ia makan tetapi siapa yang menyiapkan makanan itu yang membuatnya spesial.
“tapi makanannya hanya untuk satu orang saja, lagi pula aku juga membawa makan siangku”
“ya sudah bawa makananmu dan kita makan bersama”
Elo memandangi Roby dengan malas, memurutnya semakin lama permintaan Roby semakin aneh saja
“kenapa?, ayo cepat dibawa kesini aku sudah lapar” makan siang Elo kali ini dilakukan didalam ruang kerja Roby, sesekali Roby mengambil makanan Elo dan memakannya juga.
“apa makanan bapak kurang?”
“*hehehe nggak kok, cuman mau tau aja rasa bekalmu siapa tau punya mu lebih enak”
“mana mungkin?, kan aku yang masak pak”
“iya semuanya enak, terimakasih sudah perhatian padaku Elo” kata Roby menggoda Elo hanya diam tak menanggapinya dan tetap melanjutkan makannya
-*-*-*-
--Bersambung—
Ditunggu komen dan likenya
Disuruh-suruh atasan pula
Oh bikin makan siang juga
Maksud hati ingin dingin ke dia
Apa daya dia tidak mempan
Pusing sudah ini kepala
Sungguh kuat itu atasan
Kadang hidup sungguh nestapa
Namun asa Elo tetap ada
Elooo oh Elooooo~
Apa cerita ini bisa brlnjut??