Teman - teman ada info bagus (minimal menurut saya).
Berkaiatan bagian kampanye dan advokasi isu homoseksual disemua elemen. Ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan 2 minggu kedepan :
1. Tanggal 28 November 08 pukul 09.30 WIB, saya diminta jadi narasumber di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta. Ini menunjukkan ada ruang dialog dalam generasi agama khususnya kristen protestan. Walau ini masih lingkup mahasiswa. Tapi saya pikir ini kemajuan yang mesti kita syukurin. Karena sudah dibuka ruang dialog itu. Saya sebelumnya selalu dorong anak STT untuk diskusi soal homoseksual dalam konteks kristen. Akhirnya terbuka juga ruang dialog tersebut. Katanya anak - anak STT tertarik untuk melakukan penelitian soal homoseksual dalam persfketif kristen.
2. Tanggal 01 Des 08, saya juga akan jadi narasumber di Semarang. Dapat Undangan dari Avatar diskusi soal homoseksual di kampus Muhammadiyah. Ini juga sebuah kemajuan sendiri. Soal pro kontra tidak masalah. yang penting ruang dialog dibangun. Karena kita bukan minta orang lain setuju atau tidak. Tapi kita bagaiman orang lain menghargai hak orang lain dalam hal ini homoseksual.
3. Tanggal 9 - 10 Des 08, akan diadakan peringatan hari anti kekerasan terhadap perempuan Di Yogyakarta. Acara ini akan mengusung soal Yogyakarta Principle. Selain diskusi publik juga akan diadakan pawai Yogyakarta prinsiple. Akan diikuti oleh LSM - LSM LGBTIQ di seluruh. Tuan rumah LSM di Yogyakarta. Teman - teman LSM di Jakarta banyak yang hadir termasuk Ourvoice. Saya kemungkinan akan ikut dalam kegiatan tersebut.
Bagi teman - teman yang minat untuk bisa ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Mari kita ramaikan di Kota Yogykarta. Boleh membawah simbol - simbol LGBTIQ nantinya.
Kalau ada yang minat kontak saya 021 --921--38--925--
Salam
Toyo
Comments
selamat buat kamu dengan perjuangan kamu...saya rasa suatu langkah kecil yang telah menghasilkan perubahan besar...
jalan ini masih panjang...jangan patah semangat...
emang ada Partai Homoseksual ya.... Aneh aja, kok orientasi sexual kok pake acara di-KAMPANYE-kan ??? Kedengaran nya aneh, meskipun gw ini 100% homoseksual (homoseksual sejati, he he he).
PERJUANGAN ???? Perjuangan melawan siapa ? selama ini, secara pribadi sih, aku belum pernah merasa terjajah.
Aku pikir, homoseksual itu hanya merupakan orientasi sex saja. Dan seperti layak nya, sebuah orientasi sex tidak lah selalu perlu untuk di ekpresikan atau di deklarasikan....
ada2 partainya,,, kan benderanya warna pelangi, hehehe :P
mmm,,, maksudnya perjuangan mungkin perjuangan biar kaum gay diakui di masyarakat dan tidak di anak tirikan? berarti melawan society maksudnya. Yup, gw juga nggak merasa terjajah soalnya gw sih cuek2 aja, peduli amat apa kata orang. Tapi, ada juga org2 yg butuh pengakuan dri masyarakat karena mereka ingin merasa 'normal'. Makannya org2 seperti itulah yg "berjuang".
kalau gw personally sih bodo amat, hahaha.... org mau bilang apa kek EGP!
mungkin maksudnya adalah mengkampanyekan bahwa golongan plu itu exist dan tidak seperti animo masyarakat selama ini. Tujuannya mungkin supaya golongan PLU itu lebih diterima masyarakat. Syukur-syukur bisa kayak dinegara-negara lain yang telah melegalkan samesex marriage
gue dukung..
setidaknya orang tidak memicingkan mata tapi menghargai keputusan seseorang..
hi natan... apa kabar....
btw, menurut aku ya, kenapa orang harus memandang kita secara orientasi sexual nya. kenapa gak kita berjuang aja menunjukkan existensi dengan prestasi atau pencapaian terntentu.
dan sebenarnya, kadang golongan kita sendiri sih yang merusak citra kita didepan masyarakat.
semisal, kasus rian, trus waria2 gak jelas di pinggir jalan, kelakuan kita sendiri yang mengundang pelecehan atas kita sendiri.
btw, waria kek, homo kek, semua bisa kok menunjukkan hal2 yang positif di depan masyarakat. dan gak usah pake acara kampanye2an, masyarakat bisa juga menilai pada akhir nya.
sorry, ini pandangan pribadi lho....
