[AnTiQuE] Ho Do Tuhan (Kaulah Harapan) - Ch. 5(Unfinished)

Ancient

Hehehehe..............

Akhirnya bisa bikin blog ttg cerita karangan gue.........

Cuman ini masih dalam proses jadi baru kelar chapter 1 dulu

nanti tiap chapter akan diupdate secara berkala........

Moga-moga ada yang mau ngikutin bacanya hehehe.........

TQ before guys....

edyalr07

Ancient wrote:

Tes

slamet...slamet...

happy blogging yo mas..

k a z e

Happy bloggin'

LittlePigeon

Ancient wrote:

Tes

weks

happy blogging

tapi.......

judulnya dah ada yg sama tuh, diganti, pasti lebi baek

de Hati

ini ancient yang hobby matematika bukan? seinget gue dulu pernah saut-sautan soal matematika.

happy blogging ya

charmingazer

happy blogging
sepertinya bener deh om hati....kalau ga salah juga dari bandung yah??kalo ga salah ingat sih secara nih ancient dah lama ga nongol di blog...

Ancient

Iya bener om hati..............

Sudah lama banget ga nongol...........

Masih inget aja.........

Pengen aja bikin blogz.............

Sementara belon diisi......

Soalnya masih sibuk..........

Nunggu bentar nih belon dilaunching hehehehe.........

Trims atensinya ya fren..........

satria

Ancient wrote:

Pengen aja bikin blogz.............

punya blog itu kitanya harus lapank dada dan sabar ... secara ada aja yg suka dan sirik ama blog kita ... selamat ya

Ancient

Trims om Sat................

Moga-moga ga ada yang sirik aja..........

hehehehe............

Ancient

Guys...........

Terima kasih udah menunggu

sekarang gue sudah bisa mengisi blog gue ini..........

Blog ini akan gue isi dengan cerita yang gue karang sendiri........

Kritik dan saran ditunggu

Selamat membaca guys......

Ancient

Chapter 1 :

AT THE BEGINNING

Ancient

We were strangers
Starting out on a journey
Never dreaming
What we'd have to go through
Now here we are
And I'm suddenly standing
At the beginning with you

No one told me
I was going to find you
Unexpected
What you did to my heart
When I lost hope
You were there to remind me
This is the start

Kususuri jalanan seraya memandang bintang yang bertaburan di angkasa. Pemandangan malam hari di East Tsim Sha Tsui begitu mempesona. Kususuri Sin Kuang Tai To dan kulihat begitu banyak manusia berlalu lalang di sekelilingku.

Pagi ini aku terbangun dengan mimpi tentang kejadian yang udah lama berlalu. Kejadian yang ingin kulupakan sejak lama. Aku merasa rindu sekali bersamanya saat terkenang akan kejadian itu. ‘Maafkan aku, kekasih hatiku.’

Ancient

“Halo, Son. Sendirian ya?” sapa Peter teman Indonesiaku di negeri orang ini.

“Iya, bete di rumah sendirian. Ivan sedang berpacaran tuh ama Lisa. Makanya gue bete banget sendirian di rumah. Lha elo sendiri pergi ma sapa?”

“Gue pergi ama Tina. Tina lagi ke kamar kecil tuh. Eh lagi nungguin dia, gue ketemu ama elo. Mau kemana nih?”

“Ga kemana-mana. Just wanna windows shopping. Tapi bosen so cari pemandangan di sini sambil melihat bintang-bintang dan lampu-lampu yang bersinar. Kamu sendiri rencana mau kemana?”

“Ya kita cuman pengen jalan-jalan aja. Ini mau makan di Inter-Continental Hotel. Sssst, tapi jangan bilang-bilang Tina ya. I wanna give a surprise to her.”

“Ok bro. Santai aja ga bakalan gue bocorin kok. Ya udah gue tinggal dulu ya. Bubye.”

“Bubye……….”

Ancient

Kulanjutkan perjalananku. Kususuri gemerlapnya malam di Avenue Star. Emang tidak enak kalo sendirian. Apalagi malam ini adalah malam minggu dimana banyak sepasang sejoli kujumpai dalam perjalananku malam ini. Pulang saja ah. Kulewati Gedung Cultural Centre menuju ke apartemenku di Mong Kok.

Perjalananku kulewati terowongan penyeberangan dan kulihat sepasang muda-mudi saling berciuman. Memang jaman sudah berubah begitu bebasnya mereka berekspresi. Terlalu bebas malah karena kutaksir mereka berusia sekitar 15 tahun dimana masa akil balik. Namun kayanya mereka bukan orang sini. Ketika kudengar mereka bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris bukan dengan bahasa yang penduduk asli gunakan pada umumnya. Namun itu bukan urusanku.

Ancient

Kulanjutkan perjalananku dengan menggunakan bus. Kukeluarkan kartu octopusku sebagai pengganti uang receh untuk menaiki bus. Kuarahkan kartuku ke mesin dan accountku otomatis terpotong. Kuambil tempat duduk di belakang sendiri karena kulihat daerah itu tak ada seorangpun sehingga aku bebas melamun. Sembari menonton jendela kuarahkan pandanganku ke pertokoan yang dilewati. Begitu banyak orang malam ini. Memang pada hari biasapun daerah Tsim Tsa Shui tidak pernah luput dari keramaian. Namun rasanya begitu banyak orang berlalu lalang.

Tiba di perhentian berikut, banyak penumpang yang memasuki bus ini. Sehingga daerah tempat dudukku yang tadi sepi tiba-tiba penuh sesak. Di sebelahku duduk seorang laki-laki muda berusia sekitar 20 tahun. Dia mendengarkan musik melalui headsetnya sembari bersenandung sendiri. Suaranya yang kadang melengking membuyarkan lamunanku.

Ancient

Kuamati wajahnya sebagai ganti lamunanku yang telah buyar. Wajahnya memiliki tipikal wajah asia pada umumnya. Mata sipit hitam mencorong, rambut hitam dengan panjang seleher mengambil model potongan Korea yang saat ini memang lagi booming. Hidung yang cukup mancung menambah daya tarik pemuda itu. Tipikal mahasiswa menurut penilaianku.

Tiba-tiba wajahnya mengernyit. Dia seperti menahan sakit karena sesuatu. Kupegang tangannya.