1. Kalau misalnya ada gay yang tidak merasa terjajah, itu bersyukur sekali. Dan memang diharapkan itu lah bahwa setiap orang tidak terjajah. Tapi masalahnya tidak semua orang gay dan waria sama seperyi kamu. Mungkin kamu bisa hidup nyaman dan tapi faktanya tidak semua orang sama seperti kamu.
2. Kalau melihat perjuangan hak - hak kelompok gay, jangan dipahami cuma hak yang sempit. Dasarnya adalah, bahwa gay sama dengan heteroseksual. Jadi tidak ada satu orang pun yang boleh dinomorduakan. Saya cuma mau tanya yang sederhana saja, apakah negara kita membolehkan gay hidup bersama dalam ikatan perkawinan? Jawabannya tidak. Tapi mungkin kamu memang tidak mau nikah dengan co secara legal. tapi sekali lagi bahwa tidak semua orang juga sama seperti kamu. Ada yang mungkin mau hidup bersama dgan pasangannya secara aman sama seperti kelompok heteroseksual.
3. Sebenarnya yang kamu sampaikan tidak konsisten. Kamu katakan kamu tidak butuh persamaan karena kamu tidak merasakan diskriminasi. Tapi disisi lain kamu bilang cuek saja kalau diledek atau diejek orang. Artinya bahwa orang masih menilai buruk gay. Masalahnya kamu menyikapi nya masak bodoh saja. Tapi sikap masak bodoh itu tanda bahwa sebenarnya bentuk "kekalahan" dan ketidaktahuan atas hak nya sendiri.
4. Satu lagi bahwa banyak teman - teman waria yang didiskriminasikan. Jangan kita salahkan mereka lagi. ingat bahwa masyarakat sudah merendahkan kelompok gay dan waria.
Kenapa kita kok jadi menyalahkan lagi kelompok gay dan waria.
Waria harus turun kejalan juga karena banyak faktor.
Jangan melihatnya hitam putih saja.
Ada banyak faktor untuk itu..
Mungkin kamu lebih beruntung kamu tidak harus jual tubuh mu untuk makan atau mungkin karena kamu lebih berdaya. Tapi sekali lagi tidak semua orang beruntung seperti kamu. Jadi kalau waria sudah jadi korban, jangan disalahkan lagi. Ini namanya sudah jatuh ketimpa tangga.
Dalam melihat persoalan sosial harus menggunakan analisis relasi kuasa yang tidak seimbang. Sehingga kita tahu siapa yang jadi PElaku dan Siapa yang jadi Korban.
Saya jadi ingat, kalau ada perempuan diperkosa malam hari. kemudian dia lapor ke Polisi. Kemudian apa kata polisi coba, kamu sih jalan malam - malam sendirian. kamu sih pakai rok pendek dan baju ketat. Itu kan namanya mengundang orang memperkosa lagi. Itu namanya REVICTIM, mengkriminalkan kembali korban.
Begitu juga dalam konteks Waria yang menjadi Pekerja seks. Gunakan juga analisa relasi kekuasaa. Siapa yang punya power, pemerintah atau waria itu? Jawab dengan hati kecil mu?
Begitu juga untuk hal - hal yang lain, misalnya kalau mau melihat anak - anak jalanan, orang miskin yang digusur. Jangan disalahkan lagi anak ajalanan dan orang miskinnya. wong dia korban kok malah disalahkan.
5. Mungkin kamu bisa bilang bahwa kamu gak perlu perjuangan hak - hak gay. Karena "katanya" kamu tidak merasakan langsung. Saya cuma berharap bahwa kamu akan tetap mendapatkan kenyamanan itu. Cuma memang biasanya dari pengalaman saya dan teman - teman LSM. Seseorang itu sadar akan ketidakadilan yang dialami pada saat diskriminasi itu langsung mengenai orang tersebut. Misalnya gay itu akan militan kalau dia misalnya sampai direndahkan didepan umum, atau dipecat karena dia gay, atau bahkan disiksa (seperti saya alami). Baru biasanya orang akan terbangun militansi dan sadar bahwa ada ketidakadilan tersebut.
Aku harap kamu tidak akan mengalami itu suatu saat nanti. Sehingga untuk tahu apa itu diskriminasi tidak harus kita mesti disiksa dulu dan dilecehkan dulu. Tapi seharusnya kita tahu dari apa yang orang lain rasakan dan alami. Itu lah namanya orang yang sensitif dan open mainded.
Mudah2an kamu paham maksud aku, saya hanya bicara pengalaman ddan dari hatu nurani saya sebagai mahkluk Tuhan yang harus berpihak pada mereka yang lemah dan tertindas. karena aku yakin Tuhan memerintahkan itu pada setiap orang.
Wasalam
Toyo
Jadi sebenar nya, saya sedikit tau lah bagaimana perjuangan yang dimaksud. Saya sebenarnya setuju dengan aktifitas2 yg berhubungan dengan Gay atau Lesbian. Hanya menurut saya, saya pikir kok fokus atau starting point nya yang agak perlu digeser.
Awal saya komentar, saya agak risih saja dengan judul nya KAMPANYE HOMOSEKSUAL.
Sebenar nya saya ingin mengomentari setiap item dari mas. Tapi, engga lah. justru nanti jadi masalah.
Saya cuma mikir gini lho... bagaimana kalo starting point perjuangan nya saja yang digeser. kita benahi saja dulu kedalam. maksud saya adalah, nanti nya masyarakan akan bisa menilai kok.
karena, seberapa besar perjuangan kita.... kalo secara fakta di lapangan, PLU masih menunjukkan fakta2 negatif, ya percuma.
aku pikir kok lebih baik perjuangan nya lebih ke arah EMPOWERING GAY. kampanye untuk membangun pencitraan yang POSITIF. nah, kalo aktifitas nya seperti itu, saya senang jika bisa ikut bergabung.
gimana menurut mas.
(sengaja saya tidak mengomentari point2 mas, agar tidak memperuncing masalah)
1. Pendidikan
2. pengorganisasian
3. Kampanye dan advokasi.
Tiga hal itu penting dilakukan. Kamu benar bahwa harus dilakukan penguatan ditingkat gay sendiri. Dan ketiga aspek itu harus masukan, pendidikan, pengorganisasian, kampanye dan advokasi.
Saya setuju penguatan di kelompok penting. Buktinya saya selalu melakukan diskusi dalam forum ini. Ini bagian dari pendidikan, pengorganisasi dan kampanye dan advokasi soal hak - hak gay. Ini yang sedang kita lakukan. Makanya aku buat buku, bentuk organisasi Our Voice dan mau nerbitkan majalah. Itu semua bagian dari tiga aspek itu.
Ingat, kita tidak hanya bisa melakukannya di tingkat internal saja (dalam hal ini gay saja). Tapi harus dilakukan dalam konteks masyarakat dan negara.
karena kita hidup sebagai makhluk sosial, ada masyarakat dan negara. Kita bukan hidup di pulau yang semuanya gay. Ada banyak orang tidak setuju dan benci dengan gay. Makanya itu lah perlu dilakukan ketiga aspek itu.
Boleh saja pengorganisasian dilakukan dengan cara apapun. misalnya IPOS dengan masuk melalui musik dan seni. Itu sah - sah saja sebagai pintu masuk untuk melakukan penguatan.
Tapi ingat jangan sampai kalau masuknya melalui tari jangan sampai kejebak dari kegiatan seni - seni saja yang tidak ada unsur politik untuk dapat diadvokasi publik. Saya tidak tahu IPOS apakah cuma nari dan nari saja tanpa memikirkan konteks diluar sana.
Saya ambil contoh misalnya lagu - lagu Iwan Fals, dia masuknya melalui seni. Tapi liriknya penuh dengan kritikan sosial. yang membuat orang sadar akan ketidakadilan. Banyak lagi seniman - seniman yang masuknya melalui seni tapi tujuannya untuk kampanye/advokasi dan pendidikan kepada publik, misalnya lagu slank, ahmad dani, novel Ayu Utami, puisi Rendra, novel Jenar, puisi dan novel Arswendo, film Nia Dinata, monolognya Butet Kartarejasa dan masih banyak lagi.
Kalau misalnya IPOS masuknya melalui tari sebagai alat untuk melakukan pendidikan dan penguatan. Itu boleh saja...
Tapi Gak bisa dong kalau cuma diajarin nari saja. tanpa menciptakan tari - tari yang kritis.
Saya pernah lihat ada tari homoseksual yang dibuat oleh seorang dosen IKJ. Saya menonton di pusat kebudayaan jerman. Keren banget dan bisa ditonton oleh publik jadi tahu apa itu homoseksual melalui tari. Itu namanya gerakan sosial melalui budaya. memang biasanya gerakan budaya itu lebih halus dan mudah diterima.
Tapi kalau misalnya IPOS hanya nari -nari tanpa ideologi. Yang ada ya cuma grups tari. Sampai 100 tahun pun ya cuma tari - tari saja. nanti giliran tiba - tiba ada larangan gay dan waria tidak boleh menampil dimana - mana. Ya sudah lah IPOS bubar tanpa ada perlawanan sedikitpun, karena takut. Maaf saya tidak tahu IPOS itu bagaimana. Saya cuma kasih contoh saja. Tanpa ada maskud menyinggung IPOS karena aku tidak tahu lebih dalam soal IPOS.
Itulah bedanya pengorganisasian dengan pendidikan dan kampanye. Kalau kumpul - kumpul cuma nongkrong, ketawa sana ketawa sini. Jadinya ya kayak cafe sarinah atau pub - pub gay saja. Yang tujuannya memang bisnis dan ketawa - ketawa saja.
Yang aku maksud bahwa kalau mau menegakan keadilan bagi kelompok gay dan perubahan negara. Gak bisa melakukan dengan cuma sibuk penguatan diri gay saja. Gimana mau berubah kalau cuma ketawa sana ketawa sini misalnya.
Nanti kita melakukan apa...pemerintah melakukan apa...Jadi kayak bumi dan langit gitu...Jadi kita jadi ONANI sendiri. Sibuk saja nari dan nari...Tiba - tiba kita ditangkap karena gay...Kan gak lucu kan kalau begitu...
Ok, silakan saja kritik aku dari kata ke kata. Ini bagian dari pendidikan bagi kita semua. Aku belajar dari kamu dan teman - teman. Kamu juga bisa belajar dari aku. Ini namanya proses dialog.
Begitu teman??
Salam
Toyo
dulu, kegiatan IPOOS itu cukup baik kok. banyak kegiatan yang sangat positif. ada kegiatan empowering, edukasi, sosial dll. itu terjadi tahun 93-an. tapi setelah itu jadi kehilangan arah. atau terjebak dengan hal2 remeh temeh. saat ini, skip dulu lah. tapi misi awal nya bagus kok. nah, setelah kehilangan arah, saya juga cabut...
maka, dulu aktifitas saya, saya salurkan ke yayasan AIDS. dalam rangka edukasi. dulu saya bergabung dengan Yayasan Mitra Indonesia. tapi begitu kondisinya mulai tidak kondusif, saya juga cabut.
inti nya buat saya adalah, penguatan di dalam kok mas. selama ini perjuangan ini, setahu saya, berfokus keluar. bukan kedalam.
dan kalo saya liat, lebih banyak kegiatan seminar ini itu. tanpa atau kurang diaplikasi kan ke akar nya...
gimana kalo motto nya: BE A GOOD GAY, BE A GOOD MAN.....
kadang2 saya mikir, bagaimana kita mau dihargai orang kalo kita aja gak menghargai diri kita sendiri. misalnya: terlalu mengexpresikan orientasi sex kita di depan umum.... semisal gini, kita terlalu berlagak seperti banci di tempat2 umum.... saya rasa itu kurang perlu ya.
memang sih, itu merupakan hak asasi dalam berkekspresi, tapi juga harus ingat dengan konsekuensi nya. kalo berlaku seperti banci, ya jangan marah kalo kemudian diledek kayak banci...
ya mungkin wawasan saya masih sempit dalam hal ini mas. tapi sebenarnya saya cukup concern kok dengan issue ini.
Wdeeew, salah mas. Di Kampus Universitas Semarang (hehehe)
Gapapa, besok dah ketemu langsung
Cuman emang manggil dari beberapa organisasi keagamaan seperti KWI, PGI, MUI Jawa Tengah, PW Muhammadiyah, PW NU, beberapa parpol, BEM dibeberapa Universitas di Kota Semarang, dll
Besok pen ketemu mas (hehehe)
Tancaaaap
emang yey mo kewong? kapan nih undangannya?
Emang bener gw setuju enggak usah terlalu dibesar-besarkan, tp
bagaimanapun kita gak bisa nutupin klo msh byk gay yg terjajah dan
terdiskriminasi. Msh byk perusahaan yg jelas2 melarang gay kerja di
situ. Daerah2 di rumah tante gua, jelas2 ada yg bikin aturan "dilarang
keras pendatang homo dan lesbi berdomisili di perumahan ini". Kita, gay
yang selama ini gak terjajah, bukan berarti boleh egois dong, hrsnya kita
mendukung selama kampanyenya positif.
dari mana mereka tau kalo calon pekerja nya GAY. emang ada test ke-GAY-an segala ??? selama kita ini berlaku biasa, rasa nya gak ada masalah ya. kadang kita sendiri yang menciptakan masalah itu sendiri.